Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Gaya diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri. Menurut Follet
(1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil akhir
yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. Gillies (1970), menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan dapat diidentifikasikan berdasarkan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya. Oleh
karena itu, kepribadian seseorang akan memengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan.
Gaya kepemimpinan seseorang cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda. Menurut para
ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi
antara lain:
1
3. Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup besar. Pemimpin
menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang
menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima
keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4. Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, selalu
memanfaatkan ide bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
2
4. Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan
pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan teori Y (Azwar, 1996).
3
Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup
besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan dan menampung
keluhan
3. Partisipasi
Tinggi hubungan tapi rendah tugas
Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan
keputusan
4. Delegasi
Rendah hubungan dan rendah tugas
Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam
pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan
4
2. Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang
lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
Wewenang pimpinan tidak mutlak
Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
Komunikasi berlangsung timbal balik
Pengawasan dilakukan secara wajar
Prakarsa dapat datang dari bawahan
Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan
pertimbangan
Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif
Pujian dan kritik seimbang
Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-
masing
Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai
Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama
3. Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara lebih
banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan.
Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain:
Pemimipin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan
5
Prakarsa selalu berasal dari bawahan
Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan
Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan