LANDASAN TEORI
A. Definisi Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab “giza” yang berarti zat makanan,
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian
lebih luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat
gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006:
2).
Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 17-18) Menjelaskan bahwa gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energi.
Menurut Sunita Almatsier (2009: 8) zat-zat gizi yang dapat
memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein, oksidasi zatzat
gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak
terdapat dalam pangan dan disebut juga zat pembakar.
Selanjutnya Sunita Almatser (2009: 42-44) mengemukakan bahwa
fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, sumber
karbohidrat adalah padi-padian, atau sereal, umbi-umbian, kacang-kacang
kering, dan gula.
5
6
Menurut Asmira Sutarto (1980: 10) secara umum fungsi zat makanan
adalah sebagai berikut:
1. Memberi bahan untuk membangun tubuh dan memelihara serta
memperbaiki bagian-bagian tubuh yang hilan dan rusak.
2. Memberi kekuatan atau tenaga, sehingga kita dapat bergerak dan
bekerja.
3. Memberi bahan untuk mengatur proses-proses dalam tubuh.
4. Membangun dan memelihara tubuh.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan
kualitas gizi yang baik makanan yang kita konsumsi setiap hari harus
mengandung zat-zat gizi, misalnya di Indonesia telah lama masyakaratnya
dianjurkan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna yaitu nasi,
sayur, lemak, buah dan susu, sehingga diharapkan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat-zat gizi akan membantu dalam
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta energi yang cukup guna
melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka gizi merupakan suatu zat yang
terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan
perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia
energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) Zat Gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan
energi, membangun, memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
jaringan. Gizi merupakan bagian penting yang dibutuhkan oleh tubuh guna
perkembangan dan pertumbuhan dalam bentuk dan untuk memperoleh
energi, agar manusia dapat melaksanakan kegiatan fisiknya sehari-hari.
Menurut Rizqie Auliana (2001: 1) beberapa zat gizi dapat dibuat oleh
tubuh sendiri dan sebagian besar lainnya harus diperoleh dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan tubuh terdiri dari
Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Dari keterangan di
7
atas dapat disimpulkan bahwa gizi adalah bahan makanan yang dikonsumsi
oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga, membangun dan memelihara
jaringan dalam tubuh.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan
yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan
zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan
yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber
zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju.
Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
8
B. Definisi Dewasa
1. Pengertian Dewasa
Secara etimologi, istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin
bentuk lampau partisipel dari kata kerja adults yang berarti “telah
tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah
menjadi dewasa”.
Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang
kehidupan individu setelah masa remaja. Pengertian masa dewasa dari
sisi biologis dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan
individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara
optimal dan kesiapan untuk bereproduksi (berketurunan). Dari sisi
psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalam kehidupan
individu yang ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan
yaitu:
1. Kestabilan emosi (emotional stability)
Mampu mengendalikan perasaan tidak lekas marah, sedih, cemas,
gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung
2. Memiliki kesadaran realitasnya (sense of reality)
Cukup tinggi mau menerima kenyataan, tidak mudah melamun
apabila mengalami kesulitan, dan tidak menyalahkan orang lain
atau keadaan apabila menghadapi kegagalan
3. Bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda
4. Bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan
Sementara dari sisi pedagogis, masa dewasa ini ditandai dengan:
a. Rasa tanggung jawab (senseof responsibility) terhadap semua
perbuatannya, dan juga terhadap kepeduliannya memelihara
kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan orang lain
b. Berperilaku sesuai dengan norma atau nilai-nilai agama
c. Memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya
d. Berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
9
2. Masa-Masa Dewasa
Menurut Hurlock (1968) masa dewasa ini terbagi menjadi tiga
periode, yaitu sebagai berikut:
1) Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 20-40 Tahun)
Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan
fisik yang prima,sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat
dari populasi manusia yang keseluruhan. Meskipun banyak yang
mengalami sakit, tetapi jarang yang sampai parah. Kesehatan
fisik ini akan terpelihara dengan baik apabila akan didukung
oleh kebiasaan-kebiasaan positif, seperti makan yang teratur dan
tidak berlebihan, tidak merokok, tidak minum-minuman keras
atau mengkonsumsi NAZA (narkoba), tidur yang teratur, dan
berolahraga. Secara psikologis, pada usia ini tidak sedikit
diantara mereka yang kurang mampu mencapai kematangan.
Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah yang dihadapinya
dan tidak mampu mengatasinya. Masalah-masalah itu
diantaranya:
1. Kesulitan mencari kerja
2. Susah mencari jodoh
3. Keinginan untuk menikah namun belum mempunyai
pencaharian, dan
4. Kesulitan yang dialami setelah menikah, seperti mengurus
anak, memelihara keharmonisan keluarga, dan konflik dalam
menggunakan penghasilan antara keperluan anak dengan
biaya rumah tangga sehari-hari.
Dilihat dari aspek tugas-tugas perkembangan yang harus
dituntaskan selama periode ini, seseorang yang sudah berusia
dewasa awal dituntut untuk menuntaskan tugas-tugas
perkembangan, diantaranya:
a. Mengembangkan sikap, wawasan, dan pengamalan ajaran
agama
10
3. Ciri-Ciri Dewasa
Untuk mengenal lebih jauh mengenai dewasa, maka perlu
dikemukakan mengenai ciri-ciri seseorang sehingga disebut sebagai
dewasa. Menurut Sibagariang (2010), ciri-ciri dewasa adalah sebagai
berikut:
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri sendiri atau egonya
2. Mempunyai tujuan yang jelas dan kebiasan kerja yang efisien
3. Mengendalikan perasaan pribadi
4. Objektif, berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang
sesuai dengan kenyataan
5. Menerima kritik dan saran
6. Mempertanggung jawabkan terhadap usaha pribadi
7. Menyesuaikan diri secara realistis terhadap hal-hal yang baru
Sedangkan ciri-ciri khas perkembangan dewasa adalah sebagai
berikut:
a. Masa Dewasa Awal
Ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa awal, sebagai
berikut:
1) Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika
seseorang mulai menerima tanggung jawab sebagai orang
dewasa.
2) Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang
paling produktif untuk memiliki keturunan, dengan memiliki
anak, mereka memiliki peran baru sebagai orang tua.
3) Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul
masalah-masalah baru yang berbeda dengan masalah
sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4) Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan
masa yang memiliki peluang terjadinya ketegangan
emosional, karena pada masa itu seseorang berada pada
13
d. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan
pengetahuan, akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan
dan pemenuhan kebutuhan gizi. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin baik status gizinya. Ini dikarenakan
seseorang yang mengenyam pendidikan biasanya lebih memahami
dalam menerima informasi-informasi mengenai gizi.
e. Sosial budaya
Budaya memiliki pengaruh besar dalam pemilihan dan
pengolahan pangan menjadi makanan. Budaya juga mempengaruhi
kebiasaan makan seseorang. Salah satu contohnya, pada suku
Melayu mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
berkuah santan.
f. Perilaku makan
Perilaku makan merupakan suatu wujud tindakan seseorang
dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang terbentuk
melalui pengetahuan dan sikap. Jika keadaan ini terus-menerus
berlangsung maka akan menjadi kebiasaan makan dan akan
membentuk pola makan. Perilaku makan yang tidak seimbang akan
mengakibatkan masalah gizi.
g. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangannya (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dapat
mempengaruhi status gizi. Aktivitas fisik yang kurang akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan dapat
menyebabkan obesitas.
h. Lingkungan
Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap pembentukan perilaku makan yang selanjutnya akan
mempengaruhi status gizi. Lingkungan disini adalah lingkungan
17
tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh
karena itu, dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan
kebutuhannya.
1) Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai
dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya
metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan
asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan.
Kebutuhan energi berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran
kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi
(AKG).
2) Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50%-60% dari total
kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks
seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung,
gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbi-umbian
(kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat
sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5% dari
kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari
(Almatsier dkk, 2013).
3) Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari
kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada
kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein
yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit
dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi
protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya
kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis
bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang
dianjurkan dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung
koroner terutama sebagai akibat dari tingginya asupan lemak
19
6) Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa
umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai
dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Angka Kecukupan Gizi
(AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna
mencapai status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi
(AKG) atau Recommended Dietary Allowances (DRA)
merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir
semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan
fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan atau
individu (Amelia, 2014).
C. Definisi Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.
Lansia menurut Surini dan Utomo (2003) bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahapan lanjut dari suatu proses kehidupan yang
akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.
Usia lanjut menurut Widiyatun (2003) masa merasa sudah
sangat tua, ada rasa takut menghadapinya dan ditandai dengan
kemunduran fungsi organ.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan
tahapantahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang
21
3. Ciri-Ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980) terdapat beberapa ciri-ciri
orang lanjut usia, yaitu:
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
22
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang
dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan
berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila
terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan,
sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi
orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada
lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan
tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi
dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan
senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa
penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan
hewani dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang
dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang
terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh
darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak
tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated
faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak
jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung
asam lemak jenuh.
d. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-
benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
27
kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya
timbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan
peradangan sendi pada lutut dan jari.
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal, serta menurunkan kadar asam
urat dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin,
rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan
berat badan, bila ada tanda-tanda berat badan berlebih.
4. Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara
abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel
ini dapat merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ
tubuh yang terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada
penyakit kanker adalah:
a. Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan
lost renponse terhadap kanker berupa cepat kenyang atau
perubahan terhadap indra pengecap.
b. Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan
pada saluran cerna, gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan
cairan serta elektrolit karena muntah dan diare.
c. Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
d. Peningkatan pengeluaran energi.
Menurut Cakrawati (2012) dampak kekurangan gizi pada orang
dewasa dan lansia yaitu penurunan produktivitas kerja dan derajat
kesehatan. Disebabkan oleh kekurangan sumber energi secara umum dan
kekurangan sumber protein.
1. Karbohidrat: malnutrisi, kurus, lemah, tidak ada energi, gangguan
metabolisme otak, busung lapar.
2. Protein: mudah sakit, gangguan metabolisme tubuh.
31
jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki
misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
4. Istirahat atau tidur yang cukup
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan
immunitas atau kekebalan tubuh, mempercepat proses penyembuhan
penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan tubuh yang
mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan
merasa segar setelah istirahat.
5. Menjaga kebersihan
Lansia dan dewasa harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan
lingkungan, kebersihan ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal.
Yang termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari,
mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu,
sikat gigi setelah selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-
lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan organ intim), memakai alas
kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.
Sedangkan kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh
dari sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah bersih
dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di meja
makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk kamar
mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini
memerlukan bantuan dari keluarga atau orang yang tinggal bersama
Lansia dan dewasa.
6. Memeriksakan kesehatan secara teratur
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan
merupakan kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan
lansia. Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurakan untuk
memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit
dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatannya lebih mudah dan
33
cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat
dicegah.
7. . Mental dan batin tenang dan seimbang
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, hal ini akan membuat lebih tenang. Lalu
hindari stress, hidup yang penuh dengan tekanan yang akan merusak
kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung
dan sebagainya. Senyum dan ketawa akan membuat penampilan lebih
menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu memandang
hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi
yang tinggi dan untuk melemaskan otak dari kelelahan.
8. Rekreasi
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas
selama seminggu, bisa di pantai, di taman, atau bersantai bersama
keluarga, anak dan cucu, atau teman dan tetangga.