BERIBADAH DI ALAM
8.4 Berwudhu
1. Fardhu Wudhu
a. Niat
Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadats atau
menyengaja berwudhu ketika membasuh muka.
Lafal niat wudhu:
َ َ ََْ ُ ُْ ُ َْ َْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َْ ً ه
ّلِل ت َعال
ِ ِ نويت الوضوء ِلرف ِع الحد ِث االصغ ِر فرضا
Nawaitul wudhuu-‘a liraf’il hadatsil ash-ghari fardhal lillaahi
ta’aala.
”Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu
karena Allah Ta’ala ”.
b. Membasuh wajah
Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala
bagian atas hingga bawah dagu, dan dari elinga kanan hingga telinga
kiri).
c. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku.
d. Menyapu sebagian rambut atau kulit kepala.
e. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki.
f. Terbit (berurutan), artinya mendahulukan rukun yang harus dahulu,
dan mengakhirkan rukun yang harus diakhirkan.
2. Syarat-syarat Wudhu
Syarat-syarat wudhu:
a. Islam.
b. Tamyiz, yakni dapat membedakan antara baik buruknya sesuatu
pekerjaan.
c. Tidak berhadats besar.
d. Dengan air suci lagi menyucikan.
e. Tidak ada sesuatu benda apapun yang menghalangi air, sampai ke
anggota wudhu. Misalnya getah, cat dan sebagainya.
f. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunah.
3. Sunah-sunah Wudhu
Sunnah wudhu banyak sekali, di antaranya:
a. Bersiwak.
b. Membaca basmalah (Bismillaahir-rahmaanir-rahiim) ketika hendak
berwudhu.
c. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
d. Berkumur-kumur.
e. Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
f. Menyapu seluruh rambut kepala dengan air.
g. Mendahulukan anggota yang kanan daripada kiri.
h. Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
i. Menigakalikan membasuh.
j. Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.
k. Membaca doa sesudah wudhu.
4. Cara Berwudhu
Cara mengerjakan wudhu ialah:
a. Membaca “Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”, sambil mencuci kedua
belah tangan sampai pergelangan tangan sampai bersih.
b. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil
membersihkan gigi.
c. Mencuci lubang hidung tiga kali.
d. Membasuh muka tiga kali, mulai dari tempat tumbuhnya rambut
kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri,
sambil membaca niat wudhu.
e. Membasuh (mencuci) kedua belah tangan hingga siku-siku tiga kali.
f. Menyapu atau mengusap sebagian rambut kepala sebanyak tiga kali.
g. Membasuh kedua telinga sebanyak tiga kali.
h. Membasuh/mencuci kedua belah kaki sampai mata kaki tiga kali.
i. Tertib atau berurutan.
j. Membaca doa setelah wudhu.
8.5 Tayamum
Jika kamu tidak menemukan air, kamu bisa berwudhu dergan cara
tayamum. Karena, tayamum menjadi pangganti bersuci.
.... dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.... (QS. Al-Maidah [5] : 6)
1. Sebab-sebab tayamum
Penyebab diperbolehkannya tayamum adalah:
a. Karena tidak adanya air yang memenuhi syarat kesucian dan telah
berusaha mencarinya, tetapi tidak mendapatkan.
b. Berhalangan menggunakan air. Misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan bertambah sakitnya.
c. Adanya air yang diperlukan untuk yang lebih penting.
2. Syarat-syarat tayamum
a. Menggunakan debu yang suci, yang belum digunakan untuk bersuci,
dan tidak bercampur dengan sesuatu.
b. Mengusap wajah dan kedua tangan.
c. Terlebih dahulu menghilangkan najis
d. Telah masuk waktu shalat.
e. Tayamum hanya untuk sekali shalat fardhu.
3. Fardhu tayamum
a. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat).
Lafal niat:
َ َ َ َ َّ َّ ُ ْ َ َ
َ الت َي ُّم َم ال ْست َب
ِهلل ت َعال
ِ ً
ض رْ ف ةِ ال الص ةاح
ِ ِ ِ ِ نويت
Nawaitut-tayammuma listibaahatish-shalaati fardhal lillaahi
ta'aalaa.
"Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat, fardhu
karena Allah Ta'ala"
b. Memindahkan debu dari tempatnya ke wajah dan tangan. Mula-mula
meletakkan dua belah telapak tangan di atas debu untuk diusapkan ke
muka.
c. Mengusap muka dengan debu sekali usapan. Meletakkan kedua belah
tangan di atas debu yang kedua untuk disuapkan kedua tangan.
d. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu sekali
usapan.
e. Tertib (berurutan). Yaitu urut diantara kedua usapan tersebut (wajah
dahulu kemudian kedua tangan).
4. Sunah tayamum
a. Membaca basmalah
b. Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri.
c. Menipiskan debu.
Menyapu dua sepatu hanya boleh untuk berwudhu, tetapi tidak boleh
untuk mandi, atau untuk menghilangkan najis. Menyapu dua sepatu tidak
boleh bila salah satu syarat tidak cukup. Misalnya salah satu dua sepatu itu
robek, atau salah satu kakinya tidak dapat menggunakan sepatu karena luka.
Keringanan ini diberikan bagi yang musafir selama tiga hari tiga malam
sedang yang bermukim ia boleh menyapu sepatunya hanya untuk sehari
semalam.
Nuhuyanan, A.K. (2012). Panduan Shalat Lengkap & Praktis Sesuai Petunjuk
Rasulullah saw. Jakarta: Akbar Media.
Rifa’i, M. (2015). Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha
Putra Semarang.