POLIGON TERTUTUP
BRIAN HUTAURUK
J1B116089
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Objek 3
2.1.1 Latar Belakang
Pengukuran luas suatu daerah atau wilayah dengan metode poligon adalah
suatu rangkaian beberapa titik yang dihubungkan dengan beberapa garis lurus
berbentuk segi banyak, areal memanjang, melingkar, atau titik awalnya berhimpitan
dengan titik akhir. Kegunaan dari poligon adalah untuk menentukan letak titik di
lapangan dengan cara menghitung koordinat dan ketinggian lainnya, maka diperlukan
data jarak, sudut, dan beda tinggi antara titik ke titik dengan jalan mengukur di
lapangan.
2.1.2 Tujuan
Mendapatkan titik ikat pengukuran di lapangan menggunakan polygon
tertutup.
Mahasiswa dapat melakukan praktikum polygon tertutup dengan baik dan
benar.
Mahasiswa mengetahui cara perhitungan dengan metode polygon tertutup.
2.1.3 Manfaat
Memudahkan dalam menentukan perhitungan dalam polygon tertutup
Mengajarkan mahasiswa teliti dalam melakukan pengukuran
2.1.4 Tinjauan Pustaka
Poligon berasal kata poly dan gono, dimana poly berarti banyak dan gono
berarti sudut. Jadi polygon adalah suatu rangkaian sudut yang berjumlah banyak atau
rangkaian titik-titik secara berurutan yang saling berhubungan membentuk suatu pola.
Maksud dari pengukuran poligon adalah untuk mendapatkan koordinat horizontal
atau dengan perkataan lain untuk merapatkan jaring kontrol geodesi. Sedangkan
tujuannya adalah sebagai kerangka dasar untuk kepeduan pemetaan atau untuk
keperluan teknis latnnya, seperti untuk keperluan I (adaster, pengembangan kota,
ground control dan lain-lain.
Memutar alat searah jarum jam. Untuk setiap titik, pembidikan dilakukan dua
kali, tehadap titik sebelum dan titik berikutnya;
Menempatkan alat pada kedudukan biasa, bidik target pertama yang ditemui
dari arah utara searah jarum jam. Lakukan pembacaan benang difragma pada
bagian atas, tengah dan bawahnya. Kemudian catat pembacaan skala vertikal
dan skala horizontal. Untuk pembacaan skala horizontal ini sebaiknya vizier
atau teropong diarahkan langsung ke patok atau titik ( rambu ) terendah yang
dapat dibidik;
Mengarahkan vizier / teropong ke titik target berikutnya. Catat bacaan benang
diafragma dan bacaan skala horizontal serta skala horizontalnya;
Masih pada titik yang sama, mengubah posisi alat dari kondisi biasa ke posisi
luar biasa. Catat bacaan benang diafragma, skala vertikal dan skala
horizontalnya;