Oleh : Nurainun
NPM : 2011727126
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Keliat 1991 : 4).
1) Faktor Predisposisi
a. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian, kehilangan
yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko
penting untuk prilaku destruktif.
e. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri
2) Faktor Pencetus
1
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
3) Mekanisme koping
a. Rasionalisasi
b. Intelektualisasi
c. Regresi
Yakin Ragu-ragu
Percaya Sedih
Inspirasi Depresi
Putus harapan
Tidak berdaya
3. Pohon masalah
Putus asa
2
Apatis
Resiko bunuh diri
GSP : halusinasi
Isolasi sosial
Resiko
Bunuh Diri
3
SP I p SP I k
4
2. Menilai pola coping yang biasa membuat jadwal
dilakukan aktifitas di rumah
3. Mengidentifikasi pola coping yang termasuk minum
konstruktif obat
4. Mendorong pasien memilih pola 2. Mendiskusikan
coping yang konstruktif sumber rujukan
5. Menganjurkan pasien menerapkan yang bisa dijangkau
pola coping konstruktif dalam oleh keluarga
kegiatan harian
SP IV p