Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cardova van islami

Bp : 1610243007
Resume Manajemen Perkebunan Besar
Manajemen Pemeliharaan Tanaman Sawit Belum Menghasilkan
Kelapa sawit yang sudah di tanam memerlukan perawatan sehingga akan
menghasilkan produksi yang maksimal. Perawatan kelapa sawit memerlukan
perhatian yang serius karena biasanya sawit jika tidak terawat maka produksi
yang di hasilkan juga sedikit sehingga keuntungan akan berkurang ( tidak
maksimal). Tetapi biasanya meskipun biaya yang di keluarkan besar tetapi hasil
yang di dapat juga akan lebih besar.
Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak terlepas
dari adanya pemeliharaan tanaman yang baik dan benar pada tanaman sudah
menghasilkan (TSM) maupun tanaman sebelum menghasilkan (TBM). Tanaman
belum menghasilkjan adalah tanaman yang dipelihara sejak bulan pertama
penanaman sampai dipanen pada umur 30 - 36 bulan. Pemeliharaan masa tanaman
belum menghasilkan merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari pekerjaan
pembukaan lahan dan persiapan untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas
prima.
Selama masa tanaman belum menghasilkan diperlukan beberapa jenis
pekerjaan pemeliharaan yang secara teratur harus dilaksanakan, diantaranya
adalah "Penunasan dan Kastrasi".
1. Menunas (Tunas Pasir)
Menunas (tunas pasir) adalah pekerjaan memotong daun-daun tua tanaman
kelapa sawit yang tidak bermanfaat lagi bagi tanaman. Tanaman muda tidak boleh
ditunas sampai umur 15 bulan karena jumlah daun masih < 48 daun.Sehubungan
dengan itu, penunasan hanya dilakukan dengan memotong daun-daun tua saja
yang tidak bermanfaat lagi bagi tanaman,yaitu daun-daun tua yang masih hijau
menjelang kering dilihat dari fungsinya sebagai "asimillator" tidak berarti lagi.
Selain itu pada daun menjelang kering terjadi transport/pengangkutan zat
makanan dari daun tua ke pucuk tanaman, dimana zat-zat makanan itu
dipergunakan untuk pertumbuhan bagian lain, terutama unsur yang digunkan
mobil seperti Kalium (K) dan Mangan (Mn).
Tujuan menunas pada tanaman belum menghasilkan turutama untuk
sanitasi/kebersihan pohon. Peralatan yang diperlukan dalam menunas adalah
"Chicel" berukuran 5 cm - 7,5 cm. Pekerjaan penunasan ada 3 jenis, yaitu :
a) Penunasan Pendahuluan, dilakukan 6 bulan sebelum tanaman dimutasikan
masuk menjadi tanaman menghasilkan.
b) Penunasan periodik, dilakukan pada tanaman menghasilkan dengan
rotasi/pergiliran yang ditentukan
c) Penunasan panen dilakukan sekaligus pada saat panen. Kadang-kadang 1
daun - 2 daun samping dari daun penyangga yang ditunas sebelum
tandannya dipotong.
Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan penunasan ini tergantung pada
cara penunasan, bisa berupa dosos, kampak dan bisa juga egrek. Agar rotasi
tunasan dapat terpenuhi, sebaiknya dibuat rencana penunasan setiap bulan.
Penunasan dilakukan pada waktu panen rendah karena saat itu daun yang tidak
menyangga tandan lebih banyak
2. Kastrasi (Ablasi)
Kastrasi adalah pemotongan atau pengebiran bunga jantan dan bunga
betina yang masih muda pada tahap pembungaan awal yaitu pada tanaman belum
menghasilkan, yaitu pada umur 14 - 20 bulan. Pemotongan bunga berlangsung
selama 10 bulan - 12 bulan dengan rotasi/pergiliran satu bulan sekali sebelum
panen perdana/pertama. Hal ini dilakukan karena bunga muda umumnya masih
kecil dan belum sempurna, sering gugur atau aborsi, bunga seperti ini tidak
menguntungkan bila dipertahankan. Kastrasi dapat dimulai jika 25 % dari
tanaman telah berbunga.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya kastrasi adalah :
a) Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur
hara dan air, terutama di daerah yang memiliki musim kering panjang.
b) Mendapatkan buah buah dengan berat/tandan yang relatif seragam
c) Memperoleh kondisi tanaman yang bersih sehingga akan mengurangi
kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit, antara lain ulat
Tirathaba, tikus, tupai dan jamur Marasmius.
d) Kastrasi yang diikuti dengan penyerbukan bantuan pada panen pertama
akan menghasilkan tandan yang lebih sempurna dan lebih berat, sekaligus
meningkatkan kapasitas panen.
Kastrasi dapat dilakukan dengan memotong bunga yang baru keluar dari
ketiak pelepah daun sebelum membesar. Alat potongnya bisa menggunakan
chisel,yaitu alat seperti linggis (dodos) yang pada ujungnya berkait. Bunga yang
telah terpotong dengan linggis khusus ini kemudian ditarik lurus dengan kait.Cara
memotongnya, bunga dipotong tanpa melukai batang kelapa sawit dan pangkal
pelepah daun. Rotasi (pergiliran) kastrasi dilakukan sekali sebulan sehingga bunga
yang keluar belum banyak menyerap unsur hara dar tanaman tersebut.Dalam
melaksanakan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun tidak terluka atau
terpotong. Tandan bunga yang dipotong dikumpulkan ke dalam karung goni dan
dipendam dalam tanah (Muchdat Widodo)
Selain itu hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebun
kelapa sawit adalah :
a) Biaya
Dalam perawatan sebaiknya di cari cara agar biaya yang dihasilkan kecil tetapi
hasil perawatan maksimal.
b) Cara perawatan
Pada daerah tertentu harus dilakukan perawatan yang berbeda seperti di daerah
gambut dibutuhkan unsur hara mikro seperti cu dan fe dan juga harus dibuat
drainase yang baik sedangkan di daerah mineral dan rata hal ini mungkin tidak di
perlukan.
c) Adopsi tehnologi
Peralatan pertanian selalau mengalami kemajuan dari manual ke mekanis dan
biasanya mekanis akan meningkatkan produktifitas sehingga biaya akan lebih
murah. Jadi selalu harus di cari jenis tehnologi terbaru yang sesuai karena
beberapa tehnologi pertanian yang terbaru tidak cocok di pakai dalam perkebunan
kelapa sawit.
Adapun kegiatan pemeliharaan atau perawatan tanaman kelapa sawit
adalah :
1. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a) Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah
busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
b) Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling
menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c) Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara
rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
2. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman
berumur 12-20 bulan
3. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan
oleh manusia atau serangga.
a) Penyerbukan oleh manusia.
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang
represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga
represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan
berlendir.
Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari
pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium,
semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby
duster/puffer.
b) Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit.
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan.
Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah
tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih
besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.
4. Pengendalian gulma
Gulma yang harus di kendalikan dalam perkebunan kelapa sawit adalah gulma
kelas A seperti lalang, bambu, pisang, anak kayu, senduduk dan lain - lain.
5. Hama dan Penyakit
Ada banyak hama dan pekait kelapa sawit terutama adalah hama pemakan daun
yang sangat memerlukan perhatian yang serius.

a) Hama
1. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala:
daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian:
Semprot Pestona atau Natural BVR.
2. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun
dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan
dengan Pestona.
b) Penyakit
1. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar.
Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air
irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.
Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.
2. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval
berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering.
Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan
dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.
3. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah
patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian:
adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di
campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .
6. Pemupukan
Pupuk yang dibuthkan kelapa sawit adalah Urea/ZA, MOP/KCl,
Dolomit/Kieserite, RP/TSP/SP-36 dan Borate serta Cuprum dan Ferrit.
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30


Urea dan 36 225 kg/ha
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 1000 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30


TSP dan 36 115 kg/ha
2. Bulan ke 48 & 60 750 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30


MOP/KCl dan 36 200 kg/ha
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 1200 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30


Kieserite dan 36 75 kg/ha
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 600 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30


Borax dan 36 20 kg/ha
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 40 kg/ha

Anda mungkin juga menyukai