Karakteristik-Transistor-6-K1C016001-Reza Pahlevi
Karakteristik-Transistor-6-K1C016001-Reza Pahlevi
Memasang transistor pada konektor yang Memasang RL, kemudian mengukur Vin
tersedia pada MMD dan Vout
Selesai
Mengatur potensiometer RB1 agar IB
minimum, kemudian mencatat nilai
Gambar 3-1 Diagram menentukan jenis, pembacaannya.
kaki-kaki dan hfe transistor
Mulai
Memvariasikan VCE dengan mengatur
potensio RC, kemudian mencatat
Alat dan bahan: perubahan IC untuk setiap perubahan VCE.
1. Generator isyarat CV
2. CRO
3. MMD
4. Breadboard IC
5. Resistor
6. Kapasitor
7. Transistor
Selesai
8. Catu daya
3,0 1,15
3,1 1,24
3,2 1,33
3,3 1,38
3,4 1,43
Grafik IC-VCE
4
3,7 1,29
3
2
IC (mA)
3,8 1,30
1
4,2 1,44
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14
VCE (mA)
Tabel 4.3 Nilai IB-2 Nilai Ic dan Vce
4
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed
Dari tabel diatas diketahui bahwa niali I C akan
konstan ketika mencapai nilai VCE tertentu. Hal ini
terjadi karena transistor mampu membatasi arus
yang mengalir atau disebut dengn fungsi regulator.
Disamping itu juga, dari data diatas dapat
diketahui transistor berfungsi sebagai penguat
tegangan dan arus. Apabila sebuah potensio dalam
rangkaian penguat common emmiter diputar dan
tegangan yang dihasilkan pada MMD bertambah
maka nilai arus juga ikut bertambah.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
Gambar 4-1 Rangkaian penguat Common 1. Transistor dengan seri C828A merupakann
Emitter jenis NPN, dengan nilai hfe 215,203,208 dan
Berdasarkan percobaan ketika mengukur Vin dan kaki-kakinya B-C-E.
Vout menggunakan isyarat masukkan tanpa R L, hasil 2. Rangkaian common emitter dapat dibuat
yang diperoleh yaitu Vin 8 volt dan Vout 1 volt. dengan menghubungkan langsung kaki
Sedangkan ketika mengukur kembali nilai emitter dengan tanah (ground).
tegangan keluaran dengan RL, dengnan nilai Vin
yang sama, Vout yang dihasilkan berbeda, yaitu 3. Grafik lengkung ciri keluaran transisitor
menjadi 0.9 volt, seperti yang tertulis pada table 4-2. mengalami kenaikan dari titik awal
Dari hal ini dapat diketahui jika nilai RL dapat kemudian linier ketika telah mencapai nilai
membuat nilai tegangan keluaran yang dihasilkan tegangan 1 dan seterusnya.
lebih kecil dari pada yang tidak menggunakan RL.
DAFTAR PUSTAKA
Kemudian, setelah memperoleh nilai tegangan
keluaran baik yang menggunakan RL maupun [1] Sutrisno, Elektronika dan
tidak, dilanjutkan dengan mencari nilai arus di C Penerapannya, ITB, Bandung, 1986.
dan nilai VCE pada nilai IB 0.1 μA. Setelah diperoleh [2] Milman dan Halkias, Elektronika
hasilnya, kemudian dibuat grafik lengkung ciri Terpadu (Integrated Electronics)
keluaran transisitor. Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1986.
[3] Hartono, Modul Praktikum
Gambar 4-2 Lengkung keluaran transistor Elektronika Dasar 1, UNSOED
Fakultas MIPA Jurusan Fisika,
Purwokerto, 2016.
5
Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed