Jurding Mata Faqih
Jurding Mata Faqih
Traumatic Cataract
Diajukan Kepada :
Pembimbing
dr. Retno Wahyuningsih, Sp.M
Disusun Oleh :
Anisa Faqih 1710221041
Disusun Oleh:
Mengesahkan:
ii
Katarak Traumatik
Achyut N. Pandey
1
Departement of ophthalmology, VCSG Medical College and Research Institute, Srikot, Srinager Garhwal,
Uttarakhand-246174, India
Abstrak
Katarak traumatik sering terjadi pada mereka di usia muda. Katarak traumatik merupakan
penyebab utama kehilangan kemampuan melihat/visual uniokular yang terjadi secara tiba
tiba. Lensa yang traumatik akan rusak akibat cedera mekanik dan non mekanik. Katarak
traumatik merupakan indikasi dilakukannya implantasi lensa intraokular pada anak anak.
Trauma visual/penglihatan tergantung pada jarak mulai dari terjadinya cedera hingga
dilakukannya pembedahan. Intervensi lebih dini akan menghasilkan penglihatan yang lebih
baik dan beresiko lebih kecil untuk terjadinya amblyopia maupun strabismus. Implantasi
lensa intraokular pada katarak unilateral, pada anak anak berperan penting dalam
memperbaiki aphakia, sehingga membuat penglihatan menjadi lebih baik sekaligus
membantu mempertahankan binokularitas. Artikel ini menjelaskan patologi dasar yang
terlibat dalam katarak traumatik, patogenesis, serta tatalaksananya.
PENDAHULUAN
Mata merupakan organ tubuh yang sangat tipis. Seperti organ lain pada tubuh, mata juga
tidak lepas dari cedera meskipun dilindungi oleh kelopak mata, batas orbital yang
diproyeksikan ke mata, hidung serta bantalan lemak disampingnya. Cedera okular merupakan
penyebab penting hilangnya penglihatan pada anak anak. Cedera okular sering menyebabkan
katarak traumatik seiring dengan kerusakan pada struktur mata lainnya. Katarak traumatik
merupakan penyebab penting dari kehilangan penglihatan uniokular dan sering terjadi secara
tiba tiba. Kerusakan lensa traumatik mungkin disebabkan oleh cedera mekanik maupun non
mekanik. Katarak traumatik merupakan indikasi implantasi lensa intraokular (IOL) pada anak
anak. Implantasi IOL sering digunakan untuk
a) Untuk mempertahankan kemampuan melihat dengan koreksi optik
b) Untuk mencegah berkembangnya amblyopia
c) Untuk mempertahankan penglihatan tunggal binokular (binocular single vision)
d) Untuk mencegah ketidaknyamanan kontak lensa atau kacamata bukan hanya pada
anak anak namun juga pada orangtua
e) Untuk mencegah penyimpangan dari lensa Plus berdaya tinggi yang biasa digunakan
pada aphakia
Kemampuan melihat setelah dilakukan implantasi IOL bervariasi tergantung tingkat
kerusakan hingga struktur okular lainnya serta komplikasi post operatif. Oleh karena itu,
penelitian ini mencoba mengevaluasi kemampuan melihat pada anak anak dengan katarak
traumatik setelah implantasi IOL.
ANATOMI LENSA
Lensa merupakan struktur kristal bikonveks transparan yang terletak antara iris dan vitreous
pada lekukan seperti piring dari fossa patelar dan disokong oleh ligamen
suspensori/suspensory ligament.
KATARAK TRAUMATIK
Katarak merupakan sesuatu yang meredupkan (seperti awan/clouding) pada lensa mata yang
seharusnya transparan, sehingga mencegah terbentuknya gambar yang jelas pada retina. Baik
cedera penetrasi maupun benturan keras dapat menyebabkan katarak traumatik.
Katarak traumatik juga dapat disebabkan oleh kecepatan mendadak yang ditimbulkan karena
gaya tumpul. Katarak traumatik sering terlihat setelah pukulan langsung pada bola mata. Hal
ini terjadi pada 60% kasus setelah terjadi benturan keras minor pada bagian globe mata
(bulbus oculi). Efek total pada bola mata mungkin karena beberapa faktor seperti dampak
langsung dari kekuatan yang mengarah pada bulbus oculli dengan efek maksimumnya adalah
pada titik di mana pukulan tersebut terjadi.
Gaya yang ditransmisikan muncul sebagai gelombang dari suatu tekanan, ketika mata
dikompresi secara tiba-tiba melalui seluruh isi cairannya ke segala arah kadang-kadang
dengan kekuatan ekspulsif, dimana kekuatan maksimumnya mungkin mengarah jauh dari
tempat utama terjadinya benturan (contre-coup). Kekuatan tidak langsung dimana bola mata
tiba tiba terdorong melawan bagian elastis dari orbit mata dan bagian dinding tulang yang
resisten. Efek dari tabrakan tersebut adalah terjadinya gelombang tekanan yang melintang isi
cairan dari mata dimana kornea juga ikut terlibat, aquous terdorong balik ke belakang,
membuat nya berada pada posisi paling depan dari lensa, serta vitreous terlempar ke kutub
posterior dari mata.
OPASITAS LENTIKULAR
Hal ini terjadi oleh karena imbibisi (peristiwa masuknya air pada suatu benda) aqueous atau
sebagian oleh karena efek mekanik langsung dari cedera pada serat lensa. Cedera tumpul
mungkin menyebabkan opasitas baik pada fase akut maupun sebagai suatu gejala sisa.
Katarak berasal dari kapsul lensa yang ruptur oleh karena cedera langsung maupun
countercoup. Kecepatan pembentukan katarak tergantung pada apakah kapsul lensanya juga
ikut ruptur. Apabila ada ruptur maka lensa akan menjadi terhidrasi dan terjadi pembentukan
katarak dalam kurun waktu beberapa jam.
menyebabkan aphakia.
i) Subluksasi lensa
Biasanya terjadi karena robekan sebagian zonula. Lensa yang sublukasi sedikit berpindah ke
area pupil. Saat pupil berdilatasi, pinggirannya mungkin dapat terlihat. Hal ini tergantung
pada lokasi robekan zonular. Subluxasio bisa dalam bentuk vertikal (keatas atau kebawah)
atau lateral (nasal atau temporal)
j) Dislokasi lensa
Hal ini terjadi akibat ruptur zonula total. Bisa mengenai intraokular maupun ekstra okular.
Dislokasi intraokular mungkin anterior (ruang anterior) atau posterior (kedalam vitreous).
Dislokasi ekstraokular bisa terjadi di ruang subkonjungtiva (phakocele) atau diluar dari mata.
k) luka Penetrasi dan perforasi dari mata
Trauma penetrasi disebabkan oleh tabrakan dengan kecepatan tinggi. Cedera penetrasi
merupakan luka tunggal dengan dinding mata berketebalan tinggi akibat benda tajam. Ketika
cedera perforasi merujuk pada luka dengan dua ketebalan penuh (satu yang masuk dan yang
keluar) dari dinding mata akibat benda tajam atau peluru. Setiap cedera penetrasi atau
perforasi di anterior mata dapat berkomplikasi dengan merusak lensa okular. Hal ini biasanya
terjadi khususnya pada anak anak saat bermain. Penyebabnya bisa saja pisau, garpu, pensil,
kuku, anak panah, kompas, sekrup maupun benda tanjam lainnya dan benda asing yang
terbang.
Berbagai bentuk katarak terjadi oleh karena cedera perforasi. Kerusakan lensa dapat
bervariasi mulai dari bagian kecil pada kapsul anterior yang membuat katarak terlokalisir
hingga gangguan katarak total dengan bahan lensa flokulennya mengisi bagian anterior.
Kerusakan kapsular menetap pada beberapa cedera, robeknya kapsul pada awalnya
cenderung menganga dan ujungnya menggulung ke arah luar, sementara di antaranya terdapat
serat-serat lensa yang terkadang menjulur seperti jamur kedalam ruang anterior. Jika terjadi
penyembuhan, sikatriks kecil akan terbentuk di tempat tersebut dengan lipatan traksi dari
kapsul yang berpendar. Perubahan terlokalisir pada berbagai bahan penyusun lensa mulai dari
titik kecil hingga opasitas linier sampai kabut yang tampak seperti sebuah massa.
- Rossete
- Katarak traumatik total
- Katarak intumescent
- Katarak laserasi
TATALAKSANA
Stegmann percaya bahwa prognosis katarak traumatik bisa saja sama dengan katarak senilis
yang biasa terjadi bilamana katarak traumatik tersebut diatasi dengan tepat. Pengecualian
pada kasus dimana kerusakan terjadi pada segmen posterior, vitreous akan menjadi berkabut,
dan retina akan rusak oleh karena trauma yang sama maupun karena penyebaran infeksi.
Katarak traumatik merupakan indikasi dari implantasi IOL pada anak anak. IOL baik primer
maupun sekunder akan berfungsi setelah dilakukannya ekstraksi katarak traumatik. dengan
dasar pemikiran ini, IOL dilakukan setelah ekstrasi lensa yang mengalami trauma tersebut
dilakukan.
KESIMPULAN
Pada kebanyakan anak anak, katarak dapat menyebabkan morbiditas visual oleh karena
trauma okular. Keberhasilan tatalaksana dari katarak traumatik tergantung pada usia,
perluasan dari katarak dan kerusakan pada struktur okular lainnya, jenis cedera dan operasi
yang dijalani. Katarak traumatik lebih sering terjadi pada mereka di usia muda. Cedera
penetrasi juga sering muncul. kacamata aphakia dan lensa kontak tidak baik untuk rehabilitas
dari aphakia karena berbagai masalah yang ada berkaitan dengan penggunaannya. Pelepasan
lensa dengan implantasi pada ruang posterior lensa sekarang ini telah menjadi metode yang
ideal untuk rehabilitasi pasien dengan katarak traumatik. Tindakan operasi yang tepat waktu
dan implantasi lensa pada ruang posterior intraokular merupakan metode permanen untuk
koreksi optik yang mana dapat memperbaiki dan menstabilkan gambar yang ditangkap oleh
retina, meminimalisir aniseikonia dan membantu mempertahankan binokularitas. Pada
trauma visual, hasil nya tergantung pada interval mulai dari cedera hingga dilakukannya
operasi. Intervensi awal akan memperbaiki penglihatan dan sedikit kemungkinan untuk
terjadinya amblyopia maupun strabismus. Seluruh perkembangan penglihatan serta
kepribadian anak bergantung pada pemberian ketajaman visual terbaik kepada pasien yang
berusia muda sedini mungkin. Katarak unilateral pada anak-anak berperan pasti dalam
mengoreksi aphakia, menghasilkan hasil visual yang baik dan dengan demikian membantu
mempertahankan binocularitas.
DAFTAR PUSTAKA
rd
(a) Albert Jakobiec’s: Principles and practices of ophthalmology. 3 Edition. 2008;2:
1375-1377.
rd
(b) Albert Jakobiec’s: Principles and practices of ophthalmology. 3 Edition. 2008;2:
1380-1399.
(c) Dinakaran S, Kayarkar VV. Traumatic retinal break from a viscoelastic cannula
during cataract surgery. Arch Ophthalmol. 2004;122(6):936.
(d) Sarikkola AU, Sen HN, Uusitalo RJ, Laatikainen L. Traumatic cataract and other
adverse events with the implantable ontact lens. J Cataract Refract Surg. 2005;31(3):511-
24.
(e) Shah MA, Shah SM, Shah SB, Patel CG, Patel UA. Morphology of traumatic
cataract: Does it play a role in final visual outcome? BMJ Open. 2011;1(1):e000060.
(f) Shah MA, Shah SM, Patel KD, Shah AH, Pandya JS. Maximizing the visual outcome
in traumatic cataract cases: The value of a primary posterior capsulotomy and anterior
vitrectomy. Indian J Ophthalmol. 2014; 62(11):1077-1081.
(g) Trivedi RH, Wilson ME. Posterior capsule opacification in pediatric eyes with and
without traumatic cataract. J Cataract Refract Surg. 2015;41(7):1461-4.
(h) Chuang LH, Lai CC. Secondary intraocular lens implantation of traumatic cataract in
open-globe injury. Can J Ophthalmol. 2005;40(4):454-9.
(i) Phillips PM, Shamie N, Chen ES, Terry MA. Transscleral sulcus fixation of a small-
diameter iris-diaphragm intraocular lens in combined penetrating keratoplasty and cataract
extraction for correction of traumatic cataract, aniridia, and corneal scarring.J Cataract
Refract Surg. 2008; 34(12):2170-3.
(j) Kumar S, Panda A, Badhu BP, Das H. Safety of primary intraocular lens insertion in
unilateral childhood traumatic cataract. JNMA J Nepal Med Assoc. 2008; 47(172):179-85.
th
(k) Khurana AK.ophthalmology. Ocular injuries. 4 Edition, 2007;401-403.
(l) Menapace R, Findl O, Georgopoulos M, et al. The capsular tension ring: Designs,
applications, and techniques. J Cataract Refract Surg. 2000;26:898–912.
(m) Ohar SRK, Savalia NK, Vasavada AR, Gupta PD. Epidemiology based etiological
study of pediatric cataracts in western India. Indian J Med Sci. 2004;58:115–121.
(n) Tassignon MJ, Gobin L, Mathysen D, Van Looveren J, De Groot V. Clinical outcomes
of cataract surgery after bag-in-the-lens intraocular lens implantation following ISO
standard 11979-7:2006. J Cataract Refract Surg. 2011;37:2120–2129.
(o) Ram J, Gupta N, Sukhija JS, Chaudhary M, Verma N, Kumar S, Severia S. Outcome
of cataract surgery with primary intraocular lens implantation in children. Br J
Ophthalmol. 2011;95:1086– 1090.
(p) Verma N, Ram J, Sukhija J, Pandav SS, Gupta A. Outcome of in-the-bag implanted
square-edge polymethyl methacrylate intraocular lenses with and without primary
posterior capsulotomy in pediatric traumatic cataract. Indian J Ophthalmol.
2011;59:347–351.