Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Analisis Kasus Perusahaan Gula (PG) Lestari”

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar Kebijakan Bisnis


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Taher Alhabsji

Oleh Kelompok 2:

1. Muh Faisal Rauf 165030207111039


2. Nurcandra Wibowo 165030207111035
3. Wisnu Wijaya 165030200111027
4. Maulana Ainul Yaqin 165030200111054

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

Aspek Finansial
RATIO PROFITABILITAS(Ratio-ratio Laba)
1. ROI (Return Of Invesment) atau ROA(Return On Asset)

Tahun 2001 = 13,34%

Tahun 2002 = 15,90%

Tahun 2003 = 17,93%

2. ROE (Return Of Equity)

ROE = x 100%

Tahun 2001 = 13,65%

Tahun 2002 = 16,27%

Tahun 2003 = 18,34%


3. GPM (Gross Profit Margin)

GPM = x 100%

Tahun 2001 = 45%

Tahun 2002 = 44,2%

Tahun 2003 = 45,97%

4. NPM (Net Profit Margin)

NPM = x 100%

Tahun 2001 = 9,8%

Tahun 2002 = 10,31%

Tahun 2003 = 10,87%

5. OPM (Operative Profit Margin)

OPM =

Tahun 2001 = 14,01%

Tahun2002= 14,72%

Tahun 2003 = 15,52%


RATIO LIKUIDITAS
1. CR (Current Ratio)

CR =

Tahun 2001 = 3912,81 %

Tahun 2002 = 4050,12 %

Tahun 2003 = 4078,82 %

2. QR (Quick Ratio) juga disebut “Acid Ratio”

QR =

Tahun 2001 = 3.021,89 %

Tahun 2002 = 3127,19 %

Tahun 2003 = 3169,97 %

3. Cash Ratio

Cash Ratio =

Tahun 2001 = 2735,19 %


Tahun 2002 = = 2829,82 %

Tahun 2003 = = 2861,83 %

4. Inventory to Networking Capital

Tahun 2001 =

Tahun 2002 = = 23,36 %

Tahun 2003 =

RATIO AKTIVITAS
1. ITO (Inventory Turnover atau Perputaran Inventory)

ITO =

Tahun 2001 = 6,78 kali

Tahun 2002 = 7,77 kali

Tahun 2003 = 8,33 kali

2. CATO (Current Assests Turnover atau Perputaran Aktiva Lancar/WCTO)


CATO =

Tahun 2001 = kali

Tahun 2002 = = 1,72 kali

Tahun 2003 = = 1,84 kali

3. NWCTO (Networking Capital Turnover atau Perputaran Modal Kerja Netto)

NWCTO = x 1 kali

Tahun 2001 = = 1,58 kali

Tahun 2002 = = 1,77 kali

Tahun 2003 = = 1,89 kali

4. FATO (Fixed Assets Turnover atau Perputaran Aktiva Tetap)

FATO =
Tahun 2001 = = 11,53 kali

Tahun 2002 = = 14,48 kali

Tahun 2003 = = = 15,69 kali

5. TATO (Total Assets Turnover atau Perputaran Total Aset/ATO)

TATO = =

Tahun 2001 = = 1,36 kali

Tahun 2002 = = 1,54 kali

Tahun 2003 = = 1,65 kali

6. CASHTO (Cash Turnover/Perputaran kas)

CASHTO =
Tahun 2001 = = 2,20 kali

Tahun 2002 = = 2,47 kali

Tahun 2003 = = 2,62 kali

Rasio-rasio Leverage (rasio-rasio hutang)


1. DR (Debt to Assets Ratio atau Hutang dibandingkan dengan total aset)

DR = x 100%

2001 =1.760.324.500 / 78.089.823.400 x 100% = 2,25%

2002 = 1.786.532.200 / 80.989.675.000 x 100% = 2,21%

2003 = 1.837.983.350 / 83.775.242.000 x 100% = 2,19%

2. DER (Debt to Equity Ratio atau total hutang dibandingkan dengan total aktiva)

DER= x 100 %

2001 = 1.760.324.5000 / 76.329.498.900 x 100% = 2,31%

2002 =1,786,532,200 / 79.203.142.800 x 100% = 2,26%

2003 =1.837.983.35081.937.258.650 x 100% = 2,24%


3. CDER (short term debt to equity ratio atau hutang lancar dibandingkan dengan modal
sendiri)

CDER=

2001 = 1.760.324.500 / 76.329.498.900 x 100%

= 2,31%

2002 = 1.786.532.200 / 79.203.142.800 x 100%

= 2,26%

2003 = 1.837.983.350 / 81.937.258.650 x 100%

= 2,24%

RATIO PERTUMBUHAN (Growth Ratio)


1. Pertumbuhan dalam Penjualan
2002 = 125.017.145.033 – 106.294.495.000 x 100%
106.294.495.000 = 17,61%

2003 = 138.250.431.000 - 125.017.145.033 x 100%


125.017.145.033 = 10,58%

2. Pertumbuhan dalam Laba

2002 = 12.884.210.115 – 10.422.010.718 x 100% = 23,624%


10.422.010.718
2003 = 15.023.684.000 – 12.884.210.115 x 100% = 16,605%
12.884.210.115

3. Pertumbuhan dalam Asset


2002 = 80.989.675.000 – 78.089.823.400 x 100%
78.089.823.400 = 3,71%
2003 = 83.775.242.000 - 80.989.675.000 x 100%
80.989.675.000 = 3,43%

Z SCORE
Z score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1 X5

Z score

1. X1 =

2001 =

2002 =

2003 =

2. X3 =

2001 =

2002 =

2003 =

3. X4 =

2001 =

2002 =

2003 =

4. X5 =

2001 =
2002 =

2003 =

Z score = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1X5


2001 = 1,2 x 0,89 + 0 + 3,3 x 0,19 + 0,6 x 0,12 + 1 x 1,36
= 3,13
2002 = 1,2 x 0,893 + 0 + 3,3 x 0,23 + 0,6 x 0,11 + 1 x 1,54
= 3,44
2003 = 1,2 x 0,894 + 0 + 3,3 x 0,25 + 0,6 x 0,11 + 1 x 1,65
= 3,61

ANALISIS SWOT:
Micro Environment (Internal)
1. Strength (Kekuatan)
 Lokasi perusahaan yang strategis untuk kebutuhan perusahaan.

 Memproduksi gula dengan mutu SHS atau super high sugar

 Memiliki areal tanah untuk ditanami tebu yang terletak di 4 kabupaten.

 Memiliki bentuk layout by proses yang menunjang kelancaran proses produksi

 Memiliki lahan kosong yang bisa dijadikan investasi perusahaan untuk masa
depan.

 Menggunakan tenaga kerja dengan sistem padat karya

 Memiliki alat keselamatan kerja yang mumpuni.

 Memiliki sumber bahan baku yang terdiri dari tebu milik perusahaan sendiri,
sumber dari petani tebu rakyat intensifikasi dan tebu rakyat bebas.

 Hasil produksi yang cukup besar

 Perusahaan memberikan jaminan social kepada para karyawan.

2. Weakness (Kelemahan)
 Tidak memiliki inovasi pengembangan mengenai gula. Seperti menciptakan
produk yang bahan dasarnya gula.
 Penjualan yang diterapkan oleh perusahaan terlalu riskan hanya dengan
pelelangan.

 Banyaknya karyawan yang ber pendidikan SD hingga D3.

 Ada beberapa mesin yang memiliki kondisi hanya 50%

Macro Environment
3. Opportunity (Peluang)
 Semakin banyak industri di bidang makanan yang menggunakan bahan baku
gula.

 Masyarakat yang mengkonsumsi minuman atau makanan setiap harinya


mayoritas mengandung gula (kopi, teh, kue dan lain-lain).

4. Threat (Ancaman)
 Perusahaan yang sebidang atau sejenis.

 Pemerintah yang melakukan impor gula dari negara lain.

 Iklim di Indonesia yang tidak bias diprediksi.

STRATEGI ALTERNATIF
Strategi yang seharusnya digunakan perusahaan adalah strategi bertumbuh atau
growth strategy dengan mengembangkan dan mendiversifikasi pasar. Dengan cara
product growth yaitu dengan mengembangkan produk yang sudah ada atau
mengembangkan produk baru yang mendukung produk yang sudah ada.

POLICY (KEBIJAKAN)

1. Memperluas daerah pemasaran, tidak hanya di Jakarta dan Surabaya saja.

2. Produk yang dihasilkan khususnya gula, lebih divariasikan berdasarkan kualitas (yaitu
kualitas gula seperti biasa, medium, dan super).
3. Bagian pemasaran seharusnya ada sendiri, tidak harus dari perusahaan induk itu sendiri.

4. Masih memiliki lahan kosong yang luas, dengan adanya lahan kosong yang luas
tersebut, perusahaan bisa membangun atau mengekspansi produksinya.

5. Memberikan pelatihan dan pengembangan skill kepada para karyawan di perusahaan


tersebut.

6. Memberikan merek sendiri terhadap produk (cara menjualnya berbeda)

PROGRAM

1. Membuat program CSR


2. Memperbanyak pelatihan-pelatihan terhadap petani.

Anda mungkin juga menyukai