Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan


memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep,
penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua
macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Fungi
tidak memiliki klorofil termasuk dalam eukariotik yang mempunyai dinding sel
dan pada umumnya tidak motil dan heterotrof. Berdasarkan morfologinya jamur
dibagi menjadi tiga yaitu, khamir, kapang dan cendawan. Fungi atau adalah
organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya.
Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut sporofit.
Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik kingdom fungi (cendawan dan kapang)


berdasarkan cirri-ciri, habitat dan cara hidup?Bagaimana perkembangan
taksonomi kingdom fungi (cendawan dan kapang)?
2. Bagaimana peranan kingdom fungi (cendawan dan kapang) baik dalam
ekologi maupun ekonomi?
3. Bagaimana upaya pelestarian kingdom fungi (cendawan dan kapang)?
1.3 Tujuan
1. Mampu menganalisis karakteristik untuk menentukan klasifikasi fungi
(cendawan dan kapang) berdasarkan cirri-ciri, habitat dan cara hidup.
2. Mampu menganalisis perkembangan taksonomi kingdom fungi
(cendawan dan kapang)
3. Mampu menganalisis peran kingdom fungi (cendawan dan kapang)
pada ekologi maupun ekonomi.
4. Mampu menganalis upaya pelestarian kingdom fungi (cendawan dan
kapang).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kingdom Fungi (Cendawan dan Kapang)


Fungi berdasarkan penampakannya dikelompokkan ke dalam
jamur benang nama lain kapang (molds), khamir (yeast) dan cendawan
(mushroom) (Gandjar, dkk. 2006). Menurut analisis molekuler, jamur
benang atau kapang dan khamir adalah organisme yang secara
filogenetik bersifat diservei. Artinya, baik jamur benang maupun
khamir terdapat dalam kelompok besar dari Ascomycetes dan
Basidiomycetes, sedangkan cendawan yang diartikan dari mushrooms
atau edible mushrooms umumnya termasuk dalam kelompok
Homobasidiomycetes yang monofiletik (Gandjar, dkk., 2006).
a. Jamur Kapang (Molds)
Kapang dalam bahasa Inggris adalah mold . Merupakan
anggota regnum fungi (kerajaan Fungi) yang membentuk hifa,
biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau
terlalu lama tidak diolah. Meskipun fungi adalah kelompok besar
dan beragam, namun hanya tiga jenis fungi yang penting dan relatif
mudah untuk mengidentifikasinya. Ketiga nya yaitu kapang,
khamir, dan jamur. Fungi dapat dibedakan dari alga karena fungi
tidak mempunyai klorofil dan dengan demikian fungi tidak dapat
melakukan fotosintesis.
Ciri khas dari kapang, adalah memiliki filamen (miselium).
Kapang merupakan mikroba yang penting dalam mikrobiologi
pangan, karena selain berperan penting dalam industri makanan,
kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan.
Pertumbuhan kapang dalam makanan dapat mudah dilihat karena
penampakannya berserabut seperti kapas. Awal pertumbuhannya
mula – mula berwarna putih, jika spora timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang bukan
merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-

2
anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota.
Kapang merupakan jenis fungi multiseluler yang bersifat aktif
karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan
– bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di
bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang
yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.
Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan yang
lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi
air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan
spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan
spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam
jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora
aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1 – 10 μm) dan
ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif
menggunakan aliran udara.
Sifat Fisiologi Kapang ialah sebagai berikut:
1) Kebutuhan air
Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan
air minimal untuk pertumbuhan, hal ini lebih rendah
dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Kadar air
bahan pangan kurang dari 14-15%, misalnya pada beras
dan serealia, dapat menghambat atau memperlambat
pertumbuhan kebanyakan khamir.
2) Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh
baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan
untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 25-30ᵒC tetapi
beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37ᵒC atau lebih
tinggi. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik dan
beberapa bersifat termofilik.

3
3) Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan
oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang
dapat pada kisaran pH yang luas, yaitu 2-8,5 tetapi
biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi
asam atau pH rendah.
4) Makanan
Pada umumnya kapang dapat menggunakan
berbagai komponen makanan, dari yang sederhana
hingga kompleks. Kebanyakan kapang memproduksi
enzim hidrolitik, misal amylase, pektinase,proteinase
dan lipase, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan-
makanan yang mengandung pati, pektin, protein atau
lipid.
5) Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang
dapat menghambat organisme lainnya. Komponen itu
disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi
oleh Penicillium chrysogenum dan clavasin yang
diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Pertumbuhan
kapang biasanya berjalan lambat bila dibandingkan
dengan pertumbuhan khamir dan bakteri. Oleh karena
itu jika kondisi pertumbuhan memungkinkan semua
mikroorganisme untuk tumbuh, kapang biasanya kalah
dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi
sekali kapang dapat mulai tumbuh, pertumbuhan yang
ditandai dengan pembentukan miselium dapat
berlangsung dengan cepat.

Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen


yang bercabang yang disebut dengan hifa. Kumpulan dari hifa
disebut dengan miselium. Hifa tumbuh dari spora yang melakukan
germinasi membentuk suatu tuba germ, dimana tuba ini akan

4
tumbuh terus membentuk filamen yang panjang dan bercabang
yang disebut hifa, kemudian seterusnya akan membentuk suatu
massa hifa yang disebut miselium. Pembentukan miselium
merupakan sifat yang membedakan grup-grup didalam fungi. Hifa
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hifa vegetatif atau hifa
tumbuh dan hifa fertil yang membentuk bagian reproduksi. Pada
kebanyakan kapang hifa fertil tumbuh di atas permukaan, tetapi
pada beberapa kapang mungkin terendam. Penyerapan nutrien
terjadi pada permukaan miselium.

Sifat-sifat kapang baik penampakan makroskopik ataupun


mikroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan
struktur hifa yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa
bersekat atau septat yang membagi hifa dalam ruangan-ruangan,
dimana setiap ruangan mempunyai satu atau lebih inti sel
(nukleus). Dinding penyekat yang disebut septum tidak tertutup
rapat sehingga sitoplasma masih bebas bergerak dari suatu ruangan
ke ruangan lainnya.

KLASIFIKASI JAMUR KAPANG

Berdasarkan ada tidaknya septa dibedakan beberapa kelas


yaitu,

a) Kapang tidak bersepta


 Kelas Oomycetes (spora seksual disebut oospora) terdiri
dari ordo saprolegniales (spesies Saprolegnia) dan
ordo Peronosporales (spesies Pythium).
 Kelas Zygomycetes (spora seksual zigospora) terdiri dari
ordo Mucorales (spora aseksual adalah
sporangiospora) seperti : Mucor mucedo, Zygorrhynchus,
Rhizopus, Absidia dan Thamnidium.
b) Kapang bersepta

5
 Kelas fungi tidak sempurna (imperfecti) tidak mempunyai
spora seksual
 Ordo Moniales
o Famili Monialiaceae : Aspergillus,
Penicillium, Trichothecium, Geotrichum,
Neurospora, Sporatrichum, Botrytis,
Cephalosporium, Trichoderma,
Scopulariopsis,Pullularia.
o Famili Dematiceae : Cladosporium,
Helminthosporium, Alternaria, Stempylium.
o Famili Tuberculariaceae : Fusarium
o Famili Cryptococcaceae (fungsi seperti
khusus atau false yeast) : Candida
(khamir),Cryptococcus
o Famili Rhodotorulacee : Rhodotorula
(khamir)
 Ordo Melanconiales : Colletotrichum, Gleosporium,
Pestalozzia.
o Ordo Sphaeropsidales (konidia berbentuk
botol, dinamakan piknidia) : Phoma,
Dlipodia.
 Kelas Ascomycetes. Spora seksual adalah askospora,
seperti : jenis Endomyces, Monascus,Sclerotinia. Yang
termasuk dalam fungi imperfecti : Neurospora, Eurotium
(tahap seksual dari Aspergillus), dan Penicillium (Gandjar,
dkk, 2006).

1. Rhizopus
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh
dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga
sering tumbuh pada sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus
yang sering tumbuh pada roti adalah R. stolonifer dan R.nigricans.
selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus juga

6
digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi
tradisional, misal R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan
dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah :
a. Hifa nonseptat
b. Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah
tua
c. Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid
d. Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam
e. Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir
f. Tidak mempunyai sporangiola
g. Membentuk hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada
substrat dan hifa fertile yang memproduksi sporangia pada ujung
sporangiofora
h. Pertumbuhannya cepat membentuk miselium seperti kapas
Lebih jelasnya untuk morfologi Rhizopus dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

2.Aspergillus
Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi
gula dan garam tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan
dengan kadar air rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna
hijau, dan membentuk askospora yang terdapat didalam aski
perithesia berwarna kuning sampai merah. Grup A. niger
mempunyai kepala pembawa konidia yang besar yang dipak secara
padat, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat.

7
Konidianya kasar dan mengandung pigmen. Grup A. flavus-oryzae
termasuk spesies yang penting dalam fermentasi beberapa makanan
tradisional dan untuk memproduksi enzim, tetapi kapang dalam
grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. A. oryzae
digunakan dalam fermentasi tahap pertama dalam pembuatan
kecap dan tauco. Konidia dalam grup ini
berwarna kuning sampai hijau, dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah :
a. Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang
terdapat dibawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan
yang muncul diatas permukaan adalah hifa fertil.
b. Koloni kelompok
c. Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel
miselium yang bengkak dan berdinding tebal)
d. Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya,
membawa sterigmata dimana tumbuh konidia
e. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak
berwarna
f. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam
g. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 0 C atau lebih.
Lebih jelasnya untuk morfologi Aspergillus dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:

3. Penicillium

8
Kapang ini sering menyababkan kerusakan pada sayuran,
buah-buahan dan serealia. Penicillium juga digunakan oleh dalam
industri untuk memproduksi antibiotik.
Beberapa ciri spesifik Pencicillium adalah :
a. Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna
b. Konidiofora septet dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa
dibawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang
c. Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan
sterigmata atau fialida muncul dalam kelompok
d. Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari
sterigmata
e. Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian
berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan Lebih jelasnya untuk
morfologi Penicillium dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

4. Neurospora (Monila)
Neurospora (Monila) sitophila dan N. crassa merupakan
spesies yang umum dijumpai pada makanan dan disebut kapang
roti merah atau kapang nasi merah karena pertumbuhannya yang

9
cepat pada roti atau nasi dengan membentuk warna merah-oranye.
N. sitophila juga digunakan dalam pembuatan oncom merah.
Pembentukan askospora yang terdapat didalam perithesia jarang
terlihat pada kapang ini.
Ciri-ciri spesifik Neurospora adalah sebagai berikut :
a. Miselium septat, kemudian dapat pecah menjadi sel-sel yang
terpisah
b. Miselium panjang dan bebas tumbuh diatas permukaan
c. Hifa aerial membawa konidia yang bertunas, berbentuk oval dan
berwarna merah jambu sampai oranye merah, serta membentuk
rantai bercabang pada ujungnya.
Lebih jelasnya untuk morfologi Penicillium dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Tabel 1 di bawah ini merupakan ringkasan dari beberapa jenis


kapang yang sering merusak bahan pangan yaitu :

Jenis Kapang Warna Spora Pangan Yang Dirusak


Aspergillus Hitam, hijau Roti, serealia, kacang-

10
kacangan
Penicillium Biru hijau Buah-buahan, keju
Rhizopus Hitam di atas, hyfa Roti, sayuran, buah-
berwarna buahan
Putih
Neurospora merah-oranye Roti , nasi
(Campbell, dkk, 2003)

b. Jamur Cendawan (Mushroom)


Jamur cendawan atau jamur makroskopis merupakan jamur-
jamur yang tubuh buahnya berukuran besar (berukuran 0,6 cm dan
lebih besar) yang merupakan struktur reproduktif yang terbentuk
untuk menghasilkan dan menyebarkan sporanya (Kibby, 1992).
Ciri-Ciri Jamur Cendawan:
 Memiliki dinding sel terdiri dari zat kitin
 Dapat dilihat dengan mata telanjang
 Tubuh buah dapat dipetik dengan tangan
 Hifa berasal dari spora
 Berbentuk seperti payung.

Cendawan memiliki bagian


yang disebut dengan tubuh
buah. Tubuh buah tersebut
terdiri dari holdfast atau bagian
yang menempel pada substrat,
lamella, dan pileus

(Dwidjoseputro, 1994).

Jamur Cendawan dapat ditemukan di berbagai habitat,


meskipun masing-masing spesies dapat dibatasi dalam jumlah
yang dapat ditinggali. Misalnya, jamur yang biasanya tumbuh
di batang pohon yang membusuk di hutan tidak mungkin
ditemukan di bukit pasir. Ini adalah salah satu daya tarik besar

11
berburu jamur. Kebanyakan spesies jamur adalah saprotrof,
konsumen dari zat organik mati, atau ektomikoriza, hidup
secara simbiotik dengan akar tanaman berkayu yang hidup.
Jamur besar yang timbul dari tanah hutan cenderung menjadi
ektomikoriza, setidaknya di hutan beriklim sedang atau utara,
sementara yang kecil ditemukan di daun yang membusuk atau
pada kayu lebih mungkin menjadi saprotrof.

Cara hidup Jamur Cendawan:

Reproduksi cendawan pada umumnya berreproduksi secara


seksual dan aseksual (Schlegel dan Schmidt, 1994).

2.2 Perkembangan Taksonomi Kingdom Fungi (Cendawan dan Kapang)

Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu


fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki
beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga
struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti tanaman, kebanyakan
fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari
kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang
berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga
lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan
yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh
(eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel
fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan (Ali, 2005).

2.3 Peranan Kingdom Fungi (Cendawan dan Kapang) pada Ekologi maupun
Ekonomi

Potensi ekonomi kapang tersebut diantaranya adalah; sebagai bahan pangan


dan obat-obatan, penyubur lahan, biopestisida, penghasil enzim dan bahan
bioaktif lainnya, serta obyek dalam penelitian genetika (Gandjar,1999).

Kapang pada serasah daun umumnya bersifat saprofit dan berperan sebagai
pengurai bahan organik. Keberadaan kapang tersebut berperan besar dalam

12
menjaga kelangsungan daur berbagai materi khususnya daur Karbon, Nitrogen,
dan Fosfor (Cromack and Caldwell, 1992). Oleh sebab itu kapang pada serasah
daun secara langsung berperan dalam menjaga tingkat kesuburan dan
keseimbangan ekosistem tanah.

Jamur cendawan yang bermanfaat tentu saja ialah jamur pangan (edible
mushrooms) dan jamur obat (medicinal mushrooms). Jamur pangan misalnya,
jamur merang (Volvarfelia votvacea), jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur
kuping (Auricularia auricula). Jamur rayap (Termitomyces sp.), di samping
sebagai jamur pangan, juga dapat berkhasiat sebagai obat, karena dapat
memperkuat perut dan menyembuhkan ambeyen (bawazir) . Jamurjamur pangan
ini selain enak rasanya, juga bemilai gizi tinggi, karena mengandung asam amino
esensial yang relatif lengkap. Sementara itu, yang dimaksud dengan jamur obat
antara lain reshi dan ling zhi (Ganoderma sp.), yang dinilai mampu menghambat
pertumbuhan tumor dan khasiat lain. Berikutnya, shiftake (Lentinula sp.), sebagai
obat antikanker, Cordyceps sp., yang mampu meningkatkan system kekebalan
tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan virus, Maitake (Grifola frondosa),
mampu merangsang sistem kekebalan dan efektif melawan tumor (Schlegel, H. G.
dan K. Schmidt, 1994)
2.4 Upaya Pelestarian Kingdom Fungi (Cendawan dan Kapang)

 Tidak membuang sampah atau bahan-bahan kimia sembarangan


 Tidak membuang sampah plastic atau sampah yang sukar mengurai
sembarangan
 Tidak mencabut jamur yang tumbuh disuatu tempat
 Menjaga kondisi lingkungan, meskipun dalam tindakan-tindakan kecil

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang
bercabang yang disebut dengan hifa. Kumpulan dari hifa disebut dengan
miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-bagian ruangan
yang lembab, seperti langit-langit bekas bocor, dinding yang dirembesi air,
atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari. Kapang
melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Jamur
cendawan atau jamur makroskopis merupakan jamur-jamur yang tubuh
buahnya berukuran besar (berukuran 0,6 cm dan lebih besar) yang
merupakan struktur reproduktif yang terbentuk untuk menghasilkan dan
menyebarkan sporanya. Jamur Cendawan dapat ditemukan di berbagai
habitat. Reproduksi cendawan pada umumnya berreproduksi secara
seksual dan aseksual
Potensi ekonomi kapang tersebut diantaranya adalah; sebagai
bahan pangan dan obat-obatan, penyubur lahan, biopestisida, penghasil
enzim dan bahan bioaktif lainnya, serta obyek dalam penelitian genetika.
Jamur cendawan yang bermanfaat tentu saja ialah jamur pangan (edible
mushrooms) dan jamur obat (medicinal mushrooms)
Upaya pelestarian jamur cendawan dan kapang ialah sebagai
berikut: tidak membuang sampah atau bahan-bahan kimia sembarangan,
tidak membuang sampah plastic atau sampah yang sukar mengurai
sembarangan, tidak mencabut jamur yang tumbuh disuatu tempat, dan
menjaga kondisi lingkungan, meskipun dalam tindakan-tindakan kecil

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A., 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Makassar: State University of Makassar
Press.

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Dwidjoseputro, D. (1994). Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gandjar, dkk. 2006. Mikrologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Gunawan, Agustin Wydia, dkk. 2004. Cendawan dalam Praktek Laboratorium.


Bogor: IPB-Press

Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

Kibby, G. 1992. American Nature’s Guide Mushroom and Other Fungi.


NewYork: Smith-Mark Publishers, Inc.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131

Sasmitamihardja, Drajad, dkk. 1990. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Bandung:


FMIPA ITB

Schlegel, H. G. dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM Press.


Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai