Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi data dan Jaringan Komputer
Yang diampu oleh Bapak M. Nurwiseso Wibisono
Oleh :
Aulia Arief Giffari 160534611661
S1 PTE 2016 OFFERING A
FAKULTAS TEKNIK
MARET 2019
1. Menghitung dengan VLSM
Menggunakan Ip 192.168.1.0 /24
A. Host 1 = 64 Host
Subnetmask yang mendekati = 255.255.255.128 (/25)
Jumlah host = (256 – 128) – 2
= 128-2 = 126
Blok subnet = 256-128 = 128
B. Host 2 = 60 Host
Subnetmask yang mendekati = 255.255.255.192 (/26)
Jumlah host = (256-192)-2
= 64 -2 = 62
Blok subnet = 256-192= 64
C. Host 3 = 15 Host
Subnetmask yang mendekati = 255.255.255.224 (/27)
Jumlah host = (256-224)-2
= 32 -2 = 30
Blok subnet = 256-224= 32
Subnetmask 255.255.255.0 255.255.255.32 255.255.255.64 255.255.255.96 255.255.255.128
Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65 192.168.1.97 192.168.1.129
Host terakhir 192.168.1.62 192.168.1.62 192.168.1.94 192.168.1.126 192.168.1.158
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.63 192.168.1.95 192.168.1.127 192.168.1.159
Interior gateway protocol (IGP) adalah jenis protokol yang digunakan untuk bertukar
informasi routing antara gateway (umumnya router) dalam sistem otonom (misalnya, sistem
jaringan area lokal perusahaan). Informasi perutean ini kemudian dapat digunakan untuk
merutekan protokol lapisan jaringan seperti IP.
Protokol gateway interior dapat dibagi menjadi dua kategori: protokol routing
distance-Vector dan protokol routing link-state. Contoh spesifik IGP termasuk Open Shortest
Path First (OSPF), Routing Information Protocol (RIP), Intermediate Sistem to Intermediate
Sistem (IS-IS) dan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP).
Exterior Gateway Protocol digunakan untuk bertukar informasi routing antara sistem
otonom dan mengandalkan IGP untuk menyelesaikan rute dalam sistem otonom.
Exterior Gateway Protocol adalah protokol routing yang digunakan untuk bertukar
informasi routing antara sistem otonom. Pertukaran ini sangat penting untuk komunikasi di
Internet. Protokol gateway eksterior yang terkenal termasuk Exterior Gateway Protocol
(sekarang sudah usang) dan Border Gateway Protocol (BGP).
Distance Vector
Link State
Dalam Link State, setiap router memiliki informasi tentang topologi jaringan yang
lengkap. Setiap router kemudian secara independen menghitung hop berikutnya terbaik dari
itu untuk setiap tujuan yang mungkin dalam jaringan menggunakan informasi lokal dari
topologi. Kumpulan best-next-hop membentuk tabel routing.
Hal ini kontras dengan protokol routing Distance-Vector, yang bekerja dengan
meminta setiap node berbagi tabel routing dengan tetangganya. Dalam protokol link-state,
satu-satunya informasi yang dikirimkan antara node adalah informasi yang digunakan untuk
membangun peta konektivitas.
RIP
RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang
menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop yang
diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik,
melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split horizon with
poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
1. RIPv1
2. RIPv2
3. RIPng
Kelebihan
Kekurangan
OSPF
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP
(interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu
ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih
memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain,
Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak
memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat
dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol
yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor
manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat
kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF
merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF
membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan
dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
1. Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini
berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya.
Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai
Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu
networknya/areanya.
Kelebihan
1. Tidak menghasilkan routing loop
2. Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
3. Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
4. Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
5. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan
1. Membutuhkan basis data yang besar
2. Lebih rumit
BGP
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing
protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah
administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran
informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia
layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya
menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk
pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP
menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar
Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia
layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut
sebagai Interior BGP (IBGP).
Kelebihan :
Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
A. Wireshark
Wireshark adalah tool open source terkemuka yang banyak di gunakan untuk melakukan
analisis dan pemecah masalah jaringan, Memungkin kan kita untuk mengetahui masalah di
jaringan. Pengembangan Wireshark berkembang berkat kontribusi relawan ahli jaringan di
seluruh dunia dan merupakan kelanjutan dari proyek yang dimulai oleh Gerald Combs pada
tahun 1998, wireshark di buat dengan bahasa C dan C+.
Fungsi Wireshark adalah
Pemeriksaan mendalam atas ratusan protokol, dengan lebih banyak ditambahkan
setiap saat
Pengambilan langsung dan analisis offline
Browser paket tiga panel standar
Multi-platform: Berjalan di Windows, Linux, macOS, Solaris, FreeBSD, NetBSD,
dan banyak lainnya
Data jaringan yang diambil dapat diramban melalui GUI, atau melalui utilitas
TShark mode TTY
Filter tampilan paling kuat di industri
Analisis VoIP yang kaya
Baca / tulis berbagai format file tangkap: tcpdump (libpcap), Pcap NG, Catapult
DCT2000, Cisco Secure IDS iplog, Monitor Jaringan Microsoft, Jaringan General
Sniffer® (terkompresi dan tidak dikompresi), Sniffer® Pro, dan NetXray®,
Network Instruments Observer , NetScreen snoop, Novell LANalyzer, RADCOM
WAN / LAN Analyzer, Shomiti / Finisar Surveyor, Tektronix K12xx, Visual
Visual UpTime, WildPackets EtherPeek / TokenPeek / AiroPeek, dan banyak
lainnya
Menangkap file yang dikompres dengan gzip dapat didekompresi dengan cepat
Data langsung dapat dibaca dari Ethernet, IEEE 802.11, PPP / HDLC, ATM,
Bluetooth, USB, Token Ring, Frame Relay, FDDI, dan lainnya (tergantung pada
platform Anda)
Dukungan dekripsi untuk banyak protokol, termasuk IPsec, ISAKMP, Kerberos,
SNMPv3, SSL / TLS, WEP, dan WPA / WPA2
Aturan pewarnaan dapat diterapkan pada daftar paket untuk analisis intuitif yang
cepat
Output dapat diekspor ke XML, PostScript®, CSV, atau teks biasa
B. Paket Tracer
Pengertian Paket Tracer
Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai
media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan
komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas,
siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama
Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat
memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat
jaringan Cisco.
Digunakan di pendidikan
Packet Tracer biasanya digunakan siswa Cisco Networking Academy melalui sertifikasi
Cisco Certified Network Associate (CCNA). Dikarenakan batasan pada beberapa fiturnya,
software ini digunakan hanya sebagai alat bantu belajar, bukan seabagai pengganti Cisco
routers dan switches.
Packet Tracer merupakan salah satu aplikasi keluaran Cisco sebagai simulator untuk
merangkai dan sekaligus mengkonfigurasi suatu jaringan (network). Sama halnya dengan
simulator–simulator jaringan lainnya seperti GNS3, Dynamips,Dynagen maupun
simulator lain yang khusus digunakan pada Simulasi jaringan.
Simulator tersebut tidak jauh berbeda dengan Packet Tracer, akan tetapi kemudahaan
pada Packet Tracer lebih baik dari simulator diatas, hal tersebut nampak dari penempatan
perangkat jaringan maupun pada saat konfigurasi perangkat jaringan. Aplikasi ini sangat
praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang kita inginkan, disertai dengan
berbagai perangkat-perangkat jaringan dibutuhkan pada suatu area network misal router,
switch, hub maupun perangkat lainnya.
Dengan dukungan dari banyak perangkat tersebut akan memudahkan kita dalam
menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita gunakan pada topologi kita inginkan.
Aplikasi Packet Tracer dapat diinstalasikan ke PC maupun laptop dengan spesifikasi
rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun
2. Connections
Ada beberapa jenis Connections yang bisa dipakai dalam Packet Tracer, yaitu: Automatic,
Console, Straigh-Through, Cross-Over, Fiber, Phone, Coaxial, dll. Jenis-jenis kabel
penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut :
a. Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :
Router – Switch
Router – Hub
PC – Switch
PC – Hub
b. Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :
Router – Router
Router – PC
Switch – Switch
Switch – Hub