Anda di halaman 1dari 6

42

Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 3 No.3, Januari 2014, hlm. 42-47

PERBEDAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


BERSERTIFIKASI DAN BELUM BERSERTIFIKASI DI SMK
NEGERI SE–KECAMATAN BUDURAN SIDOARJO

Rokhmat Fakhrul Rizal 091714028


Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : kriugkeripikusus@yahoo.com

Desi Nurhikmahyanti
Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
E-mail : desilecturer@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompetensi pedagogik guru
yang telah bersertifikasi dan belum bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan Buduran,
Sidoarjo? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilakukan di SMK Negeri
se-Kecamatan Buduran dengan jenis penelitian komparasi. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan check – list dengan jumlah sampel 134 untuk guru
bersertifikasi dan 18 untuk guru belum bersertifikasi. Analisis data yang digunakan adalah
uji t dan uji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel. H1 diterima dan Ho
ditolak jika thitung > ttabel. Dengan membandingkan nilai probabilitas yaitu 5% = 0,05.Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu, Terdapat perbedaan yang signifikan pada kompetensi
pedagogik guru bersertifikasi dan guru yang belum bersertifikasi di SMK Negeri se-
Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Nilai mean pada analisis statistik menggunakan Independent
t-test.

Kata-kata kunci : kompetensi Pedagogik Guru, Sertifikasi Guru

Abstract: This study aimed to measure the difference in pedagogical competence of


teachers who have been certified and not certified in SMK as the District Buduran ,
Sidoarjo ? This study used a quantitative approach and performed in the District SMK
Buduran a comparison with the type of research. The data collection using questionnaires
and check - list the number of samples to 134 and 18 certified teachers for teachers not
certified . Analysis of the data used is the t test and test hypotheses by comparing tcount
with ttable . H1 is accepted and Ho is rejected if t count > t table . By comparing the
probability value of 5% = 0.05. The results obtained, namely, There are significant
differences in the pedagogical competence of certified teachers and teachers who have not
been certified in SMK as the District Buduran, Sidoarjo.

Key words : competence pedagogic teacher , teacher certification

PENDAHULUAN menetapkan UU Guru dan Dosen pada tahun


2005.
Guru adalah seorang insan yang
mempunyai tugas mulia yaitu mencerdaskan Didalam undang-undang tersebut, guru
umat manusia terlebih lagi peserta didiknya. adalah seorang tenaga pendidik yang
Sosok seorang guru tidak hanya memberikan profesional dan mempunyai tugas utama yaitu
ilmu, tapi juga memberikan contoh baik, mendidik, mengajar, membimbing,
sebagai teladan, dan juga sebagai orangtua mengarahkan, melatih, menilai, dan
kedua dari peserta didik disekolah. Pemerintah mengevaluasi peserta didik.
mulai sadar betapa pentingnya peran guru bagi Oleh karena itu, guru yang telah mengikuti
suatu pendidikan disebuah negara. Khususnya program sertifikasi berhak mendapatkan
di negara Indonesia yang sedang berkembang sertifikat dan pengakuan atas kompetensinya.
dan sangat membutuhkan peran berbagai Pengertian dari sertifikasi guru sesuai dengan
elemen untuk mewujudkan tujuan dari UUD 45 apa yang disampaikan oleh Gary Dessler
yaitu mencerdaskan bangsa khususnya peran (1998:85) “membayar adalah motivator tunggal
seorang guru. Untuk itu, pemerintah pun telah paling penting yang digunakan dalam
43

masyarakat kita yang terorganisasi”. Gary salah satunya yang paling efektif adalah dengan
Dessler mengakatan bahwa setiap individu membayar tunjangan sebagai motivasi.
mempunyai motivasi sendiri dalam bekerja,
kompetensi pedagogik guru yang bersertifikasi
dengan guru yang belum bersertifikasi?
Pengertian kompensasi kerja yang sesuai
dengan sertifikasi guru juga disampaikan oleh
Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2002:83) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yaitu sesuatu yang dipertimbangkan sebagai perbedaan kompetensi pedagogik guru yang telah
imbalan yang sebanding dengan pelayanan atau bersertifikasi dengan guru yang belum
kinerja mereka. “A compensation is anything that bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan
constitutes or is regarded as an equivalent or Buduran, Sidoarjo.
recompense. In the employment world, financial
reward are the compensation resources provided METODE
to employees for the return of their services”.
Pengertian kompetensi menurut Charles Pendekatan penelitian yang cenderung
dalam Mulyasa (2011:25) “competency as rational menggunakan logika matematik dan menekankan
performance which satisfactory meets the objective pada upaya untuk mencari kebenaran yang empirik
for a desired condition”. dan dapat diukur serta diamati oleh peneliti. Sesuai
Charles menyampaikan bahwa kompetensi dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu
merupakan sebuah perilaku yang rasional untuk mengetahui perbedaan kompetensi pedagogik guru
mencapai tujuan yang dipersyaratkan seperti yang telah bersertifikasi dan guru yang belum
kondisi yang diharapkan. bersertifikasi.
Jadi sertifikasi adalah proses pemberian Tempat dan waktu penelitian di gunakan
bukti berupa sertifikat atas kompetensi dan untuk menunjukkan kapan penelitian dan dimana
dedikasi seorang guru dalam bekerja setelah akan dilakukan, dengan jadwal dan waktu yang
mengikuti seleksi dan memenuhi persyaratan ditentukan, diharap penelitian bisa terlaksana tepat
admnistrasi yang ditentukan. Jadi jika esensinya waktu. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri se-
adalah sebagai bukti atas pengakuan kompetensi, Kecamatan Buduran pada bulan Agustus –
maka layaknya guru bisa menjalankan kompetensi September 2013.
sesuai dengan tujuan sertifikasi tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Kompensasi yang diberikan oleh pemerintah Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dengan jumlah
kepada guru yang telah bersertifikasi tidak lepas populasi di SMK Negeri 1 Buduran, Guru PNS 75
dari permasalahan, seperti yang pernah diketahui, orang : 70 Guru bersertifikasi dan 5 Guru belum
berita diberbagai media bahwa delapan LPTK di bersertifikasi. Jumlah populasi guru di SMK
Jakarta, Jawa, dan Sumatera yang masuk dalam Negeri 2 Buduran, 66 Guru PNS : 56 Guru
daftar hitam kemendikbud karena keseriusan bersertifikasi dan 10 Guru belum bersertifikasi.
dalam pelaksanaan yang dilanggar misalnya ada Jumlah populasi guru di SMK Negeri 3 Buduran,
sembilan hari ujian tapi pelaksanaan tidak sampai 102 Guru PNS : 99 guru sertifikasi dan 3 guru
sembilan hari, juga ujian terdiri dari sepuluh item belum bersertifikas
juga tidak dijalankan. (Kutipan- Dengan taraf kesalahan 5%. Maka bisa
berita.blogspot.com). dihitung untuk guru bersertifikasi jumlah
Seperti hasil penelitian yang searah dan sampelnya adalah 134 guru bersertifikasi.
sejenis serta bisa di pertanggungjawabkan, oleh Sedangkan untuk guru yang belum bersertifikasi
Rifa’atul (2009). “Perbedaan Kinerja Guru SMK dapat ditentukan jumlah sampelnya adalah 18 guru
Negeri yang Sudah Bersertifikasi dengan Guru belum bersertifikasi, untuk guru yang belum
yang Belum Bersertifikasi di Madura”. sertifikasi diambil seluruhnya dari 18 guru, karena
Menunjukkan hasil bahwa Kompetensi sosial guru jumlah populasi dibawah 100 orang, penelitian ini
yang bersertifikasi pada hasil penelitian diatas menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
menunjukkan masih dibawah guru yang belum insidental sampling, peneliti mengambil sampel
bersertifikasi. Sehingga ini menimbulkan kepada responden yang ditemui dan cocok sebagai
keinginan peneliti untuk melakukan penelitian di sumber data.
Kecamatan Buduran-Sidoarjo, karena menurut Didalam penelitian ini terdapat dua variabel
peneliti bisa saja sertifikasi bukan menjadi jaminan yang diteliti yaitu variabel bebas (variabel
untuk peningkatan kompetensi yang lebih baik. independent) dan variabel terikat (variabel
Dari permasalahan yang ada, akhirnya dependen). Variabel bebas merupakan variabel
muncul beragam pendapat dan kesan pada yang mempengaruhi atau menjadikan atau
masyarakat diantaranya, adakah perbedaan dari menyebabkan perubahannya atau timbulnya
44

variabel terikat. Sedangkan variabel terikat diteliti. Pada penelitian ini menggunakan metode
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang pengumpulan data melalui angket dan metode
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. dokumentasi.
Variabel dari penelitian yang akan dilakukan yaitu
variabel X1 = Guru Bersertifikasi, Variabel X2 =
Guru Belum Bersertifikasi, Variabel Y =
Kompetensi Pedagogik Guru. Validitas instrumen internal dilakukan
Terdapat beberapa sub variabel dari dengan menggunakan content validity dengan
kompetensi pedagogik guru yang akan diteliti pada berkonsultasi kepada ahli dan disamakan dengan
penelitian ini, dan berikut sub variabel yang diteliti indikator yang diperoleh dalam data pendidikan di
adalah kemampuan guru untuk menguasai Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. Kemudian
karakteristik dari peserta didik baik itu dari aspek untuk mengukur validitas instrumen eksternal,
moral, fisik, kultural, emosional dan intelektual. dilakukan penghitungan statistik dengan rumus
Kemudian kemampuan untuk menguasai teori product moment person menggunakan program
belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran, SPSS.17 for windows.
dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi Untuk menguji reliabilitas angket dalam
informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, program SPSS 17.0 for windows dengan rumus
empatik, dan santun antara guru dengan guru, Alpha Cronbach, karena rumus Alpha Cronbach
antara guru dengan peserta didik, antara guru digunakan untuk mencari reliabilitas dari suatu
dengan wali peserta didik, dan antara guru dengan instrumen yang memiliki rentangan antara
tenaga kependidikan lainnya. Serta kemampuan beberapa nilai dari skor 1-5 seperti pada penelitian
untuk memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran ini rentangan nilai digunakan antara 1-4.
dan hasil evaluasi belajar yang diperoleh peserta Untuk mengetahui apakah data telah
didik untuk kepentingan pembelajaran selanjutnya. berdistribusi normal atau tidak pada penelitian ini,
Pengertian sertifikasi berawal dari kata maka perlu diadakan uji normalitas. dan pada
sertifikat yang berarti sebuah bukti fisik atau bukti penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
tertulis yang sah dan dapat dipertanggung menggunakan program SPSS 17.00 for windows.
jawabkan secara hukum terhadap kepemilikan Dikatakan normal jika diperoleh Zhitung lebih besar
suatu benda atau suatu profesi yang dijalani. dari Ztabel . Dikatakan tidak normal jika diperoleh
Pengertian dari sertifikasi guru pada penelitian ini Zhitung lebih kecil dari Ztabel
adalah sebuah proses pemberian sertifikat pendidik Uji homogenitas adalah uji persyaratan
kepada guru sebagai aktualisasi diri atas profesi selanjutnya yang digunakan untuk mencari apakah
yang dijalani. Guru yang bersertifikasi adalah guru data tersebut sejenis dengan menggunakan
yang masih aktif mengajar di satuan pendidikan program SPSS 17.00 for windows yang memiliki
baik guru pegawai negeri sipil atau bukan, telah tujuan untuk apakah dua kelompok data berasal
berijazah minimal S1 dan telah bekerja minimal 6 dari populasi yang memiliki variansi hampir sama
tahun. memiliki nomor unit pendidik dan tenaga atau sejenis. Dikatakan variansi data signifikan
kependidikan, serta telah lulus uji verifikasi serta jika diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel, atau
uji kompetensi melalui penilaian portofolio atau Fhitung > Ftabel. Dikatan variansi data tidak signifikan
kegiatan PLPG. Pada penelitian ini data jumlah jika diperoleh Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau Fhitung
responden yaitu guru yang bersertifikasi maupun > Ftabel.
guru yang belum bersertifikasi diperoleh dari data
pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen penelitian yang digunakan dipilih Untuk mernjawab rumusan masalah pada
karena indikator instrumen yang disusun penelitian ini menggunakan Uji statistik dengan
berdasarkan sepuluh kompetensi inti dari menggunakan program SPSS 17.0 for windows
kompetensi pedagogik guru, ini akan lebih efektif dengan rumus independent simple t-test. Uji
digunakan untuk menilai kompetensi pedagogik hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah
seorang guru, karena alat ukur yang digunakan Ho diterima dan H1 ditolak atau sebaliknya H1
sama dengan kompetensi pedagogik dari guru diterima dan Ho ditolak. Jika thitung < ttabel maka
tersebut. Jadi untuk mengukur sebuah kemampuan tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan
seseorang sebaiknya menggunakan alat ukur yang jika thitung > ttabel maka terdapat perbedaan yang
sama dengan kemampuan guru tersebut. signifikan, dengan taraf signifikansi 5%, jika
Teknik pengumpulan data adalah sebuah disimpulkan akan ada kesalahan sebanyak 5%.
kegiatan penting dalam penelitian. Kegiatan Jawaban responden terhadap angket
pengumpulan data penelitian berguna untuk kompetensi pedagogik guru bersertifikasi, pada
mencari jawaban dari permasalahan yang akan item 1 sampai 9 diperoleh nilai rata-rata tertinggi
45

64,6% atau 86 guru dari 134 guru bersertifikasi di teori pembelajaran serta penerapannya dalam
SMK Negeri se-Kecamatan Buduran, menjawab setiap kegiatan pembelajaran.
dengan skor 4 yang berarti guru bersertrifikasi
selalu melaksanakan indikator kompetensi
pedagogiknya yaitu memahami, mengidentifikasi, Pada item 16 sampai 18 didalam angket
dan menguasai karakteristik peserta didik dalam penelitian diperoleh nilai rata-rata 50 % atau 9
setiap kegiatan pembelajaran. guru dari 18 guru belum bersertifikasi di SMK
Pada item 10 sampai 15 didalam angket Negeri se-Kecamatan Buduran, menjawab dengan
penelitian yang telah diisi oleh responden, skor 2 atau jarang melaksanakan indikator dari
diperoleh nilai rata-rata tertinggi 74,42 % atau 100 kompetensi pedagogiknya yaitu memanfaatkan
guru dari 134 guru bersertifikasi di SMK Negeri teknologi informasi dan komunikasi didalam setiap
se-Kecamatan Buduran, menjawab dengan skor 4 kegiatan pembelajaran disekolah tersebut.
atau selalu melaksanakan indikator dari Item 19 sampai 27 pada angket penelitian,
kompetensi pedagogiknya yaitu menguasai teori- diperoleh nilai rata-rata tertinggi 47 % atau 8 dari
teori pembelajaran serta penerapannya dalam 18 guru belum bersertifikasi di SMK Negeri se-
setiap kegiatan pembelajaran. Kecamatan Buduran, menjawab dengan skor 2
Pada item 16 sampai 18 didalam angket atau jarang melaksanakan indikator dari
penelitian diperoleh nilai rata-rata 60,7% atau 81 kompetensi pedagogiknya yaitu berkomunikasi
guru dari 134 guru bersertifikasi di SMK Negeri secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
se-Kecamatan Buduran, menjawab dengan skor 4 didik dalam setiap kegiatan pembelajarannya.
atau selalu melaksanakan indikator dari Pada item 28 sampai 36 dalam angket
kompetensi pedagogiknya yaitu memanfaatkan penelitian yang telah diisi oleh responden,
teknologi informasi dan komunikasi didalam setiap diperoleh nilai rata-rata tertinggi 47% atau 8 guru
kegiatan pembelajaran disekolah tersebut. belum bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan
Item 19 sampai 27 pada angket penelitian, Buduran, menjawab dengan skor 2 atau jarang
diperoleh nilai rata-rata tertinggi 59% atau 79 dari melaksanakan indikator dari kompetensi
134 guru bersertifikasi di SMK Negeri se- pedagogiknya yaitu memanfaatkan hasil penilaian
Kecamatan Buduran, menjawab dengan skor 4 dan evaluasi disetiap kegiatan pembelajarannya.
atau selalu melaksanakan indikator dari Diketahui data rata-rata kompetensi
kompetensi pedagogiknya yaitu berkomunikasi pedagogik guru-guru yang bersertifikasi 128,89
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta dan guru-guru yang belum bersertifikasi yaitu
didik dalam setiap kegiatan pembelajarannya. 89,44. thitung = 34,767. Dan untuk mencari ttabel =
Pada item 28 sampai 36 dalam angket 5% : 2 = 2,5 %. Dengan (df) n-2 atau 152-2 = 150.
penelitian yang telah diisi oleh responden, Maka diperoleh ttabel = 1,955, dengan perbedaan
diperoleh nilai rata-rata tertinggi 62,7% atau 84 rata-rata 39,444. Jadi untuk pengambilan
guru bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan keputusannya, H1 diterima karena thitung > ttabel atau
Buduran, menjawab dengan skor 4 atau selalu 34,767 > 1,955. Bila dihitung berdasarkan nilai
melaksanakan indikator dari kompetensi probabilitasnya, maka bisa di ambil keputusan
pedagogiknya yaitu memanfaatkan hasil penilaian yaitu H1 diterima karena P value < 0,05 atau 0,000
dan evaluasi disetiap kegiatan pembelajarannya. < 0,05.
Jawaban responden terhadap angket SMK Negeri se-Kecamatan Buduran,
kompetensi pedagogik guru bersertifikasi, pada Kabupaten Sidoarjo, didapat sig : 0,000 < α (0,05)
item 1 sampai 9 diperoleh nilai rata-rata tertinggi maka H0 ditolak, dan H1 diterima. Yaitu terdapat
43,8 % atau 8 guru dari 18 guru belum perbedaan yang signifikan kompetensi pedagogik
bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan guru bersertifikasi dan belum bersertifikasi di
Buduran, menjawab dengan skor 3 yang berarti SMK Negeri se-Kecamatan Buduran, dengan
guru belum bersertifikasi sering melaksanakan perbedaan rata-rata (mean different) sebesar
indikator kompetensi pedagogiknya yaitu 39,444 (128,89 – 89,44) dengan perbedaan
memahami, mengidentifikasi, dan menguasai berkisar antara 37,202 sampai 41,685 (lower-
karakteristik peserta didik dalam setiap kegiatan upper).
pembelajaran.
Pada item 10 sampai 15 didalam angket Nilai kompetensi pedagogik yang diperoleh
penelitian yang telah diisi oleh responden, pada setiap responden guru bersertifikasi berbeda
diperoleh nilai rata-rata tertinggi 42,6 % atau 8 satu sama lain, tetapi lebih cenderung mendapat
guru dari 18 guru belum bersertifikasi di SMK hasil yang sama. Dengan diperolehnya hasil yang
Negeri se-Kecamatan Buduran, menjawab dengan sama membuktikan bahwa setiap guru
skor 3 atau sering melaksanakan indikator dari bersertifikasi selalu melaksanakan kompetensi
kompetensi pedagogiknya yaitu menguasai teori- pedagogiknya dalam setiap kegiatan pembelajaran.
46

Penjabaran nilai kompetensi pedagogik pada memperoleh nilai minimum lebih rendah dari guru
guru bersertifikasi sesuai dengan pendapat Mc. yang bersertifikasi. Jadi guru yang telah
Ashan dalam E. Mulyasa, (2004:34) kemampuan bersertifikasi lebih konsisten dan merata dalam
atau kompetensi adalah sebuah perilaku atau bekerja dan melaksanakan kompetensi
tindakan atau kemampuan dari individu dalam pedagogiknya daripada guru yang belum
melaksanakan dan melakukan setiap pekerjaan bersertifikasi.
untuk mencapai tujuan seperti yang diharapkan, Konsistensi guru bersertifikasi dalam
selalu melaksanakan dan mengaplikasikan melaksanakan kompetensi pedagogiknya sesuai
kompetensi pedagogik yang dimiliki guru dalam dengan apa yang disampaikan oleh Muhaimin
setiap kegiatan pembelajaran demi terciptanya (2004:151) kompetensi adalah seperangkat
kegiatan pembelajaran yang baik bagi peserta tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang
didik. harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
Bukti yang diketahui adalah dengan adanya dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
perbedaan antara guru bersertifikasi yang selalu bidang pekerjaan tertentu.
melaksanakan kompetensi pedagogiknya dengan
menjawab skor 4 dalam angket, daripada guru KESIMPULAN
belum bersertifikasi yang jarang melaksanakan
kompetensi pedagogiknya dengan menjawab skor Terdapat perbedaan yang signifikan pada
2 dalam angket. Sehingga diperoleh nilai angket kompetensi pedagogik guru bersertifikasi dan guru
guru bersertifikasi yang lebih tinggi daripada guru yang belum bersertifikasi di SMK Negeri se-
belum bersertifikasi dalam penelitian ini, dengan Kecamatan Buduran, Sidoarjo.
perbedaan rata-rata yang diperoleh yaitu 39,444.
Kompetensi pedagogik pada guru belum SARAN
bersertifikasi di SMK Negeri se-Kecamatan
Buduran, Sidoarjo. Mempunyai rata-rata nilai Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
angket kompetensi pedagogik sebesar 89,44 nilai setelah melihat hasil penelitian yang diperoleh
pada kompetensi pedagogik guru belum adalah sebagai berikut :
bersertifikasi mempunyai nilai minimum 36,832 Untuk kepala sekolah, disarankan untuk
dan nilai maksimum yang diperoleh sebesar melakukan monitoring secara rutin dan membuat
42,055. Rata-rata responden dalam mengisi angket program tim MGMP antar guru sejurusan yang
menjawab dengan skor 2 yang berarti responden sama disekolah, serta membuat kebijakan evaluasi
jarang melaksanakan kompetensi pedagogiknya dan refleksi diri guru, sehingga dapat memberikan
dalam kegiatan pembelajaran, setiap responden stimulus bagi guru dan berdampak pada hasil kerja
mengisi berbeda satu dengan yang lain, tetapi guru di sekolah.
memiliki hasil yang cenderung sama. Hasil yang Peningkatan kesejahteraan yang diperoleh
sama tersebut membuktikan bahwa program guru bersertifikasi, diharapkan tidak membuat guru
sertifikasi guru memberikan pengaruh dalam lupa terhadap tanggung jawab serta kompetensi
melaksanakan kompetensi pedagogiknya, karena yang harus dilaksanakan. Tetapi diharapakan guru
itu sertifikasi guru berperan sebagai motivasi untuk yang bersertifikasi tetap menjaga konsistensi
selalu melaksanakan kompetensi pedagogik dalam melaksanakan kompetensinya, dengan
dengan baik dalam setiap kegiatan pembelajaran. mengikuti program MGMP antar guru sejurusan di
Bukti yang dapat diketahui adalah dengan sekolah oleh kepala sekolah dan komite. Guru
perbedaan nilai kompetensi pedagogik yang disarankan untuk mengikuti pelatihan dan
diperoleh guru yang belum bersertifikasi pengembangan diri untuk meningkatkan
menjawab dengan skor 2 dalam angket, daripada kompetensinya dalam menyelesaikan
guru bersertifikasi yang menjawab dengan rata- permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan
rata skor 4. Sehingga nilai yang diperoleh lebih pembelajaran.
rendah dari guru yang bersertifikasi dengan Saran yang ditujukan kepada peneliti
perbedaan rata-rata yang diperoleh sebesar 39,444. berikutnya, sebaiknya responden yang diuji tidak
Pada penelitian ini diperoleh nilai hanya guru negeri tetapi juga terbuka bagi guru
maksimum dan nilai minimum, yaitu untuk guru bukan negeri. Pada penelitian selanjutnya
bersertifikasi 41,685 dan 37,202. Kemudian guru sebaiknya variabel yang diukur tidak hanya
belum bersertifikasi diperoleh nilai maksimum dan kompetensi pedagogik saja tetapi kompetensi
nilai minimum, yaitu 42,055 dan 36,832. Dari nilai profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi
yang diperoleh tersebut, bisa dilihat bahwa guru kepribadian guru juga, karena guru dapat dikatan
belum bersertifikasi nilai maksimumnya lebih memiliki kinerja yang baik apabila telah
besar dari guru yang belum bersertifikasi, menguasai keempat kompetensi guru.
sebaliknya juga guru belum bersertifikasi
47

----------, 2008. Pedoman Penyelenggaraan


Program Dan Rambu-Rambu
Penyusunan Kurikulum Serifikasi Guru
Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan
& Perubahan Peraturan Tentang
DAFTAR RUJUKAN
Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.
Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen BP. CIPTA JAYA. Jakarta.
Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: ----------, 2009. Permendiknas Nomor 10 Tahun
Rineka Cipta 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Dalam Jabatan. Jakarta.
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
10. Jakarta: Rineka Cipta. ----------, 2013. Delapan lptk masuk daftar hitam.
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Diakses 01 Agustus 2013 dari kutipan-
Manusia Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo. berita.blogspot.com
Eahlers & Lee. 1959. Crusial Issues in Education,
Revised Edition. New York: Holt,
Rinehart and Winston, Inc.
Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi
Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa. E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah :
Konsep, Strategi dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2011. Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. A. A. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan
Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P., (2001), Organizational
Behavior, New Jersey: Pearson Education
International.
Payong, Marselus R. 2011. SERTIFIKASI
PROFESI GURU : Konsep Dasar,
Problematika, dan Implementasinya.
Jakarta: Indeks Permata Puri Media.
Subana., moersetyo Rahadi., dkk. 2000. Statistik
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
----------, 2003. Undang-undang RI No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
---------, 2005. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Jakarta.
----------, 2006. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
----------, 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta
----------, 2007. Permendiknas No. 18/2007
----------, 2008. Peraturan Pemerintah No. 74
tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai