Anda di halaman 1dari 22

MENDALAMI SEJARAH PERJUANGAN INDONESIA DI

MUSEUM SATRIA MANDALA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis


SMA Negeri 55 Jakarta

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

MUHAMMAD RAKANDIANDRI (21)


MUHLIS AHMAD ABDILLAH (22)
MUSA BAGJA (23)
NADIA ARMELIA AMANDA (24)

XI MIPA B

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 55 JAKARTA


2018
ABSTRAK

Museum adalah salah satu tempat dimana cerita–cerita masa lampau tersebut
dipersatukan dalam sebuah diorama dan koleksinya sehingga cerita – cerita tersebut
menjadi hidup dan mampu dimaknai oleh generasi selanjutnya secara mendalam dan
detail. Museum sendiri memang merupakan tempat dikumpulkannya peninggalan –
peninggalan masa lampau dimana masyarakat dapat berkunjung untuk belajar dan
berwisata sejarah dengan mengenang masa lampau di hati dan pikiran mereka.
Karya tulis yang berjudul MENDALAMI PERJUANGAN INDONESIA DI
MUSEUM SATRIA MANDALA ini membahas tentang sejarah berdirinya Museum
Satria Mandala, koleksi yang dimiliki museum serta makna dari koleksi yang berada
di Museum Satria Mandala. Museum Satria Mandala merupakan museum yang
menceritakan bagaimana kehebatan para tentara yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai salah satu bangsa besar yang ada di dunia. Museum ini menyediakan berbagai
macam koleksi dan diorama yang menceritakan bagaimana semangat patriotisme dan
nasionalisme yang dimiliki oleh TNI dibangun. Secara garis besar Museum Satria
Mandala inilah yang menyimpan sejuta kenangan dan sejarah yang sudah diukir oleh
TNI dari masa ke masa.
Penulisan karya tulis ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis
yaitu tugas pengamatan atau penelitian yang bertujuan agar menambah wawasan serta
dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga bisa bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan dalam bentuk kunjungan lapangan serta bantuan dari
beberapa website yang ada. Museum Satria Mandala adalah museum sejarah
perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Selatan. Diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto.
Awalnya ini adalah rumah dari salah satu istri dari mantan Presiden Indonesia yang
pertama, Soekarno, yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum dapat ditemukan
berbagai jenis koleksi peralatan perang dari masa lampau sampai sekarang seperti
koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam ada juga helikopter dan pesawat tempur.
Museum ini juga menyimpan berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan TNI
seperti aneka senjata berat maupun ringan, berbagai atribut ketentaraan, panji-panji
dan lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu dipamerkan juga tandu yang
dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman saat beliau
bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan Belanda era 1940-an.

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
hidayah dan rahmatNyalah saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
MENDALAMI PERJUANGAN INDONESIA DI MUSEUM SATRIA
MANDALA dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Tiada tujuan lain dari pembuatan karya tulis ini selain memperoleh ridha
dari Allah demi kemaslahatan umat. Semoga dengan ini kita lebih mengetahui
bagaimana tentara di negeri kita mempertahankan negaranya. Sesungguhnya
Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri (Ar Rad : 11).

Dalam kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam penulisan karya
tulis ini, seperti guru pengajar materi Bahasa Indonesia dan teman-teman yang
telah mendukung saya menyusun karya ilmiah ini.

Dalam proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, saya sadar bahwa
karya tulis ini tidak luput dari kekeliruan dan kekurangan maka dari itu saya
mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan
dari karya tulis ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri saya sendiri,
teman-teman, dan umumnya pembaca yang budiman serta diterima oleh semua
kalangan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 29 Mei 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1


ABSTRAK ............................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ....................................................................... ............ 3
DAFTAR ISI ............................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 5
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 5
1.2 PEMBATASAN MASALAH ................................................................ 6
1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 6
1.4 RUANG LINGKUP .......................................................................... 7
1.5 LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
1.6 METODOLOGI .................................................................................... 8
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................ 8
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 10
2.1 SEJARAH MUSEUM SATRIA MANDALA ......................................... 10
2.2 RUANG KOLEKSI MUSEUM SATRIA MANDALA ..................... 10
2.3 MAKNA DARI KOLEKSI YANG BERADA DI MUSEUM SATRIA
MANDALA ............................................................................................. 15
BAB III PANUTUP .................................................................................. 17
3.1 KESIMPULAN .................................................................................. 17
3.2 SARAN ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19
LAMPIRAN ............................................................................................. 20

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejarah merupakan bagian dari cerita kehidupan manusia dari masa ke masa
yang menceritakan apa yang terjadi pada masa lampau berdasarkan penemuan –
penemuan artefak kuno yang merupakan peninggalan dari masa lalu. Setiap fase
kehidupan manusia selalu meninggalkan cerita sejarah.
Memasuki sebuah museum, bayangan pertama kita langsung melompat ke masa
lalu. Masa-masa yang sebagian generasi tidak pernah mengalaminya. Itulah fungsi
dari sebuah museum, menyampaikan dan menginformasikan kepada generasi
mendatang, bahwa peristiwa-peristiwa penting telah terjadi sebelum zamannya tiba.
Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Museum Satria Mandala
adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan
Gatot Subroto, Jakarta. Museum yang diresmikan pada tahun1972 oleh mantan
Presiden Indonesia, Soeharto awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan
presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno yang
dialihfungsikan.
Perjuangan bangsa Indonesia dengan TNI sebagai intinya, berjuang secara bahu
membahu dalam suasana kebersamaan. Dalam perjalanan sejarah dapat disarikan
bahwa sejarah perjuangan nasional termasuk didalam sejarah TNI mempunyai peran
penting dalam meningkatkan jiwa dan semangat serta memperkuat jati diri bangsa
dalam mencapai tujuan nasional. Karena dengan belajar sejarah masyarakat bangsa
diharapkan mampu bersikap serta bertindak arif dan bijaksana dalam menghadapi
masa depan. Oleh karenanya minat prajurit dan masyarakat untuk memahami dan
menempatkan kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa harus
ditumbuhkembangkan. Museum-museum, monumen, dan perpustakaan di lingkungan
Pusjarah TNI, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia,
khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan melalui diorama-diorama.
Museum Satria mandala menggambarkan tentang sejarah kelahiran Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa
yang menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama
rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Selanjutnya penyajian diorama
tentang peristiwa pemberontakan G30S/PKI terhadap NKRI terdapat di Monumen
Pancasila Sakti. Selain itu koleksi-koleksi sumber tertulis, seperti buku-buku dan
majalah-majalah yang berkaitan dengan sejarah perjuangan TNI tersedia di
Perpustakaan TNI. Melalui museum-museum, monumen, dan perpustakaan,

5
masyarakat akan memahami perjuangan bangsa Indonesia khususnya sejarah
perjuangan TNI dan sekaligus menumbuhkan motivasi untuk meneladani semangat
juang para pahlawan bangsa. Sebagai seorang manusia yang memiliki rasa keingin
tahuan yang besar mengenai sejarah perjuangan nasional dimana yang didalamnya
terdapat sejarah TNI maka kami mengunjungi Museum Satria Mandala untuk bisa
melihat dan mencari informasi mengenai sejarah perjuangan TNI dalam berjuang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu dengan mengunjungi Museum
Satria Mandala kita bisa mempelajari sejarah yang terjadi pada masa lampau melalui
koleksi-koleksi yang berada di Museum Satria Mandala, selain itu kita bisa
terinspirasi dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan membuat kita bisa
menghargai kemerdekaan ini dengan mengisinya dengan hal-hal positif untuk
kemajuan Indonesia karena kemerdekaan yang di peroleh ini merupakan hasil
perjuangan yang sangat berat dan memerlukan waktu yang lama.
Kunjungan ke Museum Satria Mandala dilakukan untuk memenuhi tugas dalam
membuat karya ilmiah ini dengan mengamati apa yang ada pada museum tersebut.
Dipilihnya Museum Satria Mandala ini sebagai bahan penelitian dikarenakan untuk
mengetahui lebih jelas gambaran tentang perjuangan-perjuangan bangsa Indonesia.
Selain itu juga untuk mengetahui secara jelas tindakan-tindakan dan senjata-senjata
yang dipakai orang zaman dahulu untuk memperjuangkan kemerdekaan dan
mempertahankan kemerdekaan.

1.2 PEMBATASAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah kami mengajukan rumusan masalah
sebagai berikut ini:
1) Bagaimana sejarah berdirinya Museum Satria Mandala?
2) Apa saja koleksi yang dimiliki Museum Satria Mandala?
3) Apa makna dari koleksi yang berada di Museum Satria Mandala?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


 Untuk mengetahui sejarah berdirinya Museum Satria Mandala.
 Untuk mengetahui koleksi yang dimiliki Museum Satria Mandala.
 Untuk mengetahui makna dari koleksi yang berada di Museum Satria
Mandala.
 Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
 Untuk mengembangkan potensi, etika, estetika, dan pratika.
 Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
 Menghargai jasa para pahlawan yang telah mendahului kita
 Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

6
 Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar
objek wisata pendidikan.

1.4 RUANG LINGKUP


Museum Satria Mandala adalah meseum sejarah perjuangan Tentara Nasional
Indonesia yang terletak di jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Meseum yang
diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto. Ini awalnya
adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya
yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai
koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti
koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat terbang
(satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal
Udara Agustinus Adi Sucipto).
Museum Satria Mandala terletak di ibukota negara kita yaitu Kota Jakarta.
Tepatnya terletak di Jalan Gatot Subroto No. 14-16, Jakarta Selatan. Museum Satria
Mandala berdiri di atas tanah seluas 5,6 hektar. Benda-benda koleksi Museum Satria
Mandala adalah alat-alat yang digunakan TNI/ABRI untuk mempertahankan negara
tercinta kita Indonesia dari para penjajah.
Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan peranan TNI
dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Satu diantaranya adalah diorama yang menggambarkan tentang Pertempuran Surabaya
pada tanggal 10 November 1945. Masih dalam kompleks Museum Satriamandala
terdapat Gedung Waspada Purbawisesa menyajikan diorama yang menggambarkan
perjuangan TNI bersama-sama rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi pada tahun 60-an.
Selain diorama, dipamerkan pula dokumen, peta operasi, dan benda-benda relik
lainnya. Fasilitas lain di museum ini adalah Taman Bacaan Anak, kios cenderamata,
kantin, serta gedung serbaguna yang berkapasitas 600 kursi untuk berbagai kegiatan
dan pertemuan.

1.5 LANDASAN TEORI


Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum
berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan
budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo
Kita Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-
benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan
menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum

7
Indoneisa, 2008. museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati
diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional
Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, JakartaSelatan. Museum yang
diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto ini awalnya
adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya
yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai
koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti
koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriambahkan helikopter dan pesawat terbang
(satu di antaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal
Udara Agustinus Adisucipto).
Selain itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang
berkaitan dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan,
panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu di museum ini
dipamerkan juga tanduyang dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal
Soedirman saat dia bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan kembali
Belanda pada era 1940-an.
Masih dalam kompleks Museum TNI Satria Mandala ini terdapat juga Museum
Waspada Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika TNI bersama-sama dengan
rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh,
Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan pada ear tahun 1960-an. Fasilitas lainnya
yang ada di Museum TNI Satriamandala ini antara lain adalah Taman Bacaan Anak,
Kios Cenderamata, Kantin serta Gedung Serbaguna yang berkapasitas 600 kursi.

1.6 METODOLOGI
Penelitian atau pengamatan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Data diperoleh dari observasi lapangan. Observasi lapangan dilakukan di
Museum Satria Mandala untuk mengetahui berbagai benda sejarah yang
terdapat didalamnya berupa Panji-panji, Ruang Jendral Soedirman, serta
diorama tentang peristiwa sejarah yang dapat merekonstruksi kembali semangat
untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta meningkatkan rasa
nasionalisme dikalangan pelajar.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK

8
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 PEMBATASAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 RUANG LINGKUP
1.5 LANDASAN TEORI
1.6 METODOLOGI
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH MUSEUM SATRIA MANDALA
2.2 RUANG KOLEKSI MUSEUM SATRIA MANDALA
2.3 MAKNA DARI KOLEKSI YANG BERADA DI MUSEUM SATRIA
MANDALA
BAB III PANUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM SATRIA MANDALA


Museum pusat ABRI merupakan gedung yang besar dan megah. Gedung ini
dahulu bernama Wisma Yaso, terletak di Jln. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan
dibangun pada tahun 1960. Semula gedung ini merupakan tempat kediaman Nyonya
Ratna Sari Dewi Sukarno, salah satu isteri Presiden Sukarno. Gagasan untuk
mendirikan museum ABRI dicetuskan oleh Kepala Pusat Sejarah ABRI saat itu, Drs.
Nugroho Notosusanto. Pembangunannya dimulai sejak 15 November 1971, dan baru
selesai pada tahun 1979, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5
Oktober 1972. Museum Satria Mandala berada di dalam lingkungan Pusjarah TNI dan
menampilkan secara visual tahapan-tahapan perjuangan rakyat Indonesia.
Tujuan didirikannya museum untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa
bersejarah dari perjuangan bangsa Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak
Proklamasi 1945 yang berisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah
perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta
menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek
Hankam/ABRI. Satria Mandala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya lingkungan
keramat para ksatria. Museum Satria Mandala memiliki berbagai koleksi, seperti
naskah, miniatur, diorama, foto dokumentasi, senjata dan peralatan ABRI. Di museum
ini juga dipamerkan berbagai replika kapal perang serta alat-alat yang dipergunakan
pada operasi TNI-AL, misalnya KRI Pattimura yang berjasa di dalam operasi Jaya
Wijaya di perairan Irian Jaya, Operasi Cakra I & II, dan kapal KRI Macam Tutul.
Kelompok pesawat terbang yang dipamerkan adalah dalam bentuk asli, antara lain AT-
16 Harvard dari Amerika Serikat (AS), B-25 J. Mitchel yang pernah dipakai dalam
penumpasan pemberontakan Andi Aziz di Ujung Pandang, RMS, DI/TII,
PRRI/Permesta serta Trikora dan Dwikora; P-51 Mustang yang terkenal dengan
sebutan Cocor Merah karena selongsong baling-balingnya berwarna merah; RI 001
Seulawah yang setelah selesai tugas militer dihibahkan kepada Garuda Indonesia
Airways; Helikopter MI-4. Museum Satria Mandala memiliki beberapa ruangan yang
dipergunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan, yaitu Ruang Panji, Ruang
Jenderal Soedirman, Ruang Jenderal Oerip Soemoharjo.

2.2 RUANG KOLEKSI MUSEUM SATRIA MANDALA


Museum Satria Mandala ini menyimpan benda-benda bersejarah yang berkaitan
dengan perjuangan TNI dari tahun 1945 sampai sekarang yang berisi sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut,

10
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Di halaman depan museum bisa kita
lihat koleksi helikopter, rudal, tank dan radar anti pesawat. Stuart tank dengan
spesifikasi dan sejarahnya : Jenis : kendaraan tempur / panjang 4,52 meter, lebar 2,24
meter, tinggi 2,64 meter / isi 4 orang ; buatan : USA / model M 3A3 / kecepatan : 50
km / jam / persenjataan : 1 meriam mitraliur 37 mm, 1 mitraliur 30 coax, 1 mitraliur
30 haluan, 1 mitraliur PSU, 1 mortir asap 11 cm / dengan sejarahnya ; 1949 : diterima
dari Pemerintah Belanda, 1950 : digunakan untuk penumpasan RMS, 1950-1965 :
penumpasan DI/TII di Jabar-Jateng dan Aceh, 1958 : penumpasan PRRI Permesta,
1965 : penumpasan G 30 S PKI dan 1973 : diabadikan.
Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih diujung
atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman depan
Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan yang rindang.
Koleksi yang pertama kita jumpai adalah konsep teks proklamasi yang di tulis tangan
dan di tanda tangani oleh Ir Sukarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Kemudian memasuki lorong yang berisi diorama menggambarkan
peristiwa dan perjuangan TNI, berjumlah 74 diorama perjuangan TNI bersama-sama
rakyat dalam menumpas gerombolan separatis DI/TII. Selanjutnya penyajian diorama
tentang peristiwa pemberontakan G30S/PKI terhadap NKRI terdapat di Monumen
Pancasila Sakti. Setelah itu kita akan masuk ke ruangan jendral-jendral besar dan
koleksinya. Diantaranya ruangan Jendral Sudirman, salah satu koleksinya tandu yang
di pakai waktu memimpin Perang Gerilya serta pakaian, senjata dan lain-lain. Jenderal
Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan
menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ruang Jenderal
Oerip Soemoharjo yang berisi mengenai pakaia, senjata-senjata yang di pergunakan
Jenderal Oerip Soemoharjo dan lain-lain. Di bagian belakang Museum Satria Mandala
ada sebuah ruangan yang menyimpan patung-patung mantan petinggi TNI, termasuk
patung Jenderal Sudirman pada foto di atas yang terbuat dari perunggu. Dan koleksi
terbaru ruangan jendral adalah tentang H.M Soeharto, jendral besar dan mantan
presiden RI ke-2 yang fenomenaL.
Selain itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang
berkaitan dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan,
panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu koleksi-koleksi
sumber tertulis, seperti buku-buku dan majalah-majalah yang berkaitan dengan sejarah
perjuangan TNI tersedia di Perpustakaan TNI dan di museum ini dipamerkan juga
tandu yang dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman saat
beliau bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan kembali Belanda pada era
1940-an. Ada juga kendaraan perang seperti panser dan tank, ambulan, sedan yang
pernah menjadi sasaran tembak dan mobil jeep milik Jendral Soedirman yang
merupakan koleksi terbaru museum. Masing-masing ruangan di Museum TNI ini

11
mempunyai koleksi-koleksi sendiri. Penataan koleksi Museum Pusat TNI “Satria
Mandala” adalah sebagai berikut:
1) Pintu Masuk
Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih diujung
atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman depan
Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan yang rindang.
Koleksi pertama yang kita jumpai ketika memasuki pintu pertama adalah konsep teks
proklamasi yang ditulis tangan dan di tanda tangani oleh Bung Karno dan Muhammad
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Selain itu juga terdapat panji-panji kebesaran TNI
dari Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angakatan Darat, dan Kepolisian Republik
Indonesia.
2) Ruang Diorama
Kemudian memasuki lorong yang berisi diorama menggambarkan peristiwa dan
perjuangan TNI, berjumlah 74 diorama. Ada banyak diorama yang menceritakan
peristiwa-peristiwa seputar perjuangan rakyat Indonesia dalam masa perang
kemerdekaan. Menggambarkan tentang sejarah kelahiran Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Yang di dalamnya terdapat Gedung Waspada Purbawisesa yang menyajikan
diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat dalam
menumpas gerombolan separatis DI/TII. Diorama yang menggambarkan peristiwa
proklamasi 17 Agustus 1945. Peristiwa ini berlangsung pada pukul 10.00 WIB dan
bertempatan di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ir. Soekarno didampingi dengan Moh.
Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan
dengan pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Lanjut ke
ruangan diorama II yang isinya kurang lebih sama dengan ruangan diorama. Di
ruangan ini, terdapat diorama yang menggambarkan perebutan Pangkalan Udara
Bugis Malang. Perisitwa ini terjadi pada tanggal 18 September 1945. Jadi sejarahnya
pangkalan udara Bugis diserbu dan berhasil diduduki oleh rakyat.[6]
3) Ruangan Jendral Besar
a. Ruangan Jendral Soedirman
Mengenai sejarah singkat kehidupan Panglima Besar Soedirman, beliau lahir
pada tanggal 24 Januari 1946 di dukuh Rembang, Purbalingga. Sejak bayi diambil
sebagai anak oleh Tjokrosunaryo, seorang pensiuanan Wedana. Dalam usia 7 tahun
Soedirman memasuki HIS ( Hollands Inlandsche School = SD ) Negeri Cilacap.
Menurut beberapa sumber, setelah lulus dari HIS, Sudirman kemudian masuk ke
Taman Dewasa (SLTP di Taman Siswa).[7] Tahun 1932 Ia masuk MULO (Meer
Uitgebreid Lager Onderwijs = SMP) Wiworo Tomo. Pada masa pendudukan Jepang,
tahun 1944 Ia mengikuti latihan PETA (Pembela Tanah Air) angkatan kedua di Bogor.
Sesudah itu ia diangkat menjadi Daidanco (Komandan Batalyon) yang berkedudukan
di Kroya, Banyumas. Ia tetap berada di Kroya waktu kemerdekaan Indonesia
diproklamerkan. Sebagai ketua BKR (Badan Keamanan Rakyat) Karesidenan

12
Banyumas dimulailah usahanya merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Dengan
dibentuknya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) maka secara otomatis BKR Banyumas
meleburkan diri ke dalamnya. Soedirman diangkat menjadi Komandan Divisi V
(daerah Banyumas). Serangan umum yang dilancarkan Soedirman pada tanggal 12
Desember 1945, membuahkan kemenangan di dalam pertempuran Ambarawa
melawan pasukan serikat. Atas kemenangan tersebut Pemerintah melantik Soedriman
sebagai Panglima Besar pada tanggal 18 Desember 1945 dengan pangkat Jenderal.
Ketika Belanda melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948 dalam
keadaaan sakit Jenderal Soedirman masih tetap berjuang bersama anak buahnya
dengan ditandu. Selama itu pula Belanda tak bisa menangkap Jenderal Soedirman
dengan semboyan perjuangannya,” Sanggup mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan Negara Republik Indonesia yang telah diproklamerkan pada tanggal 17
Agustus 1945,” selain itu juga ada sebuah kursi tandu koleksi Museum Satria
Mandala, yang digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya
melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal Soedirman
memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh
jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b. Ruangan Jendral Urip Sumoharjo.
Adalah tokoh yang berjasa dalam membangun Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Perannya dalam membentuk angkatan perang yang kuat dan modern untuk
melindungi bangsa Indonesia cukup sentral. Karena itu bersama jendral Soederman,
Jendral Urip Sumoharjo sebagai Bapak Angkatan Perang Republik Indonesia.
4) Ruang Tanda Jasa
Pada ruang tanda jasa ini berisi mengenai mendali-mendali penghargaan yang di
berikan kepada orang yang berjasa membela negara Indonesia. Selain itu juga berisi
mengenai berbagai jenis bintang, lencana lengkap dengan pakaian yang pernah di
gunakan pada zaman dahulu yang dipergunakan oleh TNI.
5) Ruangan Senjata
Di ruangan ini terdapat senjata-senjata dari era 1945-1949 dan senjata-senjata era
1950-sekarang. Ada senapan mesin, pelontar granat, meriam lapangan, dan
persenjataan berat dan ringan lainnya. Ada sederet senapan AK-47 dan senapan M-16
di dalam lemari kaca. AK-47 adalah senapan serbu yang diproduksi oleh Negara Rusia
dan sangat populer di dunia karena mudah dioperasikan di berbagai medan tempur.
Sementara senapan M-16 adalah senapan produksi Amerika Serikat yang walaupun
lebih ringan dari AK-47, namun lebih rumit digunakan. Kedua jenis senapan ini
digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam berbagai pertempuran. Di ruang
senjata ada juga miniatur tank. Miniatur Tank Scorpion atau FV101 Scorpion yang
merupakan tank buatan Inggris. Tank jenis ini merupakan kendaraan militer yang
cepat, tangkas dan dapat dibawa dengan pesawat udara. Terbuat dari bahan utama
aluminium dan dipersenjatai dengan senjata meriam 76mm. Model awal

13
menggunakan mesin (bensin) Jaguar 4.2 liter dan dapat berjalan dengan kecepatan 76
km/jam. Jenis terakhir menggunakan mesin diesel.
Ada banyak jenis pesawat yang dapat dilihat di Taman. Salah satunya adalah
pesawat P-51 Mustang buatan Amerika Serikat yang dijuluki Si Kuda Liar atau Si
Cocor Merah. Pesawat ini merupakan pesawat yang banyak dipakai pada masa Perang
Dunia II. Di lingkungan TNI-AU, si Cocor Merah telah melahirkan sejumlah
penerbang hebat seperti Marsekal TNI Ramli dan Marsda TNI Leo Wattimena.
Banyak jasa yang telah diberikan oleh Si Cocor Merah, berupa dukungan pasukan
darat, laut dalam berbagai operasi. Beberapa operasi udara yang pernah dilakukan
oleh pesawat P-51 Mustang ini adalah Operasi Tegas di Sumatera tahun 1955 dalam
penumpasan separatis PRRI/Permesta. Kemudian ada Operasi Sambar Kilat di
Kalimantan Barat 1966 dalam menumpas G-30/PKI yang menamakan dirinya
PGRS/Paraku. Ada pula Operasi Trikora di Irian Barat dalam rangka membebaskan
Irian Barat dari cengkeraman Belanda. Dalam Operasi Trikora ini disiapkan tujuh
pesawat P-51 Mustang sebagai unsur serang pertahanan udara.
Pada awal tahun 1970-an pesawat P-51 Mustang ini dinyatakan grounded,
dikarenakan usianya yang sudah tua, dan sukucadangnya yang langka. Pesawat ini
pernah menunjukkan kebolehannya dalam demonstrasi terbang lintas, bersama-sama
pesawat masa itu pada peringatan Hari ABRI tahun 1985 di Kemayoran, Jakarta.
Sekitar 20 tahun masa pengabdianya di AURI, pesawat ini telah banyak mewarnai
sejarah dan perjuangan TNI AU dalam melaksanakan tugasnya sebagai pertahanan
udara di wilayah NKRI. Selain si Cocor Merah, ada juga pesawat anti kapal selam
atau juga dapat disebut Fairy Gannet. Pesawat ini sangat khas, pertama karena
sosoknya yang terlihat tambun dan kedua, Gannet punya dua bilah baling-baling yang
sejajar di bagian hidung. Dua bilah baling-baling ini berputar saling berlawanan arah.
Masuknya pesawat AKS jenis Ganet ke jajaran TNI-AL diawali dengan kontrak
pembelian pesawat Gannet tipe AS-4 dan T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey
Aviation Ltd (Inggris) pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta. Sebagai pesawat AKS,
Gannet dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan kapal induk, untuk itu sayap
Gannet dapat dilipat dan untuk pendaratan dilengkapi pengait. Gannet yang dirancang
pasca perang dunia kedua (1955) dioperasikan oleh empat negara, yakni Inggris,
Indonesia, Australia dan Jerman. TNI-AL sendiri menempatkan satuan Gannet dalam
skadron 100 AKS sebagai bagian dari kampanye operasi Trikora. Untuk
’mengganyang’ kapal selam musuh, Gannet dibekali kemampuan membawa dua unit
torpedo yang ditempatkan dalam bomb bay. Serta tak ketinggalan peluncur roket
dibawah kedua sayap. Namun disebabkan insiden jatuhnya beberapa Gannet, pesawat
ini tak dioperasikan dalam waktu lama karena sistem avionik yang kurang baik.
Alhasil nasib Gannet keburu di grounded di semua negara. Jejak rekam sejarah
pesawat tambun dengan tiga awak ini bisa dijumpai sebagai monumen di museum
Satria Mandala, Jakarta dan Lanunal Juanda, Surabaya.

14
2.3 MAKNA DARI KOLEKSI YANG BERADA DI MUSEUM SATRIA
MANDALA
1) Halaman Depan
Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih diujung
atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman depan
Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan yang rindang.
2) Ruang Koleksi
Pertama yang kita jumpai ketika memasuki pintu pertama adalah konsep teks
proklamasi yang ditulis tangan dan di tanda tangani oleh Bung Karno dan Muhammad
Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Maksud dari isi koleksi di ruang ini adalah berisi teks proklamasi 17 Agustus
1945 sebagai pertanda dari puncak kemerdekaan atau cikal bakal dari segala
perjuangan dan tolak ukur pencapaian kemerdekaan bangsa Indonesia pada masa itu.
Teks proklamasi juga bermakna untuk mengingatkan kepada kita sebagai bangsa
Indonesia agar tetap terus memperjuangkan bangsanya hingga saat ini untuk bangun
dari keterpurukan yang semakin menggerogoti bangsa Indonesia. Kemudian
memasuki lorong yang berisi diorama menggambarkan peristiwa dan perjuangan TNI,
berjumlah 74 diorama.
Makna dari ruang yang menggambarkan peristiwa dan perjuangan TNI ini yaitu
agar kita bisa mengingat, mencontoh dan meneladani hal-hal yang diperjuangkan para
pahlawan kita dahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan
ideologi pancasila dari rong-rongan komunis yang ingin mengganti menjadi ideologi
komunis dan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.
Seharusnya kita bisa meneladani sifat dan sikap kepahlawanannya untuk
memerangi keburukan dan masalah-masalah yang sedang melanda negara ini dari
penjajah-penjajah negri sendiri yang ingin menghancurkan bangsanya sendiri hanya
demi kekuasaan dan kekayaan.
3) Ruangan jendral Besar
a. Ruang jendral Sudirman
Menceritakan tentang perjuangan jendral Sudirman dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari penjajah yang ingin masuk dan menjajah lagi bangsa
Indonesia. Disini banyak koleksi-koleksi yang dulu dipergunakan oleh jendral
Sudirman dalam perjuangannya, seperti pakaian, persenjataannya seperti keris dll,
tandu jendral sudirman yang dahulu dipergunakan untuk menandu jendral sudirman
untuk memimpin bergerilya dalam melawan penjajah saat beliau sakit.
b. Ruang Jenderal Oerip Soemoharjo
Isi koleksi dan makna hampir sama dengan ruang jendral sudirman, sedikit hal
yang berbeda urip sumoharjo merupakan tokoh yang mempunyai banyak ide-ide
untuk membentuk suatu angkatan perang agar bisa melindungi negara Indonesia.

15
c. Ruangan di bagian Belakang Museum
Di bagian belakang Museum Satria Mandala ada sebuah ruangan yang
menyimpan patung-patung mantan petinggi TNI, termasuk patung Jenderal Sudirman
pada foto di atas yang terbuat dari perunggu.
4) Ruang Tanda Jasa
Untuk mengetahui jasa-jasa dan pengorbanan para pahlawan kita. Selain itu juga
bermakna agar kita mengetahui tanda-tanda pangkat seperti lencana, tanda bintang dll
untuk pengetahuan umum kita tentang kemiliteran.
5) Ruang Senjata dan alat transportasi
Berbagai jenis persenjataan dan alat transportasi yang digunakan TNI untuk
keperluan berperang baik dari buatan dalam negri dan luar negri. Dari senjata-senjata
tersebut kita bisa menapak tilas perjuangan TNI dalam mengangkat senjata melawan
penjajah. Dari adanya ruang ini diharapkan kita bisa terinspirasi untuk membuat atau
menciptakan persenjataan baru dan alat transportasi baru seperti pesawat perang dll
yang lebih canggih untuk tetap menjaga perdamaian dan keamanan dunia.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Museum Satria Mandala merupakan rumah dari salah satu istri mantan presiden
pertama Indonesia, Ir. Soekarno, yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno yang
dialihfungsikan menjadi museum dan diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan
Presiden Indonesia, Soeharto. Dalam perjalanan sejarah dapat disarikan bahwa sejarah
perjuangan nasional termasuk didalam sejarah TNI mempunyai peran penting dalam
meningkatkan jiwa dan semangat serta memperkuat jati diri bangsa dalam mencapai
tujuan nasional. Karena dengan belajar sejarah masyarakat bangsa diharapkan mampu
bersikap serta bertindak arif dan bijaksana dalam menghadapi masa depan sehingga
dengan mengunjungi sebuah museum di antaranya adalam Museum Satria Mandala
yang merupakan Museum yang berada dalam lingkungan Pusjarah TNI, menyajikan
peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI
dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui diorama-diorama
sehingga kita bisa membayangkan peristiwa yang terjadi dahulu dengan melihat
diorama.
Museum Satria Mandala terdiri dari beberapa ruang yaitu pada pintu masuk ada
museum akan tampak koleksi berupa naskah proklamasi kemerdekaan dan panji-panji
kebesaran yang dimiliki oleh TNI dari berbagai angkatan. Dalam ruang selanjutnya
akan kita temukan ruang diorama yang mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam Mempertahankan Kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. Selanjutnya adalah
ruangan Jenderal Besar Suedirman yang koleksinya berupa pakaian, senjata dan tandu
yang pernah di pakai oleh Jenderal Suedirman dalam perang geriliya menghadapi
Belanda yang mau masuk kembali ke Indonesia untuk menjajah Indonesia kembali.
Selanjutnya ada ruangan Jenderal Oerip Soemoharjo yang merupakan wakil dari
Jenderal Suedirman. Koleksi yang terdapat dalam ruangan ini hampir sama seperti
ruangan Jenderal Suedirman dimana koleksinya merupakan pakaian, senjata yang
pernah di pergunakan oleh Jenderal Oerip Soemoharjo dalam berjuang
mempertahankan kemerdekaan. Setelah itu lanjut ke ruang yang menampilkan foto-
foto dari panglima-panglima tinggi yang pernah memimpin TNI. Setelah itu akan
menemui ruang tanda jasa yang koleksinya berupa tanda-tanda penghargaan yang di
berikan kepada oran-orang yang berjasa membela negara. Selanjutnya adalah ruang
perjataan yang terdiri dari persenjataan berat dan ringan yang pernah di pergunakan
oleh ABRI dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
yang di pamerkan di dalam ruangan Museum Satria Mandala dan di taman di luar.

17
3.2 SARAN

Karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak kesalahan kata maupun
kekurangan bahan materi penelitian, karena terbatasnya kemampuan saya
sendiri dalam penyusunan. Oleh karena itu, diharapkan pada semua pihak
untuk memberikan saran yang membangun, bimbingan yang bermanfaat, serta
kritik untuk perbaikan dalam penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya. Kritik
akan sangat bermanfaat guna memperbaiki penulisan sebuah karya tulis agar
kedepannya lebih sempurna lagi dan dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik maupun secara non akademik.

18
DAFTAR PUSTAKA

o https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Satria_Mandala
o http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/museum-di-indonesia.html
o http://pengetahuanagung.blogspot.co.id/2014/11/pengetahuan-laporan-
study-tour-museum.html
o http://arsono1106.blogspot.co.id/2014/11/karya-tulis-kunjungan-ke-
museum-satria.html
o http://nadiasanubari.blogspot.co.id/2016/11/laporan-observasi-ke-museum-
satria.html
o http://www.liburananak.com/id/kids-holiday-spots/16-
museums/182/museum-satria-mandala
o http://jakarta-tourism.go.id/2017/news/2018/03/museum-satria-mandala
o https://www.museumindonesia.com/museum/47/1/Museum_Satriamandala_
Jakarta_
o http://miner8.com/id/6564
o http://dharianto97.blogspot.co.id/2013/11/museum-satria-mandala-disusun-
guna.html

19
LAMPIRAN

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai