Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Typhus Abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan

pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit typhus abdominallis atau demam

thypod merupakan problem atau masalah yang serius bagi kesehatan masyarakat di

Negara-negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memiliki iklim tropis

banyak di temukan penyakit infeksi salah satuhnya Typhus Abdominalis yang di

temukan sepanjang tahun. Typhus abdominalis di sebabkan oleh salmonella tyhpi.

Bila salmonella tyhpi berjalan bersama makanan atau terkontaminasi, ia berserang

dijaringan limfoid pada dinding usus. Aliran limfe membawa organ ini kedalam hati

dan empedu.

Gejala demam tipoid atau Typhus abdominalis adalah suhu tubuh meningkat

hingga 40°C dengan frekuensi nadi relative lambat. Sering ada nyeri tekan di perut.

Insiden infeksi Typhus abdominalis tertinggi terjadi pada usia 1- 4 tahun.

Kenyataannya sekarang penderita penyakit typhus di RSUD Pandan masih tinggi

khususnya pada tahun 2008-2009 tercatat penderita typhus mencapai 70%, terdiri dari

50% penderita laki-laki, 20% penderita perempuan dan pada tahun 2009, sampai

April mencapai 414 penderita untuk kasus ini masuk dalam kategori 10 jenis penyakit

terbesar Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang
biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan enteritis

akut, oleh karena itu penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik.

Penyebabnya adalah kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B

dan C, selain demam enterik kuman ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis

(keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).

Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup

kemungkinan untuk orang muda/dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine

manusia, dan juga pada makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa

oleh lalat. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi dalam

dunia kedokteran disebut Tyfoid fever atau thypus abdominalis, karena pada

umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa jadi luka, dan menyebabkan

perdarahan, serta bisa pula terjadi kebocoran usus.

Di Indonesia, diperkirakan insiden demam enterik adalah 300 – 810 kasus per

100.000 penduduk per tahun. Menurut hasil SKRT tahun 2013 bahwa 3 % dari

seluruh kematian (50.000 kematian) disebabkan oleh demam enterik. Penyakit ini

meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun penderita belum dikatakan sembuh total

karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain (bersifat

carrier). Pada perempuan kemungkinan untuk menjadi carrier 3 kali lebih besar

dibandingkan pada laki-laki. Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik

itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman

Salmonella typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran.
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak

kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh

darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem

retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian

menimbulkan berbagai gejala klinis.

Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi

dalam dunia kedokteran disebut Typhoid Fever atau Thypus abdominalis, karena

berhubungan dengan usus pada perut.

1.2. Tujuan

Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien penderita thypus

abdominalis dengan gangguan pencernaan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat

merumuskan masalah penelitian “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien

Thypus Abdominalis dengan Gangguan Pencernaan

1.4. Manfaat Penulis

1.4.1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengalaman dan sebagai sarana dalam penerapan ilmu

pengetahuan yang telah penulis peroleh selama pendidikan untuk diterapkan di

tempat pelayanan kesehatan.


1.4.2. Bagi Institusi

Menambah pembendaharaan bacaan dan referensi informasi di kalangan

akademis sebagai dasar pemikiran dan pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.3. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan tentang pemberian dan

pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penderita thypus abdominalis.

Anda mungkin juga menyukai