Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Teknologi membran adalah salah satu teknologi pengolahan air, dimana membran
mampu memisahkan komponen kimia secara spesifik, dapat beroperasi pada suhu
rendah, kontinu, hemat energi, prosesnya tidak destruktif terhadap zat-zat yang
dipisahkan dan tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap lingkungan sehingga
dapat disebut sebagai clean technology. Permasalahan umum yang sering terjadi pada
membran yakni terjadinya fouling karena akumulasi material yang tertahan pada
membran. Fouling diduga dapat direduksi dengan tindakan pencucian menggunakan
chemical agent cleaning seperti Detergen dan NaOH. Fouling yang terbentuk pada
permukaan membran akibat kandungan minyak yang terdapat pada air terproduksi akan
berikatan dengan rantai hidrofobik yang terdapat pada detergen. Oleh karena itu,
pengembalian nilai presentasi flux ke arah permeat setelah proses pencucian kimia
(back wash) pada membran lebih tinggi dibandingkan menggunakan NaOH (Angga Dwi,
2014).
Saat ini aplikasi membran telah merambah ke berbagai industri diantaranya
industri logam (pengambilan kembali logam), industri makanan, bioteknologi
(pemisahan, pemurnian, sterilisasi, pengambilan produk samping), serta industri kulit
dan tekstil (pengambilan kembali bahan kimia dan panas). Modifikasi membran
selulosa asetat dengan zeolit alam juga berpengaruh terhadap performansi membran
dimana fluks permeasi dan selektifitas membranmeningkat pada pemisahan campuran
etanol-air secara pervaporasi. Sifat hidrofilik selulosa asetat dan kepolaran zeolit
menyebabkan kecenderungan membran menyerap molekul air dibandingkan etanol
(Novi Sylvia, 2012).
Menggunakan membran bioreaktor untuk industri proses limbah cair merupakan
teknologi yang sangat menarik karena menawarkan beberapa keuntungan apabila
dibandingkan dengan proses pengolahan konvensional. Namun, kompleksitas fouling1
meningkat oleh aktivitas biologis dan kemajuan dalam bidang penelitian ini relatif
lambat. Fouling adalah masalah umum dan utama dalam aplikasi Membran Bioreaktor.
Fouling dapat menyebabkan penurunan fluks permeat, peningkatan TMP, penurunan
kualitas pemeat dan kerusakan membran. Fouling dapat diklasifikasikan atas dasar
foulants sebagai : partikulat fouling, fouling organik, biofouling, dan scaling (Indra, 2005).

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada percobaan simulasi membran adalah :
1. Bagaimana cara mengetahui dan memperhitungkan separation factor membrane
(αA,B) dan luas area membrane (Am) secara teoritis ?

I-1
Laboratorium
Peralatan Perpindahan Massa dan Panas

2. Bagaimana mengetahui hubungan grafik antara θ (fraction of feed permeate) vs XRi


(fraksi mol retentate), θ (fraction of feed permeate) vs yPi (fraksi mol permeate), θ
(fraction of feed permeate) vs αA,B (separation factor membrane), θ (fraction of feed
permeate) vs Am (luas area membrane) ?

I.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan simulasi membran adalah :
1. Untuk mengetahui dan memperhitungkan separation factor membrane (αA,B) dan
luas area membrane (Am) secara teoritis
2. Untuk mengetahui hubungan grafik antara θ (fraction of feed permeate) vs XRi
(fraksi mol retentate), θ (fraction of feed permeate) vs yPi (fraksi mol permeate), θ
(fraction of feed permeate) vs αA,B (separation factor membrane), θ (fraction of feed
permeate) vs Am (luas area membrane)

Departemen Teknik Kimia Industri I-2

FV- ITS 2019

Anda mungkin juga menyukai