Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah kasus penularan HIV di Indonesia cenderung mengalami
kenaikan dari tahun 2010 sampai bulan Desember 2015. Pada tahun 2010
jumlah kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan sebanyak 21.591 orang
dan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 30.935 orang. Penderita AIDS di
Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 7.418 orang kemudian meningkat
menjadi 11.682 orang pada tahun 2013 dan kemudian menurun menjadi
6.373 orang pada tahun 2015. Provinsi yang memiliki jumlah kumulatif
kasus HIV terbanyak di Indonesia dari April 1987 sampai dengan Maret
2016 adalah DKI Jakarta sebanyak 40.500 orang.
Beberapa faktor penyebab penularan HIV adalah prinsip hidup
ODHA yang kurang baik, penggunaan narkoba suntik yang tidak steril,
kurangnya informasi dan pengetahuan publik mengenai penyakit HIV
AIDS. Prevalensi pengguna narkoba suntik di Indonesia diperkirakan
sebesar 2,4 % dari total penggunaan berbagai jenis narkoba. Penularan
HIV di Indonesia 11,4 % disebabkan penggunaan jarum suntik secara
bergantian pada pecandu narkoba. Sekitar 50% laki-laki dan perempuan
mengalami stigma dan perlakuan diskriminasi terkait dengan status HIV-
nya di 35% negara di dunia. (Nancy, 2016)
Akibat dari adanya stigma dan diskriminasi, ODHA cenderung
dikucilkan oleh keluarga, teman-temannya dan lingkungan yang lebih luas.
Pada sisi lain mereka juga mengalami diskriminasi dalam pelayanan
kesehatan, pendidikan dan hak-hak lainnya. Indeks stigma terhadap
ODHA mengindikasikan bahwa 1 dari 8 ODHA tidak mendapat pelayanan
kesehatan karena stigma dan diskriminasi. Kurangnya informasi dan
pengetahuan publik mengenai penyakit tersebut. Hal ini menyebabkan
adanya pemahaman yang salah dari masyarakat ataupun keluarga serta
penderita ODHA sendiri terhadap penyakit HIV/AIDS. (Nancy, 2016)
Berbagai reaksi yang ditimbulkan di kalangan masyarakat maupun
keluarga karena ketidaktahuan tentang penyakit ini, antara lain, adalah
marah, panik, terguncang, perasaan takut yang berlebihan, pengingkaran,
serta pengucilan terhadap orang yang terinfeksi HIV/AIDS. Perasaan serta
sikap yang reaksional terhadap penyakit HIV/AIDS menyebabkan banyak
keluarga belum dan bahkan tidak siap menerima anggotanya yang
terinfeksi virus tersebut. Sikap represif keluarga maupun masyarakat ini
sangat mempengaruhi kehidupan bersosialisasi para ODHA dengan
lingkungan sosialnya. (Nancy, 2016)
Permasalahan yang terkait dengan ODHA tidak sekedar masalah
kesehatan saja tetapi justru masalah sosial lainnya yang menyangkut
aspekaspek lain, yaitu bagaimana agar mereka hidup sehat setelah
mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV yang mematikan, serta masalah
psikologis yang terutama terjadi ketika hasil tes darah ternyata positif
mengidap HIV (kaget, sedih, dan stres). Masalah lain yang juga dialami
oleh mereka adalah penolakan diri terhadap kenyataan bahwa ia terinfeksi
virus HIV, sekalipun kelihatannya sehat. Kondisi kejiwaan inilah yang
menyebabkan ODHA merasa tidak berguna, mempunyai masa depan
suram, tidak dapat melakukan apa-apa untuk dirinya maupun keluarga dan
tidak memiliki akses untuk memperoleh pekerjaan serta memiliki
keterbatasan dalam interaksi sosialnya. ODHA bukan hanya berurusan
dengan kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan
stigma sosial yang sangat diskriminatif (Brennan, 1996).
Diskriminasi menyebabkan mereka yang beresiko mengidap
HIV/AIDS enggan atau malu melakukan pemeriksaan kesehatan,
sementara mereka yang sudah positif mengidap HIV/AIDS menjadi tidak
nyaman dan tidak memiliki keberanian untuk berobat. Diskriminasi dan
stigmasasi akhirnya menyebabkan sulitnya kepatuhan berobat dan
mengganggu perbaikan kualitas hidup ODHA. Dari latar belakang diatas
kelompok tertarik untuk membuat makalah tentang Prinsip hidup bersama
ODHA, family centered dan stigma pada ODHA.
B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip hidup dengan ODHA
2. Mengetahui Family Centered pada ODHA
3. Mengetahui stigma pada ODHA
Dapus

Nancy. 2016. Dukungan Keluarga Terhadap Kelangsungan Hidup Odha (Orang


Dengan Hiv/Aids). Maluku : Insani.

Anda mungkin juga menyukai