Anda di halaman 1dari 3

ALARM ANTI MALING

ALARM ANTI MALING

PENDAHULUAN

Kejahatan semakin meraja lela saja pada akhir-akhir ini. Ini disebabkan pada kehidupan yang semakin sulit saja.
Persaingan dalam mencari pekerjaan pun begitu ketat. Alhasil banyak pengangguran pun meluas bak jamur di
musim penghujan. Aksi pencurian yang terjadi pun juga semakin tinggi. Mari kita atasi masalah tersebut dengan
membuat “alarm pencuri”. Dari namanya saja terlihat bahwa alarm tersebut dikhususkan untuk mendeteksi pencuri.

PRINSIP KERJA

Prinsip kerja dari alarm ini menggunakan sebuah komponen yang peka terhadap cahaya. Jadi, jika si pencuri
menutup jalur cahaya yang diterima oleh komponen tersebut, maka komponen tersebut akan mempengaruhi
komponen yang lain sehingga rangkaian akan menghasilkan bunyi yang dapat menandakan terdapat pencuri
sehingga pencuri dapat dideteksi dan segera dilakukan tindakan selanjutnya.
Komponen peka cahaya yang saya pakai adalah LDR (Light Dependent Resistor). Komponen ini akan mempunyai
hambatan besar jika cahaya yang diterimanya menjadi redup atau tidak terkena cahaya. Jadi, jika terdapat pencuri
yang menghalangi cahaya yang diterima oleh LDR, maka LDR akan menjadi pemicu untuk menghidupkan alarm.
Alarm yang saya pakai memakai jasa buzzer untuk menghasilkan suara.

Rangkaian alarm pencuri sederhana ini dapat digunakan di tempat-tempat yang ingin terbebas dari pencuri, misalnya
di rumah. Alarm diletakkan di tempat yang terkena cahaya dan di tempat strategis yang menjadi jalan pencuri dalam
menjalankan aksinya untuk masuk ke dalam rumah. Sehingga jika pencuri lewat dapat menutup cahaya yang
diterima rangkaian sehingga alarm akan berbunyi. Atau alarm bisa juga diletakkan di belakang pintu bagian dalam,
jadi bila pintu terbuka maka cahaya yang diterima oleh rangkaian akan terhalang oleh daun pintu yang terbuka
tersebut sehingga alarm akan berbunyi.

Cara ini cukup sederhana dan sangat efektif dalam mendeteksi pencuri yang masuk ke dalam rumah. Kita tidak perlu
pengamanan berlapis-lapis untuk melindungi rumah kita dengan biaya mahal, namun hanya dengan alarm pencuri
yang sederhana dan murah serta dapat dibuat sendiri tersebut kita dapat mengatasi masalah tersebut.

ALAT DAN BAHAN

ALAT :
– Bor PCB
– Multimeter
– Solder listrik
– Penyedot timah/tenol
BAHAN :
– Papan PCB
– Resistor :
– * R1 : Potensi 250 kΩ
– * R2 : 4 kΩ
– * R3 : 1 kΩ
– * R4 : 2,2 kΩ
– * R5 : 1 kΩ
– Potensiometer
– Kapasitor 220 µF / 16 VDC
– Transistor BC 178
– SCR FIR 3D
– LDR ORP 12
– Buzzer 6 VDC
– Saklar
– Baterai 6 VDC
– Timah / Tenol

GAMBAR RANGKAIAN

CARA KERJA RANGKAIAN

Langkah pertama jika akan menggunakan alarm pencuri adalah dengan mengaktifkan saklar. Dengan aktifnya saklar
dapat membuat rangkaian menjadi rangkaian tertutup. R1 dan LDR disini berfungsi sebagai pembagi tegangan agar
terjadi arus yang lewat pada transistor pada rangkaian alarm pencuri.

Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah pada saat LDR dalam keadaan normal, yaitu saat terkena cahaya, transistor
tidak akan aktif. Ketidakaktifan dari saklar disini disebabkan karena syarat untuk menghidupkan transistor adalah
beda tegangan antara emittor dan basis adalah 0,6 – 0,7 Volt. Pada keadaan terang tersebut, nilai dari hambatan LDR
kecil sehingga tegangannya pun juga kecil. Nilai beda tegangan dari emittor dan basis tersebut di bawah 0,6 Volt.
Karena saklar tidak aktif maka arus dari emitor ke collector dari transistor tidak akan terjadi. Karena tidak ada arus
tersebut maka gate dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) pun tidak akan ada arus yang melewatinya karena prinsip
dari SCR adalah aktif jika ada tegangan pada gatenya. Oleh karena hal tersebut maka SCR tidak akan on dan arus
dari anoda ke katoda SCR pun juga tidak akan terjadi. Karena tidak ada arus yang mengalir tersebut membuat
buzzer tidak berbunyi sehingga alarm juga tidak akan berbunyi.

Namun, jika LDR tidak menerima cahaya atau cahaya yang diterima meredup, maka nilai resistansinya akan
menjadi besar sehingga tegangannya pun juga akan membesar. Beda teganganan ini mencapai angka 0,6 volt dan
dapat menghidupkan transistor. Sehingga bila transistor aktif maka arus dari emitor ke collector pun akan terjadi.
Resistor R4 pun akan terjadi tegangan. Teganan pada resistor R4 ini akan menjadi trigger untuk mengaktifkan SCR.
Untuk mengaktifkan SCR dibutuhkan tegangan sekitar 0,7 Volt pada gatenya. Setelah SCR aktif dan dapat dilewati
oleh arus, maka akan membunyikan buzzer sehingga bunyi dapat dihasilkan. Alarm tersebut dapat bekerja.

Untuk mematikan alarm digunakanlah saklar yang terdapat pada rangkaian. Hal ini dikarenakan karena SCR jika
sudah ON akan terus mempertahankan keadaannya. Sehingga jika SCR sudah ON maka akan ON terus, kecuali
pada satu hal, yaitu tegangan anoda menuju katoda dibuat menjadi nol kembali. Maka dari itu peran dari saklar
untuk mematikan alarm sangat penting agar alarm tidak berbunyi terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai