Anda di halaman 1dari 13

Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

Inspanningsverbintenis dan Resultaatsverbintenis


dalam Transaksi Terapeutik Kaitannya dengan UU
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen

Sarsintorini Putra

Abstract

The patient comes to the doctor asking to be cure andthe doctor agrees with it. itistheof
terapeutic transaction, in inspanningsverbintenis, the doctor maximally tries to cure the
patient, buthe can not promise a certain recovery. In the resultaatsverbintenis, the agreement
isbasedonthe working resuit, forexampie a dentist who makes an artificial teeth, mustfixed
to the transaction made with hispatient. In the resultaatsverbintenis can be impiemented
in the rule of the customer protection (UU Perlindungan Konsumen}, yet in the
inspanningsverbintenis has become controversy. Itis caused for theinspanningsverbintenis
and the resultaatsverbintenis, its authority and the responsibility of the doctors are defer
ent. Therefore, it needs to be understoodin competence, the authority and the responsi
bility from the medicolegal aspect.

Pendahuluan

Transaksi terapeutik iaiah perjanjian yaituperjanjianantaradokterpasien, dimana


untuk mencari dan menentukan terapi dokter akan berdaya upaya, berusaha,
penyembuhan yang paling tepat bagi berikhtiar semaksimal mungkin untuk
pasien.^Dokter berwenang mencari dan menyembuhkan pasien. Jadi yang diperjanji-
menentukan terapi penyembuhan penyakit kan adalah "suatu daya upaya, usaha, ikhtiar"
pasiennya. maksimal untuk mencapai suatu hasil. Lain
Menurut Fred Amein dalam transaksi halnya jika yang diperjanjikan adalah suatu
terapeutik yang disebut/nspann/ncfsverb/nfe/?/s "hasil kerja" atau prestasi, disebut

'Hermien Hadiati Koeswadji. 1999. Undang-undang Nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Asas-asas dan permasalahanimplementasinya. Bandung: Penerbit PTCitra Aditya Bakti. Him 61.

199
resultaatsverbintenis, di mana dokter dapat Isu hukum yang dikemukakan adalah,
menjanjikan dan menjamin mutu suatu barang/ apakah dalam inspanningsverbintenis, pasien
jasa. misalnya dokter gigi yang membuatkan sudah cukupterlindungi, artlnyatidakdiruglkan
gigi palsu untuk pasiennya.^ oleh dokter, karena pasien awam ilmu
Selanjutnya UU Nomer 8 tahun 1999 kedokteran, tidak mampu mengontrol apakah
tentang Perlindungan Konsumen (Selanjutnya dokternya sudah berdaya upaya, berusaha,
disebut UU Perlindungan Konsumen), berikhtiar semaksimal mungkin untuk
mengatur hak dan kewajiban konsumen dan menyembuhkan penyakit pasien?
pelaku usaha, yang suiit diterapkan pada Isu hukum berikutnya, kaitannya dengan
perjanjian terapeutik antara pasien (sebagai UU Perlindungan Konsumen, apakah UU
konsumen) dan dokter (sebagai pelaku tersebut dapat dilmplementasikan pada
usaha). Pada Pasal 4 ayat (2) menyebutkan inspanningsverbintenis antara dokter dan
bahwa hak konsumen (pasien) antara lain, hak pasien, mengingat perjanjian terapeutik
atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan berbeda dengan perjanjian di bidang ekonomi?
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
Namun ternyata tidak demikian, karena dalam
Poslsl dokter dan pasien
tindakan medis, dokter harus mengintervensi
dalam Inspanningsverbintenis
tubuh pasien, dengan disuntik, dibedah
dan resultaatsverbintenis
(invasif), dibius, disinari dan Iain-Iain yang
membuat pasien kesakltan, tidak nyaman lagi. Transaksi terapeutik yang mencakup
Bahkan mungkin, tindakan medis dokter kuratif, preventlf, rehabilitatif dan promotif
tersebut dapat menyebabkan pasien menjadi antara pasien dan dokter terjadi pada saat
cacat, luka berat atau bahkan mati. Sehingga dokter menyetujui permintaan pasien untuk
keamanan dan keselamatan, sukar disebut menyembuhkan penyakitnya, sejak itu dokter
sebagai hak pasien (sebagai konsumen). bertanggung jawab terhadap pasien.
Selanjutnya menurut Pasal 7 butir d Transaksi berarti perjanjian (overeenkomst)
menyebutkan, bahwa pelaku usaha (dokter) yaitu perikatan timbal balik antara dua pihak
berkewajiban menjamin mutu barang dan/ yang memiliki kecakapan membuat perikatan
atau jasa yang diproduksl dan/atau bersepakat dalam suatu objek tertentu yang
diperdagangkan berdasarkan ketentuan diperbolehkan. Dalam Pasal 1313 KUH
standar barang dan/atau jasa yang berlaku. Perdata menyebutkan, suatu persetujuan
Dalam hal ini, bagaimana dokter dapat adalah suatu perbuatan dengan mana satu
menjamin mutu jasanya, karena jasa dokter orang atau leblh menglkatkan dirinya terhadap
menurut ilmu kedokteran hampir tidak dapat satu orangatau lebih. Perjanjian antara pasien
dipastikan (uncertainty), karena menyangkut dan dokter terjadi dalam lingkup pengobatan
nyawa manusia. atau kesehatan, dl mana pasien memerlukan

^Fred Ameln. 1991. Kapita Selekta HukumKedokteran. Jakarta: Grafika Tama Jaya. Him. 34.

200 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001:199 - 211


Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

keahlian dan ketrampilan dari dokter yang Pada umumnya pengertian pasien sering
dapat memberikannya untuk kesembuhan keliru yaitu dokter harus dapat menyembuhkan
pasien. pasien. Dalam hai ini bukan "kesembuhan"
Transaksi terapeutik ini dapat dibedakan yang diperjanjikan dokter, tetapi "daya upaya/
dalam dua kategori: ^ usaha/ikhtiar maksimal" dari dokter
menyembuhkan pasien, berdasarkan Standar
a) Resultaatsverbintenis, yaitu perikatan
Profesi Medis. Dokter tidak dapat menjamin
berdasarkan prestasi atau hasil kerja.
100% kesembuhan pasien. Bahkan dalam
Dokter dapat menjanjikan hasil kerjanya
Pasal 170 butir d RUU Praktik Kedokteran
kepada pasien, misalnya: doktergigi yang
menyebutkan bahwa barang siapa dengan
membuat gigi palsu, dokter ahli orthopedi
sengaja melakukan praktek kedokteran
yang membuat prothesa kaki, dokter ahli
menjanjikan suatu keberhasiian tindakan
bedah kosmetik yang memperbaiki agar
medis, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
hidung mancung atau bentuk bagian
34, dipidana dengan pidana penjara paling
tubuh lainnya. Bahkan di Eropa operasi
lama 5 (lima) tahun, dan/atau pidana denda
yang dianggap mudah yang dapat
paling banyak Rp. 150.000.000,-(seratus lima
diperjanjikan hasilnya, dimasukkan dalam
puluh juta rupiah), sedangkan bunyi Pasal 34:
resultaatsverbintenis, sedangkan operasi
Tenaga medis dalam menyelenggarakan
yang rumit dan sulit termasuk
praktik kedokteran tidak dibolehkan
inspanningsverbintenis.
memberikan janji keberhasiian atas setiap
b) inspanningsverbintenis atau perjanjian
tindakan medis yang dllakukan.
daya upaya/usaha/ikhtiar yaitu perikatan
Hal ini dikarenakan ilmu kedokteran
berdasarkan daya upaya/usaha/ikhtiar
adalah uncertainty (tidak ada kepastian), or-
yang maksimal untuk mencapai suatu
ang mengatakan: medicine is a science of the
hasil. Pasien memberikan "kepercayaan"
uncertainty, an art of the probability.
sepenuhnya kepada dokter bahwa dokter
Ketidakpastian ini sangat dipengaruhi faktor-
akan berdaya upaya, berusaha berikhtiar,
faktor lain, misalnya daya tahan tubuh, jenis
semaksimal mungkin untuk menyembuhkan
dan stadiumpenyakit, kualitas obat, kepatuhan
pasien (fiduciary relationship, trust,
pasien terhadap nasehat dokter dan perawat.
vertrouwen). Jadidokter tidak menjanjikan
Pada awal mulanya hubungan dokter
atau tidak menjamin pasien pastisembuh.
pasien bersifat paternalistik. Pasien
Jika dokter dapat menjanjikan atau
sepenuhnya tunduk pada dokter karena la
menjamin kesembuhan pasien, maka
ingin sembuh, tidak periu tahu apa obatnya,
secara yuridis inspanningsverbintenis
baik cara mengobatinya maupun yang
beralih menjadi resultaatsverbintenis.
dllakukan dokter. Dalam pola paternalistik ini.

Wtd, hai 34

201
dokter sebagai father knows best, dokter (celah dalam komunikasi), incommunicado
memperlakukan pasien seperti seorang ayah (komunikasi macet total). Undang-undang No.
memperlakukan anaknya yang tidak berdaya. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan mengatur
Kerugian pola paternalistlk ini karena dapat transaksi terapeutlk, dalam Pasal 53 ayat (2)
membatasi kepentingan individu dan dapat menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam
terjadi pelanggaran hak-hak pasien. melakukan tugasnya berkewajiban untuk
Smith dan Newton* memiiih hubungan mematuhi standar profesi dan menghormati
dokter-pasien yang paling cocok adalah hak-hak pasien. Standar profesi adalah
berdasarkan virtue (virtue based), di mana pedoman yang harus dipergunakan sebagai
dokter-pasien tetap berdialog untuk menjaga petunjuk dalam menjalankan profesi secara
jalannya komunikasi demi kesejahteraan balk. Hak pasien antara lain, hak informasi,
pasien. Kini telah berkembang hubungan hak untuk memberikan persetujuan, hak atas
kontrak antara dokter-pasien yang sejajar, rahasia kedokteran dan hak atas pendapat ke
melakukan negosiasi sebelum terjadinya dua (second opinion).
tindakan medis. Selanjutnya dalam ayat (4) disebutkan
Sedangkan dalam hubungan kontrak tidak bahwa ketentuan mengenai standar profesi
lagi mengindahkan empathy, compassion, dan hak-hak pasien akan ditetapkan dalam'
perhatian, keramahan, kemanusiaan, sikap Peraturan Pemerintah. Ternyata yang telah
saling mempercayai, iktikad balk, sehingga dikeluarkan adalah Surat Edaran Dirjen
sering terjadi konflik. Konflik dokter-pasien Pelayanan Medik No. YM 02.04.3.5.2504
biasanya terjadi karena: Lack of Communica tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien.
tion (kurang komunikasi), Lag Communication Dokter dan Rumah Sakit.
(komunikasi terlambat), Communication Gap Dalam Surat Edarantersebut,jumlah item
hak kewajiban tersebut. sebagai berikut:

Pasien Dokter Rumah sakit

Hak 16 9 6
Kewajiban 5 12 13

^Smith dan Newton dalam Budi Sampurna. "Wewenang danTanggungjawab dari padatindakan bedah
kulit kosmetik." MajalahKedokteran Indonesia. Volume 51 Nomor 11. Nopember 2001. Him 417.

202 JURNAL HUKUt\4. NO. 18 VOL. 8. OKTOBER 2001: 199 - 211


Sarsintorini Putra. fnspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

Dari tabel di atas dapat dilihat, hak pasien mengandung unsur risiko yang melekat pada
paling banyak, sedangkan kewajiban yang tindakannya itu sendiri (risk of treatment),
paling sedikit adalah kewajiban pasien. Hal kecelakaan (accident), kompllkasi. Jika dokter
ini dapat dimaklumi karena kedudukan pasien sudah lege artis, artinya bertindak hati-hati,
tidak seimbang dengan dokter dan rumah teliti, berdasarkan standarprofesi medls, maka
sakit. Kedudukan pasien lemah, karena pasien ia tidak dapat dipersalahkan, jika timbul akibat
dalamkeadaan sakit, tidak bisa berpikir jernih, yang tidak diinginkan bahkan fatal fneninggal
rasa khawatir, was-was, apakah dirinya bisa dunia.
sembuh atau cacat atau bahkan mati? Kehormatan protest kedokteran terletak
Kedudukan dokter dan rumah sakit kuat, pada kepercayaan pasien terhadap profesi ini,
karena dokter menguasai ilmu kedokteran dan oleh karenanya dokter tidak boleh
rumah sakit mempunyai modal besar. Oleh menyalahgunakan kelemahan pasien dan
karenanya untuk menyeimbangkannya, harus berpegang pada standar etis KODEKI,
pasien diberi hak-hak yang banyak, sedangkan dengan asas-asasnya: a) Primum non nocere
dokter dan rumah sakit justru kewajibannya yaitu dari sejak semula tidak ada niat untuk
yang diberi banyak. menyakiti, mencederai, merugikan pasien; b)
Pasien sering tidak menggunakan hak- 8enef/cence yaitu segala tindakan medis yang
haknya karena keadaan lemah tersebut, dilakukan adalah untuk kepentingan pasien;
sehingga yang paling penting adalah c) Adil yaitu dokter tidak diskriminatif, misalnya
pelaksanaan kewajiban dokter dan kewajiban membedakan pasien berdasarkan kekayaan;
rumah sakit, tentu saja dengan tarif yang d) Jujur, menghargai hak pasien, mengetahui
terjangkau. Namun dapat terjadi kebalikannya, batas kompetensinya, memberlkan informasi
yaitu dokter dan rumah sakit memanfaatkan yang benar kepada pasien. Adapun dalil
kelemahan pasien, menyalahgunakan tentang profesi kedokteran menurut
wewenang dan tanggung jawabnya untuk Hippocrates adalah bahwa setiap dokter harus
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, berusaha menguasai ilmunya sebaik
sehingga pasien dirugikan.. mungkin; harus menjaga martabat profesinya;
Ilmu kedokteran adalah suatu seni dan harus menjadi seorang yarig suci dan
sains (art and science) yang dimatangkan mengabdikan diri sepenuh waktunya untuk
dalam pengalaman.® Ini berarti dapat saja profesinya, serta integrasi ilmiah dan sosial.
pendekatan terhadap penyakit, dokter yang Profesi kedokteran sebagaimana profesi
satu berbeda dengan dokter yang tain. Tetap lain memiliki 3syarat utama yaitu: 1) diperoleh
harus berdasarkan ilmu pengetahuan yang melalui pelatihan yang ekstensif; 2} memiliki
dapat dipertanggungjawabkan. Pada setiap komponen intelektual yang bermakna dalam
tindakan yang dilakukan dokter, baik yang melakukan tugasnya; 3) memberikan
bersifat diagnostik maupun terapeutik selalu pelayanan yang penting kepada masyarakat.

^Richards, Edward.P. &Katharine C. Ralhbun. 1993. Lawand Physician, APractical Guide. Boslonllttle
Brown and Co. Him.3.

203
Di samping itu juga memiliki 3 syarat umum keprofesian. Masyarakat menuntut agar
yaitu: 1) sertifikasi (pemberian sertifikasi tidak pelayanan kedokteran diiakukan secara lebih
sekali untuk selamanya, melainkan selalu humanis dan sosial. Transaksi terapeutik ini
memperoleh validasi melalui proficiency menyangkut jiwa dan tubuh manusia serta
check)] 2) organisasi profesi (memiliki etika mengutamakan kepentingan pasien, maka
profesi): 3) otonomi dalam bekerja (memeriukan pemerintah wajib membina dan mengawasi,
selfregulation dalam rangka menjaga tanggung agar pasien maupun dokter tidak dirugikan.
jawab moral dan tanggung jawab profesinya Selanjutnya hak dasar pasien di bidang
kepada masyarakat).® Untuk menunjang self kesehatan adalah the right of health care dan
regulation profesi kedokteran memiliki etika the right of self determination, yang artinya
profesi, standar profesi dan sumpah. Profesi bahwa setiap manusia berhak atas pelayanan
kedokteran juga profesi pertama yang kesehatan, dan berhak atas badannya sendiri.
bersumpah untuk mengabdikan dirinya bag! Dokter tidak dapat memaksa pasien untuk
kemanusiaan. dibedah atau tindakan medis lainnya, pasien
Ciri khusus profesi, menurut B. Arief berhak menolak tindakan apapun terhadap
Sidharta adalah disinterested, rasionalitas, badannya. Salus aegroti suprema lex, bahwa
spesifitas fungsional, universalismeJ Oleh kekuasaan manusia yang paling tinggi adalah
karenanya profesi kedokteran mengharuskan mengatur dirinya sendiri.
penguasaan pengetahuan umum dan Oleh karenanya, sebelum melaksanakan
sistematis yang tinggi, lebih berorientasi tindakan medis, harus dibuat informed con
kepada kepentingan umum, adanya sent. Menurut Keputusan Dirjen Pelayanan
pengawasan ketatatas perilaku pribadi melalui Medik No. HK.00.06.3.5.1866 tentang
kode etik yang dihayati dalam sosialisasi Pedoman Persetujuan Tindakan Medik (In
proses pekerjaan yaitu suatu system balas jasa formed consent), informed berarti telah
yang merupakan lambang prestasi kerja, mendapat informasi dan consent berarti
bukan merupakan alat untuk mencapai tujuan persetujuan (ijin). Jadi informed consent
kepentingan pribadi. adalah pemyataan setuju atau ijin dari pasien
Profesi kedokteran menjadi semakin yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa
penting, karena perkembangan kebutuhan paksaan (voluntary) tentang tindakan
masyarakat, perkembangan ilmu dan kedokteran yang akan diiakukan terhadapnya
teknologi kedokteran, perkembangan sesudah mendapat informasi cukup tentang
tindakan dokter dimaksud.®

®Budl Sampurna. Loc.Clt. Him 418, memberikan prinsip moral profesi; atrfo/]omy(menghormati hak-hak
pasien),bene//cence(berorientasi untuk kebaikan pasien),non mafe//cence(tidak mencelakakan pasien),
yusf/ce(keadilan distribusi, meniadakan diskriminasi). veracity{]^ebenaran=truthfulinformation). //deWy(kesetiaan),
pnVacydan conffdenf/aWyfrnenjaga kerahasiaan).
^B. Arief Sidharta. "Keseimbangan Etika dan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan." Majalah llmiah Pro
Yustitia. Nomor 3 tahun VII Juli 1990. Him. 39.
®BandingkandenganSamuellShuman. "Informedconsentand the vlctlmsofColoniaIsme."DalamWadeLRobinson
&Michael 8 Pritchard (eds).1979. Medical Responsibility. Clifton. New Jersey:The Humane Press. Him 20.

204 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL. 8. OKTOBER 2001:199 - 211


Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

Pelaksanaan informed consent dianggap Di samping persetujuan pasien, dokter


benar jika persetujuan atau penolakan wajib melakukan pencatatan segala sesuatu
tindakan medis diberikan untuk tindakan medis yang berkaitan dehgan pasien, daiam rekam
yang dinyatakan secara spesifik (the consent medis (medical record). Yang dimaksud
must be for what will be actually performed), dengan rekam medis adaiah berkas yang
diberikan tanpa paksaan (voluntary), diberikan berisikan catatan dan dokumen tentang
oleh seorang pasien yang sehat mentai dan identltas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
yang memang berhak memberikannya dari tindakan dan pelayanan lain kepada pasien,
segi hukum, diberikan setelah mendapatkan pada sarana pelayanan kesehatan;®
cukup adekwatinformasi dan penjelasan yang Seianjutnya dokter wajib menjaga rahasia
diperlukan. pasien. Yang dimaksud dengan rahasia
Adapun cara pasien menyatakan pasien meiiputi rahasia tentang identitas dan
persetujuan dapat secara tertulis fexpressj berkaitan dengan penyakitnya. Pengungkapan
maupun lisan. Secara tertulis mutiak rahasia pasien hanya dapat dilakukan
diperlukan pada tindakan medisyang berrisiko berdasarkan atas: a) persetujuan pasien; b)
tinggi, secara lisan pada tindakan medis ketentuan perundangrundangan yang berlaku;
dengan risiko tidak tinggi. c) perintah hakim pada sidang pengadilan; d)
Bentuk dari persetujuan tindakan medis kepentingan umum.
yang tertulis memuat ketentuan: a) diketahui Transaksi terapeutik dimulai sejak dokter
dan ditandatangani oleh dua orang saksi; b) menyetujui permintaan pasien untuk
meterai tidak diperlukan; c) formuiir asii harus menyembuhkan sakitnya. Sejak itu puladokter
disimpan daiam berkas rekam medis pasien; bertanggung jawab atas risiko yang mungkin
d) formuiir hafus sudah diisi dan timbui berupa tuntutan atau gugatan dari
ditandatangani 24 jam sebeium tindakan pasien yang merasa dirugikan karena
medis dilakukan; e) dokter harus ikut kesaiahan atau keiaiaian dokter.
membubuhkan tanda tangan sebagai bukti Dikemukakan kesaiahan atau keiaiaian
bahwa teiah diberikan informasi dan dokter di bidang hukum pidana antara iain: a)
penjelasan secukupnya; f) sebagai ganti tanda Menipu penderita atau pasien (Pasai 378
tangan pasien atau keluarganya yang buta KUHP); b) Membuat surat keterangan palsu
huruf harus membubuhkan cap jempol ibu jari (Pasai 263,267 KUHP); c), Melakukan
tangan kanan. kealpaan sehingga mengakibatkan kematian

®Lampiran Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Dep. Kesehatan Nomef; YM.00.03.2.2.1296 tentang Rewsi
Pedoman PengelolaanRekam Medis Rumah Sakit, disebutkan bahwa rekammedisdapat digunakansebagai:
1) sumber informasi medisdari pasien; 2)aiat komunikasi antara dokter dengan dokter; 3) bukti penuiisan
(documentaryevidence)tentang pelayanan yangtelahdiberikan rumah sakit: 4)aiatuntuk analisadan evaiuasi
kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit; 5)alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter,
tenagakesehatan iain danrumah sakit; 6)untuk penelitian danpendidikan; 7)untuk perencanaan dan pemanfaatan
sumberdaya; 8) untuk keperiuan lain yang ada kaitannya dengan rekammedik.

205
atau luka-luka (Pasal 359,360,361 KUHP); d) biasa yang terutama dlperhatikan adalah
Melakukan pelanggaran kesopanan (Pasal "akibatnya", sedangkan pada tindak
290 ayat (1), 294 ayat (2), 285,286 KUHP); e) pidana medis adalah "penyebabnya".
Melakukan pengguguran tanpa indikasi Walaupun berakibat fatal tetapi jika tidak
medis (Pasal 299, 346, 347, 348, 349, 350 ada unsur kelalaian atau kesalahan, maka
KUHP); f) IVlembocorkan rahasia kedokteran dokternya tidak dapat dipersalahkan.
yang diadukan oleh penderita (Pasal 322 Pada dasarnya malpraktik medik adalah
KUHP); g) Kesengajaan membiarkan pelanggaran atas kewajiban profesionai.
penderita tidak tertolong (Pasal 304 KUHP); Bagi profesi kedokteran penyelesaian
h) Tidak memberikan pertolongan kepada or- sengketa pelayanan kedokteran
ang yang berada dalam keadaan bahaya dipandang lebih balk jika diselesaikan
maut (Pasal 351 KUHP); i) Memberikan atau melalui pengadilan profesi, bukan
menjua! obat palsu (Pasal 386 KUHP); j) eu pengadilan umum.^^
thanasia (Pasal 344 KUHP).
IDI telah menerbitkan standar profesi yang
Adapun kesalahan atau kelalaian dokter
bersifat umum, sedangkan berbagai
dl bidang hukum perdata, antara lain; perhimpunan dokter spesialis telah
a) Melakukan wanprestasi atau cedera janji menerbitkan standar prosedurmedisdibidang
(Pasal 1239 KUHPer); b) Melakukan spesialisasi masing-masing. Perkembangan
perbuatan melanggar hukum atau pengetahuan dan perkembangan teknologi
onrechtmatigedaad{Pasa\1365KUHPer); kedokteranseringkali tidak terduga kecepatan
c) Melakukan kelalaian sehingga dan arahnya, baik di bidang alat kedokteran
mengakibatkan kerugian (pasal 1366 canggih maupun di bidang teknologi
KUHPer): d) Melakukan kelalaian dalam molekuler, yang berakibat munculnya berbagai
pekerjaan sebagai penanggung jawab spesialisasi keahlian baru.
suatu pekerjaan tertentu (pasal 1367 ayat Oleh karenanya, perlu dikaji dari segi medi-
3 KUHPer).Dokter dapat dituntut pidana colegal, kompetensi (kemampuan),
dan digugat perdata, jika dalam tindakan kewenangan dan tanggung jawabnya.
medis terjadi malpraktek." Ada perbedaan Kompetensi (kemampuan) yaitu apakah dokter
penting antara tindak pidana biasa dan tersebuttelahmengikuti pendidikan dokterdan
tindak pidana medis. Pada tindak pidana lulus berijasah dokter. Kewenangan yaitu

'°Soerjono Soekanto &Herkutanto. 1987. Pengantar Hukum Kesehatan. Jakarta: Remaja Karya.
Hlm.68.
"WMA (World Medical Association). 1^l.'Medical Malpractice involvesphysician's failure toconform to
thestandardofcare fortreatment ofthepatient's condition, orlack ofskill, negligence inproviding care tothe
patient, which is the directcause ofan injury to thepatient"
'^Azrul Azwar. "Beberapa catatan tentang UU Perlindungan Konsurfien dan Dampaknya terhadap
Pelayanan Kesehatan." Makalah Seminar SehariPerlindungan Konsumen Pelayanan Kesehatan.lgl 13
November 1999. di Jakarta. Him. 3.

206 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL. 8. OKTOBER 2001: 199 - 211


Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

apakah dokter tersebut telah mempunyai ijin menjadi UU, mengingat AFTA Tahun 2003
praktik, mendapatkan persetujuan/rekomendasi sudah mendesak. Selanjutnya meskipun
IDI/PDGI. Tanggung jawab meliputi tanggung dalam inspanningsverbintenis dokter hanya
jawabetik(yaitu memenuhi dan melaksanakan berkewajiban berdaya upaya, berusaha,
kode etik kedokteran, sumpah) dan tanggung berikhtiar semaksimal mungkin
jawab hukum (yaitu melaksanakan standar menyembuhkan pasien, namun kewajiban
profesi medis, melaksanakan hak dan tersebut tidak ringan, karena dokter harus
kewajiban dokter-pasien, hukum kesehatan, melaksanakan nilai-nilai etik, moral, sumpah
hukum umum). (dalam Kode Etik Kedokteran) dan
Kompetensi/kemampuan (competency) bertanggung jawab hukum umum (hukum
diperoleh seorang profesional dari pendidikan, pldana, perdata, administrasi) serta hukum
sedangkan kewenangan (authority) diperoleh kesehatan. Pasien dapat menuntut dan
dari penguasa melalui pemberian tjin. menggugat dokter yang berbuat kelalaian dan
Kewenangan diberikan jika yang bersangkutan kesalahan, namun dokteryang sudah berdaya
mempunyai kemampuan. Dalam profesi upaya, berusaha, berikhtiar secara maksimal
kedokteran, kewenangan yang bersifat umum menurutStandar Profesi Dokter, namun pasien
diatur oleh Departemen Kesehatan, tidak tertolong bahkan fatal meninggal dunia,
sedangkan kewenangan yang bersifat khusus dokter tidak dapat dipersalahka'n. Di samping
diserahkan pengaturannya pada profesi itu untuk dapat melaksanakan praktek dokter
masing-masing. yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia,
Dalam Permenkes No. 916 Tahun 1997 tindakan dokterini didasarkan kepada keahlian
tentang ijin praktek tenaga medis, (expertise), tanggung jawab (responsibility),
mensyaratkan rekomendasi IDI/PDGI dalam kesejawatan (corporateness),etika profesi dan
bidang kompetensi, kesehatan, fisik dan men berorientasi pada melayani dengan penuh
tal serta etika. Dalam RUU Praktik Kedokteran kasih sayang (altruistic).
yang masih digodok, di dalamnya terdapat Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
pembentukan lembaga baru: Konsil bahwa dalam inspanningsverbintenis. posisi
Kedokteran, yang bertugas: 1). Melakukan pasien dapat terlindungi, karena untuk dapat
registrasi tenaga medis, 2). Menetapkan melakukan praktik kedokteran, dokter harus
standar pendidikan tenaga medis, 3). Menapis melaksanakan etika kedokteran dan tanggung
dan merumuskan arah perkembangan IPTEK jawab hukum. •
Kedokteran yang digunakan dalam praktik, 4).
Melakukan pembinaan terhadap
inspanningsverbintenis dokter pasien
penyelenggaraan praktik kedokteran. Adapun
kaitannya dengan UU Perlindungan
fungsi Konsil Kedokteran adalah mengatur,
Konsumen
menetapkan, serta membina tenaga medis
yang menjalankan praktik kedokteran dalam Pada tanggal 20 April 1999 telah
rangka meningkatkan pelayanan medis. dikeluarkan Undang-undang No. 8 Tahun
Diharapkan RUU Praktik Kedokteran ini 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
segera diperbaiki, agar dapat disahkan mulai berlaku 1 (satu) tahun sejak

207
diundangkanJ^ Di bidang kesehatan, UU mahluk bemyawa yang paling bermartabat di
Perlindungan Konsumen ini terkesan dunia. Transaksi terapeutik ini mempunyai
diskriminatif. Dalam Penjelasan UU tersebut karakteristik yang unik, spesifik dan altruistik.
disebutkan bahwa Periindungan Konsumen Unik karena objeknya manusia. Spesifik
di bidang HKI {Hak Kekayaan Intelektual) tidak karena risikonya tinggi, langsung menyangkut
G-atur dalam UU Perlindungan Konsumen Ini jaringan tubuh dan nyawa. Altruistik
karena sudah diatur dalam Undang-undang mengandung arti bahwa pekerjaan yang
Nomer 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta UU diiakukan berorientasi utama untuk menolong
No. 14 Tahun 2001 tentang Paten dan UU No. dengan kasih sayang, tidak semata-mata
15 Tahun 2001 tentang Merek. Demikian juga menjual jasa.
perlindungan konsumen di bidang lingkungan Dari karekteristik sifat spesifik, unik dan
hidup tidak diatur dalam UU Perlindungan altruistik di atas. maka beberapa pasal dalam
Konsumen, karena telah diatur dalam UU No. UU Perlindungan Konsumen tidak sepenuhnya
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan dapat dilaksanakan,'^ misalnya;
Lingkungan Hidup. Pasal 4 ayat (b), hak konsumen untuk
Sebenarnya perlindungan konsumen di memillh jasa tidak berlaku dalam keadaan
bidang kesehatan juga sudah diatur dalam UU gawat darurat, karena dokter harus segera
No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, mengadakan upaya penyelamatan tanpa
namun tidak termasuk yang dikecualikan pasien dapat memillh tindakan yang akan
seperti HAKI dan Lingkungan Hidup. Dengan diiakukan terhadap dirinya.
kata Iain UU Perlindugan Konsumen berlaku Pasal 4 ayat (h) dan Pasal 19. ganti rugi
juga di bidang kesehatan. Hal inilah yang harus diselesaikan dalam waktu 7 hari, tidak
menimbulkan kesan diskriminatif. mungkin dilaksanakan dalam pelayanan
Di samping itu timbuinya pro kontra atas kesehatan, karena pembuktian kesalahan
pemberlakuan UU Perlindungan Konsumen memerlukan waktu yang tidak sedikit.
pada jasa pelayanan kesehatan, karena Pasal 7 ayat (e), kewajiban memberikan
terkesan bahwa UU Perlindungan Konsumen jaminan dan atau garansi, tidak dapat
hanya berlaku di bidang ekonomi yaitu diiakukan, karena hasil pelayanan kesehatan
kepentingan perdagangan barang dan jasa tidak dapat dipastikan (uncertainty), kecuali
yang non kesehatan. pembuatan gigi palsu.
Transaksi terapeutik tidak sama dengan Pasal 8 ayat (d), jasa dokter tidak dapat
transaksi di bidang barang atau jasa, karena diberi label, sehingga dokter tidak dapat
objek transaksi terapeutik adalah manusia, menjamin kondisi, kemanjurannya.

"Hadi Setia Tunggal. 2000. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun. 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Jakarta: Harvarindo. Him. 32.
"Merdias Almatsier. 2000. "Antisipasi Kesiapan Tenaga Kesehatan dan Organisasi Profesi Kedokteran/
KesehatandalamPemberlakuan UU No. 8 Tahun 1999tentangPerlindungan Konsumen (Kontroversi UUPK
dalam Pelayanan Medik)." Makalah pada SeminarRelevansi UU No. 8 Tahun 1999 terhadap Profesi
Kesehatan. Tgl.21 Mei2000 di Jakarta. Him .2.

208 JURNAL HUKUM. NO. 18 VOL 8. OKTOBER 2001: 199 - 211


Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

Pasai 9 s/d Pasal 17, iklan/promosi Dari uraian dl atas, dapat dikemukakan
dilarang pada pelayanan kesehatan, menurut rekomendasi, perlu peninjauan kembali
Pasa! 4 dan Pasal 6 KODEKI. berlakunya UU Perlindungan Konsumen
Pasal 18: pencantuman klausul baku. terhadap pelayanan kedokteran, karena di
Dokter tidak dapat membuat klausul baku, samping banyak pasalyang tidak sesuai,untuk
karena ilmu kedokteran uncerta/n/y(tidak ada mengatur pelayanan kesehatan termasuk
kepastian) pelayanan kedokteran, telah diatur dalam UU
Pasal 22: menetapkan adanya pembuktian No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
terballk, akan berakibat timbulnya defensive Meskipun 24 Peraturan Pemerintah (PP) yang
medicine dikalangan dokter yaitu melakukan dltunjuk UU Kesehatan, hingga kini belum
pemeriksaan secara berleblhan, diterbitkan, walaupun telah 10 th berlakunya
mengasuransikan profesi, mempekerjakan UU Kesehatan.
penasehat hukum, yang semuanya pada
akhlrnya, blaya harus dipikul pasien. Sikap
Resultaatsverbintenis
mempersenjatai diri pada waktu orang
antara dokter-pasien kaitannya
meminta pertolongan medis, mencerminkan
dengan UU Perlindungan Koiisumen
kurangnya kepercayaan terhadap pemberi
pelayanan kesehatan. Reaksl defensive medi Dalam resuitaatsverbintenis, yang
cine dari dokter mencerminkan diperjanjikan adalah hasll kerja dokter,
ketidakpercayaan kepada iktikad balk pasien. misalnya dokter gigi yang membuat pesanan
Keadaan ini menimbulkan krisis pelayanan gigi palsu harus sesuai dengan perjanjian
kesehatan {healthcare crisis), yang dapat pasiennya, jika masih kurang cocok dapat
dlatasi dengan memberikan perlindungan dikembalikan kepada dokternya hingga
hukum, antara lain berupa hak dan kewajiban benar-benar pas. Demikian juga dokter ahli
bag! kedua belah pihak. orthopedi yang membuat prothesa kaki/tangan
Pasal 23: gugatan melalui badan dapat menjanjikan/menjamin hasilnya kepada
penyelesaian sengketa konsumen. IDI sudah pasien. Dokter bedah kulit kosmetik yang
mempunyai MKEK (Majelis Kehormatan Etik membuat hidung leblh mancung dapat
Kedokteran), BPA (Badan Pembelaan menjanjikan/ menjamin hasilnya kepada
Anggota). pasien.
Pasai 26: pelaku usaha yang Karena disini dokter sebagai pelaku usaha
memperdagangkan jasa wajib menjamin dapat menjanjikan/menjamin secara past!
barang yang diperjanjikan. Dokter tidak bisa hasll kerjanya (resultaatsverbintenis), maka
menjamin kesembuhan. UU Perlindungan Konsumen sebagai payung^®

Perlindungan Konsumen dalam Penjelasannya menyebutkan bahwa Ul) Perlindungan Konsumen


ini merupakan payungyang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan
konsumen.

209
dapat diterapkan, tentu saja dengan selalu DAFTAR PUSTAKA
mengingat Lex Specialis Derogat Lex Generalis.
Azrul Azwar. "Beberapa catatan tentang UU
Periindungan Konsumen dan
Simpulan Dampaknya terhadap Pelayanan
Kesehatan." Makalah Seminar Sehari
Dalam inspanningsverbintenis, yang
Periindungan Konsumen Pelayanan
diperjanjikan adalah daya upaya/usaha/ikhtiar
Kesehatan. Tgl. 13 Nopember 1999.
dari dokter untuk menyembuhkan pasien,
Jakarta.
sementara pasien yang awam ilmu
kedokteran, tidak dapat mengontrol apakah B. Arief Sidharta. "Keseimbangan Etik dan
dokter benar-benar telah berdaya upaya/ Hukum dalam Pelayanan Kesehatan."
berusaha/berikhtiar semaksimal mungkin Majalah llmlah Pro Yustitla. Nomor 3
untuk menyembuhkan pasien. Meskipun tahun VILJuii1990.
demikian, kekhawatiran bahwa dokter akan
Budi Sampurna. Wewenang dan
menyalahgunakan kelemahan pasien, dapat
Tanggungjawab Daripada Tindakan
disingkirkan, karena untuk melaksanakan
Bedah Kulit Kosmetik. Majalah
praktik kedokteran, seorang dokter harus Kedokteran Indonesia. Volume 51
memenuhi banyak persyaratan moral dan Nomer 11. Nopember 2001.
hukum, mempiinyai wewenang, kompetensi
dan tanggung jawab serta melaksanakan kode Buletin IDi. No. 24/Tahun XXIi/25 Desember
etiknya. 2001.
UU Periindungan Konsumen sulit Hadi Setia Tunggai. 2000. Undang-undang
diterapkan pada pelayanan kesehatan Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999
termasuk inspanningsverbintenis dokter- tentang Periindungan Konsumen.
paslen, karena perjanjian terapeutik berbeda Jakarta: Harvarindo.
dengan perjanjian barang/jasa dibidang
ekonomi. Pelayanan kesehatan mempunyai Fred Ameln. 1991. Kapita Seiekta Hukum
Kedokteran. Jakarta: Grafika Tama
sifat yang spesifik, unik, altruistik karena
obyeknya manusia, berrisiko tinggi (pasien Jaya.
dapat menjadi cacat bahkan mati), dan bersifat Koeswadji, Hermien Hediati. 1996. Undang-
mengutamakan kebaikan untuk pasien. undang Nomer 23 Tahun 1992
Sedangkan pada resultaatsverbintenis, dapat Tentang Kesehatan, Asas-asas dan
diterapkan UU Periindungan Konsumen Permasaiahan dalam
namun terbatas pada dokter tertentu. Implementasinya. Bandung: Penerbit
Oieh karenanya dapat dikemukakan PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
rekomendasi agar ada peninjauan kembali
Leenen, H.J.J. 1988. Handbook
berlakunya UU Periindungan Konsumen di
Gezonheidsrecht, Rechten van
bidang kesehatan, karena transaksi terapeutik
Mensen in de Gezonheidszorg.
sudah diatur dalam UU Kesehatan. •
Brussel:Samson Uitgeverij, Alphen aan
de Rijn.

210 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL. 8. OKTOBER 2001: 199 - 211


Sarsintorini Putra. Inspanningsverbintenis dan resultaatsverbintenis...

Merdias Almatsier. 2000. "Antisipasi Kesiapan Richards, Edward.P. & Katharine C. Rathbun.
Tenaga Kesehatan dan Organisasi 1993. Law and the Physician, A
Profesi Kedokteran/Kesehatan dalam ' Practical Guide. Boston: Little Brown
Pemberiakuan UU No. 8 Tahun 1999 and Co, Boston.
tentang Perlindungan Konsumen Shuman, Samuel I. Informed consent and the
(Kontroversi UUPK dalam Peiayanan victims of Colonialisme", dalam Wade
Medik)." Makalah pada Seminar L. Robinson & Michael S. Pritchard
Relevansi UU No. 8 Tahun 1999
(eds). 1979. Medical Responsibility.
terhadap Profesi Kesehatan. Tgl. 21 Clifton. New JerseyiThe Humana Press,
Mel 2000. Jakarta.
Soerjono Soekanto & Herkutanto. 1987.
Pengantar Hukum Kesehatan.
Jakarta: Remaja Karya.

• ••

211

Anda mungkin juga menyukai