Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

I. KONSEP TEORI
A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang
dipertahankan secara kuat/ terus menerus namun tidak sesuai
dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 : hal. 165).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan Sunden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
yang sudah kehilangan kontrol
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak
sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal
mata saya adalah komputer yang dapat mengontrol dunia )atau bisa
pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI mengikuti
saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat
dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
skizophrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui
waham disorganisasi dan waham tidak sistematis .
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak
dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Haber (1982)
keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapat
digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis (Cook and
Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.

1
B. Jenis-jenis Waham
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya “Saya ini adalah salah satu keturunan dari ratu
Elizabeth di Inggris lho. “ atau.”saya pernah menjabat sebagai
presiden Amerika Serikat sebelum Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya tau anda
ingin membunuh saya karena iri dengan keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contohnya “ Kalau saya mau masuk surga saya
harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Saya terkena penyakit
Kanker.” Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien tetap mengatakan
ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal, diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh “ Ini kan alam kubur ya, semua yang ada
disini adalah roh-roh.”

2
C. Penyebap Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham
yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai
keinginan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah :
1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,
misalnya menyalahkan orang lain
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan
mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien
dengan waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi
formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi,
digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan,
ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan
ketergantungan ditransformasikan mejadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan
kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk
melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat di terima
dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas
telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan
proyeksi waham dan suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran
rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk

3
meningkatkan harga diri mereka yang terluka. (kalpan dan Sadock
1997)

D. Tanda dan gejala Waham


1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun

4
E. Proses terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan
klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan
waham dapat terjadi pada orang –orang dengan status social
dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada
juga klien yang secara social dan ekonomi tetapi kesenjangan
antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia
seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai
seorang yang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman
dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena
sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini.
Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat
tumbuh kembang (life span history).

2. Fase lack of self esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dan self reality (kenyataan dengan
harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang
kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih,
berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas,
seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan
tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek
pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support
system semuanya sangat rendah

3. Fase control internal – eksternal

5
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau
apa – apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi
sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu
tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan, lingkungan
hanya menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak
merugikan orang lain.

4. Fase environment support


Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama
kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut
sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang – ulang. Dari
siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak
berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada
lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya
serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan
memercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai
halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari
interaksi social (isolasi social).

6
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi,
setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat.
Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatic
masa lalu atau kebutuhan – kebuthan yang tidak terpenuhi
(rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan
orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien
dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan
religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa
besar serta ada konsekuensi social.

1. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa


dijelaskan dalam pohon masalah sebagai berikut :

Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi


mencederai

diri sendiri, orang lan,


lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN WAHAM

A. Pengkajian

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan


semua informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk
mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan
menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien.

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai


panduan untuk mengkaji pasien dengan waham :

1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang


diungkapkan dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang
lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orag lain atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa

Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu


:

1. Gangguan proses pikir : Waham

Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain :

8
1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Rencana tindakan

PERENCANAAN
N DIAGNOS
KRITERIA
O A TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Gangguan TUM : 1.1 Setelah ... X 1.1 Bina hubungan
proses Klien dapat interaksi klien : saling percaya
pikir : mengontrol a. Mau dengan klien
waham wahamnya menerima a. Beri salam
TUK : kehadiran b. Perkenalkan
1. Klien perawat diri, Tanyakan
dapat disampingnya nama, serta
membi b. Mengatakan nama
na mau panggilan
hubung menerima yang disukai
an bantuan c. Jelaskan
saling perawat tujuan
1
percaya c. Tidak interaksi
dengan menunjukkan d. Yakinkan
perawa tanda-tanda klien dalam
t curiga keadaan aman
d. Mengijinkan dan perawat
duduk siap menolong
disamping dan
mendampingin
ya
e. Yakinkan
bahwa
kerahasiaan

9
klien akan
tetap terjaga
f. Tunjukkan
sikap terbuka
dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan
dasar dan
bantu pasien
memenuhinya

TUK : 1.2 Setelah ... X 1.2 Bantu klien


Klien dapat interaksi Klien : untuk
mengidentifika a. Klien mengungkapkan
si perasaan menceritakan perasaan dan
yang muncul ide-ide dan pikirannya
secara perasaan yang a. Diskusikan
berulang muncul secara dengan klien
dalam pikiran berulang pengalaman
klien dalam yang dialami
pikirannya selama ini
termasuk
hubungan
dengan orang
yang berarti,
lingkungan
kerja, sekolah,
dsb
b. Dengarkan
pernyataan
klien dengan

10
empati tanpa
mendukung
atau
menentang
pernyataan
wahamnya
c. Katakan
perawat dapat
memahami
apa yang
diceritakan
klien
TUK : 1.3 Setelah ... X 1.3 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifikasi
mengidentifika a. Dapat kebutuhan yang
si stresor atau menyebutkan tidak terpenuhi
pencetus kejadian serta kejadian
wahamnya sesuai dengan yang menjadi
urutan waktu faktor pencetus
serta harapan wahamnya
atau a. Diskusikan
kebutuhan dengan klien
dasar yang tentang
tidak kejadian-
terpenuhi kejadian
seperti harga traumatik yang
diri, rasa menimbulkan
aman, dsb rasa takut,
b. Dapat ansietas
menyebutkan maupun
hubungan perasaan tidak
antara dihargai

11
kejadian b. Diskusikan
traumatik kebutuhan
kebutuhan atau harapan
tidak yang belum
terpenuhi terpenuhi
dengan c. Diskusikan
wahamnya cara-cara
mengatasi
kebutuhan
yang tidak
terpenuhi dan
kejadian
traumatik
d. Diskusikan
dengan klien
antara
kejadian-
kejadian
tersebut
dengan
wahamnya
TUK 1.4 Setelah ... X 1.4 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifikasi
mengidentifika menyebutkan keyakinan yang
si wahamnya perbedaan salam tentan
pengalaman situasi yang
nyata dengan nyata (bila klien
pengalaman sudah siap)
wahamnya a. Diskusikan
dengan klien
pengalaman
wahamnya

12
tanpa
berargumentas
i
b. Katakan
kepada klien
akan keraguan
perawat
tehadap
pernyataan
klien
c. Diskusikan
dengan klien
respon
perasaan
terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi,
intensitas dan
durasi
terjadinya
waham
e. Bantu klien
membedakan
situasi nyata
dengan situasi
yang
dipersepsikan
salah oleh
klien

13
TUK 1.5 Setelah ... X 1.5 Diskusikan tentang
Klien dapat interaksi klien pengalaman-
mengidentifika menjelaskan pengalaman yang
si konsekuensi gangguan fungsi tidak
dari wahamnya hidup sehari-hari menguntungkan
yang diakibatkan sebagai akibat dari
ide-ide atau wahamnya
pikirannya yang seperti :Hambatan
tidak sesuai dalam berinteraksi
dengan kenyataan dengan keluarga,
seperti : Hambatan dalam
a. Hubungan interaksi dengan
dengan orang lain dalam
keluarga melakukan
b. Hubungan aktivitas sehari-
dengan orang hari
lain 1.6 Ajak klien melihat
c. Aktivitas bahwa waham
sehari-hari tersebut adalah
d. Pekerjaan masalah yang
e. Sekolah membutuhkan
f. Prestasi, dsb bantuan dari orang
lain
1.7 Diskusikan dengan
klien tentang orang
atau tempat ia
dapat meminta
bantuan apabila
wahamnya timbul
atau sulit di

14
kendalikan

TUK 1.6 Setelah ...X 1.8 Diskusikan hobi


Klien dapat interaksi klien atau aktivitas
melakukan melakukan yang disukainya
teknik distraksi aktivitas yang 1.9 Anjurkan klien
sebagai cara konstruktif memilih dan
menghentikan sesuai dengan melakukan
pikiran yang minatnya yang aktivitas yang
terpusat pada dapat membutuhkan
wahamnya menglihkan perhatian dan
fokus klien dari keterampilan
wahamnya 1.10 Ikut sertakan
klien dalam
aktivitas fisik
yang
membutuhkan
perhatian sebagai
pengisi waktu
luang
1.11 Libatkan klien
pada topik-topik
yang nyata
1.12 Anjurkan klien
untuk
bertanggung
jawab secara
personal dalam
mempertahankan
atau

15
meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
1.13 Beri
penghargaan bagi
setiap upaya klien
yang positif

TUK 1.7 Setelah ... X 1.14 Diskusikan


Klien interaksi pentingnya peran
mendapat keluarga dapat keluarga sebagai
dukungan menjelaskan pendukung untuk
keluarga tentang cara mengatasi waham
mempraktekkan 1.15 Diskusikan
cara merawat potensi keluarga
klien waham untuk membantu
klien mengatasi
waham
1.16 Jelaskan pada
keluarga tentang
a. Pengertian
waham
b. Tanda gejala
waham
c. Penyebap
dan akibat
waham
d. Cara
merawat

16
klien waham
1.17 Latih keluarga
cara merawat
waham
1.18 Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang dilatih
1.19 Beri pujian
pada keluarga
atas
keterlibatannya
merawat klien di
rumah

TUK 1.8 Setelah ... X 1.20 Diskusikan


Klien dapat interaksi dengan dengan klien
memanfaatkan klien, dapat tentang manfaat
obat dengan mendemonstrasi dan kerugian
baik kan penggunaan tidak minum obat
obat dengan baik 1.21 Pantau klien
1.9 Setelah ... X saat penggunaan
interaksi klien obat, beri pujian
menyebutkan jika klien
akibat berhenti menggunakan
minum obat obat dengan
tanpa konsultasi benar
dengan dokter 1.22 Diskusikan
akibat klien
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi dengan

17
dokter
1.23 Anjurakan
klien untuk
konsultasi kepada
perawat atau
dokter jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan.

18
STRATEGI PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM

SP 1 PASIEN

1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi


2. Bicarakan konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2 PASIEN

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)


2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)


2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA

SP 1 KELUARGA

1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien


2. Jelaskan proses terjadinya waham
3. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
4. Latih (simulasi) cara merawat
5. RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien

SP 2 KELUARGA

1. Evaluasi kemampuan Sp 1
2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)

19
3. Susun RTL keluarga

SP 3 KELUARGA

1. Evaluasi kemampuan keluarga


2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga : follow up dan rujukan

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana


keperawatan dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

E. Evaluasi

Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar


evaluasi sebagai berikut :

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN


KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
NAMA PASIEN :
RUANGAN :
NAMA PERAWAT :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
Berkomunikasi sesuai dengan
1
kemampuan
Menyebutkan cara memenuhi
2
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Mempraktikkan cara
3 memenuhi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
Menyebutkan kemampuan
4
positif yang dimilik

20
Mempraktikkan kemampuan
5
positif yang dimiliki
Menyebutkan jenis jadwal dan
6
waktu minum obat
Melakukan jadwal aktivitas
7
dan minum obat sehari-hari
B Keluarga
Menyebutkan pengertian
1 waham dan proses terjadinya
waham
Menyebutkan cara merawat
2
pasien waham
Mempraktikkan cara merawat
3
pasien waham
Membuat jadwal aktivitas dan
4
minum obat untuk klien

21
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas :


CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC

Ns. Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa Untuk Praktisi dan
Mahasiswa Keperawatan.

http://ppnikesdambrw.wordpress.com/askep-jiwa-waham/ (diakses pada


tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 27 wita)

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-waham.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2013
pukul 22 : 40 wita)

http://ahmadfirmanismail.blogspot.com/2012/06/askep-waham.html
(diakses pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 22 : 45 wita)

22

Anda mungkin juga menyukai