Anda di halaman 1dari 51

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUAN BERDASARKAN

ANOMALI MAGNETIK LEMBAR BANJARMASIN

YESI DWI JAYANTI

NIM H1071151019

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
Lembar Pengesahan

Judul Penelitian : Identifikasi Sebaran Batuan Berdasarkan Anomali


Magnetik Lembar Banjarmasin

Nama : Yesi Dwi Jayanti

Nim : H1071151019

Program Studi : Geofisika

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Zulfian,M.Si Aji Suteja BSc

Mengetahui,

Ketua Jurusan Fisika

Nurhasanah,S.Si.,M.Si
NIP. 198011252006042002
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .....................................................................................................................ii


DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat......................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4
2.1 Gaya Magnet dan Suseptibilitas ................................................................................... 4
2.2 Medan Magnet Induksi dan Magnetik Total................................................................. 6
2.3 Sifat Magnetik Batuan................................................................................................... 7
2.4 Medan Magnet Bumi .................................................................................................... 8
2.5 Reduksi Ke Kutub (reduction to pole) ......................................................................... 10
2.6 Koreksi Efek Regional ................................................................................................ 11
BAB 3 PROFIL INSTANSI .................................................................................................... 12
3.1 Profil Instansi .............................................................................................................. 12
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................Error! Bookmark not defined.
4.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................... 17
4.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................................... 17
4.3 Alat dan Bahan/Data ................................................................................................... 18
4.4 Pengolahan Data ......................................................................................................... 20
4.5 Diagram Alir ................................................................................................................ 21
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 22
5.1 Anomali Medan Magnet Total .................................................................................... 22
5.2 Reduksi ke Kutub ........................................................................................................ 23
5.3 Pemisahan Regional dan Residual ............................................................................. 24
BAB 6 KESIMPULAN .......................................................................................................... 27
6.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 27

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Mineral dan Batuan ................................................................................ 23


Tabel 2.2 Tabel Hubungan Antara Sifat Magnetik dan Suseptibilitas Magnetik .............. 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Elemen Magnetik Bumi ................................................................................... 22

Gambar 3.1 Lambang Badan Geologi ............................................................................... 23

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pusat Survei Geologi ..................................................... 22

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 23

Gambar 4.2 Peta Anomali Magnetik Lembar Banjarmasin............................................... 22

Gambar 4.3 Peta Geologi Banjarmasin ............................................................................. 23

Gambar 5.1 Peta Anomali Medan Magnet Total .............................................................. 22

Gambar 5.2 Reduksi ke Kutub........................................................................................... 23

Gambar 5.3 Peta Anomali Residual ................................................................................. 22

iii
ii
3
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu aset berharga bagi daerah yang dapat dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan daerah adalah dari hasil penjualan sektor
pertambangan dan bahan galian. Terutama bagi daerah yang memiliki potensi
pertambangan dan galian yang cukup besar. Dalam pengembangan potensi yang
ada tersebut diperlukan sumber daya dan keahlian bidang penelitian dalam proses
eksplorasi. Dalam upaya eksplorasi tersebut dibutuhkan suatu komponen untuk
mempermudah dalam upaya eksplorasi.
Pusat Survei Geologi yang merupakan salah satu unit teknis di bawah Badan
Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyimpan
sebagian besar dokumen hasil penyelidikan mineral, geologi dan geofiiska dari
berbagai pelosok wilayah Indonesia dan informasi-informasi data geologi dari
segi sistematik berupa pustaka baik laporan, terbitan, dan peta. Pada tahun 1946,
Direktorat Geologi memulai program pemetaan geologi sistematik dan tematik.
Dan sejak tahun 1979 libang Pusat Survei Geologi mulai menngumpulkan dan
merangkum berbagai hasil kegiatan yang telah diakukan sebelumnya menjadi
kumpulan data atau sistem informasi tentang kebumian berupa peta-peta geologi
tematik Indonesia.
Pusat Survei Geologi mempunyai beberapa jenis peta antara lain peta geologi,
geofisika, geokimia, tektonok, geomorfologi, dan geologi kuarter yang dilakukan
secara bersistem atau bertema. Peta geologi dibedakan mennjadi peta geologi
sistematik dan peta geologi tematik. Peta geologi sitematik adalah peeta yang
menyajikan data geologi pada dasar peta topografi atau batimetri dengan nama
dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No.
019.2.2/1/1975 atau SK penggatinya dan juga menggambrkan informasi
katalogisasi. Sedangkan peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan

1
informasi geologi dan potensi sumber daya mineral dan energy untuk tujuan
tertentu seperti eksplorasi dan pengembangan.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis ingin mengidentifikasi sebaran
batuan di Lembar Banjarmasin berdasarkan peta anomali magnetik. Penelitian ini
menggunakan data sekunder yang berasal dari Pusat Survei Geologi. untuk
identifikasi sebaran batuan di Banjarmasin berdasarkan data yang didapat dari
Pusat Survei geologi dengan mengumpulkan data lengkap data geologi dari peta
tematik di lembar Banjarmasin yang selanjutnya diolah dengan menggunakan
bantuan software yang akan menampilkan suatu peta anomali untuk
mempermudah interpretasi sebaran batuan tersebut. Dari hasil ini diharapkan
dapat membantu dan mempermudah salah satu fungsi dari Pusat Survei Geologi
yaitu dalam hal pelaksaan penelitian, pemtaan tematik, pemodelan geologi, dan
informasi di bidang survey geologi.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian singkat latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan


yaitu, bagaimana identifikasi sebaran batuan lembar Banjarmasin berdasarkan
anomali magnetik.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas ini untuk mengidentifikasi sebaran batuan
lembar Banjarmasin berdasarkan anomali magnetik.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :


1.1.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman kerja yang nantinya berguna bagi penulis,
sehungga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
2. Dapat mengetahui perbedaan antara teori dan ilmu yang sudah
didapatkan selama perkuliahan dengan terjun langsung di lapangan.

2
3. Mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang sudah dimiliki pada
masa kuliah dan menambah wawasan dalam befikir.
4. Meningkatnya kesdisiplinan dan tanggungjawab dalam bekerja.
1.1.2 Manfaat Bagi Instansi
1. Membantu instansi dalam menyelesaikan tugas selama kerja praktek
berlangsung.
2. Dapat menjalin kerja sama antara Universitas dan instansi terkait.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Magnet dan Suseptibilitas

Metode geomagnet didasarkan terhadap perbedaan tingkat magnetisasi suatu


batuan yang di induksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi akibat adanya
sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung
pada suseptibilitas magnetik dari masing-masing batuan. Batuan yang memiliki
kandungan-kandungan tertentu dapat dikenal dengan baik dalam eksplorasi
geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali (Panjaitan, 2015).
Dasar teori dari metode magnetik adalah berdasarkan gaya Coloumb. Jika
dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan memiliki muatan
masing-masing m1 dan m2, maka gaya mgnetik yang dihasilkan adalah : (Solikha
dkk, 2012) .

= ...............…………………………………………. 1

dengan :
F = gaya yang bekerja diantara dua magnet dengan kuat medan magnet dan

= permeabilitas medium yang meelingkupi kedua magnet
= jarak kedua medan magnet
= kuat medan magnet 1
= kuat medan magnet 2

Tingkat suatu bahan magnetik untuk mampu dimagnetisasi ditentukan oleh


suseptibiltas kemagnetan, yang dituliskan sebagai berikut :
⃑ = k ⃑ ……………………………………………………..…2
Dengan:
⃑ = intensitas magnetisasi dalam A/m
k= suseptibilitas magnet
⃑ = kuat medan magnet dalam A/m

4
Nilai k pada batuan semakin besar apabila di dalam batuan banyak mengandung
mineral-mineral yang bersifat magnet. Faktor yang mepengaruhi nilai
suseptibilitas batuan adalah litologi batuan dan kandungan mineral batuan
(Telford, 1990).
Metode geomagnet didasarkan terhadap perbedaan tingkat magnetisasi
suatu batuan yang di induksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi akibat
adanya sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung pada suseptibilitas magnetik dari masing-masing batuan. Batuan yang
memiliki kandungan-kandungan tertentu dapat dikenal dengan baik dalam
eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali (Panjaitan, 2015).
Kerapatan arus magnet yaitu jumlah arus dalam satu-satuan daerah yang juga
disebut induksi magnet dinyatakan dengan :
B= H ……………..………………………………………... 3

Medan magnet yang terukur oleh alat magnetometer adalah medan magnet
induksi,termasuk efek magnetisasi yang diberikan oleh persamaan (Nur dkk,
2017) :
B= (H+M) ………………………………………………… 4

dengan :
M = momen dipole magnetic dalam satuan skalar
= permeabilitas dalam ruang vakum ( = 1)

Dalam kemagnetan dikenal sutu sifat dasar yaitu kerentanan magnet (suseptibilitas
magnet) yang disimbolkan k. dalam ruang hampa k=0, intensitas magnetisasinya
dapat ditulis sebagai berikut (Nur dkk, 2017) :
M = k H …………………………………………………….... 5
Sehingga persamaan di atas disubstitusikan menjadi :
B= (1 + k)H…………………………………………….… 6

5
2.2 Medan Magnet Induksi dan Magnetik Total

Adanya medan magnetik regional yang berasal dari bumi dapat menyebabkan
terjadinya induksi magnetik pada batuan di kerak bumi yang mempunyai
suseptibilitas yang tinggi. Medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini sering
disebut sebagai medan magnetik induksi atau medan magnetik sekunder.
Sementara itu medan magnet yang terukur oleh magnetometer adalah medan
magnet total, yang berupa gabungan antara medan magnetik utama dan medan
magntik induksi besaran skalar. Medan magnet bumi secara sederhana dapat
digambarkan sebagia medan magnet yang di timbulkan oleh batang magnet
raksasa yang terletak kedalam inti bumi. Medan magnet tersebut dinyatakan
sebgai deklinasi (penyimpangan terhadap arah selatan geografi) dan inklinasi
(penyimpangan dari arah horizontal) (Panjaitan, 2015).
Telford (1990) menjelaskan bahwa berdasrkan hukum Coloumb, gaya magnet
yang terjadi merupakan fungsi daeri besarnya muatan-muatan yang berinteraksi.
Kemagnetan yang terdapat pada bahan magnetik yangsangat bergantung pada
sejarah batuan tersebut dalam hubungannya dengan keberadaan medan magnet
saat itu. Dengan demikian,kemagnetan suatu bahan batuan bergantung pada
medan induksi yang diterima. Jika batuan berada pada medan agnetik, maka akan
terjadi polarisasi magnetik pada benda tersebut yang besarnya merupakan
suseptibilitas suatu batuan. Suseptibilitas magnetik dinyatakan sebgai tingkat
termagnetisasinya suatu bahan karena pengaruh medan magnet. Setiap batuan
memiliki nilai suseptibilitas, namun nilai suseptibiitas tidak konstan bagi beberapa
material, dipengruhi oleh temperatur dan kuat medan (Jaingot dkk, 2015).
Anomali magnetik dari suatu batuan magnetik di bawah permukaan timbul
akibat adanya medan magnet induksi. Dalam penyelidikan geomagnet, anomali
magnetik di jabarkan pada persamaan berikut:

∆ = ± ………….………………….. 7
dengan:

6
∆ = Nilai anomaly magnetic stasiun yang ingin dicapai
= medan magnet komponen total yang terukur
= medan magnet teoritis berdasarkan IGRF
= Koreksi medan magnet akibat variasi harian
2.3 Sifat Magnetik Batuan

Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan
magnet. Adanya medan magnet dan perbedaan sifat khusus dari setiap jenis
batuan serta mineral tersebut untuk memudahkan dalam pencarian bahan-bahan
tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam pencarian tersebut umumnya dilakukan
klarifikasi batuan atau mineral berdasarkan sifat magnet pada tabel berikut
Tabel 2.1 Sifat magnetik beberapa jenis mineral dan batuan (Jaingot dkk, 2015)

7
Tabel 2.2 Hubungan antara sifat magnetic dan suseptibilitas magnetik (Solikha
dkk, 2012)
Sifat Magnetik Suseptibilitas Magnetik
Ferromagnetik Suseptibilitas magnetik tinggi dan
bernilai posistif. Contoh Besi (Fe),
Nikel (Ni), dan Krhom (Cr)
Ferrimagnetik Suseptibilitas magnetik tinggi dan
bernilai posistif. Contoh
(magnetite, pyrotite, maghmemite,
gregeite)
Antiferromagnetik Susebtibilas sedang dan bernilai positif.
Contoh (hematite,goethite)
Paramagnetik Suseptibilitas rendah dan bernilai
positif. Contoh biotite, olivine
Diamagnetik Suseptibilitas rendah dan bernilai
negatife. Contoh air, material organic

Adanya medan magnetik regional yang berasal dari bumi dapat menyebabkan
terjadinya induksi magnetik pada batuan yang mempunyai suseptibilitas baik.
Total medan magnetik yang dihasilkan pada batuan ini dinyatakan sebagai induksi
magnetik.

2.4 Medan Magnet Bumi

Bumi berlku seperti sebuah magnet yang sangat besar dengan medan magnet
yang mengelilinginya. Medan magnet itu dihasilkan oleh dipole magnet yang
terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11° dari sumbu rotasi
bumi, yang berarti kutub utara geografis bumi tidak terletak pada tempat yang
sama dengan kutub magnet bumi. Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh
parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya.

8
Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik (D), intensitas horizontal (H) dan
intensitas vertical (Z). Parameter yang dapat menggambarkan arah medan magnet
adalah deklinasi (D) (sudut antara utara mangetik dan utara geografis), yang
diukur dalam derajar. Intensitas medan agnet total (F) digambarkan dengan
komponen horizontal (H), komponen vertical (Z) dan komponen horizontal kea
rah utara (x) dan ke arah timur (Y). Intensitas medan magnet bumi secara kasar
antar 25.000 – 65.000 nT. Untuk Indonesia, wilayah yang terletak di utara ekuator
mempunyai intensitas ± 40.000 nT, sedangkan yang di sebelah selatan ekuator
±45.000 nT.

Gambar 2. Elemen magnetik bumi (Dafiqi, 2011)


Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu sehingga untuk
menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang
disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui setiap 5 tahun ekali. Nilai-nilai Igrf tersebut diperoleh dari hasil
pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun.
2.4.1Variasi Medan Terhadap Waktu

Variasi medan magnet bumi terhadap waktu dikelompokka menjadi dua,yaitu


sebagia berikut :

9
1. Variasi sekuler, yaitu variasi yang ditunjukkan oleh adanya perubahan
internal bumi. Perubahannya sangat lambat yaitu antara orde puluhan
sampai ratusan tahun untuk mempengaruhi hasil survei magnetik.
2. Variasi diurnal (harian),yaitu variasi yang ditimbulkan secara domain oleh
gangguan matahari,radiasi ultraviolet matahari menimbulkan ionisasi
lapisan atmosfer bagian atas. Adanya ionisasi dan elektro yang terlempar
dari matahari akan menimbulkan arus sebagai sumber medan magnetik.
Sifat perubahan harian ini acak tetai periode dengan periode rata-rata
sekitar panjang matahari (25 jam). Variasi yang lain adalah badai
magnetik,sumber penyebabnya karena akibat aktifitas matahari dan
memiliki perubahan yang sangat cepat dan besar sehingga secara praktis
mengburkan hasil survei magnetik

Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pembentuk
batuan,maka bentuk medan magnetik anomali yang akan ditimbulkan oleh medan
penyebabnya tergantung beberapa hal berikut.
1. Inklinasi medan magnet bumi disekitar bumi penyebab
2. Geometri dari benda penyebab
3. Kecenderugan arah dipol-dipol magnet didalam benda penyebab
4. Aarah dipole-dipolagnet benda penyebab terhadap arah medan bumi

2.5 Reduksi Ke Kutub (reduction to pole)

Reduksi ke kutub adalah salah satu filter pengolahan data magnetik untuk
menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik. Filter tersebut diperlukan
karena sifat dipole anomaly magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang
umumnya masih berpola asimetrik. Hasil dari reduksi ke kutub menunjukkan
anomaly magnetik menjadi satu kutub. Hal ini ditafsirkan posisi benda penyebab
anomaly medan magnet berada di bawahnya (Indratmoko dkk, 2009).

10
2.6 Koreksi Efek Regional
Dalam banyak contoh, data anomali medan magnet yang menjadi target
survey selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomaly magnetik yang lain
yang berasal dari sumber yang sangat dalam dan luas di bawah peermukaan bumi.
Anomaly magnetik ini disebut sebagai anomali magnetik regional (Breiner,1973).
Untuk menginterpretasi anomali medan magnetik yang menjadi target survei,
maka dilakukan koreksi efek regional, yang bertujuan untuk menghilangkan efek
anomaly magnetik regioanal dari data anomaly medan magnet hasil pengukuran.

11
BAB 3
PROFIL INSTANSI

3.1 Profil Instansi

Pusat Survei Geologi merupakan salah satu unit kerja teknis di bawah Badan
Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di jalan
Diponegoro no 57, Bandung. Sebelumnya, kelembagaan ini antara tahun 1978
sampai 2005 bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, disingkat
Puslitbang Geologi. Pusat Survei Geologi menyimpan sebagian besar dokumen
hasil penyelidikan mineral dan geologi dari berbagai pelosok wilayah Indonesia,
berupa pustaka (laporan, tetrbitan, peta) dan percontohan (batuan, mineral, fosil).
Selain menyimpan dokumen hasil penyelidikan dan pemetan geologi dan
bahan tambang yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendahulunya, mulai dari
Dienst van het Mijnwezen (1850-1922) sampai dengan Puslitbang Geologi (1978-
2005). Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No 13 Tahun 2016, Pusat Survei
Geologi memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut.
3.1.1 Tugas

Pusat Survei Geologi mempunyai tugas penenlitian, penyelidikan, pelayanan, dam


survei bidang pemetaan, geosains, serta sumber daya minyak dan gas bumi.
1.Fungsi
Dalam melaksankan tugasnya, Pusat Survei Geologi menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut.
1. Penyusunan kebijakan teknis penelitan dan penyelidikan di bidang
pemetaan, geosains, serta sumber daya minyak dan gas bumi.
2. Perumusan kebijakan pelayanan di bidang pemetaan, geosains, serta
sumber daya minyak dan gas bumi.
3. Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, dan pelayanan, di bidang
pemetann, geosains, serta sumber daya minyak dan gas bumi.

12
4. Penyusunan norma dan standar, produser, dan kriteria di bidang
pemetaan, geosains, serta sumber daya minyak dan gas bumi.

5. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervise dalam


penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang pemetaan, geosains,
serta sumber daya minyak dan gas bumi.

6. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dalam


penelitian, penyelidikan,dan pelayanan di bidang pemetaan, geosains,
serta sumber daya minyak dan gas bumi.

7. Pelaksaan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, administrasi


keuangan, perencanaan, informasi dan kepegawaian pusat.

3.3.2.Visi Misi dan Logo Pusat Survei Geologi

Berikut ini adalah paparan dari visi misi dari pusat survei geologi.

Visi :

Geologi untuk perlindungan dan kesejahteraan masyarakat.

Misi :

1. Mempromosikan geologi untuk kepentingan perencanaan dan penataan


wilayah.

2. Mengungkap potensi geo-sources (sumber daya geologi): migaas,


panas bumi, batubara, mineral dan air tanah serta potensi geologi
lainnya.

3. Mengungkap potensi bencana geologi bagi kepentingan perlindungan


manusia dan potensi ekonomi.

4. Mendorong penerapan geo-sciences bagi kepentingan konservasi geo-


sources dan potensi geologi lainnya serta perlindungan lingkungan.

Lambang atau logo dari Badan Geologi seperti gambar berikut.

13
Gambar 3.1 Lambang Badan Geologi

3.3.3 Struktur Organisasi dan fungsi Pusat Survei Geologi

Struktur organisasi pada Pusat Survei Geologi terdiri dari :


1. Bagian tata usaha
2. Bidang sarana teknik
3. Bidang program dan kerja sama
4. Bidang informasi
5. Kelompok jabatan fungsional
Struktur organisasi pada Pusat Survei Geologi adalah pada gambar berikut.

14
Gambar 3.2 Struktur organisasi Pusat Survei Geologi (Pusat Survei Geologi,
2018)

Adapun tugas dan fungsi berdasarkan struktur organisasi di bidang sarana teknik
dan informasi adalah sebgai berikut.
1.Bidang Sarana Teknik
Bidang sarana teknik mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan
sarana dan prasarana penelitian dan pelayanan pusat bidang geologi. Dalam
melaksanakan tugasnya, bidang sarana teknik menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut.
1. Penyiapan rumusan pedoman dan prosedur kerja penggunaan
dan pelayanan jasa teknik
2. Analisis spesifikasi dan kebutuhan sarana teknik penelitian dan
pengembangan
3. Penyiapan rumusan rencana pengembangan sarana teknik
penelitian dan pengembangan
4. Pengelolaan sistem manajemen mutu kelembagaan pusat
5. Pengelolaan dan pelayanan jasa sarana teknik penelitian dan
pengembangan
6. Evaluasi pelaksanaan urusan pengelolaan sarana dan prasarana
penelitian dan pelayanan geologi pusat
2. Bidang Informasi
Bidang infomasi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sistem
informasi dan penyebarluasan informaasi, serta dokumentasi hasil penelitian dan
pelayanan Pusat Survei Geologi. Dalam melaksanakan tugasnya bidang informasi
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
1. Penyiapan rumusan pengembangan sistrm, dokumentasi dan
publikasi, serta operasi perangkat lunak informasi
2. Pelaksanaan pengelolaan sistem, jaringan dan situs informasi,
serta pemuktahiran basis data.

15
3. Pelaksanaan sosialisasi, dokumentasi dan publikasi, serta
pengelolaan perpustakaan.
4. Evaluasi pelaksanaan pengembangan sistem informasi
danpenyebarluasan informasi, serta dokumentasi hasil
penelitian dan pelayanan pusat bidang geologi

16
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatatif. Pada akuisisi data


anomali magnet total diambil menggunakan alat magnetometer proton geometri
sebanyak 2 set, yaitu seri G 586 untuk mencatat nilai variasi harian dan koreksi
IGRF, dan seri G 816. Jumlah titik pengukuran pada lokasi penelitian sebanyak
191 titik , dengan interval antar titik sekitar 3-5 km. Berdasarkan peta anomali
tersebut, Banjarmasin tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu anomali
berbentuk eliptik dengan lingkara-lingkaran sedikit kecil dan memiliki nilai
sekitar -400 nT sampai +350 nT, dan anomali yang memiliki pola lingkaran yang
besar dengan nilai sekitar -200 sampai 700 nT.

4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian secara administratif terletak di beberapa berada di kota


Banjarmain Kalimantan Selatan seperti Bagus, Silau, Martapura, Sungairaya,
Pangaron, Binung dan Tatakan. Sedangkan secara geografis terletak antara titik
koordinat: 3° 00’ 8.1032” – 3° 30’ 0.0000” LS dan 144 44’ 59.9602” – 115 30’
0.0000” BT.

17
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

4.3 Alat dan Bahan/Data


Dalam penelitian ini alat yang digunakan sebagai sarana pencapaian tujuan
penelitian adalah satu unit laptop dan menggunakan perangkat lunak yaitu:

1. Software Global Mapper


2. Software Surfer 12
3. Software Oasis Montaj
4. Website geomag.nrcan.gc.ca
5.

Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder
yang didapat dari Pusat Survei Geologi. Data-data sekunder yang diperlukan
adalah:

1.Data peta anomali magnetik daerah lembar Banjarmasin skala 1:250.000

18
2. Data sekunder sebanyak 500 data
3. Data penunjang seperti peta geologi daerah Banjarmasin skala 1:250.000
4. nilai inklinasi sebesar -24.234° , nilai deklinasi sebesar 1.344°

Gambar 4.2 Peta Anomali Magnetik Lembar Banjarmasin ( Budi Setyanta

dkk, 2004)

19
Gambar 4.3 Peta Geologi Banjarmasin (N. Sikumbang&Heryanto, 1994)

4.4 Pengolahan Data


4.4.1 Digitasi

Digitasi adalah proses untuk mengubah data analog menjadi digital dengan
menambahkan suatu objek di lokasi penelitian. Proses digitasi ini dilakukan
menggunakan software Global Mapper dengan bahan berupa peta anomali
magnetik lembar Banjarmasin. Hasil dari proses digitasi ini beupa nilai anomali
magnetik dan koordinat.

4.4.2 Peta Anomali Magnet Total

Peta anomali magnet total diperoleh dari h2asil digitasi lalu dari hasil
digitasi diolah menggunakan software Surfer 1. Dari hasil pengolahan tersebut
dilanjutkan pengolahan lanjutan untuk memisahkan anomali regional dan residual.
Dalam proses pemisahan tersebut mengguanakn sotware Oasis Montaj 8.4.

4.4.3 Filter Reduksi ke Kutub

Dalam proses pengolahan magnetik hasil awal berupa peta anomali total,
kemudian dilakukan fiter reduksi ke kutub menggunakan software Oasis Montaj
8.4. Proses reduksi ke kutub ini diakukan untuk menghilangkan gangguan dalam
objek magnetik (dipole) atau dikenal dengan gangguan kutub. Filter reduksi ke
kutub adalaha salah satu filter pengolahan data magnetik untuk menghilangkan
pengaruh sudut inklinasi magnetik. Filter tersebut diperlukan karena sifat dipole
anomali magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang umumnya masih
berpola. Langkah selanjutnya dengan menggunakan web geomag.nrcan.gc.ca
guna untuk menhasilkan nilai inklinasi sebesar -24.234° dan deklinasi sebesar
1.344° pada pengolahan filter reduksi ke kutub ini.

20
4.4.4 Pemisahan Anomali Residual/Regional

Anomali residual adalah anomali yang bersifat dangkal sedangkan


anomaly regional merupakan anomali yang bersifat dalam. Proses pemisahan
anomali residual/regional dilakukan menggunakan software Oasis Montaj 8.4
dengan sub menu MAGMAP dan filter Gussian Residual/Regional Filter.

4.5 Diagram Alir

Memasukkan
Mulai Inklikasi dan
Deklinasi

Studi Literatur
Reduksi Ke
Kutub

Melakukan Pemisahan Anomali


koreksi dan Residual/Regional
digitasi

Hasil dan
Anomali Medan Pembahasan
Total

Selesai

21
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Anomali Medan Magnet Total

Hasil yang didapatkan setelah diakukan koreksi IGRF dan koreksi harian
adalah peta anomali medan magnet total dengan menggunakan website
geomag.nrc.gc.ca untuk mendapatkan nilai inklinasi dan deklinasi. Peta medan
magnet total yang diperoleh didapat dari jumlah komponen intensitas magnet
yang diduga berkaitan dengan batuan yang sifat kerentanan magnet
(suseptibilitas) yang tinggi maupun yang rendah. Untuk daerah penelitian ini nilai
inklinasi sebesar -24.234° dan nilai deklinasi sebesar 1.344°. Anomali medan
magnet total adalah nilai medan magnet di suatu titik yang dihasilkan oleh suatu
batuan di bawah permukaan yang menjadi target pengukuran magnetik. Hasil
anomali medan magnet terdapat pada (Gambar 4.3).

Gambar 5.1 Peta Anomali Medan Magnet Total

22
Dari hasil anomali medan magnet terlihat nilai anomali terendah sekitar -558.5 nT
dan anomali tertinggi 78.0 nT. Nilai anomali tinggi berada di sebelah timur laut,
timur, dan tenggara sedangkan untuk anomali rendah berada di sebelah selatan
dan barat laut dan utara. Nilai anomali magnetik rendah dapat ditafsirkan dengan
adanya batuan bersifat nonmagnetik (diamagnetic) seperti batuan sedimen, batuan
lempung, lumpur, dan pasir kerikil yang memiliki nilai suseptibilitas kecil. Nilai
anomali magnetik positif dapat ditafsirkan sebagai adanya batuan yang bersifat
paramagnetic yang mengalami proses mineralisasi sehingga mengandug mineral
magnetik seperti magnetite dan hematite. Nilai anomali magnetik negatif dapat
ditafsirkan dengan adanya batuan bersifat nonmagnetik (diamagnetic) seperti
batuan sedimen, batuan lempung, lumpur, dan pasir kerikil yang memiliki niai
suseptibilitas kecil.

5.2 Reduksi ke Kutub

Reduksi ke kutub adalah gabungan antara anomaly regional dan anoali


residual . pengolahan reduksi ke kutub ini dilakukan dengan menggunakan load
menu MAGMAP dalam software Oasis Montaj. Dalam proses pengolahannya
perlu memasukkan nilai inklinasi dan deklinasi lokasi penelitian. Nilai
inklinasiyang dimasukkan yaitu -24.234° sedangkan nilai deklinasi sebesar
1.344°. Hasil pengolahan dengan menggunakan software Oasis Montaj dan filter
reduksi ke kutub merupakan pengolahan data yang intensitas magnet total
menginduksi medan magnet yang nilai sudut inklinasi sebesar 90° dan deklinasi
sebesar 0° mengalami pergeseran dari nilai anomaly total, yaitu nilai anomaly
terendah sebesar -358.2 nT dan tertinggi 112.1 nT (Gambar 5.3)

23
Gambar 5.2 Peta Kontur RTP

Nilai anomali medan magnet pada gambar 4.3 dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu anomali bernilai rendah, anomali bernilai sedang, dan anomali
bernilai tinggi. Untuk anomali dengan nilai rendah ditunjukkan dengan warna biru
hingga warna hijau tua dengan nilai sekitar -358.2 nT sampai -231.2 nT. Kelompok
dengan nilai anomali sedang ditunjukkan dengan warna hijau hingga warna
orange dengan nilai sekitar -216.4 nT sampai -118.9 nT. Dan untuk kelompok
dengan nilai anomali tinggi ditunjukkan dengan warna merah hingga warna ungu
muda denagn nilai sekitar -54.0 nT sampai 112.1 nT. Berdasarkan ketiga kelompok
niai anomali tersebut daerah yang memiliki nilai anomali tinggi berada di daerah
timur.

5.3 Pemisahan Regional dan Residual

Hasil yang didapatkan setelah diakukan koreksi IGRF, koreksi harian dan
direduksi ke kutub peta anomali masih berupa gabugan antara anomali regional
dan anomali residual. Sehingga perlu dipisahkan antara kedua anomali tersebut
dengan Gaussian Regioanal/Residual filter . Anomali residual atau dangkal
menggambarkan kondisi geologi daerah tersebut yang bersifat lokal atau dangkal,

24
yang dicirikan dengan adanya frekuensi anomali yang tinggi. Anomali regional
menggambarkan kondisi geologi daerah tersebut yang lebih luas (regional) pada
daerah yang dalam dengan dicirikan adanya nilai anomali yang rendah.
Pada proses pertama melakukan pemisahan anomali regional, hasil dari
pemisahan anomali regional dapat dilihat pada (Gambar 5.4). Hasil pada gambar
tersebut menunjukkan adanya kesamaan pada persebaran anomali dengan hasil
reduksi ke kutub, nilai anomali tinggi berada di bagian utara dan diduga sebagai
batuan sedimen yang beraada di deretan pegunungan Meratus barat sedangkan
anomali rendah berada di bagian selatan. Nilai anomali yang dihasilkan pada
regional ini berkisar -353.2 nT sampai 60.4 nT. Di bagian tengah tengah juga
terdapat anomali bernilai sedang dan di bagian selatan terdapt anomali rendah.
Proses pengolahan yang kedua adalah pemisahan anomali residual, hasil dari
pemisahan anomali residual dapat dilihat pada (Gambar 5.3). Nilai anomali yang
dihasilkan berkisar -257 nT sampai 19.6 nT dimana hasil anomalinya menyebar
dan acak hampir disetiap wilayah dibandingkan dengan hasil pemisahan regional.
Nilai anomali tinggi positif berbentuk memanjang dan menyebar hampir di setiap
daerah. Untuk nilai anomali negatif rendah berada di daerah utara, selatan, timur
laut yang berdekatan dengan pola anomali tinggi.

Gambar 5.3 Peta anomali residual

25
Gambar 5.4 Peta anomali regional

Berdasarkan peta anomali, Banjarmasin memiliki batuan ultramafik Meratus


yang memiliki sifat kemagnetan tinggi di bagian barat, bagian selatan, dan sedikit
bagian timur. Keadaan ini diduga berhubungan dengan batuan intrusi di daerah
penelitian. Namun di beberapa daerah memiliki nilai anomali yang rendah yang
menunjukkan endapan alluvial kuarter yang memiliki nilai anomali rendah seperti
batuan sedimen dari kelompok Formasi Warukin dan Formasi Tanjung.
Berdasarkan peta kontur RTP di daerah batuan ultramafik Meratus terdapat juga
nilai anomali yang rendah, itu terjadi karena ada patahan dan terbentuknya danau
.Sedangkan di bagian barat memiliki nilai anomali rendah yang menunjukkan
batuan kuarter. Jika mengacu berdasarkan peta geologi lembar Banjarmasin hasil
residual untuk nilai anomali antara -27.5 sampai -8.3 nT termasuk dalam
Kelompok Formasi Manunggul yang menunjukkan adanya batuan sedimen, nilai
anomali -5.9 sampai -0.7 nT masuk dalam kategori batuan pasir, sedangkan nilai
anomaly antara -0.1 sampai 3.7 nT masuk dalam kategori alluvium seperti
lempung, dan untuk nilai anomali antara 3.7 sampai 19.6 nT masuk dalam
kategori batuan metamorf.

26
BAB 6
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
1. Nilai anomali rendah dengan notasi warna biru yang berada di selatan dan
sedikit di barat daya barat laut dan barat lokasi penelitian, diduga sebagai
batuan sedimen yang mendominsai batuan tersebut. Sementara untuk nilai
anomali yang relatif tinggi yaitu antara -54.0 sampai 122.1 , diduga sebagai
kelompok tipe batuan metamorf.
2. Nilai anomali rendah di beberapa wilayah juga menunjukkan adanya endapan
aluvial kuarter seperti batuan sedimen dari Formasi Warukin dan Formasi
Tanjung.
3. Nilai anomali rendah pada peta residual yaitu -25.7 menunjukkan adanya
calcite dan sedimen, sedangkan anomali tinggi yaitu 19.6 menunjukkan
adanya jenis batuan metamorf.

27
DAFTAR PUSTAKA

Breiner., 1973. Interpretasi Metode Magnetik Untuk Penentuan Struktur Bawah


Permukaan Di Sekitar Gunung Kelud Kabupaten Kediri.
Budi Setyanta, Simon Hutubessy, Imam Setiadi., 2004. Peta Anomali Magnet
Lembar Banjarmasin, Kalimantan.
Indartmoko Putut, .M. Irham Nurwidyanto, Tony Yulianto., 2009. Interpretasi
Bawah Permukaan Daerah Manifetasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten
Bantul DIY Dengan Metode Magnetik.

Jaingot A. Parhusip, M.R.M., 2015. Model 3D Mineral Hematite Berdasarkan


Data Geomagnet di Desa Uekuli Kabupaten Tojo Una-Una. Jurnal Promine,
3, pp.1-9.
N.Sikumbang, Heryanto., 1994 . Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan

Nur Hidayat Nurdin, M.A.M.S.A., 2017. Identifikasi Pola Sebaran Intrusi Batuan
Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geomagnet Di Sungai Jenelata
Kabupaten Gowa. Jurnal Geocelebes, 1, pp.17-22.
Panjaitan, M., 2015. Penerapan Metode Magnetik Dalam menentukan Jenis
Batuan Mineral. Jurnal Riet Komputer (JURIKOM), 2, pp.69-72.
Solikha Diah Eksanti, S.Z.A.F., 2012. Penerapan Metode Geomagnet Untuk
Mengetahui Nilai Suseptibilitas Magnetik Lapisan Tanah Dibandingkan denga
Pengukiran Suseptibilitas Magnetik Secara Langsung Studi Kasus:Lapisan
Tanah di Desa Pandensari Pujon,Malang. Jurnal Fisika Universitas Negeri
Malang.
supramono, G., 2012. Hukum Pertambangan Mineral dan BatuBara di
Indonesia. Jakarta: Renaka Cipta.
Telford, 1990. Applied Geophysics, USA, Cambridge University Press.

Tris, s., 2014. Identifikasi Sebaran Biji Besi Dengan Menggunakan Metode
Geomagnet Di Daerah Gunung Melati Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Fisika
FLUX, 11, pp.157-65.

28
LONGITUDE LATITUDE LABEL
114.995 -3.285 -325
115.011 -3.278 -350
115.014 -3.286 -375
115.018 -3.292 -400
115.024 -3.299 -425
115.036 -3.302 -450
115.01 -3.342 -325
115 -3.313 -350
115.017 -3.326 -375
115.055 -3.318 -425
115 -3.342 -300
115.18 -3.279 -125
115.166 -3.281 -150
115.175 -3.268 -175
115.126 -3.312 -150

29
115.182 -3.323 -125
115.117 -3.283 -175
115.145 -3.267 -225
115.169 -3.25 -250
115.17 -3.25 -250
115.093 -3.27 -250
115.084 -3.261 -275
115.208 -3.297 25
115.199 -3.296 50
115.19 -3.299 75
115.227 -3.303 25
115.236 -3.307 50
115.25 -3.309 75
115.275 -3.31 125
115.308 -3.301 150
115.392 -3.357 25
115.356 -3.337 50
115.387 -3.3 75
115.285 -3.329 75
115.268 -3.33 50
115.314 -3.349 25
115.235 -3.332 25
115.29 -3.357 25
115.22 -3.329 50
115.261 -3.353 50
115.321 -3.375 50
115.363 -3.391 50
115.382 -3.387 25
115.233 -3.344 75
115.271 -3.364 75
115.325 -3.386 75
115.25 -3.365 -125
115.272 -3.379 -125
115.405 -3.278 75
115.209 -3.349 -150
115.28 -3.392 -150
115.331 -3.21 75
115.31 -3.222 50
115.338 -3.221 25
115.353 -3.225 0
115.384 -3.244 50

30
115.354 -3.236 25
115.461 -3.32 75
115.471 -3.38 50
115.455 -3.406 25
115.112 -3.321 -200
115.156 -3.327 -175
115.111 -3.338 -275
115.144 -3.336 -225
115.147 -3.344 -250
115.167 -3.357 -275
115.195 -3.366 -250
115.221 -3.376 -225
115.268 -3.393 -175
115.228 -3.395 -275
115.271 -3.413 -225
115.26 -3.414 -250
115.055 -3.359 -375
115.034 -3.355 -350
115.028 -3.369 -325
115.016 -3.372 -300
115.046 -3.393 -375
115.038 -3.398 -350
115.215 -3.393 -300
115.197 -3.386 -325
115.229 -3.413 -325
115.215 -3.407 -350
115.219 -3.42 -375
115.243 -3.428 -325
115.243 -3.428 -325
115.242 -3.44 -350
115.185 -3.39 -375
115.146 -3.372 -375
115.141 -3.359 -325
115.095 -3.342 -325
115.1 -3.35 -350
115.095 -3.357 -375
115.106 -3.367 -400
115.198 -3.405 -400
115.226 -3.443 -400
115.157 -3.387 -425
115.134 -3.385 -450

31
115.158 -3.396 -475
115.093 -3.375 -425
115.095 -3.384 -450
115.106 -3.39 -475
115.202 -3.416 -425
115.194 -3.414 -450
115.196 -3.424 -475
115.18 -3.413 -500
115.161 -3.406 -525
115.148 -3.407 -550
115.141 -3.41 -575
115.148 -3.415 -600
115.137 -3.418 -625
115.132 -3.423 -650
115.128 -3.43 -675
115.127 -3.437 -700
115.066 -3.377 -400
115.069 -3.388 -425
115.07 -3.403 -450
115.071 -3.417 -475
115.072 -3.428 -500
115.101 -3.406 -525
115.099 -3.414 -550
115.096 -3.424 -575
115.095 -3.438 -600
115.098 -3.447 -625
115.111 -3.434 -650
115.111 -3.452 -675
115.083 -3.454 -575
115.076 -3.455 -550
115.072 -3.447 -525
115.22 -3.45 -425
115.212 -3.448 -450
115.208 -3.462 -475
115.203 -3.472 -500
115.195 -3.441 -525
115.193 -3.456 -550
115.188 -3.467 -575
115.182 -3.473 -600
115.177 -3.444 -625
115.175 -3.454 -650

32
115.166 -3.472 -675
115.159 -3.472 -700
115.242 -3.463 -375
115.258 -3.471 -350
115.286 -3.468 -325
115.307 -3.467 -300
115.296 -3.45 -275
115.31 -3.447 -250
115.329 -3.447 -225
115.329 -3.426 -175
115.33 -3.416 -150
115.328 -3.406 -125
115.265 -3.427 -275
115.382 -3.492 -175
115.378 -3.461 -150
115.372 -3.434 -125
115.397 -3.456 -100
115.43 -3.347 50
115.469 -3.452 25
115.444 -3.433 0
115.444 -3.485 0
115.465 -3.478 25
115.43 -3.444 25
115.407 -3.428 50
115.418 -3.486 50
115.432 -3.478 25
115.362 -3.452 -175
115.384 -3.418 75]
115.367 -3.476 -200
115.354 -3.472 -225
115.356 -3.484 -250
115.344 -3.481 -275
115.334 -3.484 -300
115.308 -3.479 -325
115.229 -3.191 -425
115.209 -3.195 -450
115.198 -3.134 -425
115.185 -3.164 -450
115.172 -3.141 -400
115.302 -3.117 -300
115.303 -3.132 -325

33
115.295 -3.154 -350
115.272 -3.121 -375
115.11 -3.229 -325
115.128 -3.194 -350
115.148 -3.164 -375
115.162 -3.088 -375
115.148 -3.106 -350
115.219 -3.087 -375
115.206 -3.038 -350
115.227 -3.059 -325
115.259 -3.079 -300
115.123 -3.09 -325
115.1 -3.087 -300
115.056 -3.071 -275
115.099 -3.107 -275
115.105 -3.189 -275
115.085 -3.238 -275
115.09 -3.197 -250
115.078 -3.195 -225
114.987 -3.19 -225
115.043 -3.153 -225
115.018 -3.23 -225
115.095 -3.123 -250
115.029 -3.123 -250
115.011 -3.071 -250
114.98 -3.221 -250
114.955 -3.158 -250
114.888 -3.131 -250
115.442 -3.184 75
115.418 -3.158 50
115.407 -3.176 25
115.386 -3.128 0
115.365 -3.092 0
115.385 -3.171 25
115.378 -3.143 50
115.368 -3.172 75
115.354 -3.18 -100
115.372 -3.157 75
115.404 -3.118 75
115.385 -3.102 50
115.375 -3.097 25

34
115.365 -3.092 25
115.35 -3.089 50
115.341 -3.085 75
115.323 -3.076 -100
115.327 -3.25 75
115.238 -3.5 -350
115.195 -3.5 -500
115.224 -3.5 -400
115.17 -3.5 -600
115.185 -3.484 -575
115.186 -3.493 -550
115.192 -3.491 -525
115.192 -3.491 -525
115.121 -3.475 -675
115.123 -3.487 -650
115.112 -3.488 -625
115.093 -3.484 -600
115.22 -3.484 -425
115.21 -3.492 -450
115.207 -3.484 -475
115.149 -3.495 -625
115.06 -3.445 -475
115.059 -3.431 -450
115.055 -3.425 -425
115.052 -3.41 -400
115.04 -3.44 -375
115.29 -3.263 125
115.279 -3.25 75
115.46 -3.067 200
115.487 -3.022 200
115.468 -3.041 225
115.449 -3.057 225
115.41 -3.065 225
115.38 -3.051 225
115.353 -3.035 225
115.484 -3.043 200
115.462 -3.023 250
115.454 -3.037 250
115.444 -3.046 250
115.431 -3.053 250
115.411 -3.056 250

35
115.389 -3.05 250
115.365 -3.036 250
115.345 -3.023 250
115.423 -3.077 200
115.45 -3.023 275
115.436 -3.039 275
115.408 -3.047 275
115.477 -3 200
115.468 -3.006 225
115.458 -3 250
115.45 -3 275
115.444 -3.01 300
115.44 -3.02 300
115.42 -3.036 300
115.438 -3 325
115.433 -3.016 325
115.406 -3.031 325
115.427 -3.012 350
115.371 -3.025 325
115.348 -3.01 325
115.36 -3.014 350
115.415 -3.014 375
115.406 -3.025 350
115.405 -3.008 425
115.391 -3.006 450
115.384 -3 475
115.342 -3.03 200
115.324 -3.01 200
115.333 -3.018 225
115.34 -3.018 250
115.345 -3.023 275
115.304 -3.006 100
115.312 -3.02 100
115.5 -3.066 175
115.484 -3.078 175
115.461 -3.086 175
115.435 -3.089 175
115.408 -3.082 175
115.383 -3.067 175
115.363 -3.053 175
115.344 -3.037 175

36
115.33 -3.024 175
115.5 -3.112 150
115.482 -3.11 150
115.455 -3.107 150
115.416 -3.097 150
115.385 -3.074 150
115.363 -3.053 150
115.339 -3.039 150
115.321 -3.018 150
115.493 -3.152 125
115.459 -3.13 125
115.429 -3.115 125
115.4 -3.094 125
115.375 -3.072 125
115.351 -3.054 125
115.328 -3.033 125
115.433 -3.133 100
115.458 -3.162 100
115.428 -3.148 75
115.403 -3.129 50
115.424 -3.184 50
115.399 -3.137 25
115.396 -3.179 0
115.359 -3.07 75
115.374 -3.083 75
115.351 -3.069 50
115.367 -3.082 50
115.328 -3.045 75
115.333 -3.055 50
115.323 -3.051 25
115.336 -3.063 25
115.356 -3.079 25
115.385 -3.113 25
115.377 -3.119 25
115.372 -3.122 50
115.363 -3.112 75
115.353 -3.104 -100
115.365 -3.141 -100
115.299 -3.004 75
115.308 -3.02 75
115.315 -3.03 75

37
115.296 -3.006 50
115.302 -3.02 50
115.312 -3.034 50
115.29 -3.006 25
115.294 -3.014 25
115.299 -3.022 25
115.303 -3.029 25
115.316 -3.044 25
115.284 -3.005 0
115.301 -3.033 0
115.339 -3.07 0
115.278 -3.004 25
115.282 -3.012 25
115.288 -3.023 25
115.295 -3.032 25
115.307 -3.047 25
115.32 -3.058 25
115.328 -3.066 25
115.341 -3.077 25
115.271 -3 50
115.276 -3.012 50
115.287 -3.03 50
115.294 -3.038 50
115.305 -3.05 50
115.316 -3.061 50
115.336 -3.077 50
115.266 -3.004 75
115.272 -3.014 75
115.28 -3.026 75
115.29 -3.04 75
115.299 -3.05 75
115.308 -3.059 75
115.321 -3.069 75
115.334 -3.08 75
115.258 -3 -100
115.264 -3.012 -100
115.272 -3.024 -100
115.295 -3.052 -100
115.323 -3.076 -100
115.264 -3.022 -125
115.275 -3.036 -125

38
115.287 -3.051 -125
115.306 -3.069 -125
115.254 -3.015 -150
115.264 -3.03 -150
115.273 -3.042 -150
115.285 -3.055 -150
115.297 -3.068 -150
115.315 -3.082 -150
115.331 -3.09 -125
115.241 -3 -175
115.254 -3.024 -175
115.268 -3.045 -175
115.298 -3.075 -175
115.175 -3.049 -375
115.155 -3.033 -350
115.15 -3.021 -325
115.115 -3.022 -350
115.089 -3.022 -350
115.111 -3.048 -350
115.127 -3.072 -350
115.146 -3.149 -30
115.137 -3.15 -325
115.075 -3.034 -325
115.048 -3.02 -300
115.071 -3.053 -300
115.129 -3.139 -300
115.241 -3.087 -350
115.272 -3.11 -350
115.267 -3.096 -325
115.286 -3.153 -375
115.258 -3.123 -400
115.219 -3.103 -400
115.006 -3.026 -275
115.036 -3.038 -275
115.072 -3.097 -275
115.011 -3.106 -250
115.068 -3.121 -250
115.119 -3.153 -275
115.235 -3.153 -450
115.009 -3.155 -225
115.438 -3.236 75

39
115.485 -3.216 100
114.96 -3.024 -250
114.859 -3.196 -250
114.863 -3.25 -250
114.869 -3.301 -250
114.911 -3.36 -250
114.978 -3.363 -250
114.98 -3.34 -275
114.959 -3.279 -275
114.962 -3.307 -275
115.008 -3.384 -275
115.008 -3.446 -250
114.98 -3.493 -250
114.967 -3.465 -250
114.95 -3.444 -250
114.927 -3.444 -250
114.913 -3.461 -250
114.907 -3.476 -250
114.908 -3.489 -250
114.94 -3.46 -275
114.958 -3.476 -275
114.924 -3.466 -275
114.894 -3.48 -200
114.892 -3.457 -200
114.892 -3.429 -200
114.884 -3.395 -200
114.863 -3.367 -200
114.827 -3.356 -200
114.795 -3.366 -200
114.776 -3.376 -200
114.75 -3.377 -200
114.908 -3.442 -225
114.91 -3.426 -225
114.901 -3.396 -225
114.878 -3.365 -225
114.844 -3.344 -225
114.805 -3.329 -225
114.782 -3.349 -225
114.761 -3.363 -225
114.75 -3.348 -250
114.78 -3.319 -250

40
114.792 -3.293 -250
114.795 -3.264 -250
114.75 -3.323 -275
114.765 -3.292 -275
114.75 -3.278 -275
114.878 -3.342 -250
114.75 -3.391 -175
114.773 -3.395 -175
114.797 -3.39 -175
114.823 -3.372 -175
114.848 -3.371 -175
114.86 -3.379 -175
114.873 -3.395 -175
114.876 -3.415 -175
114.877 -3.431 -175
114.883 -3.456 -175
114.75 -3.41 -150
114.767 -3.417 -150
114.793 -3.414 -150
114.819 -3.393 -150
114.857 -3.39 -150
114.864 -3.412 -150
114.869 -3.446 -150
114.889 -3.487 -175
114.884 -3.492 -150
114.882 -3.477 -150
114.879 -3.487 -125
114.871 -3.466 -125
114.859 -3.45 -125
114.846 -3.434 -125
114.841 -3.414 -125
114.827 -3.419 -125
114.813 -3.43 -125
114.804 -3.444 -125
114.808 -3.471 -125
114.812 -3.488 -125
114.832 -3.455 -100
114.854 -3.458 -100
114.869 -3.476 -100
114.819 -3.478 -100
114.843 -3.466 -75

41
114.829 -3.48 -75
114.866 -3.486 -75
114.848 -3.479 -50
114.837 -3.493 -50
114.86 -3.5 -50
115.011 -3.472 -275
115.015 -3.421 -275
115 -3.386 -250
115 -3.41 -250
115 -3.477 -250
115.031 -3.427 -325
115.026 -3.454 -325
115.019 -3.478 -325
115.026 -3.468 -350
115.036 -3.432 -350
115.047 -3.45 -425
115.039 -3.469 -425
115.033 -3.482 -425
115.048 -3.462 -450
115.048 -3.478 -500
114.953 -3.38 -225
114.943 -3.414 -225
114.976 -3.445 -225
114.994 -3.436 -225
114.99 -3.469 -225
114.778 -3.472 -100
114.801 -3.481 -100
114.761 -3.495 -100
114.781 -3.495 -75
114.795 -3.5 -75
114.772 -3 -300
114.776 -3.032 -300
114.776 -3.055 -300
114.765 -3.075 -300
114.847 -3 -175
114.837 -3.052 -225
114.916 -3.04 -225
114.799 -3.038 -250
114.816 -3.071 -250
114.806 -3.119 -250
114.762 -3.125 -250

42
114.79 -3.071 -275

114.767 -3.099 -275

114.768 -3.045 -325

114.761 -3.037 -350

114.75 -3.019 -375

115.276 -3.225 -100

115.326 -3.199 -125

115.311 -3.202 -150

115.329 -3.182 -175

115.315 -3.187 -200

115.231 -3.243 -125

115.25 -3.229 -150

115.269 -3.217 -175

115.288 -3.2 -225

115.281 -3.199 -250

115.237 -3.222 -250

115.136 -3.234 -350

115.136 -3.212 -375

114.855 -3.148 -250

114.965 -3.194 -250

115.149 -3.058 -375

115.197 -3.072 -375

43

Anda mungkin juga menyukai