DOSEN
TRIWIDAYANTI 183145301161
RAHYUNI 183145301163
NURJANNAH A 183145301165
D IV KEBIDANAN
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Korupsi”.
Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Selain itu penulisan makalah ini dimaksudkan
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan agar dapat menyempurnakan
makalah ini dan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik lagi.
membimbing kami.
Semoga penulisan makalah ini menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan umumnya bagi masyarakat lingkungan Stikes Mega Rezki.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A.Kesimpulan .........................................................................................14
B.Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan ini adalah sebagai
berikut.
1
a. Untuk mengetahui Pengertian Korupsi.
korupsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
orang lain.
Korupsi dari bahasa latin : corruption dari kata kerja corrumpere yang
harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politis maupun pegawai
negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya
kenyataan semacam itu karena korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan
kekuasaan jabatannya
peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang
3
korupsi, tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagi
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi:
diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka tindakan keras
4
Gaya hidup yang konsumtif
korupsi.
b. Aspek Sosial
menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor Eksternal
Pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku,
5
dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap masyarakat yang
didapatkan.
korupsi.
disadari.
6
agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya
b. Faktor Politik
c. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek
7
diskriminatif dan tidak adil; rumusan yang tidak jelas-tegas sehingga
yang sederajat maupun yang lebih tinggi). Sanksi yang tidak equivalen
Selaras dengan hal itu tindakan korupsi mudah timbul karena ada
8
undangan kurang memadai, (c) peraturan kurang disosialisasikan, (d)
sanksi yang terlalu ringan, (e) penerapan sanksi yang tidak konsisten
dan pandang bulu, (f) lemahnya bidang evalusi dan revisi peraturan
perundang-undangan.
mengakumulasi kekuasaan.
pidana korupsi.
tujuannya. Secara kasat mata, publik dapat melihat banyak kasus yang
9
menunjukan adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum
d. Faktor Ekonomi
korupsi. Hal itu dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak
orang untuk memenuhi dua kebutuhan yang paling bawah dan logika
yang bertahan hidup. Namum saat ini korupsi dilakukan oleh orang
10
d. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
meliputi: (a) kurang adanya teladan dari pimpinan, (b) tidak adanya
atasannya.
11
akan menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai
di dalamnya.
Lemahnya pengawasan
12
(pengawasan dari legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan nepotisme. Kesemua jenis ini apapun alasannya dan motivasinya merupakan
B. Saran
dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai
kegiatan motivasi agar kita tidak terjerumus oleh hal-hal korupsi dan dapat
14
DAFTAR PUSTAKA
Evi Hartanti, 2007. Tindak Pidana Korupsi. Edisi kedua: sinar grafika; Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/korupsi. 19/03/1019.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/korupsi 19/03/1019.
15