Anda di halaman 1dari 17

LAP0RAN PENDAHULUAN

PENGENALAN ERGONOMI DAN FAAL KERJA

DISUSUN OLEH :

PAUJIAH PERMATA SARI


NIM 15.IK.441

PRAGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SARI MULIA BANJARMASIN
2017
PEMBAHASAN

A. ERGONOMI
1. DEFINISI ERGONOMI
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi
tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:
Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan
mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 2011).
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2011).
Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan
kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto, 2008).
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal-optimalnya
Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai
dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari
ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan
kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera,
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara
lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
Definisi ergonomi jugadapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus,
tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi dimana dalam penjelasannya disebutkan
sebagai berikut:
a. Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,
peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan
bekerja.
b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan
rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur
dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat
terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (2009), yaitu ergonomi adalah
ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku
manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang
peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas,
keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
2. SEJARAH ERGONOMI
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan
dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting
diilustrasikan sebagai berikut:
a. C.T. Thackrah, England, 1831
Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan
dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat
kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah
kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi
dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang
tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera
penglihatan.
b. F.W. Taylor, U.S.A., 1989
Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda
ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.
c. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion
Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk
dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik
(adjustable).
d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research
Board), England, 1918
Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi
pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya
meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
e. Elton Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari
variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi
dari para operator kerja pada unit perakitan.
f. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A
Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang
berkembangsecaracepat (seperti misalnya pesawat terbang). Masalah yang ada pada saat
itu adalah penempatan dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat
peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu
dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan
pengaruhnya pada kinerja operator.
g. Pembentukan Kelompok Ergonomi
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society)
di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak
berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama
dalam bidang Ergonomi pada November 1957.
Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association)
terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama.
Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang pertama
diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat
Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New
Zealand).
3. PERKEMBANGAN ERGONOMI
Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul
buku yang dikarang oleh Prof. K. F. H. Murrel (1949) Sedangkan kata ergonomi itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah).
Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah
human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human
factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama
menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins untuk mencapai
tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang
sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000
tahun yang lalu. Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-
benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya,
sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk
memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan
tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu
pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi
tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang
Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun
1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu
percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek
Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat
kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.Kemajuan
ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa
penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja
lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.
4. APLIKASI / PENERAPAN ERGONOMI
Terdapat beberapa aplikasi penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.
Aplikasi / penerapantersebutantara lain:
a. PosisiKerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana
posisi tulang belakang vertical dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
b. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan dari pada kata-kata.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macamcaram dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

5. METODE ERGONOMI
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode
tersebut antara lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat
kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai
kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomic akan tergantung data dasar pada
saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak
pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensifisik
pekerja.
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku,
keletihan ,sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk
yang ditolak, absensisakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

6. PRINSIP ERGONOMI TUJUAN


Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan
teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi
adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam
diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal;
b.Mengurangi beban berlebihan;
c.Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
d.Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
e.Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;aaaaaaa
f. Minimalisasi gerakan statis;
g. Minimalisasikan titik beban;
h. Mencakup jarak ruang;
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
l. Mengurangi stres.
7. PENGELOMPOKKAN BIDANG KAJIAN ERGONOMI
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan
fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
c. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia
dalam bekerja dan sebagainya.
d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan
masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan
sebagainya.
e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek
psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain
sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima
bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang
optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang
semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya.
8. SPESIALISASI BIDANG ERGONOMI
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif,
ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai.
Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem
kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi,
sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
a. Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,
karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-
topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material,
gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.

b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di


dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap
pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain
; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-computer interaction,
keandalan manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk
sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu
kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi,
organisasi virtual, dll.
d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan,
dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ;
perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
9. KASUS ERGONOMI
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut
antara lain:
a. Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang
dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada
saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
b. Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dankemampuan
jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
c. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan
ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
d. Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan
komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan
keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu,
pergelangan tangan, dan pinggang.
e. Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali
mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di
luar recommended weighting limit (RWL)
f. Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit
untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan oleh display terutama
pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan karena informasi tersebut sulit
dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian yang serupa sering juga dialami oleh pilot,
dimana harus menghadapi banyak display pada waktu yang bersamaan.
B. FAAL KERJA
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja (Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, 1979).
Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan manusia merubah
keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan
dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi yang kaitannya dengan kerja
manusia dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara
kerja yang harus diaplikasikan, agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan
efesiensi selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya
Secara faal, bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi yang sebaik baiknya
dari dria (mata, telinga, peraba, perasadan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat
dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang diperlukan dan harus
dibuang masih diperlukan peredaran darah ke dan dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung,
paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.
Mula.mulakoordinasiindera, susunan syaraf, otot. Dan alat-alat lain berjalan
secara sukar dan masih harus disertai upaya-upaya yang diperlukan. Kenyataan ini
terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun
gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat
reflex dan auto matis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja,
semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang.
Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik.
Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan di tentukan oleh jumlah
yang besarserat-seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum kontraksi
(mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh ototnya
terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian
menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu di selingi pelemasan,
disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot.
Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar. roda,
memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot,
sekalipun bersif atdinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk
pemulihan. Atasdasarkenyataanitu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja sangat
penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisametabolismese perti
asam laktat, C02,dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak
saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental
psikologis yang sering-sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan
menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later
kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).
Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan
dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi,
rotasi, supinasi dan lain .lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan,
maka berkembanglah ilmu biomekanik ,yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang
dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai
hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan
tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang
belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.
Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh,
ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini
menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi
dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-besarnya. Maka
berkembanglah ilmu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh,
baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis.
Yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran:
Tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, depan dan panjang lengan.
Tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, tinggi lutut, jarak
lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut telapak kaki.
1. PembagianKerja
Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan atau bisa disebut juga sebagai
pembagian kerja. Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja
fisik dan kerja mental.
a. Kerja fisik
Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan kerja mental
membutuhkan usaha dan energi yang cukup besar dan kerja fisik dibedakan atau
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a) Kerja statis
1) Tidak menghasilkan gerak
2) Kontraksi otot bersifat isometris
3) Kelelahan lebih cepat terjadi
b) Kerja dinamis
1) Menghasilkan gerak
2) Kontraksi otot bersifat isotonos
3) Kontraksi otot bersifat ritmis
4) Kelelahan relatif lebih lama terjadi

b. Kerja mental
Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif lebih ringan
dibandingkan dengan kerja fisik yang membutuhkan energi lebih besar dan cukup
sulit untuk mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain:
Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis kelamin,
pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya.
Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode
kerja, dan sebagainya.
Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk
mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja. Kriteria-
kriteria tersebut adalah:
1. Kriteria Faal
Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat
penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air seni, dst. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama bekerja.
2. Kriteria Fisiologis kerja
Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan seterusnya. Tujuannya adalah
untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama berkerja.
3. Kriteria Hasil kerja
Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama berkerja.
Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja
yang diperoleh dari kerja.
PENUTUP

KESIMPULAN
Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi
mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya
untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk
meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan
manusia. Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan
kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan
oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yaituFaal Kerja, Antropometri, Biomekanika,
Penginderaan, danPsikologi kerja.
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu
dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai
tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Dias. 2009. Definisi dan ruang lingkup ergonomi
http://diasrw.blogspot.com/2009/01/difinisi-dan-ruang-lingkup.html, 2011
Ivan, Havosan. 2008. Ergonomi. http://ehsindonesia.edublogs.org/2008/12/24/ergonomi/,
2011
Sutalaksana. 2010. Pengertian ergonomi.
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-ergonomi.html, 2011
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi studi gerak dan waktu. Surabaya: Guna Widy

Anda mungkin juga menyukai