Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
LITERASI ISLAM & LITERASI SAINS SEBAGAI PENJAMIN MUTU
KUALITAS MANUSIA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Abstrak
Perkembangan globalisasi membawa dampak yang teramat luas, baik dampak positif
maupun dampak negatif. Kualitas masyarakat yang baik sangat dibutuhkan untuk dapat
bertahan dan turut mengendalikan perkembangan global ke arah yang baik. Masyarakat
yang berkualitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan berliterasi sains yang baik
meliputi kemampuan berpikir kreatif, menganalisis masalah, mengambil keputusan,
bersikap dan menyelesaikan masalah. Namun, untuk membendung dampak negatif
perkembangan global tidak cukup dengan kemampuan literasi sains tetapi juga butuh
kemampuan literasi islam yang baik. kemampuan berliterasi islam yang baik sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT meliputi pemahaman nilai-nilai tauhid uluhiyah dan
tauhid rububiyah. Keseimbangan dalam pembangunan manusia berdasarkan kedua ranah
ini merupakan aspek penting untuk menghasilkan manusia Indonesia yang beradab,
berkepribadian dan berkemajuan.
Kata Kunci: literasi sains, literasi islam, kualitas manusia Indonesia
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan perkembangan ilmu pendidikan berjalan seiring dengan
perkembangan globalisasi. Perkembangan ilmu pendidikan tersebut turut berdampak
terhadap pembangunan kualitas masyarakat. Ciri masyarakat yang berkualitas ditunjukkan
dengan kemampuan literate meliputi kemampuan berpikir kreatif, menganalisis,
mengambil keputusan, bersikap dan memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan
informasi ilmiah yang diperoleh sebelumnya. Dalam era globalisasi seperti saat ini, setiap
orang harus memiliki kemampuan untuk berhubungan dalam percakapan dan debat publik
secara cerdas berdasarkan perkembangan IPTEK (Zuriyani, 2012). Individu yang mampu
melakukan komunikasi dan mengikuti perkembangan IPTEK tentu dapat bertahan atau
bahkan mengendalikan era globalisasi
Di sisi lain, perkembangan IPTEK yang semakin maju tidak hanya memberikan
dampak positif tapi juga dampak negatif. Hal tersebuut tampak karena setiap
perkembangan IPTEK seringkali dibarengi dengan permasalahan baru seperti
permasalahan etika, moral, serta hal-hal lain yang dapat menurunkan harkat dan martabat
manusia (Rahayu, 2014). Ketidakmampuan dalam pengendalian dampak negatif ini
dikhawatirkan akan menghasilkan peradaban yang lebih jahiliyah dari kaum yang pernah
ada sebelumnya. Kekhawatiran ini setidaknya sudah banyak bermunculan bahkan pada
berbagai level usia seperti masih banyaknya angka penyalahgunaan narkotika,
psikotropika, dan zat aditif (NAPZA) oleh remaja, serta kasus kenakalan yang bersifat
destruktif seperti perkelahian, tawuran, dan aksi bullying (Miharja, 2015).
Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah pembangunan kualitas
masyarakat Indonesia tidak boleh hanya difokuskan pada dimensi yang bersifat jasmaniah-
duniawi saja melainkan pembangunan kualitas ruhaniyah-Ilahiyah pun sangat dibutuhkan.
1010
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Pembangunan kedua dimensi harus berjalan seiring sejalan dan saling melengkapi satu
sama lain. Pembangunan jasmaniah yang baik harus dapat mengarah pada kualitas
ruhaniyah-Ilahiyah yang mantap sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Keseimbangan pembangunan kedua ranah ini merupakan aspek penting untuk
menghasilkan manusia Indonesia yang beradab dan berkepribadian.
Peningkatan kualitas manusia secara jasmaniah ini dapat dibangun melalui
kemampuan berliterasi sains, sedangkan pembangunan kualitas ruhaniyah-Ilahiyah
dibangun berdasarkan penguatan pengetahuan melalui kegiatan kajian dan aplikasi nilai-
nilai luhur islam atau disebut dengan literasi islam. Sebuah proses literasi islam disusun
tidak hanya sampai pada ranah pengetahuan dan pemahaman, melainkan sampai pada
ranah terapan dan aktualisasi dalam kehidupan sehari-hari (Miharja, 2015).
1011
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
Studi PIRLS berfokus pada penilaian terhadap kemampuan membaca peserta didik
yang meliputi dua dimensi yaitu dimensi membaca sebagai sebuah pengalaman (reading
for literary experience) dan dimensi membaca untuk memperoleh dan menggunakan
informasi (reading to acquire and use information). Skor literary experience peserta didik
Indonesia sebesar 418 dan skor acquire and use information sebesar 439 dengan skor rata-
rata 428 (Thompson, 2012). Skor rata-rata tahun 2011 lebih tinggi dari skor yang diperoleh
tahun 2006 (405). Hasil ini juga menunjukkan kemampuan membaca peserta didik
Indonesia masih dalam kategori rendah (low) dan dapat dideskripsikan bahwa kebanyakan
peserta didik di Indonesia hanya dapat membaca eksplisit tanpa mampu berpikir lebih
lanjut (kritis-analitis) dari apa yang sudah mereka baca.
1012
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum
2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang
harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism).
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan konsep ketuhanan (ketaqwaan kepada Allah SWT), berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
1014
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
publik dan dilengkapi dengan fasilitas internet memberikan sebuah stimulus bagi
berkembangnya kemampuan dalam berliterasi.
Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan secara berkesinambungan
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ditetapkan. Pembangunan kualitas literasi
sains dapat dikembangkan dengan keberadaan:
1. Laboratorium untuk kegiatan yang bersifat eksperimen. Kegiatan laboratoris secara
simultan mampu membentuk pola berpikir ilmiah (sains) berdasarkan atas kejadian
atau pengamatan yang dilakukan.
2. Ruang baca, baik berupa perpustakaan (konvesional) dengan koleksi buku-buku
referensi ilmiah dan popular, maupun perpustakaan berbasis online yang dilengkapi
dengan fasilitas sarana untuk terciptanya ruang diskusi bagi peserta didik.
3. Ketersediaan peralatan penunjang pembelajaran, baik pembelajaran di kelas maupun
di dalam laboratorium seperti alat pembelajaran audio-visual untuk mendapatkan
kualitas pembelajaran terbaik.
4. Ketersediaan sarana penunjang lain seperti instalasi listrik, air, kelengkapan tulis
kantor untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam belajar.
PENUTUP
Kesimpulan
Kerusakan yang tampak di tengah-tengah masyarakat saat ini terbentuk akibat
ketidakpahaman dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai luhur islam. Pembangunan
terhadap literasi sains saja tidak dapat menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi
1016
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
tanpa adanya kemampuan literasi islam yang baik. Pemahaman terhadap nilai-nilai luhur
islam mampu membentuk manusia yang lebih berbudi, beradab, dan berkemajuan dengan
bekal ilmu yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bahriah, Evi Sapinatul. 2014. Meningkatkan Literasi Sains Peserta didik pada Aspek
Proses Sains melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan IPA ―Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan
Karya Teknologi yang Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013‖. 11 September 2014
[2] Baswedan, Anies. 2014. Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia. Makalah
disampaikan pada Silaturahmi Kementerian dengan Kepala Dinas Tanggal 1
Desember 2014. Retrieved by http://www.republika.co.id/files/kemendikbud/Paparan-
Menteri-Kadisdik-141201-Low-v.0.pdf. diakses 14 Mei 2015
[3] Erman. 2014. Berdaya Saing dengan Literasi Sains. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan IPA ―Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya
Teknologi yang Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013‖. 11 September 2014
[4] Mullis, IVS., Martin, MO., Foy, P. 2011. TIMSS 2011 International Results in
Mathematics. TIMSS & PIRLS International Study Center, Lynch School of
Education, Boston College
[5] Miharja, Fuad Jaya. 2015 Peran Media Pembelajaran Islam dalam Mengembangkan
Kualitas Pendidikan Nasional di Era Global. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
―Reformasi Pendidikan dalam Asean Economic Community (AEC)‖ di FKIP
Universitas Jember. 30 Mei 2015
[6] Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA
[7] OECD. 2012. PISA 2012 Results in Focus: What 15-Year-Olds Know and What They
Can Do With What They Know. Retrieved by
http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. diakses 9 Juli
2015
[8] OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,
Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing
[9] Rahmawati, Anis. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada Matakuliah Struktur Baja Untuk Meningkatkan
Pemahaman dan Kepercayaan Diri Mahasiswa. Retrieved by
http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Essay/197904262002122001seminas%20kara
kter.doc. diakses 8 Oktober 2015
[10] Susanti, Arik. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Mahapeserta didik D3
Administrasi Negara FIS UNESA. Retrieved by
http://id.scribd.com/doc/189876536/Pengembangan-Model-Pembelajaran-Kooperatif-
Tipe-CIRC-Untuk-Meningkatkan-Kemampuan-Menulis-Bahasa-Inggris-Mahapeserta
didik-D3-Administrasi-Negara-FIS-Unesa#scribd. diakses 8 Oktober 2015
[11] Tjalla, Awaluddin. 2012. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil
Studi Internasional. Retrieved by http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel/TIG601.pdf
1017
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan
Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 26 Maret 2016
[12] Thompson, S., Provasnik, S., Kastberg, D., Ferraro, D., Lemanski, N., Roey, S., and
Jenkins, F. 2012. Highlights From PIRLS 2011: Reading Achievement of U.S. Fourth-
Grade Students in an International Context (NCES 2013–010 Revised). National
Center for Education Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of
Education. Washington, DC. Government Printing Office
[13] Yudi, Alex Aldha. 2012. Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana
dan Prasarana (Sarana dan Prasarana PPLP). Jurnal Cerdas Sifa Vol.1 Mei-Agustus
2012.
[14] Zuriyani, Elsi. 2012. Literasi Sains dan Pendidikan. Retrieved by
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf. diakses 8 Juli 2015
1018