Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan
sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak bersifat
relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang
bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja yang ada dibumi pasti
dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi bila matahari yang
melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui benda-benda yang bergerak
melingkar beraturan. Salah satu contoh benda yang bergerak melingkar beraturan
adalah jarum detik, jarum menit dan jarum jam pada jam analog. Jarum detik selalu
menempuh sudut 3600 selama 60 sekon (satu menit) atau menempuh sudut 60 selama
satu sekon. Jarum menit selalu menempuh sudut 3600 selama 60 menit (satu jam) atau
menempuh sudut 60 selama satu menit. Jarum jam juga selalu menempuh sudut 3600
selama 24 jam (satu hari). Jika suatu benda bergerak melingkar secara teratur seperti
jarum detik, jarum menit atau jarum jam maka benda-benda tersebut dikatakan
melakukan gerak melingkar beraturan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu gerak melingkar?
2. Bagaimana jenis gerak melingkar?
3. Bagaimana aplikasi gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan gerak
melingkar
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja besaran-besaran fisis dalam gerak
melingkar
3. Untuk mengetahui dan memahaami bagaimanakah hubungan antara gerak
lurus dan gerak melingkar
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Gerak Melingkar Beraturan
5. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi gerak melingkar dalam kehidupan
sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gerak Melingkar

Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran. Gerak
ini dapat kita asumsikan sebagai gerak berputar atau gerak rotasi suatu benda. Agar
suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu
membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya
sentripetal.
Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat
beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah
yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan
berbentuk lingkaran.
Ciri khas dari gerak melingkar adalah jarak benda ke suatu titik acuan, yang
merupakan titik pusat lingkaran selalu tetap. Sifat lain yang menonjol pada gerak
melingkar adalah arah kecepatan selalu menyinggung lintasan. Ini artinya pada gerak
melingkar kecepatan selalu tegak lurus jari-jari lingkaran.

2.2 Besaran Gerak Melingkar


Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah 𝜃, 𝜔 dan 𝛼
atau berturur-turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-
besaran ini bila dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan
percepatan atau dilambangkan berturut-turut dengan 𝑟, 𝑣 dan 𝑎

2
Besaran Gerak Lurus dan Gerak Melingkar

Gerak Lurus Gerak Melingkar


Besaran Satuan (SI) Besaran Satuan (SI)
Posisi 𝒓 m Sudut 𝜃 rad
Kecepatan 𝒗 m/s Kecepatan sudut 𝜔 rad/s
Percepatan 𝒂 m/s2 Percepatan sudut 𝛼 rad/s2
- - Perioda 𝑇 s
- - Radius 𝑅 m

2.3 Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler


Sebuah benda dikatakan bergerak melingkar jika lintasan yang dilaluinya
berbentuk lingkaran. Setiap benda yang bergerak melingkar memiliki dua
kecepatan, yakni kecepatan linear dan kecepatan anguler. Kedua kecepatan ini
tidaklah sama, akan tetapi penting dalam proses gerak melingkar.
2.3.1 Kecepatan Linear
Kecepatan yang dimiliki benda ketika bergerak melingkar dengan arah
menyinggung lintasan putarannya disebut kecepatan linear. Kecepatan linear
akan selalu menyinggung lintasan lingkaran yang memiliki panjang lintasan
yang sama dengan keliling lingkaran.
∆𝑆 = 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛

∆𝑆 = 2𝜋𝑟

dimana; s adalah panjang lintasan yang ditempuh


dan r jari-jari lintasan yang berbentuk lingkaran

Arah kecepatan linear dalam gerak


melingkar

CONTOH

Sebuah benda bergerak melingkar pada sebuah lintasan yang memiliki diameter 200 cm.
Jika benda tersebut berputar sebanyak 1,5 kali putaran, tentukanlah jarak yang ditempuh
benda tersebut.
Jawab

Diketahui :
d : 200 cm; 2 m
oleh karena jari-jari lingkaran adalah setengah dari panjang diamater maka
1
𝑟 = 𝑥2 𝑚 = 1 𝑚
2

3
Keliling sebuah lingkaran adalah 2𝜋r sehingga jarak yang ditempuh oleh benda
tersebut adalah 1,5 kali keliling lingkaran, yakni
Δ𝑠 = 1,5 𝑥 (2𝜋𝑟)
Δ𝑠 = 1,5 𝑥 2 𝑥 3,14 𝑥 1 𝑚
Δ𝑠 = 9,42 𝑚
Jadi, jarak yang telah ditempuh benda tersebut adalah sejauh 9,42 m.

Waktu yang ditempuh sebuah benda ketika bergerak melingkar dalam satu putaran
penuh disebut periode, yang diberi lambang T dengan satuan sekon. Banyaknya lintasan
yang dapat ditempuh dalam satu sekon disebut frekuensi, yang diberi lambang f dengan
satuan hertz. Nama ini diambil dari salah seorang ilmuwan yang berjasa dalam ilmu
Fisika, yakni Henrich Hertz (1857–1895). Hubungan antara periode dan frekuensi
dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

1
𝑓=
T

Dalam materi gerak lurus, pengertian kecepatan adalah perubahan perpindahan


dalam selang waktu tertentu. Begitu pula dengan gerak melingkar yang dapat
didefinisikan sebagai besarnya panjang lintasan yang ditempuh dalam selang waktu
tertentu. Besarnya kecepatan linear disebut juga laju linear. Persamaan laju linear dalam
gerak melingkar dapat dituliskan sebagai berikut:

Panjang Lintasan S
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐿𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟 = atau 𝑣=
Selang Waktu t

Dalam gerak melingkar, panjang lintasan diubah menjadi keliling lintasan dan
selang waktu yang ditempuh diubah menjadi periode. Oleh karena itu persamaannya
menjadi
2πr
𝑣=
T
1
Oleh karena = 𝑓 dapat ditulis kembali menjadi
T

𝑣 = 2πrf

CONTOH
Sebuah roda sepeda berputar sebanyak 10 kali putaran tiap 1 sekon dengan kecepatan
linear 18 m/s. Tentukanlah panjang diameter roda sepeda tersebut.

Jawab :

4
Diketahui :
f : 10 hertz dan
v : 18 m/s
Dengan menggunakan rumus :
𝑣 = 2𝜋𝑟𝑓
𝑣
𝑟=
2𝜋𝑓
18 𝑚/𝑠
𝑟=
2 𝑥 3,14 𝑥10 𝐻𝑧
𝑟 = 0,287 𝑚
Oleh karena jari-jari sebuah lingkaran adalah setengah dari diameter maka :
1
𝑟= 𝑑
2
𝑑 = 2𝑟
𝑑 = 2 𝑥 0,287 𝑚
𝑑 = 0,547 𝑚 = 5,47 𝑐𝑚
Jadi, diameter roda sepeda tersebut adalah 5,74 cm

2.3.2 Kecepatan Anguler


Perhatikan kembali sebuah benda yang bergerak
melingkar seperti pada disamping ini. Benda yang
bergerak pada lintasannya akan membentuk
sudut tertentu dari posisi awal benda diam.
Perubahan sudut ini mengikuti arah gerak benda
pada lintasan tersebut. Perubahan sudut gerak
benda akan bernilai positif jika gerak benda

Arah kecepatan linear dan


berlawanan dengan arah putaran jam. Adapun
anguler dengan perubahan
sudut θ.
perubahan sudut akan bernilai negatif jika arah
gerak benda searah dengan arah putaran jam.

Perubahan sudut dilambangkan dengan Δθ dan memiliki satuan radian. Biasanya,


sering juga satuan perubahan sudut menggunakan derajat. Hubungan antara radian dan
derajat dapat dituliskan sebagai berikut:

Sudut putaran (dalam derajat)


1 𝑟𝑎𝑑 =
2πr

Untuk satu putaran penuh :

360°
1 𝑟𝑎𝑑 = = 57,3°
2πr

5
Besarnya perubahan sudut ( θ ) dalam selang waktu ( t ) tertentu disebut kelajuan
anguler atau kelajuan sudut. Kelajuan anguler ini di-lambangkan dengan ω dan memiliki
satuan rad/s. Besarnya kelajuan anguler dapat ditulis sebagai berikut :

perubahan sudut
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟 =
selang waktu

atau
∆𝜃
𝜔=
∆t

Dalam melakukan satu putaran penuh, sudut yang ditempuh adalah 360° atau 2π rad
dalam waktu T sekon, dengan T adalah periode; dapat ditulis kembali menjadi :

2𝜋𝑟
𝜔=
T

Dari pembahasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa frekuensi


1
𝑓=
T

Sehingga persamaan dapat menjadi :


𝜔 = 2πf

Ini dapat dilihat terdapat hubungan antara laju linear (v) dengan kelajuan anguler ( ω ).
Jika persamaan-persamaan laju linear dan laju anguler ditulis kembali, akan diperoleh
persamaan baru seperti berikut :

𝑣 = 2πfr 𝜔 = 2πf

sehingga hubungan antara laju linear (v) dan laju anguler ( ω ) dapat ditulis menjadi :

v = 𝜔r Dengan :
v = laju linear (m/s)
ω = laju angular (rad/s),
r = jari-jari lintasan (m).

CONTOH
Sebuah partikel bergerak melingkar dengan kelajuan 4 m/s dan jari-jari lintasannya
0,5 m. Tentukanlah kelajuan angulernya.

Jawab :

Diketahui :
v : 4 m/s dan
r : 0,5 m

6
Dengan menggunakan rumus :
𝑣 = 𝜔𝑟
𝑣
𝜔=
𝑟
4 𝑚/𝑠
𝜔=
0,5 𝑚
𝑟 = 8 rad/s

2.4 Percepatan Sentripetal


Pada bab sebelumnya Anda telah belajar
mengenai percepatan rata-rata. Percepatan
rata-rata dapat didefinisikan sebagai
perubahan kecepatan dalam selang waktu
tertentu. Ketika Anda belajar mengenai
gerak lurus beraturan, percepatan yang
dialami sebuah benda sama dengan nol.
Apakah di dalam gerak melingkar
beraturan juga berlaku seperti halnya gerak
lurus beraturan? Jawabannya adalah tidak.
Mengapa? Coba Anda perhatikan Gambar
di samping ini.

Vektor kecepatan sebuah benda untuk


selang waktu yang sangat kecil, perubahan
kecepatan ∆𝑣 hampir tegak lurua 𝑣 dan
mengarah ke pusat lingkaran.

Pada bab sebelumnya sudah di pelajari ruumus Percepatan sesaat sebuah benda
dituliskan dalam bentuk limit seperti berikut ini :

∆𝑣 Δ𝑣
𝑎 = lim 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎 =
∆𝑡→0 ∆𝑡 Δ𝑡

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa percepatan sesaat (𝑎) searah dengan
perubahan kecepatan (∆𝑣). Jika ∆𝑣 → 0 perubahan kecepatan (∆𝑣) akan tegak lurus
terhadap kecepatan 𝑣1 dan 𝑣2 sehingga percepatan sesaat haruslah tegak lurus juga
dengan kecepatan 𝑣1 dan v 𝑣2. Jika dibandingkan sisi pada gambar a dengan gambar b
diatas diperoleh :
|Δ𝑦| Δ𝑥
=
v1 r

v1
|∆𝑣| = ∆𝑥
r
Jika kedua persamaan (baik di sebelah kiri maupun sebelah kanan) dibagi dengan ∆𝑡
akan diperoleh :
7
|Δ𝑣| 𝑣1 Δ𝑥
𝑎= =
∆t r ∆t

Pada konsep kecepatan sesaat, nilai percepatan adalah limit dari persamaan tersebut dan
jika ditulis ulang akan diperoleh :
𝑣1 ∆𝑥
𝑎 = lim
∆𝑡→0 𝑟 ∆𝑡

𝑣1 𝑣1 ∆𝑥
𝑎= lim
𝑟 ∆𝑡→0 𝑟 ∆𝑡

dengan menganggap titik P1 semakin dekat dengan P2 maka :

𝑣2
𝑎𝑠 =
r

Percepatan yang tegak lurus terhadap kecepatan yang menyinggung lingkaran ini disebut
percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal arahnya selalu menuju pusat lingkaran.
Jika Anda masih ingat hubungan antara kecepatan linear dan kecepatan sudut, persamaan
kecepatan sentripetal dapat ditulis dalam bentuk lain, yaitu :

𝑎𝑠 = 𝜔 2 𝑟

CONTOH

Sebuah bola yang memiliki jari-jari 2 cm berputar dalam bidang lingkaran horizontal.
Satu kali putaran dapat ditempuh bola selama 2s. Tentukanlah percepatan sentripetalnya.

Jawab :
Diketahui :
r : 2 cm = 0,02 m dan
T:2s
Dengan menggunakan rumus :
2𝜋𝑟 2𝜋 (0,02 𝑚)
𝑣= = = 0,0628 𝑚/𝑠
𝑇 2𝑠
𝑚 2
𝑣 2 (0,0628 𝑠 )
𝑎𝑠 = =
𝑟 0,02 𝑚
𝑎𝑠 = 0,917 𝑚⁄𝑠 2

Jadi, percepatan sentripetal yang dialami bola adalah 0,197 m/s2

2.5 Gerak Melingkar Beraturan


Pada bab sebelumnya, yakni bab gerak dalam satu dimensi atau disebut juga
sebagai gerak lurus, terdapat gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) begitu pula dalam gerak melingkar terdapat gerak melingkar

8
beraturan (GMB) dan gerak melingkar berubah beraturan (GMBB). Pada bab ini
hanya dibahas gerak melingkar beraturan (GMB), sedangkan gerak melingkar
berubah beraturan akan Anda pelajari di Kelas XI.
Gerak melingkar beraturan (GMB) dapat dianalogikan seperti gerak lurus
beraturan (GLB) di mana kecepatan 𝜔 sudut sama dengan kecepatan sesaat.

perpindahan sudut ∆θ
𝜔= → 𝜔=
selang waktu ∆t

∆x 𝜃−𝜃0
dengan; ∆𝜃 = jadi 𝜔=
∆r 𝑡−𝑡0

oleh karena 𝑡0 = 0 maka 𝜔𝑡 = 𝜃 − 𝜃0

𝜃 = 𝜃0 + 𝜔𝑡 dan 𝜔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

2.6 Penerapan GMB dalam kehidupan sehari-hari


a. Ontang Anting
Ketika kita naik ontang anting kita merasa terlempar kesamping(terpental), ini
disebabkan karena adanya gaya sentripugal(gaya semu yang dirasakan suatu
benda ketika bergerak melingkar) yang arahnya menjauhi pusat lingkaran. Gaya
semu ini muncul sebagai akibat inersia pada semua benda yang bergerak
dipercepat (ingat: GMB adalah gerak dipercepat dengan percepatan
sentripetal).intinya ketika kita mengalami percepatan sentripetal ke pusat
lingkaran,sehingga kita seolah-olah menerima gaya semu.
b. Halilintar (Roller Coaster)
Saat Ahmad di titik A, gaya sentrifugal menekan Ahmad ke atas. Gaya
sentrifugal ini melebihi berat Ahmad. Itulah sebabnya Ahmad tidak jatuh ke
bawah ketika melewati titik A.
c. Kora – Kora (Swing Boat)
Kora-kora atau perahu ini dapat berayun seperti bandul. Penyebabnya adalah
gaya gravitasi. Ketika kora-kora berayun turun, lambung, usus dan alat tubuh lain
terangkat ke atas ( akibat inersia ). Ini dapat menimbulkan bermacam-macam
perasaan aneh ( mual, nikmat, dll ). Perasaan aneh ini dapat dikurangi dengan
berteriak-teriak selama kora-kora itu berayun.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sebuah benda dapat dikatakan bergerak melingkar jika lintasan yang
dilewatinya berbentuk lingkaran.
2. Kecepatan yang diberikan kepada benda ketika bergerak melingkar, dalam
arah tangensial, disebut kecepatan linear.
3. Kecepatan anguler adalah perubahan sudut ( θ ) dalam selang waktu ( t)
tertentu.
4. Hubungan antara kecepatan linear dan kecepatan anguler dapat dituliskan
sebagai berikut :
v = 𝜔r

5. Percepatan sentripetal adalah percepatan yang arah-nya selalu menuju pusat


lingkaran.
6. Gerak melingkar beraturan (GMB) terjadi jika kece-patan anguler benda
bernilai tetap (konstan). Persamaan terdapat dalam GMB adalah :

𝜃 = 𝜃0 + 𝜔𝑡 dan 𝜔 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

3.2 Saran
Bagi pembaca (siswa/siswi) diharapkan mampu untuk mendefinisikan gerak
melingkar, besaran-besaran fisis dan GMB beserta gaya sentripetal sehingga
dengan begitu bisa lebih memahami tentang gerak melingkar.
Hendaknya para pembaca (siswa/siswi) banyak berlatih dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang berkaitan dengan teori kinematika gerak melingkar agar
pemahaman konsep tentang kinematika gerak melingkar semakin dikuasai.

10
DAFTAR PUSTKA

1. http://mynefile.blogspot.com/2016/06/makalah-gmb-gerak-melingkar-
beraturan.html
2. https://www.scribd.com/doc/288502971/Bahan-Ajar-Fisika-Gerak-Melingkar
3. https://www.scribd.com/doc/311251185/05-GERAK-MELINGKAR-pdf
4. https://www.scribd.com/doc/259856303/gerak-melingkar-ppt

11
LAMPIRAN 1

Tabel Hasil Percobaan Gerak Melingkar

No R (m) m T (s) F (Hz) 𝜔 (Hz) 𝑣 (m⁄s) 𝑎 (m⁄s 2 ) 𝑓𝑠𝑝 (N)


1 40 0,006 11,5 0,0869565217 0,5465838509 0,2186335404 0,1195015625 0,0007170094
2 50 0,006 11,8 0,0847457627 0,5326876513 0,2663438257 0,141878067 0,0008512684
3 60 0,006 12,9 0,0775193798 0,487264673 0,293588038 0,293588038 0,0008619394
4 70 0,006 13,7 0,0729927007 0,4588112617 0,3211678832 0,1473554417 0,0008841327
5 80 0,006 14,0 0,0684931507 0,4305283757 0,3444227006 0,1482837458 0,0008897025

1. 𝑅1 (𝑚) = 40 → 0,4 𝑚
m = 6 gram 𝜔 = 2𝜋𝑟𝑓 𝑣 = 𝜔. R 𝑣2 𝑓𝑠𝑝 = 𝑚. 𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝 =
⟶ 0,006 kg R

T = 11,5 𝑠 22 𝑣 = 0,5465838509 𝑥 0,4 𝑓𝑠𝑝 = 0,006 𝑥 0,1195015625


𝜔 =2𝑥 𝑥 0,0869565217
7 (0,2186335404)2
1 𝑣 = 0,2186335404 𝑚⁄𝑠 𝑎𝑠𝑝 = 𝑓𝑠𝑝 = 0,0007170094 N
𝑓= 3,8260869565 0,4
T 𝜔=
1 7 𝑎𝑠𝑝 = 0,1195015625 𝑚⁄𝑠 2
𝑓= 𝜔 = 0,5465838509 Hz
11,5
𝑓 = 0,0869565217 Hz

12
2. 𝑅2 (𝑚) = 50 → 0,5 𝑚
m = 6 gram 𝜔 = 2𝜋𝑟𝑓 𝑣 = 𝜔. R 𝑣2 𝑓𝑠𝑝 = 𝑚. 𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝 =
⟶ 0,006 kg R

T = 11,8 𝑠 22 𝑣 = 0,5326876513 𝑥 0,5 𝑓𝑠𝑝 = 0,006 𝑥 0,141878067


𝜔 =2𝑥 𝑥 0,0847457627 2
7 (0,2663438257)
1 𝑣 = 0,2663438257 𝑚⁄𝑠 𝑎𝑠𝑝 = 𝑓𝑠𝑝 = 0,0008512684 N
𝑓= 3,7288135593 0,5
T 𝜔=
1 7 𝑎𝑠𝑝 = 0,141878067 𝑚⁄𝑠 2
𝑓= 𝜔 = 0,5326876513 Hz
11,8
𝑓 = 0,0847457627 Hz

3. 𝑅3 (𝑚) = 60 → 0,6 𝑚
m = 6 gram 𝜔 = 2𝜋𝑟𝑓 𝑣 = 𝜔. R 𝑣2 𝑓𝑠𝑝 = 𝑚. 𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝 =
⟶ 0,006 kg R

T = 12,9 𝑠 22 𝑣 = 0,487264673 𝑥 0,6 𝑓𝑠𝑝 = 0,006 𝑥 0,1436565601


𝜔 =2𝑥 𝑥 0,0775193798 2
7 (0,293588038)
1 𝑣 = 0,293588038 𝑚⁄𝑠 𝑎𝑠𝑝 = 𝑓𝑠𝑝 = 0,0008619394 N
𝑓= 3,4108527112 0,6
T 𝜔=
1 7 𝑎𝑠𝑝 = 0,1436565601 𝑚⁄𝑠 2
𝑓= 𝜔 = 0,487264673 Hz
11,9
𝑓 = 0,0775193798 Hz

13
4. 𝑅4 (𝑚) = 70 → 0,7 𝑚
m = 6 gram 𝜔 = 2𝜋𝑟𝑓 𝑣 = 𝜔. R 𝑣2 𝑓𝑠𝑝 = 𝑚. 𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝 =
⟶ 0,006 kg R

T = 13,7 𝑠 22 𝑣 = 0,4588112617 𝑥 0,7 𝑓𝑠𝑝 = 0,006 𝑥 0,1473554417


𝜔 =2𝑥 𝑥 0,0729927007 2
7 (0,3211678832)
1 𝑣 = 0,3211678832 𝑚⁄𝑠 𝑎𝑠𝑝 = 𝑓𝑠𝑝 = 0,0008841327 N
𝑓= 3,2116788321 0,7
T 𝜔=
1 7 𝑎𝑠𝑝 = 0,1473554417 𝑚⁄𝑠 2
𝑓= 𝜔 = 0,4588112617 Hz
13,7
𝑓 = 0,0729927007 Hz

5. 𝑅5 (𝑚) = 80 → 0,8 𝑚
m = 6 gram 𝜔 = 2𝜋𝑟𝑓 𝑣 = 𝜔. R 𝑣2 𝑓𝑠𝑝 = 𝑚. 𝑎𝑠𝑝
𝑎𝑠𝑝 =
⟶ 0,006 kg R
T = 14,0 𝑠 22 𝑣 = 0,4305283757 𝑥 0,8
𝜔 =2𝑥 𝑥 0,0684931507
1 7 𝑣 = 0,3444227006 𝑚⁄𝑠 (0,3444227006)2 𝑓𝑠𝑝 = 0,006 𝑥 0,1482837458
𝑓= 3,0136986301 𝑎𝑠𝑝 =
T 𝜔= 0,8 𝑓𝑠𝑝 = 0,0008897025 N
1 7 𝑎𝑠𝑝 = 0,1482837458 𝑚⁄𝑠 2
𝑓= 𝜔 = 0,4305283757 Hz
14,0
𝑓 = 0,0684931507 Hz

14
LAMPIRAN 2

Dokumentasi Proses Percobaan Gerak Melingkar

15
16

Anda mungkin juga menyukai