Anda di halaman 1dari 24

MODUL PERKULIAHAN

Termodinamika
Teknik
Termodinamika dan Energi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Mesin 13053 Prof.Dr.Ir. Chandrasa Soekardi

Abstract Kompetensi
Penerapan terbanyak ilmu mampu :
termodinamika adalah pada mesin- 1. Menjelaskan hakekat
mesin termal, seperti pada mesin turbin termodinamika
gas, mesin Diesel, turbin uap, mesin 2. Membedakan berbagai bentuk
pendingin. Upaya perbaikan energi
performansi agar mesin dapat bekerja 3. Menjelaskan hubungan antara
lebih efisien memerlukan berbagai kerja, daya, energi kinetik, dan
langkah perekayasaan yang menuntut energi potensial
pemahaman yang mantap tentang 4. Menerapkan standar sistem satuan
gagasan tentang termodinamika dan dalam perhitungan-perhitungan
energi. teknik
1. Hakekat termodinamika
Seperti telah disinggung bahwa termodinamika pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan
dasar yang membahas tentang energi dan beragam bentuk pemanfaatannya. Ilmu
termodinamika juga merupakan modal utama bagi seorang ahli teknik yang berkecimpung
dengan mesin-mesin termal seperti motor bensin, motor Diesel, pusat pembangkit tenaga
listrik, turbin gas, mesin pendingin, motor roket, sistem pemanas surya, peralatan-peralatan
pendukung kehidupan (alat penanak nasi, setrikaan, TV, komputer) dan masih banyak
lainnya. Cara kerja berbagai mesin-mesin termal dapat dijelaskan dengan termodinamika.
Selain itu, termodinamika juga dapat menjelaskan mengapa suatu sistem tidak bekerja
sebagaimana seharusnya, atau mengapa suatu sistem samasekali tidak mungkin dapat
bekerja.

Termodinamika pada pokoknya memusatkan perhatiannya terhadap faham atau pengertian


tentang energi. Apabila kita diminta untuk menjelaskan apa atau bagaimana definisi dari
energi, maka masing-masing dari kita akan memberikan jawaban yang berbeda-beda sesuai
dengan sudut pandang masing-masing. Pada kenyataannya memang konsep tentang energi
itu agak abstrak. Walaupun agak sulit mendefinisikannya, tetapi masing-masing dari kita
dapat merasakan apa itu energi, karena kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari
masalah energi. Untuk lebih mudah memahaminya mari kita tinjau ilustrasi sederhana di
bawah ini.

Kebanyakan dari anda sekarang ini saat bangun pagi, yang pertama dilakukan adalah
menyalakan handphone untuk melihat sms, atau berita apa saja. Anda mengetahui bahwa
alat tersebut mengkonsumsi energi listrik dari baterei yang anda charge sebelumnya.
Setelah itu anda ke kamar mandi, anda menggunakan sejumlah air untuk berbagai
keperluan. Air tersebut kebanyakan disuplai ke kamar mandi oleh jaringan pipa air yang
diperlengkapi dengan mesin pompa yang kebanyakan digerakkan oleh motor listrik. Jadi
mesin pompa tersebut juga mengkonsumsi energi listrik.

Kemudian anda ke dapur, memasak air atau makanan lain untuk sarapan menggunakan
kompor gas atau kompor listrik, atau kompor kayu. Kompor tersebut mengkonsumsi energi,
bisa dari bahan bakar gas, atau dari energi listrik, atau dari bahan bakar kayu. Saat anda
sarapan atau makan pagi anda mengetahui bahwa tubuh anda disuplai oleh sejumlah energi
tertentu yang nantinya dipergunakan sebagai sumber energi untuk beraktivitas, bekerja,
atau belajar, dan lain-lain.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian anda pergi ke kantor, ke sekolah, ke kampus menggunakan kendaraan tertentu.
Apabila itu kendaraan bermotor, kendaraan tersebut memerlukan sejumlah tertentu energi
bahan bakar. Apabila anda bersepeda, diperlukan sejumlah kerja tertentu yaitu untuk
mengayuh sepeda tersebut agar sampai ke tempat tujuan. Sejumlah energi yang tersimpan
di dalam tubuh anda dipergunakan untuk melakukan kerja tersebut.

Kemudian, di tempat kerja, di sekolah, atau di kampus, anda bekerja untuk melakukan
aktivitas tertentu. Selama selang waktu tertentu sebahagian energi yang tersimpan di dalam
tubuh dipergunakan lagi untuk melakukan kerja, atau beraktivitas. Di samping itu, di tempat
kerja anda juga membutuhkan berbagai peralatan bantu seperti : lampu, komputer,
pemanas air, pendingin minuman, kipas angin, pendingin ruangan, yang kesemuanya
membutuhkan suplai sejumlah energi listrik.

Dari ilustrasi tersebut di atas kita bisa simak bahwa adalah sangat sulit membayangkan
bidang-bidang apa saja yang tidak ada sangkut pautnya dengan energi.

2. Berbagai bentuk energi


Pada ilustrasi di atas telah kita singgung tentang energi dan juga kerja. Kerja pada dasarnya
adalah energy juga, tetapi bentuknya yang berlainan. Kerja lebih tepatnya adalah salah satu
bentuk energi mekanik karena berhubungan dengan gerakan. Untuk lebih mudah
memahami konsep energi dan kerja maka pertama-tama marilah kita tinjau ilustrasi di
bawah ini.

http://2.bp.blogspot.com/-p7j4D9_UhbY/UESydEyTcTI/AAAAAAAAACM/Wua-
ggKaowY/s1600/FISIKA.JPG

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
http://endahtri3.files.wordpress.com/2013/04/capture_04.jpg

Bila anda mendorong sebuah benda, katakanlah sebuah balok yang sedang berada di atas
permukaan lantai yang datar, maka anda melakukan kerja terhadap benda tersebut. Dalam
hal tersebut, apabila kita memandang dari sisi benda tersebut maka dapat dikatakan bahwa
benda tersebut menerima sejumlah energi dalam bentuk kerja dari dorongan yang anda
berikan.

http://2.bp.blogspot.com/-dcGpyPjRuKs/UnzUbISKauI/AAAAAAAASic/QGEB-
aInumM/s1600/gesek.png

Kerja yang anda berikan ke balok tersebut, atau kerja yang anda lakukan terhadap balok
tersebut, sebahagian ditransformasikan menjadi energi kinetik, yaitu energy yang dikandung
oleh gerakan balok saat bergerak dengan kecepatan tertentu. Sebahagian lagi menjadi
energi panas (energi termal, atau kalor) yang muncul akibat gesekan antara balok dengan
permukaan lantai. Dalam keadaan di mana permukaan lantai cukup licin maka besarnya

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
energy panas yang muncul akibat gesekan mungkin sangat kecil dibandingkan dengan
energy kinetiknya.

Pada sisi yang lain, kita menyadari bahwa energi yang anda berikan kepada balok yang
berupa kerja sehingga balok bergerak dengan kecepatan tertentu, berasal dari energi kimia
internal yang ada di dalam tubuh anda yang berasal dari asupan makanan. Pada saat anda
mendorong balok energi kimia tersebut akan berkurang jumlahnya. Secara termodinamika,
kita dapat memandang bahwa telah terjadi perpindahan atau konversi energy dari bentuk
energi kimia internal di dalam tubuh menjadi energi kinetik gerakan balok ditambah dengan
energi termal (panas atau kalor) akibat gesekan.

Dari ilustrasi sederhana tersebut di atas, kita dapat simak bahwa kerja yang diterima oleh
balok berasal dari gaya dorong yang anda berikan sehingga balok berpindah ke suatu jarak
tertentu. Secara umum dapat kita katakan bahwa Kerja yang dilakukan oleh suatu sistem
terhadap sistem yang lain akan menyebabkan terdapatnya sejumlah energi yang
dipindahkan di antara kedua sistem tersebut. Dalam keadaan yang lain, apabila anda
mendorong sebuah balok yang menempel pada sebuah dinding sehingga balok tersebut
tidak berpindah tempat maka yang terjadi adalah anda memberikan sebuah gaya dorong,
tetapi tidak ada kerja karena balok tersebut tetap berada di tempat, atau tidak ada
perpindahan posisi balok.

Prinsip kekekalan energi (hukum pertama termodinamika) menyatakan bahwa energi total
sebuah sistem dan lingkungannya adalah kekal, atau tetap, atau tidak berubah. Implikasi
dari prinsip ini adalah apabila energi sebuah sistem berkurang, maka selalu ada
penambahan energi pada lingkungan atau sistem lainnya yang terkait dengan sistem yang
pertama. Ilustrasi di bawah ini cukup menarik untuk membantu kita lebih memahami
beberapa perubahan bentuk energi yang bekerja pada sebuah sistem.

Seorang pelompat galah akan melompati sebuah mistar gawang yang diletakkan pada
ketinggian tertentu. Sebelum ia melompat dengan galahnya, pertama-tama yang ia lakukan
adalah berlari sejauh jarak tertentu. Pada tahap ini terjadi transformasi energi kimia yang
ada di dalam tubuhnya menjadi energi kinetik.

Kemudian, pada saat ia mulai melompat dengan galahnya, sebagian dari energi kinetiknya
dikonversikan menjadi energi potensial elastis dalam bentuk deformasi atau pelengkungan
batang galah. Sementara itu sisa energi kinetik lainnya ditransformasikan menjadi energi
potensial gravitasi pada saat ia berada di puncak mistar gawang. Setelah itu ia akan jatuh
dengan kecepatan tertentu. Di sini energi potensial gravitasinya dikonversikan menjadi
energi kinetik. Terakhir, pada saat ia menyentuh landasan, energi kinetik tersebut kemudian

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
dikonversikan menjadi energi termal, atau energi panas akibat tumbukan dengan landasan
yang disediakan.

http://4.bp.blogspot.com/-
S_4L_SANr3s/UozjyR2VqNI/AAAAAAAABnc/1pmKR3_D6vo/s1600/lompat%2Bgalah1.jpg

Dari ilustrasi di atas kita juga dapat simak bahwa energi kinetik berhubungan dengan
gerakan dari sebuah massa benda. Sementara itu, energi potensial dapat dikatakan
merupakan energi yang tersimpan di dalam sebuah massa benda tertentu, yang
berhubungan dengan gaya gravitasi dan/atau ketinggian, atau tempat kedudukan benda
tersebut. sedangkan energi termal berhubungan dengan gerakan molekul-molekul di dalam
suatu zat tertentu, dan berkaitan erat dengan temperaturnya.

3.Hubungan antara kerja, daya, energi kinetik


dan energi potensial
Untuk lebih mudah memahami hubungan antara konsep-konsep tersebut di atas maka
marilah kita tinjau kembali sebuah sistem yang terdiri dari sebuah balok dengan massa
tertentu yang diletakkan di atas permukaan datar.

Mula-mula balok tersebut dalam keadaan diam, kemudian balok didorong misalnya dengan
gaya tertentu sebesar F sehingga mengalami percepatan sebesar (a). Balok mengalami
percepatan karena tadinya diam (kecepatannya nol), kemudian menjadi bergerak dengan
kecepatan tertentu sebesar (v).

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
http://2.bp.blogspot.com/-p7j4D9_UhbY/UESydEyTcTI/AAAAAAAAACM/Wua-
ggKaowY/s1600/FISIKA.JPG

Hubungan antara gaya dorong (F) dan percepatan balok yang massanya (m) diberikan oleh
persamaan :

F  ma (1.1)

3.1. Energi mekanik dalam bentuk Kerja dan Daya

Selanjutnya, apabila kemudian balok tersebut berpindah tempat sejauh (dx) maka terdapat
sejumlah energi mekanik dalam bentuk kerja yang dilakukan terhadap balok. Dari sisi yang
lain, kita dapat juga katakan bahwa balok menerima sejumlah energi dalam bentuk kerja
sebesar (W).

Besarnya energi mekanik dalam bentuk kerja (W) tersebut dapat diestimasi menggunakan
persamaan :

dW  F.dx (1.2)

Kemudian, apabila kerja yang kita lakukan terhadap balok tersebut berlangsung selama
selang waktu tertentu (dt) maka kita dapat memperkirakan besarnya daya yang diperlukan
untuk melakukan kerja tersebut melalui persamaan berikut :

P = dW/dt = F. dx/dt = F. dv (1.3)

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Di sini, dv adalah perubahan kecepatan. Dari pembahasan di atas maka kita dapat katakan
bahwa Daya adalah perubahan energi per satuan waktu.

3.2. Energi kinetik, EK

Melanjutkan pembahasan di atas, pada saat balok yang mula-mula diam kemudian didorong
dengan gaya sebesar (F) maka kecepatannya berubah, yang semula nol (v = 0) menjadi
kecepatan tertentu sebesar (v). Pada saat itu balok memiliki energi kinetik yang besarnya
sebanding dengan massanya dan kuadrat dari kecepatannya. Dalam hal ini, apabila gaya
gesekan dengan permukaan dianggap kecil maka energi mekanik dalam bentuk kerja
sebesar (W) ditransformasikan menjadi energi kinetik gerakan balok.

Besarnya kerja yang dilakukan terhadap balok, apabila balok tersebut berpindah tempat
sejauh (dx) dapat dinyatakan dengan persamaan :

dW  m.a.dx (1.4)

Kemudian, jarak pindah balok, dx dapat juga dinyatakan sebagai fungsi dari kecepatannya
yaitu :

dx  v.dt (1.5)

Sehingga, apabila kedua persamaan di atas dikombinasikan memberikan persamaan berikut


:

dv
dW  m v.dt (1.6)
dt

Atau,

dW  m.v.dv (1.7)

Dan apabila persamaan tersebut diintegrasikan memberikan persamaan :

v2
W m (1.8)
2

Suku di sebelah kanan persamaan tersebut biasa disebut sebagai energi kinetik :

v2
EK  m (1.9)
2

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Di sini kita bisa melihat bahwa apabila gesekan dengan permukaan diabaikan maka kerja
yang dilakukan oleh gaya dorong (F) terhadap balok bermassa (m) menghasilkan energi
kinetik sebesar (EK). Semakin besar massa benda, semakin besar pula energi kinetiknya.
Kemudian, untuk benda dengan massa tertentu, apabila kecepatan benda diperbesar dua
kali lipat maka energi kinetiknya akan meningkat empat kali lipat.

Bagi sebuah massa benda yang bergerak rotasi, dengan kecepatan rotasi ω dan momen
inertianya I, maka besar energi kinetiknya dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

EKr = ½ I ω2 (1.10)

3.3. Energi Potensial gravitasi, EP

Untuk lebih mudah membahas tentang energi potensial maka kita tinjau ilustrasi berikut.

Sebuah balok mula-mula dalam keadaan diam diletakkan pada permukaan lantai di suatu
ruangan tertentu. Selanjutnya, balok tersebut kita angkat, dan kita pindahkan ke lantai
tingkat atas yang permukaannya setinggi (Z) dari permukaan lantai semula di bawahnya.
Besarnya gaya untuk mengangkat balok tersebut tentu saja sama besar dengan berat balok
(G), atau gaya gravitasi terhadap balok tersebut yaitu :

G = m.g (1.10)

Di sini g adalah percepatan gravitasi bumi.

Sedangkan besarnya kerja yang dilakukan terhadap balok tersebut, yaitu kerja yang
diperlukan untuk mengangkat balok ke ketinggian (Z) dari posisinya semula adalah :

dW = F.dx (1.11)

Di sini F = G sehingga :

W = m.g.Z (1.12)

Suku di sebelah kanan persamaan tersebut adalah energi potensial gravitasi (EP) :

EP = m.g.Z (1.13)

Di sini terlihat bahwa kerja yang dilakukan terhadap balok bermassa (m), yaitu untuk
memindahkan balok tersebut ke ketinggian (Z) menghasilkan energi potensial gravitasi

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
sebesar (EP). Semakin besar massa benda tersebut dan semakin tinggi benda tersebut
berada, maka semakin besar pula energi potensialnya.

Dari pembahasan di atas kita dapat katakan bahwa energi potensial sebuah benda
merupakan suatu kandungan energi yang terdapat di dalam benda. Energi tersebut baru
bisa dirasakan manfaatnya setelah energi ini dibebaskan.

Sebagai contoh : kita tinjau energi potensial yang dikandung oleh sejumlah volume air yang
berada pada suatu bendungan. Air tersebut memiliki sejumlah tertentu energi potensial yang
baru dapat dirasakan manfaatnya setelah energi tersebut dibebaskan dengan
mengalirkannya ke sebuah turbin yang diletakkan pada suatu kedalaman tertentu dari
permukaan air sehingga turbin bisa menghasilkan daya. Dalam hal ini, energi potensial air
diubah menjadi energi mekanik daya poros di turbin. Semakin besar massa, atau volume air
yang tersedia maka akan semakin besar pula energi potensialnya. Demikian juga dengan
ketinggian permukaan air, semakin tinggi jarak antara permukaan air denga turbin di
bawahnya maka semakin besar pula daya yang bisa dihasilkan oleh turbin.

Contoh lain adalah energi potensial yang dikandung oleh batang korek api. Energi
potensialnya baru dapat dirasakan manfaatnya setelah energi yang terkandung di dalam
batang korek api tersebut dibebaskan dengan menyalakannya sehingga menghasilkan
energi panas yang besarnya setara dengan energi potensial yang dikandung oleh batang
korek api tersebut. Dalam kasus ini terjadi perubahan energi dari energi potensial menjadi
energi termal (energi panas atau kalor).

4. Beberapa contoh penerapan


Untuk lebih memahami konsep energi yang telah kita bahas di atas maka marilah kita tinjau
penerapannya pada soal-soal sederhana di bawah ini.

Soal No.1

Sebuah balok yang massanya 20 kg diletakkan pada permukaan datar yang licin. Mula-mula
balok tersebut dalam keadaan diam, kemudian didorong oleh sebuah gaya horizontal
sebesar 50 N sehingga balok tersebut berpindah sejauh 10 m.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Apabila dalam persoalan ini gesekan antara balok dengan permukaan lantai diabaikan maka
berapa besar :

a. Percepatan gerak balok tersebut


b. Energi mekanik dalam bentuk Kerja yang diperlukan untuk mendorong balok tersebut

Bila waktu yang diperlukan untuk mendorong balok sejauh 10 m tersebut adalah 5 menit,
berapa besar :

c. Daya yang diperlukan untuk keperluan tersebut.


d. Kecepatan balok saat melewati jarak sejauh 10 m

Pembahasan

Gambar sistem :

percepatan
Gaya
Dorong

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
a. Hubungan antara gaya dorong dan percepatan balok yang massanya (m) diberikan
oleh persamaan (1.1) :
F  ma

Dalam soal, massa balok diketahui : m = 20 kg , dan gaya dorong : F = 50 N

F 50 N 50kgm / s 2
Maka besarnya percepatan balok adalah : a =    2,5 m/s2
m 20kg 20kg

b. Besarnya energi mekanik dalam bentuk kerja (W) yang dilakukan terhadap balok
sehingga balok tersebut berpindah sejauh 10 m dapat dihitung menggunakan
persamaan (1.2):

W  F.dx

Di sini, F adalah gaya dorong yang diketahui sebesar 50 N, dan dx adalah jarak
pindah balok yaitu diketahui sebesar 10 m.
Oleh karena itu, besarnya kerja yang diperlukan untuk mendorong balok tersebut
adalah :
W = (50N) (10m) = 500 Nm = 500 J

c. Besarnya daya yang diperlukan untuk melakukan kerja tersebut dapat dihitung
menggunakan persamaan (1.3) :

P = dW/dt = F. dx/dt = F. dv

Di sini, besarnya kerja untuk mendorong balok : dW = 500 Nm, dan lamanya waktu
untuk mendorong balok tersebut : dt = 5 menit = 300 s

Oleh karena itu besarnya daya yang diperlukan untuk melakukan kerja tersebut
adalah:

500 Nm J
P  1,67  1,67 W
300s s

d. Berapa besarnya Kecepatan balok saat melewati jarak sejauh 10 m ?


Pada saat balok bergerak melewati jarak pindah 10 m, balok memiliki energi kinetik
sebesar (persamaan 1.8) :

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
v2
W m
2

Di mana, m : massa balok, dan v kecepatan gerak balok

Energi kinetik tersebut berasal dari energi mekanik yang berupa kerja yang bekerja
pada balok tersebut saat melewati jarak pindah 10 m, yaitu sama dengan 500 J

Karena kerugian energi karena gesekan dengan permukaan lantai dianggap kecil
sehingga diabaikan maka :

v2
W  m  500 J
2

Atau, dari persamaan tersebut di atas kita memiliki persamaan berikut :

v2
(20kg)  500 Nm
2

2 * 500 Nm
Atau, v2 
20kg

2 * 500 kgm m
Atau, v . = 7,1 m/s
20 s 2 kg

Soal No.2.

Sebuah botol massanya 35 gram terletak diam pada sebuah permukaan meja yang
tingginya 2m dari permukaan lantai.

a. Berapa besar energi potensial yang dimiliki botol tersebut


b. Apabila kemudian botol tersebut jatuh ke lantai, berapa besar kecepatan dan energi
kinetik botol tepat sebelum botol menyentuh lantai

Pembahasan

a. Berapa besar energi potensial yang dimiliki botol yang massanya 35 gram, dan
terletak diam pada sebuah permukaan meja yang tingginya 2m dari permukaan
lantai dapat dihitung menggunakan persaam (1.11) :

W = m.g.Z = EP

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Di sini,

m : massa botol, diketahui sebesar 35 gram = 0,035 kg

g : percepatan gravitasi, g = 9,81 m/s2

Z : ketinggian botol, diketahui sebesar 2 m

Oleh karena itu, besar energi potensial yang dimiliki botol adalah :

EP = (0,035 kg) (9,81 m/s2) (2 m) = 0,69 kgm/s2 m = 0,69 Nm = 0,69 J

b. Pada saat botol tersebut jatuh ke lantai, apabila gaya gesekan dengan udara
diabaikan, maka besarnya energi kinetik botol tepat sebelum botol tersebut
menyentuh lantai adalah sama dengan energi potensialnya, yaitu 0,69 J

v2
Oleh karena itu : EP  EK  m
2

v2
Atau, m  0,69 Nm
2

v2
Atau, (0,035kg)  0,69 Nm
2

Sehingga kecepatan botol, v beberapa saat sebelum menyentuh lantai adalah


sebesar :

2 * 0,69 kgm m
v .
0,035 s 2 kg

Atau, v = 6,3 m/s

Soal No.3.

Sebuah balok yang massanya 5 kg sedang didorong oleh gaya dorong horizontal sebesar
80 N pada permukaan datar yang kasar yang memiliki koefisien gesekan sebesar 0,25.
Berapa besar kecepatan balok tersebut pada saat melewati jarak sejauh 3 m dari titik awal
geraknya.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan

Kecepatan, v
Gaya Dorong

Gaya gesekan

Pada saat balok yang massanya 5 kg bergerak dengan kecepatan sebesar v, karena
didorong oleh gaya dorong sebesar 80 N, timbul gaya gesekan di permukaan. Oleh karena
itu, pada balok tersebut bekerja 3 macam energi :

1. Energi mekanik, yang berupa kerja untuk mendorong balok


2. Energi kinetik gerakan balok dengan kecepatan sebesar v
3. Energi termal akibat adanya gaya gesekan antara balok dengan permukaan di
bawahnya

Dalam persoalan tersebut, energi mekanik berupa kerja yang diterima oleh balok
dipergunakan untuk 2 keperluan : yang pertama adalah untuk bergerak yaitu energi kinetik
gerakan balok, dan yang kedua untuk mengatasi gesekan dengan permukaan.

Oleh karena itu besarnya energi mekanik yang berupa kerja gaya dorong harus sama
dengan jumlah energi kinetik gerakan balok dengan energi termal karena gesekan.

Selanjutnya, marilah kita hitung besarnya ketiga bentuk energi tersebut.

1. Energi mekanik, yang berupa kerja untuk mendorong balok

W = F . dx = (80 N) (3 m) = 240 Nm

2. Energi kinetik gerakan balok dengan kecepatan sebesar v

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
EK = ½ m v 2 = ½ (5 kg) v 2

3. Energi termal akibat adanya gaya gesekan (E g) antara balok dengan permukaan di
bawahnya

Eg = f . G . dx

Di mana,

f : koefisien gesekan = 0,25

G : gaya berat balok = m g = (5kg) (9,81 m/s2) = 49,05 N

Sehingga : Eg = f . G . dx = (49,05 N) (3 m) = 147,15 Nm

4. Karena besarnya energi mekanik yang berupa kerja gaya dorong harus sama
dengan jumlah energi kinetik gerakan balok dengan energi termal karena gesekan,
maka :

W = EK + Eg

Atau,

EK = W – Eg = 240 Nm - 147,15 Nm = 92,85 Nm

Oleh karena itu : EK = ½ m v 2 = ½ (5 kg) v2 = 92,85 Nm

Atau, kemudian dapat diperoleh kecepatan v sebesar

2 * 92,85 kgm m
v . = 6,1 m/s
5 s 2 kg

Kesimpulan
Sebuah balok yang massanya 5 kg, yang sedang didorong oleh gaya dorong horizontal 80 N
pada permukaan datar yang kasar yang memiliki koefisien gesekan sebesar 0,25 akan
memiliki kecepatan 6,1 m/s pada saat melewati jarak sejauh 3 m dari titik awal geraknya.

Soal No.4.

Sebuah balok yang massanya 15 kg diluncurkan sehingga bergerak dengan kecepatan


konstan sebesar 10 m/s di atas permukaan datar tetapi permukaannya cukup kasar. Apabila

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
koefisien gesekan antar balok dengan permukaan adalah 0,15 maka pada jarak berapa
benda tersebut akan berhenti dengan sendirinya.

Pembahasan

Kecepatan, v

Gaya gesekan

Dalam persoalan ini, benda tersebut akan berhenti dengan sendirinya pada saat besarnya
energi yang dipergunakan untuk mengatasi gesekan dengan permukaan sama dengan
energi kinetiknya.

a. Pada tahap awal, setelah diluncurkan, balok yang massanya 15 kg bergerak dengan
kecepatan konstan sebesar 10 m/s sehingga energi kinetiknya adalah :

EK = ½ (15 kg) (10 m/s)2 = 750 kgm/s2 m = 750 Nm

b. Pada saat yang bersamaan, ada gaya gesekan dengan permukaan sehingga
besarnya energi untuk mengatasi gesekan tersebut adalah :

Eg = f . G . dx

Di sini,

f : koefisien gesekan = 0,15

G : gaya berat balok = m g = (15kg) (9,81 m/s2) = 147,15 N

dx : jarak tempuh balok untuk berhenti

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
c. Karena benda tersebut akan berhenti dengan sendirinya pada saat besarnya energi
yang dipergunakan untuk mengatasi gesekan dengan permukaan sama dengan
energi kinetiknya, maka :

Eg = f . G . dx = 705 Nm

Atau, (147,15N) . dx = 750 Nm

Atau, dx = (750 Nm) / (147,15N) = 5,1 m

Kesimpulan
Apabila sebuah balok yang massanya 15 kg bergerak dengan kecepatan konstan 10 m/s di
atas permukaan datar dan kasar dengan koefisien gesekan 0,15 maka benda tersebut akan
berhenti dengan sendirinya pada jarak 5,1 m.

5. Sistem satuan
Pada pembahasan sebelum ini telah kita singgung bahwa ukuran besar kecilnya energi
dalam adalah Nm, atau nama lainnya adalah J, yang berasal dari kata Joule. Nm atau J
adalah satuan dasar bagi besaran energi dalam standar satuan International.

Pada standar British, energi panas atau kalor biasanya dinyatakan dalam satuan Btu (British
Thermal Unit). Bahkan dalam beberapa persoalan banyak orang masih menggunakan
satuan kcal untuk menyatakan besar kecilnya energi.

Dalam perhitungan-perhitungan teknik sering kali dijumpai besaran-besaran yang terlibat


memiliki satuan dengan standar yang berbeda. Sebelum melakukan perhitungan besaran-
besaran tersebut satuannya perlu disetarakan terlebih dahulu ke ke standar satuan yang kita
pilih. Biasanya perhitungan lebih mudah dilakukan dengan pertama-tama kita memilih
bekerja dengan standar satuan international. Dalam hal ini semua besaran yang memiliki
satuan bukan standar international satuannya dikonversikan ke standar international
menggunakan daftar konversi satuan.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Pada akhir perhitungan, apabila diperlukan mengetahui besarnya besaran yang dalam
standar yang lain maka tinggal dikonversikan ke standar satuan yang diinginkan
menggunakan daftar konversi satuan.

Sekarang ini semua orang lambat laun beralih menggunakan satuan standar international
(SI). Tetapi di sebagian belahan dunia banyak orang masih menggunakan standar yang lain,
di antaranya standar British (SB). Kemudian, seringkali dijumpai keadaan di mana banyak
data yang dipergunakan untuk keperluan analisis perekayasaan hanya tersedia dalam
satuan SB. Demikian pula, banyak peralatan teknik yang masih menggunakan satuan SB.
Oleh karena itu, pemahaman dan kemampuan menggunakan dan mengkonversikan satuan
SI dan SB menjadi sangat penting.

Kuantitas fisik suatu material atau zat biasanya dinyatakan dengan dimensi atau besaran.
Seperti kita telah ketahui bersama bahwa sifat-sifat fisik suatu zat terdiri dari beberapa
besaran. Beberapa di antaranya termasuk ke dalam kelompok besaran dasar, dan
beberapa lainnya termasuk ke dalam kelompok besaran turunan.
Besaran-besaran seperti: massa, panjang, waktu, temperatur, arus listrik adalah termasuk
ke dalam kelompok besaran-besaran dasar. Sedangkan besaran-besaran seperti: luas,
volume, kecepatan, percepatan, energi termasuk kelompok besaran turunan.

Tabel 1. Besaran dasar pada sistem satuan standar international.


No Besaran dasar Satuan standar
1 Massa kg
2 Panjang m
3 Waktu s

Dalam sistem satuan standar international besaran yang merupakan besaran dasar hanya 3
buah, yaitu: massa, panjang, dan waktu. Oleh karena itu, besaran-besaran lainnya selain
dari ketiga besaran tersebut disebut besaran turunan.

Dalam satuan SI, luas permukaan sebuah benda, merupakan besaran turunan dan satuan
standarnya adalah m 2. Begitu juga dengan volume zat cair atau gas, merupakan besaran
turunan yang satuannya adalah m 3. Kemudian, kecepatan dan percepatan sebuah massa
benda tertentu, satuan standarnya masing-masing adalah m/s dan m/s2.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Gaya, di dalam standar international, termasuk besaran turunan yang mana satuan
standarnya adalah kgm/s2. Satuan kgm/s2 memiliki nama lain, yaitu N yang berasal dari kata
Newton.
Energi satuan standarnya Nm, di mana nama lain bagi satuan Nm adalah J, berasal dari
kata Joule. Sedangkan daya, adalah energi per satuan waktu sehingga satuan standarnya
adalah J/s. Satuan J/s dinamakan juga W, asalnya dari kata Watt.

Di dalam standar British gaya termasuk ke dalam besaran dasar, dan satuan standarnya
adalah lbf. Jadi dalam standar British terdapat 4 buah besaran dasar, yaitu: massa, panjang,
waktu, dan gaya. Besaran-besaran lainnya selain dari keempat besaran tersebut disebut
besaran turunan.

Tabel 2. Besaran dasar pada sistem satuan standar British


No Besaran dasar Satuan standar
1 Massa lbm
2 Panjang ft
3 Waktu s
4 Gaya lbf

Untuk lebih memahami perbandingan antara standar satuan tersebut di atas maka di bawah
ini diberikan sebuah lustrasi.
Massa sebuah benda sebesar 1 lbm, kira-kira setara dengan massa 0,5 kg. Panjang pipa 1
ft, kira-kira sama dengan 0,3 m. Energi sebesar 1 cal, kira-kira setara dengan 4,2 J.
Sedangkan energi panas 1 Btu, kira-kira setara dengan 1000 J.
Angka konversi satuan yang tepat untuk merubah satuan standar international ke standar
British, atau sebaliknya, biasanya disajikan di dalam daftar konversi satuan yang dapat
ditemui di berbagai buku teknik.

Dalam standar British, satuan standar bagi besaran luas permukaan adalah ft2. Kemudian
satuan standar besaran volume adalah ft3. Keduannya merupakan besaran turunan.
Coba sekarang kita bandingkan dengan standar international. Besaran kecepatan dan
percepatan sebuah massa benda tertentu dalam standar British, harus dinyatakan dalam
satuan ft/s dan ft/s2.
Sementara itu satuan standar bagi besaran energi dinyatakan dalam ft-lbf. Dalam situasi
yang lain energy termal juga sering dinyatakan dalam satuan Btu. Hal tersebut dapat saja
terjadi, namun apabila besaran tersebut akan dilibatkan dalam suatu perhitungan, agar tidak
terjadi kesalahan pada hasil perhitungan, maka satuannya harus dirubah terlebih dahulu ke

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
satuan standarnya, yaitu ft-lbf. Prinsipnya adalah sebelum perhitungan dilakukan sebaiknya
semua besaran atau dimensi harus sudah dalam keadaan berada dalam sistem standar
satuan yang sama.

Besaran daya dalam standar British satuan standarnya adalah ft-lbf/s. Dalam praktek
besaran daya sering juga dinyatakan dalam satuan daya kuda, atau hp (horse power).
Sebagai gambaran saja, besarnya satu daya kuda, atau 1 hp, kira-kira setara dengan
besarnya daya poros atau daya listrik sebesar 0,75 kW. Anda juga dapat memperkirakan
berapa besar daya tersebut dalam satuan calori.

5.1. Contoh Aplikasi No. 1

Sebuah benda massanya diketahui sebesar 200 lbm. Bila benda tersebut berada diam di
sebuah permukaan di mana percepatan gravitasinya dianggap sama dengan 9,81 m/s2
maka perkirakan berapa N dan berapa lbf besarnya berat benda tersebut.

Pembahasan
Pertama-tama kita memutuskan bahwa perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan
standar SI (Systeme International).

Diketahui :
Massa benda, M = 200 lbm = (200 x 0,45 kg) = 90 kg
Percepatan gravitasi, g = 9,81 m/s2

Berat benda, G adalah gaya tarik gravitasi bumi terhadap benda tersebut, sehingga
besarnya gaya berat, G benda tersebut adalah :
G  M .g  (90kg).(9.81m / s 2 )
atau,
G = (90 x 9,81) kgm/s2
atau,
G = 882,9 kgm/s2 = 882,9 N

Berikutnya, untuk menjawab pertanyaan kedua, berapa lbf besarnya berat benda tersebut,
maka cara termudah adalah dengan mengkonversikan gaya sebesar 882,9 N menjadi dalam
satuan lbf.

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Dengan menggunakan daftar konversi satuan (lihat Pustaka 1), diperoleh informasi bahwa:
1 lbf = 4,448 N
sehingga :
G = 882,9 N = (882,9 / 4,448) lbf = 198,5 lbf

Kesimpulannya adalah bahwa sebuah benda yang massanya 200 lbm atau 90 kg, beratnya
adalah 882,9 N atau 198,5 lbf, dengan asumsi atau anggapan bahwa percepatan
gravitasinya adalah 9,81 m/s2.

5.2. Contoh Aplikasi No. 2

Menyambung soal no 1 di atas, apabila benda yang massanya 200 lbm tersebut, kemudian
didorong oleh suatu gaya sebesar 15 lbf sepanjang permukaan datar dan benda tersebut
berpindah sejauh 10 m, maka berapa besar energi yang diperlukan untuk memindahkan
benda tersebut apabila gesekan dengan permukaan diabaikan.

Pertama-tama kita akan melakukan perhitungan dengan menggunakan standar SI


Diketahui :
Massa benda, M = 200 lbm = (200 x 0,45 kg) = 90 kg
Gaya dorong, F = 15 lbf = (15 x 4,448 N) = 66,72 N
Jarak perpindahan, dx = 10 m

Besarnya Energi mekanik dalam bentuk kerja untuk mendorong benda tersebut (W) dapat
diperoleh dari hasil kali gaya dorong, F dengan jarak perpindahan benda tersebut, dx.
W = F . dx
W = (66,72 N).(10 m) = 667,2 Nm = 667,2 J = 0,667 kJ

Sedangkan dalam satuan SB, dari (Pustaka 1) diperoleh data :


1 Btu = 778,16 ft-lbf = 1055 J
1 cal = 4,186 J
1 J = 947,813 Btu = 238,84 cal
Sehingga besarnya energi, E adalah sebagai berikut :

E = 667,2 J = (667,2 x 947,813 Btu) = 632380,83 Btu

Atau, bisa juga dinyatakan sebagai:

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
E = 6,3 105 Btu

Atau,

E = 667,2 J = (667,2 x 238,84 cal) = 159354,048 cal

Bisa juga dinyatakan sebagai:

E = 1,6 105 cal

Kesimpulannya adalah bahwa besar energi yang diperlukan untuk memindahkan

benda bermassa 200 lbm yang didorong oleh suatu gaya sebesar 15 lbf sejauh 10 m di

permukaan datar adalah 667,2 J atau 632380,83 Btu atau 159354,048 cal

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1) Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A., Thermodynamics: An Engineering Approach,


New York, McGraw-Hill, 2007
2) Reynolds, William C. & Perkins, Henry C., Engineering Thermodynamics, New York,
McGraw-Hill, 1987
3) http://2.bp.blogspot.com/-p7j4D9_UhbY/UESydEyTcTI/AAAAAAAAACM/Wua-
ggKaowY/s1600/FISIKA.JPG, diunduh 17 januari 2014
4) http://endahtri3.files.wordpress.com/2013/04/capture_04.jpg, diunduh 17 januari
2014
5) http://2.bp.blogspot.com/-dcGpyPjRuKs/UnzUbISKauI/AAAAAAAASic/QGEB-
aInumM/s1600/gesek.png, diunduh 17 januari 2014
6) http://4.bp.blogspot.com/S_4L_SANr3s/UozjyR2VqNI/AAAAAAAABnc/1pmKR3_D6v
o/s1600/lompat%2Bgalah1.jpg, diunduh 17 januari 2014

2014 Termodinamika Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Prof.Dr. Chandrasa Soekardi http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai