PENDAHULUAN
Abses peritonsil termasuk salah satu abses leher bagian dalam. Selain
abses peritonsil, abses parafaring, abses retrofaring, dan angina ludovici (Ludwig’s
angina) atau abses submandibula juga termasuk abses leher bagian dalam (1).
Abses leher dalam termasuk diantara fascia leher dalam sebagai akibat
terbentuknya abses dan biasanya unilateral. Gejala dan tanda klinik berupa nyeri
ditemukan kuman aerob dan anaerob. Tempat terjadinya abses biasanya adalah
dibagian pilar tonsil anteroposterior, fossa piriform inferior, dan palatum superior
(1).
Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling
sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang terjadi kecuali pada
mereka yang sistem imunnya menurun, tapi infeksi bisa menyebabkan obstruksi
jalan napas yang signifikan pada anak-anak. Infeksi ini memiliki proforsi yang
sama antara laki-laki dan perempuan. Di Amerika insiden abses peritonsil berkisar
1
Abses peritonsil terbentuk karena penyebaran organisme bakteri dari
tonsil atau daerah lain sekitarnya. Sumber infeksi dapat berasal dari penjalaran
penjalaran dari infeksi gigi. Dalam hal ini infeksi telah menembus bagian kapsul
tonsillitis akut, yaitu demam tinggi, otalgia, nyeri menelan, nyeri tenggorokan,
(trismus), serta pembengkakan dan nyeri tekan pada kelenjar submandibula (1).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA