PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sikap dan perilaku yang mendorong timbulnya penyakit infeksi dan diare. Dengan
yang positif terhadap gejala diare yang terjadi pada balita dan mampu mengurangi
manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini bisa tercapai apabila siswa dapat
menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan prestasi yang baik. Dalam
pokok namun keluarga juga memiliki peranan yang penting dalam pendidikan. Ini
bagaimana proses belajar dan latar belakang keluarga itu sendiri yang dialami
2011) Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang
masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab
cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu
1
2
sangat relatif terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak
lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu
disebabkan oleh beberapa kuman usus yaitu rotavirus, escherichia coli, shigella
dan salmonella.
Di Asia dan diseluruh dunia diare menempati urutan ketiga (15% dan
17%) Diare merupakan salah satu penyakit infeksi utama yang menyerang anak
balita (>1 Bulan sampai <5 Tahun) di Indonesia, dan merupakan salah satu
diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan
kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun. Di
Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Kemenkes
Badan Litbankes pada tahun 2007, penyakit diare menjadi penyebab utama
kematian bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Berdasarkan hasil survei
kesakitan diare meningkat dari tahun 1996-2006, kemudian menurun pada tahun
2010. Pada tahun 2010, angka kesakitan diare sebesar 411/1000 penduduk. Angka3
(tahun 2003), 423/1000 penduduk (tahun 2006), 411/1000 penduduk (tahun 2010).
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
3
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih
dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai
dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada
anak balita, terutama pada 3 tahun pertama, dimana seorang anak balita bisa
mengalami 1-3 episode berat. Selain angka kesakitan yang relatif tinggi di
Provinsi Sulawesi Utara, penyakit diare merupakan penyakit yang potensial yang
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Tahun 2005 jumlah kasus diare
sebanyak 18.110 kasus, dengan Insiden Rate 8,5/1000 penduduk, tahun 2006
jumlah kasus diare sebanyak 22.794 kasus, dengan Insiden Rate 10,7/1000
penduduk, tahun 2007 jumlah kasus diare 27.394 kasus, dengan Insiden Rate
12,5/1000 penduduk. Sedangkan tahun 2008 jumlah kasus diare 19.286 kasus,
dengan Insiden Rate 7,9/1000 penduduk. Case Fatality Rate berada dibawah
0,05% dengan angka kematian absolut tertinggi pada tahun 2007 sebanyak 8
orang.
seperti: tidak memberikan ASI secara penuh untuk 1-6 bulan pertama dari
kehidupan, menggunakan botol susu yang kurang bersih, air minum tercemar
dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah
Oleh karena itu, faktor pengetahuan penanganan diare oleh ibu yang
memiliki balita sangat penting. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 6
ibu yang memiliki balita, hasil yang didapatkan yaitu 2 ibu berpengetahuan baik,
Balita yang mengalami diare timbul gejala antara lain: BAB cair, berlendir
atau berdarah, kembung, panas, nyeri perut, dan muntah. Namu bila balita tampak
lemas karena bolak balik buang air besar disertai nyeri perut atau mulas, maka
sebagai ibu harus waspada dan balita perlu mendapatkan tindakan secepatnya. Ibu
yang mempunyai sedikit tuntunan dan pengetahuan tentang tanda gejala diare
yang terjadi pada balita perlu perhatian lebih karena pengetahuan merupakan
domain yang penting untuk proses stimulus sehingga terbentuk perilaku. Sebagian
besar gejala diare dapat diatasi dengan menjaga kebersihan dan mengolah
makanan yang sehat dan bersih, tetapi sebagian ibu yang mempunyai balita
dengan diare mengalami kesulitan atau tidak dapat mengatasi dan memanajemen
pada ibu yang mempunyai balita, tentang diare, tanda gejala diare, penyebab,
dampak dan anjuran pada ibu untuk mencegah dan menanggulangi diare secara
cepat dan tepat agar angka morbiditas dan mortalitas diare menurun. Namun, jika
dalam tata laksana perawatan dan penanganan diare yang tidak tepat maka akan
kesadaran menurun dan balita dan bila balita tidak segera ditolong maka akan
berakibat fatal pada balita yaitu kematian (Erich, 2007). Berdasarkan uraian diatas
tentang dampak dari kejadian diare serta pentingnya dalam penanganan diare
maka hal tersebut mendorong dan menarik peneliti untuk mengetahui serta
5
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
balita.
3. Bagi masyarakat
Dapat di pergunakan masyarakat sebagai bahan bacaan sehingga