Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS

KONFLIK MERGER ANTARA PT. BANK BUANA DENGAN PT. BANK


ANGKASA

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-
merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Menurut pendapat yang lain merger yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan
identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban
perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan atau berhenti
beroperasi.
LATAR BELAKANG MASALAH :
PT. Bank Buana dan PT. Bank Angkasa berada di bawah satu perusahaan besar yaitu PT.
Rasyid Lampulo. Hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik diketahui bahwa PT.
Bank Buana mengalami penurunan kinerja dan bermasalah dalam pengelolaan keuangan. PT.
Rasyid Lampulo memutuskan bahwa PT. Bank Buana harus segera melakukan merger dengan
PT. Bank Angkasa dalam rangka untuk menyelamatkan asset perusahaan PT. Bank Buana.
Masalah yang di hadapi, PT. Bank Buana yaitu penurunan kinerja dan masalah dalam
pengelolaan keuangan karena ulah dari Direktur Utama dan Manager Keuangannya yang di
anggap memiliki kerjasama untuk memperkaya diri mereka sendiri, sehingga PT. Rasyid
Lampulo memutuskan upaya merger PT. Bank Buana dengan PT. Bank Angkasa. Pada saat
penggabungan terjadi masalah dimana 3 Manager lain yang merasa tidak bersalah menolak
untuk ditempatkan sebagai bawahan, karena merasa kualifikasi mereka lebih unggul. Inti
persoalan yang menyebabkan penurunan kinerja dan masalah keuangan PT Bank Buana
sebenarnya disebabkan oleh direktur utama dan manajer keuangannya yang berniat kerja sama
untuk memperkaya diri. Akibatnya berdampak negatif kepada seluruh manajer lain seperti
manajer personalia, produksi, dan marketing.

Pada saat merger akan dilakukan maka menimbulkan masalah internal yakni posisi jajaran
manajemen akan direstrukturisasi, artinya kedua perusahaan harus merombak ulang struktur
organisasinya. Ketiga manajer PT Bank Buana yang merasa tidak bersalah sangat geram dan
tidak bersedia jika posisinya diletakan di bawah ketiga manajer PT Bank Angkasa begitu pun
sebaliknya. Jika hal ini tidak ditangani secara serius dan bijaksana maka akan terjadi
kesenjangan sehingga mengganggu keharmonisan dan produktivitas bahkan menimbulkan
konflik baru.
PEMYELESAIAN MASALAH / SOLUSI :
Menurut pendapat saya dalam menyelesaikan kasus ini, diperlukan solusi yang benar-benar
disetujui oleh semua pihak. Tidak mudah untuk menemukan solusi yang bisa disepakati oleh
semua pihak yang berkonflik, maka dari itu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah :
1. Hal pertama yang harus dilakukan sebaiknya PT. Bank Buana dengan PT. Bank Angkasa
di pertemukan termasuk juga PT. Rasyid Lampulo selaku bank induk untuk melakukan
perundingan dalam mengambil keputusan secara adil dan bijaksana.
2. Kemudian karena direktur utama dan manager keuangan dari PT. Bank Buana adalah
penyebab penurunan Bank Buana, maka akan lebih baik jika menempatkan direktur
utama dan manager keuangan dari PT. Bank Angkasa untuk menduduki jabatan sebagai
direktur utama dan manager keuangan.
3. Untuk menempatkan posisi 3 manager (personalia, produksi dan marketing), memang
sulit karena manager dari Bank Buana memiliki kualifikasi yang baik, namun di sisi lain
Bank Angkasa tidak akan menerima jika mereka ditempatkan di bawah manajer dari
Bank Buana. Maka akan lebih baik dari ketiga bank tersebut merudingkan secara
seksama bagaimana keputusan yang akan di ambil PT. Bank Buana, PT. Bank Angksa
di bawah naungan PT. Rasyid Lampulo membuat kualifikasi yang pantas dan
mangadakan tes kembali kepada para manager tersebut. Kualifikasi tidak hanya dilihat
dari pendidikan namun di lihat juga dari pengalaman, prestasi kerjanya selama menjabat
produktivitas kerjanya, sikapnya, dan kompetisi yang dia miliki. Lalu mengadakan tes
kembali sebagai keyakinan untuk mengambil keputusan.
4. Setelah masing-masing pihak setuju dengan hasil perundingan maka di buatlah
perjanjian sebagai bukti semuanya telah menyetujui dan konsisten dengan keputusannya.
5. Membuat kembali rancangan ulang asset yang dimilki, membuat anggaran keuangan
dengan maksimal dan terinci.

Selain dari kelima solusi tersebut penyelesaian masalah yang dapat dilakukan menurut
pendapat saya adalah PT. Rasyid Lampulo harus memberikan pilihan kepada karyawan
dari kedua perusahaan yaitu PT. Bank Buana dan PT. Bank Angkasa apakah akan ikut
bergabung setelah kedua perusahaan tersebut dimerger atau mengambil Program
Pensiunan Sukarela (PPS). Karyawan yang ikut bergabung harus dites ulang untuk
mengetahui kompetensi yang bersangkutan untuk menduduki jabatan yang tersedia.
Dengan dilakukannya tes ulang, maka dapat diketahui karyawan mana yang memiliki
kualifikasi sesuai dan mumpuni untuk mengemban jabatan. Sehingga dengan demikian
tercipta sebuah transparansi dan profesionalisme dalam pemilihan karyawan. Hal ini
dilakukan supaya tidak terulang lagi kesalahan yang menyebabkan penurunan kinerja
dan masalah pengelolaan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai