Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang
cerdas, sehat dan ahli menuju keberhasilan Pembangunan Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional, dimana dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial ekonomis.
Desentralisasi upaya Kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten
dan kota untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan Kesehatan daerahnya
sesuai dengan kemampuan, kondisi dan kemampuan setempat. Dalam upaya
mendukung pembangunan Kesehatan, sistem informasi Kesehatan merupakan
sesuatu yang sangat penting sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi
maupun perencanaan, sehingga pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan
dapat tepat sasaran dan mampu mengatasi masalah Kesehatan yang dihadapi.
Penyediaan data dan informasi kesehatan yang lengkap dan akurat
merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan efektifitas dan
efesiensi kebijakan, strategi dan perencanaan yang disusun.
Dalam rangka memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan
Puskesmas Tanjung Karang dan untuk mengetahui gambaran hasil-hasil program
kegiatan yang dicapai selama tahun 2015 perlu dibuat laporan kinerja Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2015.

1
I.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
1.2.1 Tujuan Umum :
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota

1.2.2 Tujuan Khusus :


- Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhit tahun kegiatan tahun
2015
- Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peningkatan kategori kelompok Puskesmas.
- Mendapatkan informasi analisa kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas kesehatan
kabupaten/Kota untuk tahun yang akan datang.

1.2.3 Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas

1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian ( Prestasi ) kunjungan


dibandingkan dengan terget yang harus dicapainya.
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan
diwilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian
kinerja Puskesmas ( Out put dan Outcome ).
3. Puskesmas dan dinas kesehatan kota dapat menetapkan tingkat
orgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang
akan datang berdasarkan prioritasnya.
4. Dinas kesehatan Kabupaten/Kota dapat menetapkan dan mendukung

2
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Penyajian laporan Profil di wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2015 disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profi di wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang 2015. dan sistematika penulisannya.
Bab II Gambaran Umum
Bab ini menyajikan uraian tentang Gambaran Umum Puskesmas Tanjung
Karang terdiri dari Kondisi Geografi dan Topografi, Gambaran Demografi
Keadaan Pendidikan dan ekonomi.
Bab V Sumberdaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, Sumber Daya Manusia
Kesehatan dan Pembiayaan Kesehatan.
Bab. VI Hasil Kinerja Puskesmas Tanjung Karang.
Bab VI Kesimpulan

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI


Puskesmas Tanjung Karang adalah salah satu Puskesmas di Kota
Mataram, letaknya diapit antara Puskesmas Karang pule dan puskesmas
Ampenan.
Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Sumber: Bappeda Kota Mataram

Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :


 Sebelah Utara : Kelurahan Ampenan
 Sebelah Selatan : Kelurahan Jempong Baru
 Sebelah Timur : Kelurahan Karang Pule
 Sebelah Barat : Selat Lombok

4
Wilayah Puskesmas Tanjung Karang adalah 746 Km2, yang termasuk dalam 2
kecamatan yaitu kecamatan Sekarbela yang terdiri dari Kelurahan Tanjung
Karang, Kelurahan Tanjung Karang Permai, dan Kekalik Jaya, dan kecamatan
Ampenan yang terdiri dari Kelurahan Ampenen Selatan, Kelurahan Banjar dan
Kelurahan Taman sari.

II.2. GAMBARAN DEMOGRAFI


1. Jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk per Kelurahan

Berdasarkan hasil survei tahun 2015, jumlah penduduk di wilayah kerja


Puskesmas Tanjung Karang tercatat 58.418 jiwa, dengan jumlah penduduk dan
sasaran penduduk menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Lingkungan, Jumlah Penduduk


dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Luas Kepadatan
Jumlah Jumlah
No Kelurahan Wilayah Penduduk/
Lingkungan Penduduk
(Km2) Km2

Tanjung
1 6 8285
Karang
Tanjung
2 5 7504
Karang Permai

3 Kekalik Jaya 5 17327

4 Taman Sari 4 9206

5 Banjar 4 7301

Ampenan
6 5 8795
Selatan

Jumlah 29 58418

Sumber : BPS Kota Mataram Tahun 2015

5
Rata-rata kepadatan penduduk adalah 6.846 jiwa/Km². Jika dirinci
menurut keluraha maka kelurahan dengan kepadatan penduduk tertinggi
adalah kelurahan Ampenan selatan dengan kepadatan penduduk sebesar
8.592 jiwa/Km² sedangkan Kelurahan yang kepadatan penduduknya paling
rendah adalah kelurahan banjar sebesar 5.474 Jiwa/Km².

6
BAB III
DERAJAT KESEHATAN

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan tujuan pembangunan


kesehatan Kota Mataram yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan.
Pembangunan kesehatan selain diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat juga meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang
semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Derajat Kesehatan ditentukan oleh indikator-indikator kualitas hidup, mortalitas,
morbiditas dan status gizi. Kualitas hidup antara lain dapat dilihat dari indikator Umur
Harapan Hidup, sedangkan mortalitas dapat dilihat dari indikator-indikator Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu. Morbiditas dapat dilihat dari indikator-
indikator antara lain angka dan jumlah kesakitan DBD, ISPA, Diare, Malaria, TB paru,
HIV/AIDS, Acute Flaccid Paralysis (AFP). Sedangkan status gizi dilihat antara lain dari
dari indikator Persentase Balita dengan Gizi Buruk (dibawah garis merah pada KMS).

III.1. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)


Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam
angka harapan hidup bagi bayi yang dilahirkan saat ini. Berdasarkan perhitungan
menggunakan life table, diperoleh angka harapan hidup di Wilayah Kerja
Puskesmas tanjung Karang pada tahun 2015 mencapai 67,62 tahun. Artinya
bahwa apabila ada bayi yang dilahirkan pada saat ini, maka dia berpeluang
untuk hidup selama 67,62 tahun yang akan datang.

7
Grafik 2. Umur Harapan Hidup Kota Mataram Tahun 2007 – 2012

67.62
67.13
66.64
66.15
65.66
65.19

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : IPM Kota Mataram Tahun 2012

Pada grafik diatas terlihat bahwa selama periode tahun 2007 – 2012 umur
harapan hidup terus mengalami peningkatan. Umur harapan hidup penduduk
Kota Mataram meningkat dari 65,19 tahun pada tahun 2007 menjadi 67,62 tahun
pada tahun 2012. Seiring teori yang ada, umur harapan hidup berbanding
terbalik dengan angka kematian (bayi lahir mati, kematian bayi dibawah 1 tahun,
kematian anak dibawah lima tahun dan kematian ibu). Makin tinggi kualitas
kesehatan menyebabkan makin rendahnya angka kematian dan berakibat
kepada meningkatnya umur harapan hidup.

III.2. MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi
Angka Kematian Bayi antara lain tingkat pengetahuan/pendidikan kedua
orang tuanya, umur perkawinan pertama, pola konsumsi, perilaku hidup
sehat, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, kebersihan lingkungan dan
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Data Survei Kependudukan dan Demografi Indonesia
(SDKI, 2012) menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) Nasional sebesar 34
per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat Angka
Kematian Bayi sebesar 57 per 1.000 kelahiran hidup.

8
Data terakhir dari Buku Indeks Pembangunan Manusia Kota Mataram Tahun
2010 dijelaskan bahwa angka kematian bayi pada tahun 1999 adalah
sebesar 53 bayi per 1.000. pada tahun 2010 angka kematian bayi dapat
ditekan menjadi 38 bayi per 1.000 kelahiran hidup
Sedangkan jumlah kasus kematian bayi Tahun 2015 tercatat sebesar
4 kasus, Berikut ini adalah distribusi kematian bayi tahun 2013 sebanyak 6
kasus dan 2014 sebanyak 3 kasus berdasarkan kelurahan di puskesmas
Tanjung Karang.

Grafik 3. Distribusi Jumlah Kematian Bayi (AKB) di Puskesmas Tj. Karang


Menurut Kelurahan Tahun 2015

DISTRIBUSI JUMLAH KEMATIAN BAYI PUSKESMAS TANJUNG


KARANG TAHUN 2014
0%

1 TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
2
TAMAN SARI
BANJAR
1 AMPENAN SELATAN

0% 0%

Jumlah kasus kematian bayi tertinggi di wilayah kelurahan Ampenan


Selatan yaitu sebanyak 2 kasus, sedangkan wilayah Tanjung Karang Permai
dan Taman sari dan tanjung karang tidak ada kasus.

9
Gambar 3. Kematian Bayi Menurut Penyebab Tahun 2015

KEMATIAN BAYI MENURUT PENYEBAB

BBLR
ASFIKSIA
SEPSIS

50% 50% KELAINAN KONGENITAL


IKTERUS PNEUMONI
KELAINAN SAL CERNA
LAIN-LAIN

Penyebab kematian bayi adalah BBLR 2 Orang dan kelainan kongenital 2


orang

2. Angka Kematian Ibu (AKI)


Jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 di Wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Karang sebanyak 1 orang yang disebabkan oleh PEB yaitu di
Kelurahan Ampenan Selatan.

III.3 MORBIDITAS

1. Tuberkulosis
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberkulosis, yakni kuman aerob yag dapat hidup
terutama di paru-paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Pada penyakit
tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru yakni
sebesar 95,9 %. Penyakit Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia ,demikian juga di Kota Mataram.

Secara nasional Prevalensi TB Paru adalah 210/100.000 penduduk


dan target yang harus dicapai tahun 2015 adalah penemuan 70% dari

10
kasus yang diperkirakan dari prevalensi tersebut. Tujuan dari program
penanggulangan TB adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Target dalam penanggulangan TB adalah :

1. Proporsi Pasien TB BTA positif antara suspek 5-15%

2. Proporsi pasien TB Paru BTA Positif diantara semua pasien TB


di obati > 65 %

3. Angka penemuan kasus (Case Detection Rate = CDR ) minimal


70%

4. Angka konversi (convertion Rate ) minimal 80%

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate ) minimal 85%

Sedangkan target penderita BTA positif untuk Puskesmas tahun


2014 sebanyak 96 penderita

Tabel 2. Hasil kegiatan program TB di Puskesmas Tanjung Karang


Tahun 2015
Triwulan Suspek BTA (+) BTA( –) Ro+ Ekstra Paru

I 48 7 2 1

II 39 9 1 2

III 39 10 6 2

IV 36 7 3 0

Jumlah 162 33 12 5

Case Detection Rate = 34,4%

11
Angka Konversi (Convention Rate)
Angka
Triwulan Diobati Konversi KET
konversi (%)
I 7 7

II 9 9

III 10 10

IV 7 3

Jumlah 33 33
Convention Rate = 100%

Hasil pengobatan
Triwulan Diobati Sembuh Meninggal Pindah KET
I 7 6 0 1
6 0 1 Defauter = 1
II 9
Sisipan = 1
8 0 0 Dalam masa
III 10
pengobatan = 2
0 0 0 Dalam masa
IV 7
pengobatan = 7
Jumlah 33 20 0 2
Angka kesembuhan (Cure Rate) = 60,6 %
Dari hasil presentase diatas terlihat tidak mencapai target yang
diharapkan dimana pada angka penemuan kasus mungkin terlalu tinggi
sedangkan pada angka konversi dn angka penyembuhan masih ada
sebagian penerima pada tahap pengobatan.

2. Pneumonia

Penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit yang termasuk 10 besar


penyakit terbanyak di Kota Mataram terutama pada bayi dan balita, dan salah
satu penyakit yang termasuk dalamnya adalah Pneumonia. Pneumonia adalah
infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan

12
batuk disertai napas cepat dan atau kesukaran bernafas. Kasus pneumonia di
Kota Mataram dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Hal
tersebut terlihat dari cakupan penemuan penderita pneumonia cenderung
menurun dari tahun 2014 hingga tahun 2015. Capaian penemuan kasus
Pneomonia tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.Jumlah pencapaian program ISPA Puskesmas Tanjung Karang tahun
2014/2015

Target 2014 Target 2015


No Bulan
2014 2015
pencapaian % Pencapaian %
1 Januari 45 64
2 Februari 57 42
3 Maret 33 58
4 April 56 73
5 Mei 69 51
6 Juni 5 46 5 55
5 9
7 Juli 3 44 8 38
8 Agustus 25 48
9 September 44 36
10 Oktober 47 33
11 November 30 42
12 Desember 58 47

Jumlah 554 100% 587 100%

tabel kasus ISPA pada masing –masing Kelurahan


Komp yg Koml yg
Target Target
Kelurahan harus sudah % KET
/TH /bulan
dicapai dicapai
Banjar 31 Penderita
Ampenan yg berobat
63
Selatan dari luar
Taman 5 5 wilayah
4 26
Sari 5 1 PKM
7
Kekalik 3 7
260
Jaya
Tjk Permai 69
Tanjung
138
Karang
Total /
553 47 517 587 100% 110
PKM

13
Dari tabel diatas terlihat bahwa di kelurahan Kekalik Jaya memiliki
kasus ISPA terbanyak yaitu 260 kasus.
3. HIV/AIDS

Penyakit Infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual


(PMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual
yang mencakup infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis.
Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab
tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang beragam
pula. Menurut WHO, penyebab IMS dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis
yaitu bakteri, virus, protozoa, jamur dan ektoparasit.
Data kasus IMS tahun 2015

No Bulan Jumlah kasus Jumlah kasus

tahun 2014 tahun 2015

1 Januari 8 6

2 Februari 11 7

3 Maret 0 3

4 April 0 2

5 Mei 0 12

6 Juni 0 3

7 Juli 2 2

8 Agustus 0 0

9 September 2 9

10 Oktober 1 0

11 November 0 0

12 Desember 4 0

14
Jumlah Total Puskesmas 28 44

Dari tabel diatas jumlah kunjungan kasus IMS pada tahun 2014 adalah
sebanyak 28 kasus dan paling banyak terdeteksi yaitu pada bulan Februari yaitu
sebanyak 11 kasus.

4. Diare

Diare adalah suatu penyakit yang ditandai buang air besar dengan
konsistensi lembek/cair yang frekwensinya lebih sering dari biasanya. Penyakit
diare potensial menyebabkan kematian pada bayi dan balita karena dehidrasi
yang disebabkannya. Jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2015
sebanyak 2500 kasus menurun dari tahun 2014 sebanyak 3510.
Tabel 6. Penemuan Kasus Diare di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Target 2014 Target 2015


No Bulan
2014 Pencapaian % 2014 Pencapaian %
1 Januari 319 323
2 Februari 348 165
3 Maret 223 201
4 April 301 113
5 Mei 2 317 2 204
6 Juni 3 254 5 332
7 Juli 6 264 0 276
8 Agustus 3 286 0 269
9 September 311 230
10 Oktober 253 155
11 November 294 173
12 Desember 340 204

Jumlah 3510 148 % 2645 106%

Tabel diatas menunjukan bahwa cakupan penemuan kasus diare di


Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 sudah menurun dari tahun 2014.

15
5. Kusta

Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan


beberapa negara di dunia. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh
masyarakat, keluarga dan termasuk petugas kesehatan sendiri. Penyakit kusta
merupakan penyakit kronis yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh
lainnya. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan dengan ditemukannya tanda-tanda
utama yaitu adanya lesi kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi dengan
disertai gangguan fungsi saraf serta ditemukannya bakteri tahan asam (BTA).
Menurut World Health Organizations (WHO), penyakit kusta diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu type PB (pausi basiler) dan type MB (multi basiler). Tujuan dari
program ini adalah menurunkan angka kesakitan sehingga penyakit kusta tidak
lagi menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan target
pencapaiannya adalah Eliminasi Kusta pada Tahun 2015 dengan prevalensi
<1/10.000 penduduk.
Penemuan penderita baru kusta puskesmas Tanjung Karang tahun 2014
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7. Angka Penemuan Kasus Baru Kusta Tahun 2014


No Tahun Kasus baru Kambuh

1 2014 5 0

2 2015 1 1

Jumlah 6 1

Tahun 2015 ditemukan penurunan kasus dari 5 kasus baru pada tahun
2014 menjadi 1 kasus baru di tahun 2015 . dari 2 penderita yang diobati 1 RFT
kasus PB 1 orang masih dalam pengobatan. Penyakit ini membutuhkan waktu
pengobatan yang cukup lama dan apabila tidak dilakukan pengobatan maka
dapat menimbulkan kecatatan. Lembaga dunia WHO mengklasifikasikan tingkat
kecacatan kusta ini menjadi tiga tingkatan, yaitu Tingkat 0, Tingkat 1 dan Tingkat
2. Kecacatan Tingkat 2 merupakan yang terparah dimana telah terjadi kelainan

16
anatomis (cacat) pada tangan dan kaki serta terdapat gangguan (cacat) pada
mata.

6. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, adapun penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) adalah Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum, Campak,
Polio dan Hepatitis B. Pencapaian kegiatan imunisasi di Puskesmas Tanjung
Karang adalah seperti yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 9. Pencapaian imunisasi tahun 2015

Target 2014 Target 2015


Imunisasi
2014 Pencapaian % 2015 Pencapaian %
1 HB 1 1155 96.00 1057 89
2 BCG 1130 94.00 1023 86
3 POLIO 1 1130 94.00 1023 86
4 DPT/HB1 1 1107 92.00 1121 96
5 POLIO 2 2 1107 92.00 1121 96
6 DPT/HB2 0 1150 93.00 1123 96
7 POLIO 3 5 1150 93.00 1123 96
8 DPT/HB3 1128 94.00 1156 99
9 POLIO 4 1128 94.00 1156 99
10 CAMPAK 1038 86.00 1057 90

Sedangkan untuk imunisasi anak sekolah (BIAS)

17
Tabel 10. Pencapaian BIAS tahun 2014
2014 2015
No KLS IMUNISASI
Jlh % Jlh %
CAMPAK 904 98.2 892 96%
1 I
DT 905 98 924 99%
2 II TD/TT 844 99 868 98%
3 III TD/TT 977 99 896 98%
Pencapaian kegiatan imunisasi ini tidak lepas dari antara kerja sama lintas
program, peran serta kader dan masyarakat.

7. DBD

Kepadatan penduduk yang sangat tinggi, menjadikan penularan Demam


Berdarah Dengue menjadi lebih cepat, dipengaruhi juga oleh faktor demografis
dan geografis kota Mataram yang menunjang perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti.

Program pemberantasan DBD mempunyai tujuan mengeliminasi kasus


DBD. Yang dilakukan pada program ini yaitu penyuluhan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) dan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala).

PJB dilaksanakan oleh petugas puskesmas serta di bantu oleh kader


dalam waktu 3 bulan sekali pada tempat-tempat umum (SD, tempat ibadah, dll)
serta perumahan. Target PJB adalah angka bebas jentik sebesar 95% sehingga
dapat memutuskas siklus hidup nyamuk yang berisiko terjadinya kasus DBD.

Berikut adalah gambaran kasus DBD di Wilayah kerja Puskesmas


Tanjung Karang tahun 2015.

18
Tabel 10. Distribusi Kasus DBD Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

No Bulan Kasus tahun 2014 Kasus tahun 2015


1 Januari 1 15
2 Februari 6 17
3 Maret 6 18
4 April 7 13
5 Mei 2 13
6 Juni 4 6
7 Juli 2 2
8 Agustus 0 0
9 September 0 0
10 Oktober 0 0
11 November 0 0
12 Desember 2 0
Jumlah 30 96

Pada tabel diatas terlihat bahwa incidence rate (IR) kasus DBD tahun
2015 mengalami peningkatan sebesar 66 kasus, dari tahun 2014
Adapun hasil kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 11. Hasil Kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) Tahun 2015
Jumlah Rumah
Jumlah
No Kelurahan rumah post
kasus
yang di PE Jentik
1 Banjar 8 139 27
2 Ampenas Selatan 22 450 61
3 Taman sari 28 518 70
4 Kekalik Jaya 19 420 42
5 Tjk permai 9 154 33
6 Tanjung Karang 10 201 15
Total 96 1882 284

19
8. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat mempengaruhi angka
kematian dan kesakitan bayi, balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan
produktifitas tenaga kerja.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah pada program P2 malaria
telah melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Penemuan penderita
2. Penegakan diagnosa melalui mikroskopis dan RDT (Rapid Diagnostic
Test)
3. Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT)
4. Pembagian kelambu anti nyamuk.
Meskipun telah dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti yang telah disebutkan
angka kasus malaria masih tinggi seperti tertera pada tabel berikut

20
Tabel 12. Kasus malaria Puskesmas Tanjung Karang
Malaria 2014 Malaria 2015
No Bulan
Klinis Post Klinis Post

1 Januari 52 86

2 Februari 60 102

3 Maret 36 107

4 April 67 1 (PF) 95

5 Mei 16 85

6 Juni 50 55

7 Juli 39 38

8 Agustus 56 43

9 September 60 50

10 Oktober 60 70

11 November 64 75

12 Desember 41 53

Jumlah 351 601 859

Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat kasus pada bulan april, akan
tetapi kasus tersebut merupakan pasien dari luar wilayah Puskesmas Tanjung
Karang.

21
9. Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di


Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah
kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM
makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan,
tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia.
Tabel 13. Hasil Pemantauan Penyakit Tidak Menular (PTM) Tahun 2015

No Nama Penyakit Th 2014 Th 2015


1 Hipertensi 1320 689

2 Diabetes Mellitus 491 211

3 Obesitas 109 47
4 Struma 0 3
5 Thyrotoksikosis 0 0
6 Stroke 28 26
7 Asma 490 289
8 PPOK Klinis 22 13
9 Osteoporosis 417 0
10 Penyakit Ginjal Kronik 8 5
11 Gagal Jantung 0 22
12 Kecelakaan Lalu Lintas 1097 420
13 Tumor Payudara 9 9
14 Tumor Kulit 0 0
15 Tumor Pada Retina Mata 0 0
16 Tumor Pada Bibir Rongga Mulut 3 0
17 Tumor Genetalia Externa 0 0
18 Tumor Cervik 0 0
Tumor Genetalia interna 0
19 0
Perempuan (kecuali Cervik)
20 Angina Pektoris 9 0

22
10. Kesehatan Jamaah Haji

Pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji dilaksanakan satu kali dalam


setahun. Rekapitulasi hasil pemeriksaan kesehatan jemaah calon haji tahun
2015.
Tabel 13. Tabel Tahun 2015

Pemeriksaan Labo Imunisasi K3JH


Th rator influe menin mening
M O P ium sehat sakit
nza gitis gal
20
35 23 1 59 55 55 58 0 0
14
20
30 17 0 47 47 46 0 1
15

11. Kejadian Luar Biasa

Tabel 15. Kejadian Luar Biasa (KLB) diPuskesmas Tj. Karang Tahun 2014
KLB di Desa/Kelurahan
No Kelurahan
Jumlah Ditangani <24 %
jam
1 Tj.Karang 0 0 0
2 Tj.Karang Permai 0 0 0
3 Kekalik Jaya 0 0 0
4 Taman Sari 0 0 0
5 Banjar 0 0 0
6 Ampenan Selatan 0 0 0
JUMLAH 0 0 0
Sumber : P2M pkm Tj Karang Tahun 2015

Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2015 ini yaitu tidak terjadi KLB

23
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya


pembangunan kesehatan secara lebih berdayaguna dan berhasil guna serta
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meningkatkan pemerataan
dan mutu pelayanan dan sekaligus dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Puskesmas Tanjung Karang didukung oleh
sarana pelayanan kesehatan yang yaitu Puskesmas Perawatan yang terdiri dari 2
Puskesmas Pembantu ,2 Polindes,34 Posyandu dengan jumlah Kader aktif 162 orang ,
,Dukun terlatih 6 orang

IV.1. Pelayanan Kesehatan


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan yang antara lain
dengan meningkatkan mutu pelayanan.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu


pelayanan kesehatan. Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan yang antara lain
dengan meningkatkan mutu pelayanan.

1. Cakupan K1 dan K4 serta Pertolongan Persalinan


Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan selama masa kehamilan sesuai standar paling
sedikit empat kali selama masa kehamilan. Tahun 2015 cakupan kunjungan
ibu hamil K1 sebesar 100,15% dan K4 sebesar 95,02%.

24
Tabel 16. Cakupan K1 dan K4 menurut Kelurahan wilayah PKM Tanjung
Karang Tahun 2015

Target K1 K4
No Kelurahan
Bumil Jumlah % Jumlah %
1 Tanjung Karang 198 213 107,58 202 102,02
2 Tj. Karang Permai 183 193 105,46 186 101,64
3 Kekalik Jaya 337 238 70,62 217 64,39
4 Taman sari 212 197 92,92 188 88,68
5 Banjar 177 200 112,99 199 112,43
6 Ampenen Selatan 208 276 132,69 258 124,04
Pkm Thn 2015 1315 1317 100,15 1250 95,06
Tahun 2014 1325 1329 100,30 1259 95,02
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat cakupan K1 dan K4 tahun


2015. Cakupan K1 pada tahun 2015 ini sebesar 100,05% dan cakupan K4
sebesar 95,06%. Cakupan K1 dan K4 tertinggi terdapat di Kelurahan
Ampenen Selatan dan cakupan K1 dan K4 terendah adalah Kelurahan
Kekalik Jaya.
Selain cakupan K1 dan K4 indikator lain yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah cakupan tenaga yang memberikan
pertolongan pada saat persalinan. Tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan (dukun). Tahun 2015 cakupan pertolongan persalinan oleh
bidan / tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi menurut Kelurahan
adalah sebagai berikut :

25
Tabel 17.Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dan
Tenaga Non Kesehatan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Persalinan Non
Persalinan Nakes
Target Nakes
No Kelurahan
Bulin Cakupa
% Cakupan %
n
189
1 Tanjung Karang 192 101,59 0 0

2 Tj Karang Permai 174 162 93,10 0 0


3 K. jaya
Permai 322 205 63,66 0 0
4 Taman Sari 203 174 85,71 0 0
5 Banjar 169 178 105,33 0 0
6 Ampenen Selatan 199 238 119,60 0 0

Pkm Tj karang 2015 1256 1149 91,48 0 0


Tahun 2014 1265 1145 90,51 0 0
Sumber : Laporan PWS KIA tahun 2015

Dari tabel tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa cakupan persalinan


oleh tenaga kesehatan terlatih Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
sebesar 91,48%, Namun cakupan persalinan oleh Tenaga Non Kesehatan
tidak ada ini menunjukan bahwa bidan tetap bermitra dengan dukun dalam
rujukan persalinan ,Kelurahan dengan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi tertinggi adalah Kelurahan Ampenan
Selatan sebesar 119,60 % .
2. Berat Bayi Lahir rendah (BBLR)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Berkaitan dengan penanganan
dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam: (1) Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram; (2) Bayi Berat
Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram ; (3) Bayi Berat Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram.

26
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR antara lain : Gizi yang
kurang saat hamil, umur, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, Paritas ibu,
Asma bronkiale, Infeksi Saluran Kemih, Hipertensi dan Gaya Hidup. Adapun
kejadian BBLR Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 sebagai berikit :
Tabel 18. Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2015
BAYI BAYI
JUMLAH
LAHIR BBLR
NO Kelurahan LAHIR
DITIMBANG
HIDUP
Jumlah % Jumlah %
1 Tanjung Karang 192 192 100 6 3,12
2 Tanjung Karang 162 162 100 5 3,09
Permai
3 Kekalik Jaya 205 205 100 10 4,88
4 Taman Sari 174 174 100 5 2,87
5 Banjar 178 178 100 5 2,81
6 Ampenan Selatan 238 238 100 10 4,20
Pkm Tj Karang 1149 1149 100 41 3,57
Tahun 2014 1145 1145 100 36 3.1
Sumber : Data KIA pkm Tahun 2015
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kejadian BBLR Puskesmas Tanjung
Karangtahun 2015 sebanyak 41 bayi. Dimana kejadian BBLR paling banyak
di Kelurahan Kekalik jaya dan Ampenan Selatan yaitu sebanyak masing-
masing 10 kasus (4,8%).

3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3), Neonatal Komplikasi dan Kunjungan Bayi

Kunjungan Neonatal (KN) adalah neonatus (bayi berumur 0 – 28 hari)


yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan yang memilki kompetensi klinis minimal 3 kali selama bayi
berumur 0 – 28 hari. Tahun 2015 tercatat cakupan Kunjungan Neonatal (KN)
minimal 3 kali yaitu 95,48%.
Neonatus komplikasi tertangani adalah neonatus komplikasi yang
mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan

27
di sarana pelayanan kesehatan. Cakupan neonatus komplikasi yang
ditangani pada tahun 2015 sebanyak 76,37%
Sedangkan cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (29 hari –
11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tahun
2015 cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali di Puskesmas Tanjung Karang
cukup besar yaitu 101,84% dari target sasaran bayi.
Data kunjungan neonatal minimal 3 kali, neonatal komplikasi yang
ditangani dan kunjungan bayi minimal 4 kali menurut Kelurahan di wilayah
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 19. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3), Neonatal Komplikasi
dan Kunjungan Bayi Pskesmas Tanjung Karang Tahun 2014

Kunjungan Neonatal
Kunjungan
Target Neonatus 3 Komplikasi
Bayi 4
(KN3) tertangani
No Kelurahan
Bayi
Lahir Bayi Jml % Jml % Jml %
Hidup
1. Tanjung Karang 192 180 192 106,67 21 77,78 155 86,11
2. Tanjung Karang Permai 162 166 161 96,99 22 88,35 176 106,02
3. Kekalik Jaya 205 307 203 66,12 21 45,60 244 79,48
4. Taman Sari
ppPermai 174 193 175 90,67 20 69,08 158 81,87
5. Banjar 178 161 177 109,94 11 45,55 234 145,34
6. Ampenan Selatan 238 189 234 123,81 42 148,15 251 132,80
Tahun 2015 1149 1196 1142 95,48 137 76,37 121 101,84
Tahun2014 1145 1207 1141 105,78 167 92,27 129
8 113,06
Sumber : Laporan PWS KIA (Anak) tahun 2015 0

Dari tabel di atas menunjukkan cakupan KN3 di Puskesmas Tanjung


Karang pada tahun 2015 sebesar 95,48% dengan capaian cakupan KN3
tertinggi pada kelurahan Ampenan Selatan sebesar 123,81%. Sedangkan
cakupan Kunjungan Bayi minimal 4 kali pada tahun 2015 sebesar 101,84%.
Cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali tertinggi pada kelurahan Ampenan

28
Selatan sebesar 145,41% dan terendah pada Kelurahan Kekalik Jaya
sebesar 79,48 %.

4. Imunisasi
a. Imunisasi Bayi
Tolak ukur keberhasilan kegiatan imunisasi adalah pencapaian
Cakupan desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) dimana ≥80
dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat
imunisasi lengkap (masing-masing antigen) dalam waktu satu tahun.
Cakupan UCI Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 sebesar >80%.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0 – 11 bulan) meliputi 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT-Hb, 4 dosis Polio, 1 dosis Campak. Adapun Cakupan
imunisasi bayi di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 20. Cakupan Imunisasi Bayi di Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2015

Cakupan (%) Imunisasi


DO Dasar
No Kelurahan DPT¹- DPT- Rate Lengkap
BCG Polio4 Campak (%)*
HB1 HB3

1 Tanjung Karang 111 87 102 102 93 18 93


2 Tanjung Karang 107 89 112 112 93 14 93
3 pppPPermai
Kekalik Jaya 88 76 88 88 76 12 76
4 Taman Sari 88 86 86 86 87 1 87
5 Banjar 97 94 103 103 98 -1 98
6 Ampenan Selatan 91 90 105 105 105 -6 105
Puskesmas (2015 97 87 99,33 99,33 92 6,33 92
Th. 2014 92 94 94 94 86 6 94
Sumber : P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
* DO Rate = DPT HB1 – Campak
Dari tabel cakupan imunisasi lengkap diatas, dapat dilihat bahwa
cakupan imunisasi lengkap Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
sebesar 92 %. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Kelurahan
Ampenan Selatan (105%) sedangkan Kelurahan dengan cakupan
imunisasi dasar lengkap terendah adalah Kelurahan Kekalik Jaya (76 %)

29
b. Imunisasi ibu hamil
Salah satu upaya untuk menekan kematian bayi akibat tetanus
neonatorum adalah melalui pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dilaksanakan 2 kali semasa
kehamilan yaitu TT1 dan TT2. Tahun 2015 cakupan imunisasi TT ibu hamil
di Puskesmas Tanjung Karang cukup tinggi yaitu 100,15 % (TT1) dan
95,06% (TT2). Sedangkan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut
Kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21. Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil di Puskesmas Tanjung


Karang
Tahun 2015

Jumlah TT IH1 TT IH2


No Kelurahan
Bumil Jumlah % Jumlah %
1 Tanjung Karang 198 213 107,58 202 102,02

2 TJK Permai 183 193 105,46 186 101,64

3 Kekalik Jaya 337 238 70,62 217 64,39

4 Taman Sari 212 197 92,92 188 88,68

5 Banjar 177 200 112,99 199 112,43

6 Ampenan Selatan 208 276 132,69 258 124,04

Puskesmas (2015) 1315 1317 100,15 1250 96,06

Tahun 2014 1325 1329 100,30 1259 95,02


Sumber : P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Dari tabel tersebut terlihat bahwa semua Kelurahan yang ada di


Puskesmas Tanjung Karang sudah mencapai target harapan TTIH1
100,15%, kecuali kelurahan kekalik jaya sedangkan cakupan TTIH2
96,06%. Persentase cakupan imunisasi tertinggi di kelurahan Ampenan
Selatan sebesar 132,69% (TTIH1) dan 124,04% (TTIH2) pada kelurahan
Ampenan Selatan. Sedangkan Persentase cakupan imunisasi terendah

30
tercatat di Kelurahan Kekalik Jaya sebesar 70,64% (TT IH1) dan sebesar
64,39% (TTIH2).

5. Peserta KB
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah satu
pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat
kontrasepsi tersebut. Sedangakan Pasangan Usia Subur adalah pasangan
Suami – Istri, yang istrinya berusia 15 – 49 tahun. Adapun jumlah peserta KB
aktif di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 22. Cakupan Jumlah Peserta KB Aktif Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2015
NO JUMLAH Peserta KB baru Peserta KB Aktif
KELURAHAN
PUS Jumlah % Jumlah %
1 Tanjung
Karang
1122 836 74,5
2 TJK Permai
1165 885 76,0
3 Kekalik Jaya
1633 1159 71,0
4
Taman Sari 1220 998 81,8
5 Banjar
1105 938 84,90
6 Ampenan
Selatan
1640 1293 78,8

Puskesmas 7885 6169 77,5

Thn 2014 7885 594 7,53 6013 76,26


Sumber : KIA PKM Tj Karang tahun 2015.

Jumlah pasangan usia subur tahun 2015 sebanyak 7885 yang terdiri dari
peserta KB baru sebanyak 594 akseptor (7,53%) sedangkan jumlah peserta
KB aktif sebanyak 6013 (76,26%) akseptor.

31
6. Asi Ekslusif

ASI Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. ASI
Eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena
didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.
Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik di
bawah ini:
Grafik 7. Cakupan ASI Ekslusif di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

NO 2015
KELURAHAN 2014
1 Tanjung 86,08
Karang
71,27
2 TJK Permai 60,49
63,88
3 Kekalik Jaya 70,00
71,42
4 67,74
Taman Sari 64,86
5 Banjar 72,87
77,35
6 Ampenan 68,24
Selatan
73,33

Puskesmas 71,58 70,82

Sumber : Laporan F/III/Gizi/Puskesmas 2015.

Grafik diatas menunjukkan bahwa cakupan ASI ekslusif di Kelurahan


Tanjung Karang merupakan yang tertinggi (86,08%) dan Kelurahan Tanjung
karang permai(60,49%) memiliki cakupan ASI ekslusif terendah. Untuk lebih
meningkatkan pencapaian target, diharapkan petugas lebih aktif memotivasi ibu-
ibu terutama ibu hamil agar nantinya jika melahirkan agar menyusukan bayinya
secara ekslusif selama 6 bulan dan meneruskan ASI sampai usia balita 2 tahun.

32
Distribusi MP-ASI
Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menanggulangi dan mencegah
terjadinya gizi buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik
pada bayi usia 6 – 11 bulan dan anak 12 – 24 bulan. MP-ASI ini dialokasikan
untuk penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk dan prioritas balita gakin.
Selama tahun 2015 balita yang telah diberikan MP-ASI sejumlah 32 balita
dengan jumlah sasaran 333 balita (9,6 %). Ketersediaan MP-ASIdi Puskesmas
Tanjung Karang berdasarkan droping dari Dikes Kota Mataram.
7. Vitamin A

Penanggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan prevalensi


kekurangan vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi vitamin A melalui
makanan sumber vitamin A dan suplementasi kapsul vitamin A.

Waktu pemberian Vitamin A serentak dilakukan pada bulan Februari dan


Agustus sebagai bulan utama pemberian kapsul paling lambat 1 (satu) bulan
berikutnya diupayakan untuk menjaring kelompok sasaran yang belum mendapat
kapsul vitamin A yang dilaksanakan melalui sweeping.

Tabel 24.Cakupan Distribusi Vitamin A bayi usia 6-11 bulan Puskesmas Tanjung
Karang Tahun 2015

NO Bayi 6-11 bln


Bayi 6-11 bln(perempuan)
KELURAHAN (laki-laki)
Prys % Riil % Prys % Riil %
1 Tanjung
Karang
62 48,39 30 100 49 51,02 25 100

2 TJK Permai 22 100 22 100


33 66,67 52 53,85
3 Kekalik Jaya 41 100 16 100
95 43,16 80 25,00
4 9 100 11 100
Taman Sari 54 16,67 46 23,91
5 Banjar 30 100 23 100
47 63,83 59 38,98
6 Ampenan 32 100 44 100
Selatan
57 89,47 42 104,8
52,5 100 328 46,04 151
Puskesmas 348 183 100
9

33
Sumber : Lap.Vitamin A dan F/III/Gizi.Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Hasil pencapaian distribusi vitamin A (biru) pada bayi 6 – 11 dari tahun


2015 sudah mencapai 100% dari sasaran pendataan.(Riil).

Tabel 24.Cakupan Distribusi Vitamin A anak balita Usia 1-5 Tahun Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2015

NO Bayi 1-5 tahun Bayi 1-5


KELURAHAN (laki-laki) Tahun(perempuan)
Prys % Riil % Prys % Riil %
1 Tanjung
Karang
402 69,90 281 100 318 74,84 238 100

2 TJK Permai 170 100 176 100


372 45,70 292 60,27
3 Kekalik Jaya 219 100 202 100
631 34,71 597 33,84
4 150 100 159 100
Taman Sari 373 40,21 399 39,85
5 Banjar 216 100 217 100
327 66,06 317 68,45
6 Ampenan 285 100 263 100
Selatan
377 75,60 379 69,39
53,2 132 100 230 54,52 1255 100
Puskesmas 2482
2 1 2

Sumber : Lap.Vitamin A dan F/III/Gizi.Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Hasil pencapaian distribusi vitamin A (merah) pada Anak balita usia 1-5
sudah mencapai 100% dari sasaran pendataan.(Riil).

8. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita


Kegiatan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita merupakan alat
pemantau kinerja di posyandu dan keadaan gizi masyarakat setiap bulan melalui
indikator : D/S,N/D-O-B,BGM/D. Tabel berikut ini menunjukkan hasil
penimbangan balita di Puskesmas Tanjung Karang periode 2015.

34
Tabel 25. Data Hasil Penimbangan Bulanan Balita Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2015
NO Kelurahan D/S Riil N/D-O-B BGM/D
1 Tanjung Karang 98,05 66,62 2,58
2 TJK Permai 73,65 57,00 3,2
3 Kekalik Jaya 65,57 52,21 1,7
4 Taman Sari 79,50 69,76 0,81
5 Banjar 89,21 67,94 2,23
6 Ampenan Selatan 78,8 62,12 1,49
Puskesmas 83,34 63,56 2,06
Sumber : Rekap F/ III/GIZI Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015.

Cakupan Partisipasi masyrakat (D/S) di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015


mencapai 83,34% dengan target 80 % dengan cakupan tertinggi dikelurahan Tanjung
karang (98,5 % dan terendah dio Kelurahan Kekalik jaya 65,57% .

Sedangkan cakupan keberhasilan program (N/D-O-B) di Puskesmas Tanjung


Karang Tahun 2015 mencapai 63,56% belum mencapai target (80%) dengan cakupan
tertinggi dikelurahan Taman sari (69,76%)dan terendah dikelurahan kekalik jaya
52,21%.
Cakupan Balita di bawah Garis Merah (BGM) Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2015 sebesar 2,06% dengan target 5% dengan cakupan tertinggi di Kelurahan
Tanjung Karang Permai(3,20 % ) dan Cakupan terendah dikeluran Taman Sari 0,81%
Indikator BGM/D yang menggambarkan besarnya intensitas masalah gizi.

9. Status Gizi
Status gizi balita sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
balita di masa yang akan datang. Pemantauan Status Gizi Balita tahun 2014
dilaksanakan dengan pengumpulan data dilaksanakan oleh Petugas Puskesmas
Tanjung Karang, tetapi pengolahan data di lakukan di Dinas Kesehatan Kota
Mataram.
Sedangkan dari hasil pelacakan kasus gizi buruk di Puskesmas Tanjung
Karang pada tahun 2015 ditemukan 1 kasus gizi buruk di Lingkungan bendega

35
Kelurahan Tanjung Karang sedangkan kasus gizi buruk tahun 2014 sebanyak 6
orang hal ini mengalami penurunan
10. Penjaringan Anak Sekolah Dasar
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan
agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa kelas 1 SD/MI.
Dalam kegiatan ini, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum seperti mengukur
berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui tumbuh kembang anak. serta
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta mata dan telinga. Tim Puskesmas
yang turun kali ini adalah dokter, petugas gizi dan petugas UKS.
Pada tahun 2015 ini cakupan penjaringan siswa sekolah adalah 100%.

Tabel 27. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) siswa SD & setingkat


Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Mendapat SD Mendapat
Jumlah Pelayanan Jumlah Pelayanan
No Kelurahan Kesehatan Kesehatan
Siswa SD
Jumlah % Jumlah %
1 Tanjung Karang 116 107 92 2 2 100

2 TJK Permai 157 157 100 3 3 100

3 Kekalik Jaya 98 81 83 3 3 100

4 Taman Sari 241 234 97 3 3 100

5 Banjar 92 81 88 3 3 100

6 Ampenan Selatan 183 177 97 2 2 100

Puskesmas tanjung Karang2014 887 837 94 17 17 100


Sumber : UKS Puskesmas Tj KarangTahun 2015
Kegiatan pengumpulan data status gizi dan hb remaja putrid diwilayah
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 dilaksanakan pada bulan oktober 2015.
Lokasi kegiatan pada SMP 18 Mataram dan MA nurul Jannah dengan jumlah
sampel 123 remaja putri.

36
Tabel 28. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) siswa SMP & SMA
setingkat Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Sekolah Diperiksa Sgt Kurus Normal Gemuk Obesitas Anemi Tdk
kurus anemi
n N N N n N N
SMP 18 62 1 2 52 5 2 27 35
MTR
MA 15 0 1 13 1 0 11 4
Nurul
Jannah
SMA 23 0 2 20 1 0 13 10
Nurul
Janah
Jumlah 100 1 5 85 7 2 51 49

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari jumlah siswa sekolah lanjuran yang
dilakukan penjaringan diwilayah puskesmas Tanjung Karang yang paling banyak
didapatkan kasus Anemia (49,0%) dari sasaran 100 orang dan kegiatan yang
telah dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tantang nutrisi dan pemberian FE
pada siswa/siswi anak sekolan lanjutan .

11. Kesehatan Usia Lanjut


Salah satu keberhasilan program pembangunan kesehatan adalah
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH), meningkatnya UHH berdampak
terhadap meningkatnya populasi lansia. Program kesehatan lansia bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya dalam masyarakat. Untuk Puskesmas Tanjung Karang
tahun 2015 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut baru mencapai 6,70% dari
total usia lanjut 3.582 orang.

37
IV.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan
nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pemerintah dalam hal ini telah berupaya memenuhi hak setiap warga
negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Dengan di
Undangkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional merupakan perubahan yang mendasar bagi perasuransian di
Indonesia khusunya Asuransi Sosial dimana salah satu program jaminan sosial
adalah jaminan kesehatan. Dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40
tahun 2004 dinyatakan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan
tujuan agar peserta memperolah manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, hal ini merupakan
salah satu bentuk atau cara agar masyarakat dapat dengan mudah melakukan
akses ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Sehingga
Seluruh Warga Negara Indonesia berhak mendapat jaminan pemeiharaan
kesehatan.
Gambar 7. Adapun cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan di Kota
Mataram Tahun 2013

32%
umum
askes/jkn

68%
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa, tidak semua masyarakat yang
berkunjung memiliki kartu Askes / JKN. 68% dari pasien yang berkunjung ke
Puskesmas Tanjung Karang adalah pasien umum yang belum memilki
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

38
9. Kunjungan Puskesmas
Puskesmas dan jaringannya merupakan sarana pelayanan kesehatan
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Perkembangan jumlah kunjungan
puskesmas Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 13 .
Jumlah Kunjungan jalanPuskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

No Unit rawat jalan Jumlah


Kunjungan
1 LANSIA 4263
2 MTBS 4938
3 GIGI 2638
4 IGD 2342
5 UMUM 8728
6 KIA / KB 3819
7 REMAJA 1764
8 KONSELING 7228
9 LABORATORIUM 5833

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

39
Distribusi kunjungan puskesmas menurut status kunjungan tahun 2015
adalah sebagai berikut :

No STATUS Jumlah JUMLAH


KUNJUNGAN Kunjungan KUNJUNGAN
RAWAT RAWAT INAP
JALAN
1 UMUM 16100 260
2 JKN 6765 441
3 GRATIS 69 0
Total 22934 701

Tabel 29. Distribusi Kunjungan Rawat Inap Puskesmas Tj.Karang Th. 2015

No Bulan Jumlah Jumlah Alos BOR


Pasien Hari (Hari) 0%
Rawat
1 Januari 55 129 2 37,82%
2 Februari 56 158 3 51,30%
3 Maret 70 166 2 49,00%
4 April 71 165 2 50,00%
5 Mei 67 175 3 53,03%
6 Juni 56 134 2 40,60%
7 Juli 38 67 2 26,36%
8 Agustus 45 155 3 40,00%
9 September 44 97 2 32,33%
10 Oktober 49 113 2 37,00%
11 November 93 177 2 53,63%
12 Desember 57 154 3 46,66%
Puskesmas 701 1670 2,00 41,75%

40
Hasil kunjungan Puskesmas tahun 2015 ditunjukkan dengan 10
penyakit terbanyak, yaitu :

Tabel 30. Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Rawat Jalan Tahun 2015


Jumlah
No. Nama Penyakit
Kunjungan
1. Nasofaringitis Akut (common cold) 5.160
2. Penyakit Pulpa dan jaringan pariapikal 2.781
3. Hypertensi esensial primer 2.706
4. Supervisi kehamilan normal 2.596
5. Gastritis dan duodenitis 16.94
6. Diabetesmileetus non dependen insuliun 1475
Diare dan gastroentritisyg diduga berasal dr 1053
7.
infeksi
8. Cuntaneus absdess furunkel dan carbunde 1049
9. Ashma 871
10. Artritis lainnya 859
Sumber pelayanana kesehatan pkm Tanjung Karang Tahun 2015
Tabel 30. Sepuluh Penyakit Terbanyak Ruang Rawat InapTahun 2015
Jumlah
No. Nama Penyakit Kode
Kunjungan
1. Gastritis K29 11
2. Gastroenteritis A09 11
3. Observasi febris R50 11
4. Thypoid Ao1 11
5. Hypertensi I10 11
6. Diabetes mellitus non insulin E11 8
7. Disentri A06 6
8. Colik Abdomen N23 5
9. Hyperemisis I21 4
10. Anemia D50 4
Total 82
Sumber pelayanana kesehatan pkm Tanjung Karang Tahun 2015

41
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seperti tahun-tahun
sebelumnya penyakit dengan jumlah kunjungan terbesar adalah Gastritis
dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebesar 11 Kasus .
IV.3 Perilaku Hidup Masyarakat
Salah satu indikator yang dipakai untuk melihat keadaan perilaku
masyarakat adalah jumlah rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Hasil survey PHBS Puskesmas
Tanjung Karang Tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 31.Hasil Survey PHBS Tingkat Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Hasil Survey (%)
No Indikator Target Tahun Tahun
2014 2015
1. Persalinan oleh Nakes 90 % 100% 100 %
2. ASI Ekslusif 90 % 82,44 82,0 %
%
Menimbang Balita Tiap Bulan di 99,22
3. Posyandu 80 % 99,40%
%
4. Tidak Merokok 80 % 64,43 92,20%
%
5. Aktifitas Fisik 80 % 69,31 96,50%
%
6. Konsumsi Sayur & Buah 80 % 49,62 94,50%
%
7. Menggunakan Jamban 80 % 93,08 93,50%
%
8. Sumber Air Bersih 90 % 95,78 92,9 %
%
9. Cuci Tangan Pakai Sabun 80 % 86,98 95,8 %
%
10. Rumah Bebas dari Jentik 95 % 78,11 92,3 %
%
Rumah Tangga Sehat 32,40%

Sumber : Bidang Promosi Kesehatan PKM Tj Karang Tahun 2015

Berdasarkan Tabel diatas di atas, Pada Tahun 2015 pencapaian Rumah


Tangga Sehat di Puskesmas Tanjung Karang mengalami penurunan yaitu
32,40% pada tahun 2014 dan 32,90% (0,5%). Apabila dilihat dari 10 Indikator

42
PHBS, terdapat 6 indikator yang hampir semua sudah memenuhi target yaitu
indikator Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, Balita ditimbang setiap Bulan,
Aktifitas Fisik, Jamban Keluarga,Sumber Air Bersih kecuali Rumah bebas jentik
Asi ekslusif yaitu

1) Rumah bebas jentik (92,30% dari target 95 %)


2) ASI Ekslusif (82,0% dari target 90%)

IV.4 Keadaan lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena lingkungan akan
mempengaruhi berbagai aktifitas kehidupan dan merupakan salah satu media
penularan penyakit infeksi terutama penyakit-penyakit menular seperti ISPA,
Diare, TB Paru, dan DBD.

Gambaran kondisi lingkungan terlihat dari Penyediaan Air Bersih,


Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Perumahan Sehat, Jamban Keluarga dan
Saluran Pembuangan Air Limbah), Penyehatan Makanan dan Minuman serta
Penyehatan Tempat-Tempat Umum.

a. Akses Air Minum

Air adalah merupakan unsur terpenting bagi manusia. Kualitas air yang dan
kuantitas yng cukup sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karangmeskipun masyarakat tidak punya
jamban, tapi sarana air bersih mereka punya.

43
Tabel 14. Jumlah dan Prosentase Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung karang

Cakupan
Jlh Jlh
No Kel Jlh kk Jlh sab ms Jiwa %
jiwa rmh
SR KU SGL PMA
1 Banjar 7301 1479 1573 1237 4 128 6600 98,00
2 Amp sel 8795 2314 2492 1685 0 30 8000 98,79
3 Tmn sari 9206 1696 1708 1254 8 195 7645 90,13
4 Kklkjaya 17327 5274 5896 1604 10 1071 12695 80,23
5 Tjk permai 7504 1705 1715 1428 0 36 6770 99,28
6 Tj Karang 8285 1660 1858 1079 10 423 7010 93,82
puskesmas 58418 14146 15242 8287 32 1883 48720 91,19

Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Grafik 14. Sarana air bersih (SAB) puskesmas tanjung karang tahun 2015

120

100

80

60

40

20

0
banjarampenan selatan
taman sarikekalik jayatjk permai tj karang puskesmas
Series1 98 98.79 90.13 80.23 99.28 93.82 91.19

1. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)

Tingginya kepadatan penduduk di Kota Mataram menjadikan banyaknya


lingkungan padat penghuni dan kumuh yang dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan penghuninya. Hasil kegiatan PLP dapat dilihat dari cakupan Rumah

44
Sehat, Cakupan Jamban Keluarga dan Cakupan Saluran Pembuangan Air
Limbah. Hasil dicapai pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

a. Rumah Sehat

Grafik 15. Cakupan Rumah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ampena taman kekalik tjk puskesm
banjar tj karang
n selatan sari jaya permai as
Series1 78.96 72.82 85.26 77.87 87.86 72.95 78.67

Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Dari grafik di atas terlihat bahwa kondisi rumah sehat yang memenuhi
syarat pada tahun 2014 sebesar 78.67%. Bila dilihat wilayah kelurahan,
yang tertinggi adalah kelurahan Tanjung Karang Permai sebesar 87.86 %
dan terendah di wilayah kelurahan Ampenan Selatan sebesar 72.82 %.

b. Jamban Keluarga (JAGA)


Jamban keluarga merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki oleh
masyarakat Penyediaan jamban keluarga yang memenuhi syarat diharapkan
dapat mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare. Cakupan
jamban keluarga memenuhi syarat di Puskesmas Tanjung karang Tahun
2015 telah cukup tinggi yaitu 92.71%. Berikut cakupan jamban keluarga
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015

45
Grafik 16. Cakupan Jamban Keluarga Puskesmas Tanjung Karang tahun
2015
100

95

90

85

80

75

70
ampena taman kekalik tjk puskesm
banjar tj karang
n selatan sari jaya permai as
Series1 97.97 97.28 82.5 89.26 97.96 97.11 92.71

Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Dari Grafik di atas terlihat bahwa cakupan Jamban keluarga dengan layak
sanitasi di wilayah Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 sebesar 92.71%.
Rata-rata cakupan jamban keluarga dengan layak sanitasi di masing-masing
kelurahan cukup tinggi kecuali kelurahan Taman Sari dan kekalik Jaya.

2. Program Penyehatan Makanan dan Minuman

Hygiene sanitasi sarana Pengolahan Makanan dan Minuman merupakan


faktor penting yang mempengaruhi kualitas pangan yang dihasilkan.
Pengawasan dan pembinaan terhadap sarana Tempat Pengolahan Makanan
sangat diperlukan untuk peningkatan hygiene sanitasi tempat pengolahan,
peralatan pengolahan, kesehatan karyawan yang menjamah makanan dan
kualitas pangan yang dihasilkan. Hasil kegiatan dari Program Penyehatan
Makanan Minuman adalah sebagai berikut :

46
Tabel 32. Jumlah TPM (Tempat Pengolahan Makanan) yang Terdaftar dan
Diperiksa di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

No Jenis TPM Yang ada Diperiksa %

1 IRT 177 150 84.74

2 Rumah Makan 28 15 53.57

Catering / Jasa
3 25 10 40.00
Boga

4 Depot 192 137 71,35

5 Kantin 20 18 90.00

Makanan
6 30 15 50.00
Jajanan

Jumlah 472 341 72.24

Sumber : Bidang P3PPL Puskesmas Tanjung KarangTahun 2015


Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah TPM yang memehuhi syarat tahun
2015 sebesar 70.55 %.

3. Program Penyehatan Tempat-Tempat Umum

Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana setiap orang dapat
masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan. Pengawasan
TTU sangat penting untuk mengendalikan faktor fisik yang dapat merugikan
kesehatan. Hasil pemeriksaan TTU Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
dapat dilihat pada grafik berikut :

47
Tabel 33.
Cakupan pengawasan tempet-tempat umum (TTU) puskesmas Tanjung
Karang tahun 2015

No Jenis TTU Yang ada Diperiksa %

1 Tempat ibadah 37 32 86,49

2 Tempat pendidikan 66 46 100

3 Perkantoran 23 8 100

4 Sarana kesehatan 8 7 87,50

5 Panti asuhan 3 3 100

6 Poskesdes 2 2 100

7 Salon 18 5 35,71

8 Hotel 1 1 100

9 Kolam renang 1 1 100

Jumlah 103 88 85,44

Sumber : Bidang P2M Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015

Dari tabel tersebut di atas terlihat Tempat-Tempat Umum yang diperiksa


tahun 2015 sebesar 85,44%. Dari 103 tempat-tempat umum yang ada, yang
diperiksa memenuhi syarat sebesar 88.

4. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk
mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air
besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum
dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar serta mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan. Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100%
penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Berikut Cakupan Desa STBM
Puskesmas Tanung Karang sebagai berikut :

48
Tabel 34. Cakupan Desa STBM Puskesmas Tanjung KarangTahun 2015

Akses jamban
JSP JSSP SHARING OD
No Kelurahan JUMLAH kk

1192 145 236 0


1 Banjar 1573
2463 17 12 0
2 Ampenan selatan 2492
1663 30 15 0
3 Taman sari 1708
2830 166 95 0
4 Kekalik jaya 3091
1301 40 12 0
5 Tjk permai 1353
1667 75 28 0
6 Tanjung karang 1770
11116 473 398 0
Jumlah 11987
Sumber : P2M puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Ket JSP : jamban sederhana permanen
JSSP : jamban sangat sederhana permanen
Sharing : menumpang
OD : open defecation (BAB sembarang tempat)

Pada tabel diatas untuk Kota Mataram tahun 2014 seluruh kelurahan telah
melaksanakan STBM, tetapi belum ada Desa/kelurahan yang telah 100%
melaksanakan 5 pilar STBM.

49
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

V.1 Sarana Kesehatan


Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini telah berhasil
meningkatkan Derajat Kesehatan secara cukup bermakna, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai sumber daya kesehatan yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
a. Sarana Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Tanjung Karang yang memiliki berbagai macam fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, Tersedianya fasilitas
kesehatan yang memadai sangat diperlukan dalam upaya peningkatan status
kesehatan masyarakat. Hal ini akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah
dan swasta sekaligus. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 35. Fasilitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2015
No Keterangan
Pelayanan Kesehatan Jumlah

1. Rumah sakit pemerintah 1 RSIA Permata Hati


2. Rumah Sakit Swasta 1
3. Bidan Praktek swasta 10
4. Balai Pengobatan/Klinik 5
5. Puskesmas Pembantu 2
6. Poskesdes 2
7.
8.
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tanjung KarangTahun 2015

50
Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang
dikelola Pemerintah ataupun swasta berperanan penting dalam kondisi
kesehatan masyarakat.
b. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, telah diakui
oleh semua pihak. Hasil pengamatan menentukan terhadap keberhasilan,
kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan.
Peran serta masyarakat melalui Posyandu yang merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memiliki peranan penting
masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Bentuk lain peran serta
masyarakat melalui UKBM selain Posyandu adalah Polindes, Desa Siaga, POD,
Pos UKK, TOGA, Dana Sehat dan lain-lain. Keberadaan jenis UKBM di
Puskesmas Tanjung Karang yang menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat
dalam bidang kesehatan antara lain :
Tabel 36.Telaah Kemandirian UKBM di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014
Pos- Pos Pos
To Pos Dana Desa Bat
No Kelurahan Yand kes kes SBH
ga UKK Sehat Siaga tra
u tren des
1 Tanjung Karang 6 1 0 0 -0 0 Ada Ya 0

2 Tj krg Permai 7 0 0 1 0 0 Ada Ya 3

3 Kekalik Jaya 7 0 1 1 0 0 Ada Ya 0

4 Tamam sari 4 0 0 1 0 0 Ada Ya 1

5 Banjar 4 1 0 1 0 0 Ada Ya 0

6 Ampenan
7 0 1 1 0 0 Ada Ya 2
Selatan
Puskesmas 34 2 2 5 0 0 Ada Ya 6

Sumber : Promosi Kesehatan Pkm Tan jung Karang Tahun 2015

Dari Tabel di atas ternyata upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat
sebagian besar berupa Posyandu sebanyak 34(100,0%) dari UKBM yang ada.

1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

51
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Puskesmas Tanjung Karang terdiri dari 34 Posyandu ,Tingkat kemandirian
posyandu menunjukkan tingkatan peran serta masyarakat yang terbagi dalam 5
kelompok, yaitu : Pratama, Madya, Utama, Purnama dan Mandiri.
Tabel 37. Strata Posyandu Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
Tahun 2014 Tahun 2015
Posyandu Aktif Posyandu Aktif
Target Total Jumlah Total
No Puskesmas Jumlah
Pos- Purnam Pos-
% Purnama %
yand a+ yand
+ Mandiri
u Mandiri u
1 Tj Karang 40 % 6 5 100% 6 1/5/0 100%
2 Tj krg Permai 40 % 7 3 100% 7 4/3/0 100%
3 KekaliJaya 40 % 7 4 100% 7 3/4/0 100%
4 Tamam sari 40 % 4 3 100% 4 1/3/0 100%
5 Banjar 40 % 4 4 100% 4 0/3/1 100%
Ampenan 7 100% 6 100%
6 40 % 5 1/5/0
Selatan
Puskesmas 40 % 34 24 100% 10/32/1 100%
Sumber : Data Primer Tahun 2015

Dari Tabel di atas terlihat bahwa Posyandu Aktif di masing-masing


Kelurahan, Tahun 2015 tertinggi dicapai Kelurahan (100 %)

2. Desa Siaga

Desa/Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam


Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Tanjung Karang 2015. Target yang
harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80% desa dan kelurahan yang ada di
Indonesia telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Di Puskesmas Tanjung
Karang yang ada telah menjadi kelurahan siaga. Data desa/kelurahan siaga
menurut tingkat kemandirian di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 adalah
sebagai berikut :

52
Tabel 38. Desa Siaga di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015
NO DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
Kelurahan Lingkungan/Posy PRAT MAD PURN MAND JUM
andu %
AMA YA AMA IRI LAH
1
Tj Karang 6 1 0 0 0 1 100.00
2
Tj krg Permai 7 1 0 0 0 1 100.00
3
KekaliJaya 7 1 0 0 0 1 100.00
4
Tamam sari 4 1 0 0 0 1 120.00
5
Banjar 4 0 0 1 0 1
6 Ampenan
Selatan 6 1 0 0 0 1

Puskesmas
34 5 0 1 0 6
Sumber : Promosi Kesehatan pkm Tj Karang Tahun 2015

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Puskesmas Tanjung Karang
tahun 2014 bahwa semua kelurahan yang ada merupakan Desa/kelurahan siaga
(100%).

c. STANDART PELAYANAN MINIMAL

Standart Pelayanan Bidang Kesehatan pada hakekatnya merupakan pelayanan


kesehatan yang selama ini dialaksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota
Yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008. Adapun pencapaian Standart Pelayanan Minimal
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

53
Tabel 39. Standart Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015
TARGET REALISASI REALISA KET
INDIKATOR SPM
2015 2014 SI 2015
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Kunjungan ibu hamil K4 93,00% 102,04% 95,06%
2 Komplikasi kebidanan yang ditangani 78,00% 115,85% 119,39%
3 Pertolongan persalinan oleh bidan 88,00% 90,51% 91,48%
atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Pelayanan Nifas 88,00% 90,87% 91,40%

5 Neonatus dengan komplikasi yang 45,00% 83,43% 76,37%


ditangani
6 Kunjungan bayi 89,00% 102,24% 101,84%

7 Desa/Kelurahan Universal Child 100,00% 100,00%


Immunization (UCI)
8 Pelayanan Anak Balita 72,00% 42,66% 88,73%
9 Pemberian Makanan Pendamping ASI 100,00% 26,33% 7,5%
pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin
10 Balita gizi buruk mendapat perawatan 100,00% 100,00% 100%
11 Penjaringan kesehatan siswa SD dan 100,00% -
setingkat
12 Peserta KB aktif 68,00% 77,22% 83,6 %
13 Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 3 per 100 -
100.000 penduduk pendd usia
>15 thn
14 Penemuan Penderita Pneumonia 100,00% 100,0% 91,8%
Balita
15 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100,00% 38,89% 42,8%
16 Penderita DBD yang ditangani 100,00% 100,00% 100%
17 Penemuan Penderita Diare 100,00% 100,0% 108,1%
18 Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien 100,00% 0
Masyarakat Miskin
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan
19 Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien 100,00%
Masyarakat Miskin
20 Pelayanan Gawat Darurat Level 1 100,00%
yang harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kab/Kota
C. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB
21 Desa/Kelurahan mengalami KLB yang 100,00% 100 % 100%
dilakukan penyelidikan epidemiologi <
24 jam
D. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

54
TARGET REALISASI REALISA KET
INDIKATOR SPM
2015 2014 SI 2015
22 Desa Siaga Aktif 80,00% 100 % 100%

V.2 Tenaga Kesehatan

Tenaga di bidang Kesehatan merupakan Sumber Daya Manusia yang diperlukan


dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan karena keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan sebagai
pemikir, perencanaan, penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan. Oleh
karena itu salah satu syarat keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
tersedianya tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas yang mencukupi
serta tersebar secara merata.
Informasi mengenai ketenagaan di bidang kesehatan mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan upaya peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas tenaga
kesehatan. Informasi tenaga di bidang kesehatan sangat diperlukan dalam
menunjang peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan, khususnya dan aspek
perencanaan kebutuhan tenaga, pendayagunaan serta peningkatan kualitas melalui
pendidikan dan pelatihan.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2015 sebanyak 46 orang yang terdiri dari 38 orang tenaga kesehatan
dan 7 orang tenaga non kesehatan yang di antaranya meliputi pejabat struktural
dan staf administrasi. Proporsi tenaga kesehatan menurut 8 jenis tenaga kesehatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2015 adalah sebagai
berikut:

55
No Jenis Tenaga Jumlah
PNS NON.PNS
1 Medik
- Dokter Umum 1 2
- Dokter Gigi 1 0
2 Sarjana Kesehatan
- S. Keperawatan / 1 ( Kepala Puskesmas )
SKM
3 - Sarjana Kes. Lingk 1 1
- D4 Kebidanan 2 -
Paramedik Perawatan
- S. Kep./ Ners 1/0 0/4
- Akper 11 6
- SPK - -
- Akbid 5 10
4 - Bidan - -
- Akademi Perawat 3 0
Gigi
Paramedik Non Perawatan -
- AKL / APK 2 1
- AAK 2 0
- AKZI 3 -
- DIII Farmasi - -
- SPAG - -
- SPPH -
5 - SMF / SAA 0
- Pekarya Kesehatan 2
- SMAK -
- Akademi R.Medik -
Non Medik 1
- Sarjana ( S1 )
- Sarjana Muda ( DIII ) 2
- SLTA 1 4
- SMP 3 1
- SD 1 3
-
JUMLAH 46 30

56
Gambar 9. Proporsi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang 2015

Keterapian
Fisik
1,42%
Gizi Tehnisi Medis Medis
4,64% 11,56% 20,21%

Kesmas
6,00%

Kefarmasian
7,85%

Keperawatan
48,33%

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Tenaga


Kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2015 adalah tenaga
keperawatan (48,33%) yang meliputi perawat, perawat gigi dan bidan.
V.3 Pembiayaan Kesehatan

1. Pendapatan
Sektor Kesehatan juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Mataram melalui retribusi pelayanan kesehatan. Realisasi
penerimaan pendapatan melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2015
seperti pada dalam tabel berikut :
Tabel 40. Target dan Realisasi Pendapatan Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2015
No Jenis Penerimaan Target Realisasi %
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan
Penerimaan dari Pengunjung Puskesmas 15.81.1500 15.81.1500 100
2 Penerimaan APBD 115.072.000 103.725.080 90.14
3 Bantuan Operasional Puskesmas (BOK) 92.900.000 92.900.000 100
4. Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) 1.590.608.980 1.083.622.688 68,13
Jumlah 1.814.392.480 1.296.059.268 85.34
Sumber : Sub Bagian Keuangan pkm Tj Karang Tahun 2015 4,244,845,854
4,244,845,854

57
Dari tabel diatas terlihat Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015
sebagian besar penerimaan berasal dari jamkesmas dan Jampersal sebesar Rp
3.110.451.748 (85,34%).

2. Anggaran
Rata-rata alokasi anggaran kesehatan Puskesmas Tanjung Karang per
kapita tahun 2015 adalah Rp 3.110.451.748 per kapita. Alokasi anggaran Dinas
Kesehatan Kota Mataram tahun 2015 bersumber dari APBD Kota Mataram
sebesar Rp103.725.080. ; BOK sebesar Rp. 92.900.000,- dan sumber JKN Rp.
1.083.622.688,-.
Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa anggaran pembangunan
kesehatan sebagian besar bersumber dari APBD Kabupaten/Kota (73,60%). Hal
tersebut dikarenakan karena belanja gaji dan tunjangan pegawai yang
mengambil porsi cukup besar bersumber dari APBD Kabupaten/Kota. Disamping
itu belanja DAK dan ASKES telah masuk dalam pembiayaan APBD
Kabupaten/Kota. Proporsi belanja tidak langsung (gaji dan tunjangan pegawai)
adalah sebesar 65% dari APBD Kabupaten/Kota.

58
BAB VI

PENUTUP

 Kinerja Puskesmas Tanjung Karang ini disusun agar dapat dipergunakan


sebagai acuan dalam evaluasi dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang akan datang untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang .

 Dukungan dan peran serta aktif dari seluruh pihak yang terkait serta
dengan petunjuk, rahmat, dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa
akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberhasilan
pembangunan kesehatan di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang .

59
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Mataram ; Mataram Dalam Angka 2013


Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Mataram; Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kota Mataram Tahun 2014.
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (DPA SKPD) Dinas Kesehatan Tahun 2014
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (DPA SKPD) Dinas Kesehatan Tahun 2014
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Informasi Tenaga Kesehatan Lingkup Dinas
kesehatan Kota Mataram Tahun 2014
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Hasil Kegiatan Program P3PPL Dinas
Kesehatan Kota Mataram Tahun 2014
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Pelaksanaan Kegiatan Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kota Mataram Tahun 2015
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Tahunan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Bidang Kesehatan Tahun 2014
Kementerian Kesehatan RI; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kab/Kota
Edisi Data terpilah menurut Jenis Kelamin Tahun 2014

60
LAPORAN KINERJA
PUSKESMAS TANJUNG KARANG
TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM


61
62

Anda mungkin juga menyukai