Anda di halaman 1dari 8

BANGUNAN CAGAR BUDAYA DISEKITAR SITE “MEDAN CREATIVE SCHOOL”

(SEBAGAI PUSAT PELATIHAN MUDA MUDI SUMATERA)

PEARANCANGAN ARSITEKTUR IV

Irwanda Rifai Nasution (160406022)

Dosen : Ir. Dwira N Aulia, MSc, PhD

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Korespondensi : irwannasution967@gmail.com

BANGUNAN YANG TERMASUK CAGAR BUDAYA

Site :

Terdapat bangunan cagar budaya disekitar site, yaitu bangunan warren huiss .
Warren Huiss

Sumber foto : google map

Warren huis adalah bangunan cagar budaya yang ada didalam site pembangunan Medan Creative
School ini, kondisinya sekarang cukup memprihatinkan. Dalam perancangan sekolah kreative
bangunan ini akan dipertahankan dengan mehidupkan kembali dan memberikan fungsi yang baru, dan
tetap mempertahankan desainnya yang mahal dengan sentuhan gaya bangunan Belanda.

Deskripsi Sejarah Bangunan

Bangunan ini dirancang oleh arsitek G. Boss, dan pada 16 Februari 1919, batu pertamanya diletakkan
oleh Walikota Medan pertama, Daniel Baron MacKay, dan selesai setahun kemudian. Bangunan ini
dinamakan ‘Medan Warenhuis’, yaitu sebuah pusat perbelanjaan yang diperuntukkan bagi masyarakat
Belanda di Medan semasa zaman kolonial. Firma dari Jerman, Hüttenbach & Co., adalah perusahaan
perdagangan asing pertama di kota Medan dan yang tertua di pantai timur Sumatera. Perusahaan ini
jugalah yang mengoperasikan swalayan ini. Setelah menjadi milik pemerintah Indonesia, bangunan ini
berganti-ganti fungsi, seperti menjadi Gedung Kesenian Medan (1970-an), kemudian Kantor
Departemen Tenaga Kerja Tk. I Provinsi Sumatera Utara (1980-1990-an), dan sekarang menjadi
sekretariat organisasi kepemudaan AMPI bahkan sebagian ruang difungsikan rumah tinggal. Terdapat
sekitar 10 rumah tangga tinggal di dalam gedung ini. Gedung ini sekarang dikelola Pemko Medan.

Dekripsi Fisik Warren Huiss


Merupakan salah satu bangunan sudut yang menarik dan unik di kota Medan dengan langgam
arsitektur art deco nya. Bangunan ini berlantai dua dan memiliki 20 ruangan. Terdapat juga dua menara,
satu di sudut bangunan dan satu di sayap bangunan, ini merupakan pengaruh dari gaya Renaissance.
Pada lantai kedua terdapat balkon-balkon dengan pagar (balustrade) dekoratif. Overhang lengkungnya
dihiasi dengan elemen penopangnya (bracket) mirip dengan bangunan lawang sewu di Semarang.
Jendelanya juga berbentuk lengkung dan pada bagian atasnya terdapat hiasan dari stained glass. Jendela
lantai dua memiliki ventilasi serta ragam hias pelipit dan geometrik. Luas tapak dan bangunannya
adalah 60 x 20 m2 , tinggi 20 m, panjang 60 m, lebar 20 m. Sistem strukturnyaadalah cor beton untuk
lantai, kayu untuk lantai dua dan rangka atap, bearing wall, dinding bata, dan atap genteng. Sejak
atapnya terbakar pada tahun lalu, kondisi bangunan ini makin memprihatinkan.

UKURAN BANGUNAN YANG DIPERTAHANKAN “ Warren Huiss:”

Denah l.1

Denah l.2
PENGEMBANGAN TERHADAP BANGUAN HARITAGE
Sesuai dengan Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dapat digunakan
konsep Adaptive Reuse untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali bangunan cagar budaya
yang terdapat di dalam site ini.

Berikut adalah contoh penerapan Adaptive Reuse pada bangunan sejarah lain:

Penerapan Adaptive Reuse di Kawasan Kota Lama Jakarta Kawasan


Kota Tua merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan bersejarah dari masa penjajahan
yang masih tersisa hingga saat ini. Di kawasan ini terdapat berbagai macam jenis bangunan yang
masih berdiri tegak di tengah kota Jakarta. Tetapi beberapa dari gedung di kawasan ini kondisinya
sangat memprihatinkan. Kondisi seperti ini sangat disayangkan, sehingga dibuatlah suatu tim oleh
PEMDA DKI Jakarta yaitu kelompok Pelestarian Kota Tua Jakarta dan PT Pembangunan Kota
Tua Jakarta. Kawasan Kota Lama Jakarta, terdiri dari berbagai macam bangunan dengan fungsi
dan kepemilikan yang berbeda. Salah satu pihak BUMN yang memiliki aset di kawasan tersebut
adalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT P.P.I). PT P.P.I kurang lebih memiliki 16
gedung di kawasan Kota Lama Jakarta. Pada umumnya gedung-gedung ini saling berdekatan atau
berada di satu blok yang sama. Gedung gedung tersebut antara lain yaitu Toko Merah, gedung
Tjipta Niaga dan gedung Pasar Kota Tua. Aset PT P.P.I tersebar di beberapa titik di kawasan Kota
Lama Jakarta. Salah satunya adalah di titik Jalan Kalibesar Timur dan Jalan Pintu Besar Utara. Di
blok ini terdapat 4 gedung milik PT P.P.I yang salah satu di antaranya adalah gedung Tjipta Niaga.
Beberapa prinsip yang melatarbelakangi perlunya dilakukan revitalisasi maupun konservasi
kawasan Kota Tua ini adalah :
1. Identitas Kota dan “Sense Of Place”
2. Nilai Sejarah
3. Nilai Arsitektur
4. Pendidikan
5. Sumber Inspirasi
6. Manfaat yang Terkandung di dalamnya
7. Peningkatan Kualitas

Berikut adalah beberapa strategi yang akan diterapkan dalam proses konservasi dengan metode
aplikasi adaptive re-use pada gedung PT P.P.I :

1. Memiliki strategi yang mampu menghilirisasi para wisatawan untuk dapat melihat
“keberadaan” gedung ex. Tjipta Niaga. Strategi ini diharapkan tidak hanya memberikan
keindahan, namun dapat memberikan “pesan” dari gedung tersebut.
2. Memiliki strategi pentahapan yang pragmatis. Proses aplikasi adaptive re-use dimulai dengan
membuat suatu fungsi baru yang paling cepat mendapatkan respon dari para wisatawan
sehingga mampu memberikan image baru dari gedung tersebut.
3. Memiliki satu strategi identitas ekonomi yang unik dan mampu bersaing dengan
bangunan lainnya di kawasan Kota Tua Jakarta. Identitas ekonomi ini harus memiliki komposisi
yang bernilai profit, growth dan sustainable sehingga mampu mandiri dan bermanfaat secara
makro untuk membangun komunitas dan kepentingan umum.
4. Membuat suatu organisasi atau badan pengelola pengawasan yang beranggotakan para
stakeholders, sejarahwan dan seniman agar bentuk gedung tetap berada pada wajah aslinya.

DESAIN STATEMENT

Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan Alamnya yang cukup melimpah, baik dari sumber
pangan, keindahan alam, dan lokalitas budaya yang selalu menjadi daya tarik bagi para wisatawasan.
Namun ditengah – tengah melimpahnya kekayaan Bangsa, masih terdapat lapisan masyarakat hidup
dengan kualitas ekonomi yang cukup rendah dan salah satunya yaitu kota Medan. Kota Medan
merupakan wilayah yang berdekatan dengan negara maju yaitu Singapur dan sebagai Ibu kota Provinsi
Sumut, namun masih banyak tingkat ekonomi rendah, angka putus sekolah tinggi, semakin banyaknya
tindak kriminalitas dan meningkatnya jumlah Tenaga Kerja Indonesia ditengah banyaknya nilai -nilai
lokalitas yang sejatinya dapat dikembangkan sebagai cara memperbaiki kualitas ekonomi. School
kreatif berbasis seni muncul untuk menjadi wadah bagi anak – anak yang kehidupan sehari-harinya
tidak terprogram / terkelola dengan maksimal dan kreatif merupakan langkah untuk meningkatkan
eksistensi dari produk – produk lokal agar mampu bersaing di era dewasa ini yang akan diterapkan pada
sistem pembelajaran nanti, sehingga apabila telah tuntas menyelsaikan pendidikan di Medan Creative
School ini, anak – anak dibekali ilmu pengetahuan tidak hanya untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi lagi melainkan dibekali ilmu keterampilan yang dapat mereka manfaatkan
untuk membuka lapangan kerja baru. Commented [WU1]: Tidak perlu membahas terlalu jauh.
Langsung memaparkan latar belakang dibuatnya Medan Creative
School
Creative school berfungsi mewadahi generasi muda bangsa dalam mengembangkan talenta
dengan sistem pembelajaran yang tidak monoton dan menyenangkan, demi kemudahan dalam
mengembangkannya. Didukung dengan kegiatan-kegiatan didalamnya, seperti: belajar didalam dan
di luar kelas (praktik dan study tour). Diharapkan melalui medan creative school ini dapat
menghasilkan generasi penerus bangsa yang dapat mengharumkan nama baik bangsa didalam dan di
mancanegara.

Sekolah ini akan dikelola dibawah naungan KEMENDIKBUD, kementerian dalam Pemerintah
Indonesia yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan. Sekolah ini berbeda
dengan sekolah formal, dimana konteks pembelajarannya dibuat dengan sistem pembelajaran seperti
adanya ruang kelas,outdoor, guru/ mentor, praktek, dan berbagai pelatihan disetiap bidang-
bidangnya. Sekolah ini dimiliki oleh KEMENDIKBUD dan dikelola oleh Direktorat Jendral
Kebudayaan (Ditjenbud).
Sekolah ini didukung dengan beberapa ruang kelas teori, praktek, dan ruang outdoor. Dimana
kelas teori didesain dengan konsep ruangan yang tidak menggunakan kursi, meja, dan papantulis
adapun beberapa kelas menggunakan kursi dan meja demi meningkatkan tingkat ketegangan dan
menciptakan keakraban antara guru dan siswa pada saat belajar mengajar. Untuk kelas praktek
dilengkapi dengan beberapa alat pendukung seperti runag vocal dan ruang komputer. Sementara untuk
outdoor dikonsep dengan pemanfaatan lahan yang berbatasan dengan sungai, yaitu akan dibangunnya
sebuah ampliteater untuk menciptkan sebuah ruang yang mempunyai pengalaman ruang yang berbeda.
Ampliteater ini akan menjadi point of view dari desain yang diciptakan. Adapun jadwal pembelajaran
Medan Creative School ini dimulai dari pukul 08:00 – 20:00 wib pada hari senin s/d kamis, pada pukul
08:00 - 18:00 wib pada hari jumat dan sabtu.

Adapun sistem pengelolaan sekolah ini dilakukan dengan beberapa sistem kerja sama dengan
sekolah sederajad, seperti : untuk pembelajaran keolahragaan akan bekerjasama dengan sekolah
formal di Medan seperti SMAN1 Medan dengan cara bekerja sama dalam sitem pembelajarannya,
seperti akan diadakan kesamaan dalam pembelajarannya. Kelas Vokal bekerjasama dengan kelas vokal
Purwacaraka Music Studio yang berpusat di Jl.Abdullah lubis No: 8D Medan, Medan music di
Petisah, dan berbagai cabang ilmu lainnya. Sekolah creative school ini dengan sengaja dibuat dengan
sistem kerja sama antar instansi terbaik yang ada di Medan, untuk menciptakan sekolah yang punya
nilai tinggi dalam sistem akreditasi demi mencegah adanya ketertinggalan sistem pembelajaran.
Untuk sistem pembayaran dan administrasi ditetapkan anggaran bagi siswa/i perbulannya yaitu
Rp.800.000/bulan, dengan biaya praktik Rp.75.000/praktik. Commented [WU2]: Apabila membahas biaya administrasi
harus dijelaskan juga pelayanan apa yang diperoleh dengan
membayar biaya sebesar itu.
Target yang akan dicapai Medan Creative School untuk para pesertanya yaitu Peserta program
mampu membuat karya yang Inovatif dan kreatif melalui : Art, programer,vocal/music, desain grafis,
teater, features, news, video blogging, film pendek, catatan singkat perjalanan) serta Terwujudnya peran
aktif pemuda dalam kampanye positif melalui saluran produk IPTEKs , jurnalistik dan media kreatif.
Kedepan akan muncul Pemuda-pemuda yang menjadi duta pengenalan misi kebudayaan Indonesia
dikancah internasional. Commented [WU3]: Tmbahkan pada disain statement lokasi
proyek dan fungsi apa saja yang direncanakan pada lokasi tersebut

Anda mungkin juga menyukai