Fix Askep Halus
Fix Askep Halus
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. A
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status : Belum Menikah
Alamat : Bandongan Magelang
2. Penanggung jawab
Nama : Ny. R
Alamat : Bandongan Magelang
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
3. Keluhan utama
Keluarga klien mengatakan klien sering terlihat bicara sendiri, senyum sendiri, dan
tertawa sendiri, marah tanpa sebab, bingung, dan sering jalan-jalan sendiri. Ketika
dikaji, klien mengatakan melihat seorang wanita berpakaian putih yang sering
mengajaknya pergi.
4. Faktor predisposisi
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya pernah dilakukan pengobatan di
dirumah sakit dan dilakukan rawat inap selama 6 bulan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soerojo
pada tahun 2007, kemudian rawat inap selama 1 bulan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soerojo
pada tahun 2011, dan sekarang sedang menjalani pengobatan rawat jalan dari rumah
sakit, namun klien jarang mengkonsumsi obat. Di dalam keluarga ada yang mengalami
resiko gangguan jiwa yaitu saudara dari ibu klien. Klien tidak pernah mengalami aniaya
fisik dan seksual. Klien juga mengatakan tidak pernah mengalami penolakan serta tidak
pernah memiliki riwayat kriminal. Klien belum pernah, tidak sekolah, dan tidak
bekerja. Keluarga juga mengatakan dulu klien pernah marah – marah sampai
memecahkan piring.
5. Faktor presipitasi
Faktor pencetus terjadinya gangguan jiwa pada Tn. S karena klien sulit untuk
mengonsumsi obat, dan jarang mengonsumsi obat dari rumah sakit jiwa.
6. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg , N : 88 x/menit , S : 36,5˚C , RR : 20 X/menit
b. BB : 52 kg , TB : 160 cm
c. Kepala:
1) Rambut : Rambut berwarna hitam, bersih
2) Mata : Tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
3) Kepala : Mesochepal
4) Hidung : Penciuman baik, tidak ada pembesaran polip, tidak ada
pernapasan cuping hidung
5) Mulut : Mukosa bibir lembab
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7) Dada :
a) Paru-paru:
(1) Inspeksi : ekspansi dada simetris
(2) Palpasi : vocal fremitus teraba sama kanan dan kiri
(3) Perkusi : resonan
(4) Auskultasi : vesikular
b) Jantung:
(1) Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
(2) Palpasi :ictus cordis linea intercosta 4 mid klavikula
(3) Perkusi : redup
(4) Auskultasi : s1 dan s2 normal, tidak ada suara tambahan
8) Abdomen :
a) Inspeksi : tidak ada lesi
b) Auskultasi : bising usus 13x/menit
c) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) Perkusi : tympani
7. Psikososial
a. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan
: Meninggal : Meninggal
: Menikah : Klien
Keterangan : klien adalah anak ke 3 dari 2 bersaudara tetapi klien tinggal dirumah hanya
dengan 1 kakak kandungnya serta suami dan anak dari kakak kandungnya. Kakak kandung
yang satunya lagi tinggal di beda desa.
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan tidak pernah merasa putus asa dengan keadaannya, karena
klien menikmati keadaannya saat ini.
2) Identitas diri
Klien mengatakan merasa puas sebagai laki-laki.
3) Peran diri
Klien adalah anak ke 3 dari 2 bersaudara.
4) Harga diri
Klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya.
Masalah keperawatan : -
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti: ibu klien adalah orang berarti bagi klien karena satu-
satunya orang tua yang masih ada dan hanya ibu klien yang memahami dan
selalu menuruti permintaan klien.
2) Peran serta klien dalam kelompok
Klien sering keluar dari rumah tetapi hanya menyendiri, klien mengatakan
terdapat wanita berbaju putih yang selalu mengajaknya jalan-jalan atau
berpergian.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengalami tidak mengalami hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain. Ketika klien diajak bicara, klien mampu mengeluarkan suara
namun ketika ada orang banyak yang mendekatinya atau mengajak bicaranya
klien langsung pergi dan berkeinginan untuk jalan-jalan lagi.
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam.
2) Kegiatan beribadah
Klien tidak pernah beribadah.
8. Status mental
a. Penampilan
Klien terlihat tidak rapi dan cara berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan yaitu
klien sering memakai baju lebih dari dua baju.
b. Pembicaraan
Klien bisa memulai pembicaraan namun hanya singkat.
c. Aktifitas motorik
Klien tidak mengalami gangguan aktifitas motorik.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan senang dengan keadaannya saat ini.
e. Afek
Klien tidak mengalami gangguan afek.
f. Interaksi selama wawancara
Kontak mata klien mudah beralih, klien terkadang tidak mau menatap lawan bicara.
g. Persepsi sensori
Klien mengalami gangguan persepsi sensori penglihatan, klien mengatakan sering
diajak wanita berbaju putih untuk jalan-jalan.
h. Isi pikir
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir.
i. Proses pikir
Proses pikir klien dapat sesuai dengan toik yang dibicarakan, tidak melompat-
lompat ataupun beralih topik.
j. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik (composmentis). Orientasi klien terhadap tempat,
waktu dan orang cukup baik.
k. Memori
Klien tidak mengalami daya ingat.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mengalami gangguan konsentrasi dan berhitung, Klien bisa berhitung
sederhana.
m. Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan, klien dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain.
n. Daya tilik diri
Klien tidak sadar bahwa dia sedang sakit dan klien merasa sehat.
9. Mekanisme koping
Keluarga klien mengatakan bahwa klien ketika ada masalah atau keinginannya tidak
terpenuhi, klien akan marah dan akan terus meminta sampai keinginannya terpenuhi.
Masalah keperawatan : penurunan koping keluarga.
10. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok
Keluarga mengatakan klien tidak mengalami masalah dengan dukungan kelompok
hanya klien lebih suka bergaul dengan wanita yang dilihatnya sehingga sering
jalan-jalan sendiri.
b. Masalah dengan lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan di sekitarnya.
c. Masalah dengan pendidikan
Klien tidak pernah bersekolah.
C. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang menderita gangguan persepsi sensori:
halusinasi.
No Kriteria Skoring Pembenaran
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Klien dan keluarga dapat membina hubungan saling percaya, dan mengenali
halusinasi yang dialaminya.
2) Tujuan Khusus
Klien diharapkan dapat membedakan dan menganalisis realitas serta mampu
mengontrol halusinasi yang dialami dengan bantuan keluarga.
b. Kriteria hasil
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 4 hari diharapkan dapat mengenal
halusinasi serta pasien dapat menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi, dan respon
saat halusinasi muncul dan dapat mendomonstrasikan tindakan untuk mengontrol
halusinasi.
c. Rencana tindakan
1) Strategi Pelaksanaan pada Pasien
a) SP1P
(1) Mengidentifikasi jenis halusinasi.
(2) Mengidentifikasi isi halusinasi.
(3) Mengidentifikasi waktu halusinasi.
(4) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi.
(5) Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi.
(6) Mengidentifikasi respon terhadap halusinasi.
(7) Mengajarkan menghardik halusinasi.
(8) Menganjurkan memasukkan cara menghardik ke dalam kegiatan
harian.
b) SP2P
(1) Mengevaluasi jadwal harian.
(2) Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
(3) Menganjurkan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
c) SP3P
(1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
(2) Melatih mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
terjadwal.
(3) Menganjurkan memasukkan kedalam jadwaal kegiatan harian.
d) SP4P
(1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
(2) Memberikan penkes tentang penggunaan obat secara teratur seperti
manfaat minum obat, kerugian putus obat dan mengetahui 5 benar obat.
(3) Menganjurkan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
2) Strategi Pelaksanaan pada Keluarga
a) SP1K
(1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien.
(2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi, tanda dan gejala halusinasi, penyebab halusinasi, dan teknik
cara mengontrol halusinasi.
(3) Menjelaskan cara merawat halusinasi.
b) SP2K
(1) Melatih mempraktekkan cara merawat halusinasi.
(2) Melatih melaksanakan cara merawat langsung kepada klien halusinasi.
c) SP3K
(1) Membantu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat.
D. Implementasi
1. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota yang menderita gangguan persepsi sensori: halusinasi.
2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang menderita gangguan persepsi
sensori: halusinasi.
No. Dx Tanggal Implementasi Respond Paraf
2 DS: klien
b. Mengajarkan cara
mengatakan sudah
kontrol halusinasi
mengetahui cara
dengan menghardik.
menhardik dengan
Cara melakukannya
menyuruh bayangan
adalah dengan istighfar.
halusinasinya pergi.
Klien melakukan
istighfar untuk
menghardik wanita
yang dilihatnya.
DO: klien tampak
kooperatif, dan
mampu
mendemonstrasikan
apa yang diajarkan.
1,2 7 Maret a. Menvalidasi dan DS: ibu klien vetty
2017 menanyakan kegiatan mengatakan klien
yang dilakukan klien sudah jalan-jalan
sejak pagi.
11.00 dari tadi pagi.
wib Kemudian klien
pulang untuk
makan, dan pergi
lagi di sekitar jalan
desa.
DO: klien tampak
jalan-jalan dan
bicara sendiri.
c. Menjelaskan manfaat
1,2 DS: klien vetty
minum obat
mengatakan mau
meminum obat.
E. Evaluasi Keperawatan
1. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang menderita gangguan persepsi sensori: halusinasi.
No. Dx Tanggal Catatan Perkembangan Paraf