Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Karakteristik Batuan Reservoir


Pada awal perkembangan industri perminyakan, sering disebut oil
pool, suatu reservoir minyak dan/atau gas bu mi di bawah permukaan
tanah bukanlah tempat yang berbentuk kolam atau gua atau gerowong
atau sejenisnya yang berupa wadah terb uka melainkan berupa suatu
bentukan (formasi) batuan padat namun mempunyai rongga atau pori-pori.
Rongga kecil di dalam batuan itulah yang menjadi tempat
terakumulasinya minyak atau gas. Untuk ini dapat dijelaskan dengan
ilustrasi berikut. Bayangkan sebuah gelas yang diisi penuh oleh pasir.
Kemudian tuangkan air ke dalamnya. Maka, walaupun kelihatannya
gelas tersebut sudah penuh terisi oleh pasir, kenyataannya air masih
tetap dapat dituangkan dan ditampung oleh gelas tadi karena air
tersebut masuk ke dalam rongga antara butiran-butiran pasir. Agar
suatu reservoir dapat menampung minyak yang dapat diproduksikan
secara ekonomis nantinya, maka uk uran formasi batuan tersebut harus
cuk up besar dan mempunyai rongga yang cukup besar pula. Di samping
itu, harus dapat mengalirkan fluida karena minyak dan/atau gas tidak
bernilai ekonomis jika tidak dapat dialirkan ke lubang sumur untuk
kemudian d iangkat ke permukaan
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas
bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang
berbeda-beda tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada
tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Suatu reservoir
minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan
reservoir, lapisan penutup dan perangkap. Beberapa syarat
terakumulasinya minyak dan gas bumi adalah :

1
2

1. Adanya batuan Induk (Source Rock)


Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik
seperti sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses
pematangan dengan waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan
minyak dan gas bumi.
2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak
dan gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan
terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang
bermigrasinya minyak dan gas bumi lebih jauh.
4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan
(impermeable), sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam
batuan tersebut.
5. Adanya jalur migrasi
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap.

Sebagian besar minyak dan gas ditemukan pada reservoir yang


terbentuk dari batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk dari endapan
organic seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan serta endapan anorganik
seperti dan lempung, yang kemudian ditimbun oleh berbagai jenis batuan
dan mengalami penekanan serta pemanasan dalam jangka waktu berjuta-
juta tahun. Supaya dapat menjebak (menampang) fluida, suatu lapisan
penutup. Dengan kata lain, bentuk “wadah” ini tidaklah terbuka ke atas
tetapi terbuka ke bawah sehingga minyak yang mengalir ke arahnya dapat
terperangkap. Mengalirnya minyak dari tempat dimana minyak tersebut
terbentuk (source rock) diakibatkanoleh proses alami karena pada saat
3

pembentukannya minyak mengalami tekana yang sangat besar. Sehingga


setelah terbentuk minyak tersebut terperas (squeezed) keluar dari batuan
tempatnya terbentuk dan mengalir ke tempat yang menpunyai tekanan
yang lebih rendah, yaitu ke permukaan bumi. Jika ada sesuatu yang
menghentikan pergerakan minyak tersebut, maka minyak akan
terakumulasi ditempat ia terhalang tersebut. Dilihat dari proses ini maka
bentukan batuan reservoir berfungsi sebagai suatu perangkap (trap).
Perangkap itu sendiri yang kemudian disebut sebagai dengan reservoir jika
ia telah mengandung minyak dan gas terbentuk karena proses geologi baik
secara structural maupun stratigrafis.

1.2. Analisa Batuan Reservoir


Dalam operasi perminyakan hal-hal yang perlu dilakukan adalah
meneliti apa saja karakteristik dari batuan penyusun reservoir. Kegiatan
yang biasanya dilakukan untuk menganalisa reservoir adalah Analisa
Core, Analisa Cutting dan Analisa Logging.
1. Analisa Core, biasanya dilakukan dengan mengambil sampel batuan
yang di bor dari dalam formasi dan selanjutnya core diteliti di
laboratorium.
2. Analisa logging, dilakukan dengan cara menganalisa lapisan batuan
yang dibor dengan menggunakan peralatan logging (Tool Log).
peralatan logging dimasukkan kedalam sumur, kemudian alat
tersebut akan mengeluarkan gelombang – gelombang khusus seperti
listrik, gamma ray, suara dan sebagainya (tergantung jenis
loggingnya), kemudian gelombang tersebut akan terpantul. kembali
dan diterima oleh alat logging, dan datanya kemudian dikirim ke
peralatan dipermukaan untuk dianalisa.
3. Analisa cutting, dilakukan dengan meneliti cutting yang berasal dari
lumpur pemboran yang disirkulasikan kedalam sumur pemboran.
Cutting dibersihkan dari lumpur pemboran, selanjutnya di teliti di
laboratorium untuk mengetahui sifat dari batuan reservoir tersebut.
4

Pada praktikum kali ini, kita akan menganalisa sifat batuan reservoir
dengan metode Analisa Core.

Gambar 1.1Cutting Pemboran

Gambar 1.2 Cable-tool coring

1.3. Pengertian Analisa Inti Batuan


Analisa Inti Batuan adalah tahapan anlisa setelah contoh formasi
dibawah permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari Analisa Inti Batuan
adalah untuk menentukan secara langsung informasi tentang sifat-sifat
fisik batuan yang ditembus selama pemboran. Studi dari data analisa inti
batuan dalam pemboran ekplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemungkinan dapat diproduksinya hidrokarbon dari suatu sumur,
sedangkan tahap eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk
pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi
penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery.
Selain itu, data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan pembanding dan
kalibrasi pada metode logging.
Prosedur Analisa Inti Batuan pada dasarnya terdiri atas 2 bagian,
yaitu Analisa Inti Batuan Rutin dan Analisa Inti Batuan Special.
5

1. Analisa Inti Batuan Rutin, umumnya berkisar tentang pengukuran


porositas, permeabilitas absolut dan saturasi fluida.
2. Analisa Inti Batuan Spesial
Analisa Inti Batuan Spesial tebagi menjadi 2, yaitu:
 Pengukuran pada kondisi statis yang meliputi tekanan
kapiler, sifat-sifat listrik, kecepatan rambat suara, grain
density, wettability, dan kompresibilitas batuan,
permeabilitas dan porositas batuan untuk fungsi tekanan
(net overburden).
 Pengkuran pada kondisi dinamis meliputi permeabilitas
relative, thermal-recovery, gas residual, liquid
permeabilitas (evaluasi completion, work over dan injection
fluid meliputi surfactant dan polymer).

Anda mungkin juga menyukai