Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN PERTEMUAN KOMITE MEDIK

TANGGAL 24 JANUARI 2017

Peserta:
1. dr. Fordiastiko, Sp. P
2. dr. Marisi Sihaloho
3. dr. Ellizabeth
4. dr. Alice Steviani
5. dr. Alni Dwi
6. dr. Damson, Sp. S
7. dr. Melvin, Sp. B
8. dr. Adrianus Martin, Sp. Rad
9. dr. Benry P Simbolon, Sp. A
10. dr. Andrew, Sp. B
11. dr. Yacob, Sp PD
12. dr. Yeti, Sp PD
13. dr. Syam Hakim
14. dr. Ikhlaq
15. Ibu Erlina, S. E
16. Pak David, S. H

1. dr. Marisi
 Struktur organisasi Komite Medik sudah direvisi, yang menjadi ketua komdik
sekarang adalah dr. Fordiastiko, Sp. P dan forum sudah setuju. Sekarang dr.
Fordiastiko, Sp. P sudah resmi menjadi ketua Komdik RS Citama.

2. dr. Fordiastiko, Sp. P


 Komite Medik mengemban tugas untuk menanggapi setiap aspirasi para dokter di RS
Citama
 Mohon dilengkapi kelengkapan dokumen para dokter dan yang terpenting adalah
SIP.
 Saya menyarankan pihak manajemen menunjuk satu orang yang dapat dipercaya
untuk kepengurusan SIP para dokter.
 Kepengurusan komite medik saat ini sudah baik, dimohon kerja sama dari para
dokter maupun staf sekalian.
 Perlu diangkat ketua Sub Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.

3. dr. Marisi

 Ada pekerjaan rumah untuk Komite Medik terutama bagian Kredensial dan Re-
kredensialing terhadap dokter yang “memegang pisau”. Apakah dibutuhkan tim
kredensialing dari luar RS seperti Mitra Bestari guna menentukan Rincian
Kewenangan Klinis (pemilihan tindakan operatif)? Mengingat ada beberapa dokter
yang sepertinya bekerja belum sesuai dengan kewenangan klinisnya.

dr. Fordiastiko, Sp. P:


 Saran saya lebih baik didiskusikan dulu dengan Kolegium dokter yang
bersangkutan, dan ingatkan selalu melakukan tindakan sesuai dengan
kompetensinya.

dr. Melvin, Sp. B:


 Saya rasa hal ini bisa dibicarakan secara personal. Kita kembalikan lagi
terhadap dokter- dokter “pemegang pisau” ini, tindakan apa saja yang bisa
disanggupi untuk dilakukan, hal ini bisa dibicarakan bersama tanpa harus
dibicarakan kepada Kolegium.

dr. Marisi

4. Dr. Marisi
 Penjelasan mengenai Perjanjian Kerja Sama

5. Pak David, S. H
 Perjanjian kerjasama yang telah dibuat sudah disesuaikan oleh Undang-undang

6. dr. Yeti, Sp PD
 Pada pasal 1 ayat 1 sebaiknya selain mengacu sengan standar praktek klinis yang
baik (good medical practice) sebaiknya mengacu juga pada clinical pathway.

dr. Marisi
 Bisa kita tambahkan sebagai revisi di ayat 3.

7. dr. Benry, Sp. A


 Mengenai pasal 2 ayat 4 dimana Pihak Kedua wajib menganjukan penggantian
jadwal prakteknya, apakah perlu untuk diwajibkan? Sedangkan cuti adalah hak,
sebaiknya dipikirkan apakah wajib atau diupayakan? Saya rasa point 4 ini perlu
direvisi atau malah tidak perlu.

8. dr. Fordiastiko, Sp. P


 Pada pasal 3 ayat 4 ini jika Pihak Kedua mencari dokter pengganti pun atas
sepengetahuan Direktur, direktur juga yang memberikan kewenangan klinis jadi
menurut saya Direktur juga ikut bertanggung jawab jika dokter pengganti tersebut
tersangkut ke ranah hukum, jangan dijadikan tanggung jawab sepenuhnya untuk
Pihak Kedua.

dr. Benry, Sp. A:


 Jika terjadi pelanggaran hukum seperti ini dibahas dahulu dalam komite medik
dimana letak kesalahannya, karena kesalahan bisa saja muncul dari Pihak
Pertama, misalnya kesalahan pemeriksaan lab atau penunjang yang tidak sesuai
gejala klinis.

dr. Marisi
 Iya dok, maka dari itu memang harus dipastikan dulu apakah pelanggaran ini
dilakukan murni oleh Pihak pengganti atau pihak kedua atau dari pihak pertama.

dr. Benry, sp. A;


 Lalu jika Pihak Kedua mencari Pihak pengganti ini harus ditentukan apakah hanya
mengganti sehari atau alih rawat, jika mengganti sehari berarti masih menjadi
tanggung jawab bersama, jika alih rawat berarti menjadi tanggung jawab pihak
pengganti tersebut.

9. dr. Benry, Sp. A


 Dalam Pasal 5 mengenai Honorarium saya menyarankan bagi para dokter-dokter
terutama dokter yang sudah lama bekerja disini untuk revisi take home pay.
 Sudah 6 tahun bekerja di RS ini namun tidak pernah ada kenaikan tarif jasa dokter.
 Mengapa ada perubahan presentase jasa konsul poliklinik dan visite pasien?

dr. Marisi
 Kami mengupayakan kenaikan tarif jasa dokter, tapi sebelumnya saya ingin
merevisi perhitungan pada unit cost yang saat ini masih sangat berantakan.
 Mengenai presentase tarif jasa tidak ada perubahan dok, hanya kesalahan
penulisan.

dr. Benry. Sp. A


 Saran untuk melakukan study banding ke RS lain mengenai pemberian tarif jasa
dokter.

dr. Fordiastiko, Sp. P


 Sebenarnya pendapatan RS kita ini mengalami kenaikan, datar2 saja atau malah
penurunan?

dr. Marisi
 Untuk periode 2015-2016 memang pendapatan RS naik, namun biaya operasional
juga malah meningkat.

dr. Andrew, sp. B


 Sebenarnya post mana yang paling mengeluarkan anggaran terbesar? Kita harus
mengetahui agar bisa diverifikasi.

dr. Marisi
 Ya ini dok, perhitungan unit cost kita ini masih belum bagus. Salah satunya
masalah pengganjian karyawan .

dr. Andrew, Sp. B


 Menurut saya study banding itu lebih baik dari pada kita dipersulit dengan
mengubah sistem/ hal-hal yang sudah berjalan.

dr. Fordiastiko
 Saya ada saran untuk melakukan test case, kita coba menaikkan tarif jasa pasien
umum, kita lihat kemampuan masyarakat sekitar apakah nantinya akan ada
peningkatan pasien berobat atau malah turun atau seperti biasa? Saya rasa jika
jumlah pasien berobat seperti biasa atau malah ada peningkatan, maka
peningkatan tarif pasien umum bisa terlaksana.

dr. Marisi
 Akan kami upayakan dan akan kami bicarakan dengan bagian keuangan,

dr. Yacob, Sp PD
 Untuk konsul dari UGD (on call) pasien umum, BPJS dan asuransi apakah ada
tarifnya?

dr. Syam Hakim


 Untuk konsul tersebut ada tarifnya. Disebut sebagai tarif konsul khusus.

10. dr. Fordiastiko, Sp. P


 Mengenai pasal 6 ayat 1, Apa tanggung jawab RS terhadap pihak kedua yang
melakukan pelanggaran?

Pak David, S. H
 Tentu saja RS bisa memberikan bantuan hukum dan juga mengawal
prosesnya. Hal-hal pelanggaran seperti ini kita lihat dahulu apakah
melanggar kode etik kedokteran. Komite medik juga akan memediasi satelah
dilakukan audit medis.

11. dr. Fordiastiko, Sp. P:


 Mengenai pasal 8 ayat 3 poin c mohon lebih ditegaskan siapakah yang diharuskan
mendampingi pasien.

Pak David, S. H
 Keluarga inti yang sudah dewasa.

12. dr. Marisi


 Penjelasan mengenai Peraturan RS Citama untuk dokter umum, dokter spesialis
dan dokter gigi.
 Apabila dokter tidak melakukan konfirmasi ketidakhadiran minimal 1 hari
sebelumnya atau keterlambatan minimal 2 jam sebelum jam praktek kepada
Manajer Pelayanan maka akan dikenakan potongan 5% dari setiap pasien ( pada
pasien poli).
 Pada penulisan Rekam Medis, tidak boleh ada resume medis yang tidak lengkap.
Apabila dalam waktu 2x24jam ada resume medis yang tidak diisi atau tidak
lengkap maka akan diserahkan Dokter Umum untuk diisi dan akan dilakukan
pemotongan jasa resume medis sebesar Rp. 10.000,-.

dr. Benry, Sp. A


 Tidak pas masalah pemotongan fee ini, hanya membuat hubungan pihak
pertama dan kedua jadi tidak enak. Jika terjadi pelanggaran dan tidak ada
upaya untuk memperbaiki lebih baik putus hubungan kerja saja.
dr. Yacob, Sp PD
 Kadang kita butuh waktu untuk menulis resume yang sudah ditandai untuk
optimalisasi.

dr. Marisi
 Khusus resume medis yang dioptimalisasi hanya tulis diagnosa dan tanda
tangan saja.
 Dokter diberikan jasa Rp. 10.000,- untuk mengisi resume pasien yang datang
untuk melakukan pemeriksaan penunjang.
 Ada 2 macam resum medis yaitu resume medis pasien saat berobat di hari
itu, dan resume medis khusus pasien yang hanya kontrol untuk melakukan
pemeriksaan penunjang.
 Keputusan ini mulai diberlakukan mulai tanggal 26 Januari 2017.
13. dr. Ellizabeth
 Dari 22 dokter, hanya 13 orang yang sudah melakukan finger print.
diharapkan kewajibannya untuk finger print

14. dr. Yeti, Sp PD


 Berapakah waktu maksimal visite pasien?

dr. Marisi
 Intinya pasien tidak boleh dipulangkan diatas jam 21.00 karena proses
pemulangan bisa 1-2jam dan pada pasien asuransi prosesnya bisa lebih lama.
Apabila dijanjikan pulang malam seperti itu pasien rawan complain.

15. dr. Marisi


 Saya juga ingin menyampaikan. Mohon dijaga hubungan antara para dokter
dengan perawat dan bidan. Jangan sampai kita memarahi perawat didepan
pasien. Jika ingin menegur lebih baik di nurse station.

Mengetahui,
Ketua Komite Medik RS Citama

dr. Fordiastiko, Sp. P

Anda mungkin juga menyukai