Oleh
Daniel Sitindaon
7450406030
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi
pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji
Anggota I Anggota II
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si Prasetyo Ari Bowo, SE, M.Si
NIP. 196812091997022001 NIP. 197902082006041002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil
jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
Daniel Sitindaon
NIM 7450406030
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
( Mark Twain)
Persembahan
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
4. Kusumantoro, S.Pd, M.Si DOsen Penguji yang telah memberikan arahan dan
5. Prasetyo Ari Bowo, SE, MSi Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
vi
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang khususnya
berharga.
8. Papa dan Mama tercinta yang selalu mengiringi langkah putra tercintanya ini
dengan segala doa dan kesabaran, serta keluarga besarku yang selalu
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Penulis menyadari
penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak
kekurangan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
Daniel Sitindaon
vii
ABSTRAKSI
Hasil penelitian dari pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variable
pertumbuhan penduduk berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Demak, yang artinya peningkatan pertumbuhan penduduk akan
menghambat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak. Angka Ketergantungan (dependency
ratio) tidak berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak. Sedangkan, tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak, yang artinya peningkatan jumlah tenaga
kerja akan mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak.
Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini antara lain : (1) pertumbuhan
penduduk berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi, untuk menanggulangi
masalah tersebut pemerintah hendaknya dapat menyelenggarakan program peningkatan
keterampilan kerja masyarakat melalui Balai Latihan Kerja (BLK) serta melaksanakan atau
mengadakan program padat karya sebagai usaha agar lebih mengedepankan penggunaan dan
penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak dibandingkan dengan modalnya. (2)
Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat diwujudkan dengan kebijakan perluasan
kesempatan kerja (mengurangi tingkat pengangguran) dan memaksimalkan investasi yang
produkif di berbagai sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan
tingkat kemajuan teknologi. Pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik yang
menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik ......................................... 13
x
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 57
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sadono
1
2
ekonomi.
menunjukkan ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total-nya
(GDP) dan sisi jumlah penduduk. Proses kenaikan output perkapita, tidak bisa
tidak, harus dianalisa dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output
total disatu pihak, dan jumlah penduduk dipihak lain. Sehingga menjelaskan
apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi pada jumlah
jumlah penduduk.
wilayah atau provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu
karena didukung oleh investasi yang tinggi, teknologi yang tinggi dan lain-
pendidikan dan sosial secara memadai semakin sulit terpenuhi (Todaro, 1995).
kebutuhan primer non makan dari 1.085.983 total penduduk hingga akhir
2009, sebanyak 230.662 jiwa atau 21,24% masih hidup di bawah garis
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti pada table 1.1 dibawah ini.
4
1999 1.83
2000 1.29
2001 1.16
2002 2.59
2003 1.96
2004 1.02
2005 0.82
2006 0.74
2007 0.62
2008 1.3
2009 1.84
2010 1.72
2011 1.56
Sumber : BPS Perovinsi Jawa Tengah.
pertumbuhan output (GDP). Hasil yang sama didapatkan oleh Kelley dan
5
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun –
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan
di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-
anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Jumlah penduduk usia kerja yang
1999 423267
2000 465984
2001 423267
2002 463812
2003 458883
2004 453912
2005 456134
2006 469854
2007 525238
2008 529853
2009 494917
2010 503793
2011 505834
persen) berusia 65 tahun keatas. Sebagai akibat dari struktur penduduk yang
7
Demak adalah 478,6. Hal ini berarti bahwa setiap 1000 orang berusia
produktif menanggung sekitar 479 orang penduduk usia non produktif yaitu
mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas, seperti terlihat
Tabel 1.3
Angka Ketergantungan (Dependency Ratio)
di Kabupaten Demak Tahun 2002 – 2011
Penduduk usia Penduduk usia Penduduk usia Dependency
Tahun
(0-14) (15-64) (65+) ratio
1999 302 114 606 788 27 010 54,24
2000 317 607 624 009 38 602 57, 08
2001 321 013 630 593 38 994 57,09
2002 322 814 634 319 39 251 57,08
2003 329 526 647 484 40 065 57,08
2004 332 187 652 731 40 396 57,08
2005 317 519 674 343 44 658 53,71
2006 335 518 665 140 41 453 56,83
2007 328 463 698 330 46 394 53,68
2008 348 601 685 459 42 920 57,12
2009 351 367 691 358 43 258 57,08
2010 296 380 713 641 53 747 49,06
2011 289 902 730 346 59 613 47,86
Sumber : Demak Dalam Angka
Tabel 1.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Demak
2000 - 2011
Tahun Persen
1999 2,33
2000 2,89
2001 3,32
2002 2,75
2003 2,81
2004 3,40
2005 3,86
2006 4,02
2007 4,15
2008 4,11
2009 4,08
2010 4,12
2011 4,48
terjadi pertumbuhan ekonomi yang positif dan selalu naik. Jika pada tahun
2009 pertumbuhan PDRB sebesar 4,08 persen, maka pada tahun 2010
tumbuh sebesar 4,12 persen dan tahun 2011 tumbuh sebesar 4,48 persen.
juga dapat menjadi faktor penting ataupun sebagai potensi dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi baik dilihat dari tenaga kerja dan konsumen, atau
sasaran pasar. Jika laju demografi kependudukan tidak terkontrol dengan baik
dilihat dari PDRB Harga Konstan, yang merupakan salah satu tolak ukur
sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga
ekonomi.
inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan
produksi.
12
13
keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada
penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan
dikembangkan lebih lanjut oleh Roman dan Siebert. Menurut teori ini
daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi
juga mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antardaerah. Dalam hal ini
kurang lancar. Akibatnya, pada saat itu modal dan tenaga kerja ahli cenderung
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi
yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami
ekonomi.
pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum
pertumbuhannya.
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the
nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands. Teori
saling berkaitan :
a. Pertumbuhan penduduk
a. sumber-sumber alam
c. jumlah persediaan
semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan
kemandegan.
2.1.5.1.Tenaga Kerja
lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegitatan lain,
lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu
yang lalu.
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat
pasar domestiknya lebih besar. Namun pertumbuhan tenaga kerja juga dapat
17
memberikan dampak yang negatif. Hal ini akan terjadi bila sistem
penduduk umur 0-14 tahun yang termasuk dalam kelompok penduduk belum
yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
RK : Rasio Ketergantungan
2.1.5.3.Pertumbuhan Penduduk
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial
penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu,
semakin meningkat.
sangat cepat sesuai dengan deret ukur atau tingkat geometrik. Sementara,
karena adanya proses pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu
faktor produksi yang jumlahnya tetap, maka persediaan pangan hanya akan
populasi harus bertahan pada kondisi sedikit di atas tingkat subsisten. Satu-
satunya cara untuk mengatasi masalah rendahnya taraf hidup yang kronis
agregat dari suatu Negara meningkat lebih cepat maka pendapatan per kapita
akan menurun. Bila makin banyak penduduk maka saving dan investasi juga
makin tinggi sehingga pendapatan per kapita meningkat. Namun jika terlalu
adalah total output regional Kabupaten Kendal tidak lain adalah PDRB riil
nilai probabilita 0,0000 lebih kecil dari nilai α 5%. Aglomerasi memiliki
koefisien sebesar 1,602443, artinya bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah maka
pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 1,6 %. Hal ini juga sesuai denga
ekonomi akan turun sebesar 0,8 %. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang
turun sebesar 10,9 persen. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesisi awal. Namun
apabila dilihat dari nilai Probabilita yang menunjukkan angka 0,0000 lebih
22
sebesar 0,0024.
sekunder runtun waktu (time series) yang diperoleh dari berbagai sumber serta
analisis linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari
satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan dengan fungsi
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
dimana :
β1 = Konstanta
βi = Koefisien Varian ke i
X4 = Infrastruktur (Km)
yang dibuktikan dengan -t hitung > -t tabel (-0,207 > -2,228) pada tingkat
dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,477 > 2,228) pada tingkat kepercayaan
yang dibuktikan dengan t hitung > t tabel (2,707 > 2,228) pada tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan t hitung < t tabel (0,929 <
sebesar 0,001.
24
tabel sebesar 1,8946, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada
nilai t tabel yaitu 20,910 > 1,8946. Nilai signifikasi t kurang dari 5 %.
diterima.
tabel sebesar -1,8946, yang berarti bahwa nilai t hitung lebih besar daripada
ekonomi (Y), karena dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung untuk X3
sebesar 5 % diperoleh t tabel sebesar 1,8946, yang berarti bahwa nilai t hitung
lebih kecil daripada nilai t tabel yaitu 1,629 < positif dan signifikan antara
diterima.
nasional.
berinvestasi sehingga sumber daya yang ada hanya dialokasikan lebih banyak
harus dibarengi dengan sistem perekonomian yang lebih baik sehingga tenaga
berikut :
Gambar 2.1
Pertumbuhan Penduduk
(X1)
2.1.8. Hipotesis
dugaan ini masih harus diuji kembali kebenarannya. Dengan mengacu pada
dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan studi empiris yang
METODE PENELITIAN
sekunder yang didapatkan melalui studi literature baik dari buku, jurnal,
penelitian, serta sumber data terbitan beberapa instansi tertentu. Data yang
digunakan dikumpulkan secara runtut waktu (time series) dari tahun 1999-2011.
benda tertulis, yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain jurnal, skripsi,
maupun buku-buku yang relevan dalam membantu menyusun penelitian ini, juga
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah. Data-data ini diharapkan
29
30
menggunakan ketiga variabel yang telah diadopsi dari literatur-literatur yang ada
persen (%).
31
RK : Rasio Ketergantungan
Kabupaten Demak.
32
Pemilihan model log linier berikut berdasarkan uji MWD dengan hasil
regresi yang lebih baik dibandingkan model linier. Persaman estimasi OLS yang
digunakan adalah :
adalah Y.
Dimana :
X = Pertumbuhan Penduduk
1
X = Dependency Ratio
2
X = Tenaga Kerja
3
β = Konstanta
o
e = Variabel pengganggu
i
T tabel : t α : n-k
Dimana :
α = derajat signifikan
Daerah Kritis
Gambar 3.1
Kurva Distribusi t
Dimana :
β = koefisien Regresi
i
Kriteria pengujian :
Dimana :
α = derajat signifikan
Daerah Kritis
36
Gambar 3.2
Kurva Distribusi F
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
Kriteria pengujian :
dijelaskan oleh model regresi. Semakin tinggi nilai R 2, maka garis regresi
koefisien determinasi R2, yang terletak pada 0 < R2< 1 (Gujarat Damodar,
Uji Autokorelasi.
a. Normalitas
dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang
b. Uji multikolinieritas
estimasi yang dihasilkan oleh model cenderung besar. Untuk menguji ada
nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Imam Ghozali
2005:92).
39
c. Heteroskedastisitas
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
heteroskidastisitas.
d. Autokorelasi
akan bias dan variannya tidak minimal. Uji terhadap ada tidaknya
masalah autokolreasi yang paling populer adalah uji durbin watson (DW
1) Nilai DW lebih tinggi dari batas atas (upper bound) maka model
2) Nilai DW lebih rendah dari batas bawah (lower bound) maka model
bound) dan batas atas (upper bound) maka model tersebut berada
d”DW statistik d” 4 – dL
selebihnya adalah lahan kering. Oleh karena itu wilayah ini sangat
(liat) seluas 49.066 Ha dan tanah sedang (lempung) seluas 40.677 Ha,
41
42
KM², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 KM², dan lautan seluas
Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur
antara lain: Kali Tuntang, Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali
dan Jepara.
43
sawah yang mencapai luas 50.760 ha, dan selebihnya adalah lahan
1. Kependudukan
(49,66 persen) dan 543.640 perempuan (50,34 persen). Jumlah ini naik
sebanyak 16,093 orang atau sekitar 1,51 persen dibanding tahun 2010.
478,6. Hal ini berarti bahwa setiap 1000 orang berusia produktif
44
2. Ketenagakerjaan
ini dibedakan sebagai angkatan kerja yang terdiri dari bekerja dan
mencari pekerjaan, serta bukan angkatan kerja yang terbagi atas yang
Demak usia 15 tahun keatas yang bekerja pada tahun 2011 sebanyak
orang terdiri dari 4.536 orang laki-laki (39,40 persen) dan 6.978 orang
Sebelum dapat digunakan, ada beberapa asumsi atau syarat yang harus
a. Normalitas
Tabel 4.1
Output Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah
Pertumbuhan Dependency Penduduk Pertumbuhan
Penduduk ratio Yang Bekerja Ekonomi
N 30 30 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 1,3127 55,1147 447611,1667 4,1837
Std. Deviation ,56633 2,21106 34588,39832 1,12918
Most Extreme Absolute ,149 ,190 ,247 ,176
Differences Positive ,144 ,182 ,247 ,091
Negative -,149 -,190 -,143 -,176
Kolmogorov-Smirnov Z ,818 1,041 1,354 ,962
Asymp. Sig. (2-tailed) ,514 ,228 ,051 ,312
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.2
Uji Multikolineraitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Pertumbuhan Penduduk ,946 1,057
Dependency ratio ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja ,921 1,085
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
untuk X3 terhadap Y sebesar 1,085 (lebih kecil dari 10) dan semua
c. Heteroskedastisitas
heterokesdasitas.
d. Autokorelasi
Dimana :
Y = pertumbuhan ekonomi
X1 = pertumbuhan penduduk
X2 = dependency rasio
X3 = tenaga kerja
a. Parsial (terpisah)
sebagai berikut:
Jika taraf signifikansi pada output di atas lebih kecil dari 0,05
Tabel 4.4
Output Uji Hipotesis 1
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -40,696 17,802 -2,286 ,031
Pertumbuhan Penduduk -,714 ,309 -,358 -2,308 ,029 -,412 -,348 ,946 1,057
Dependency ratio -,016 ,078 -,032 -,206 ,838 -,040 -,031 ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan
yang bekerja 3,590 1,268 ,445 2,831 ,009 ,485 ,427 ,921 1,085
0,05).
Gambar 4.3
Uji Hipotesis 1
Demak
Tabel 4.5
Output Uji Hipotesis 2
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -40,696 17,802 -2,286 ,031
Pertumbuhan Penduduk -,714 ,309 -,358 -2,308 ,029 -,412 -,348 ,946 1,057
Dependency ratio -,016 ,078 -,032 -,206 ,838 -,040 -,031 ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan
yang bekerja 3,590 1,268 ,445 2,831 ,009 ,485 ,427 ,921 1,085
0,05).
Gambar 4.4
Uji Hipotesis 2
Tabel 4.6
Output Uji Hipotesis 3
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -40,696 17,802 -2,286 ,031
Pertumbuhan Penduduk -,714 ,309 -,358 -2,308 ,029 -,412 -,348 ,946 1,057
Dependency ratio -,016 ,078 -,032 -,206 ,838 -,040 -,031 ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan
yang bekerja 3,590 1,268 ,445 2,831 ,009 ,485 ,427 ,921 1,085
ttabel (-2,042).
56
Gambar 4.5
Uji Hipotesis 3
b. Simultan (bersama-sama)
Table 4.7
Hasil Uji Simultan
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15,071 3 5,024 5,963 ,003a
Residual 21,905 26 ,843
Total 36,977 29
a. Predictors: (Constant), Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja, Dependency ratio,
Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.8
Output Koefesien Determinasi
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson
1 ,638a ,408 ,339 ,91788 ,408 5,963 3 26 ,003 1,451
a. Predictors: (Constant), Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja, Dependency ratio, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
model.
4.2 Pembahasan
dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga,
menyangkut produk nasional riel dan produk per kapita riel, juga terjadi
nasional.
telah lama menjadi pusat perhatian dan merupakan bagian dari sasaran
yang lebih berorientasi kepada kegiatan- kegiatan yang padat karya dan
transmigrasi.
Untuk itu diperlukan upaya dan langkah konkret guna menghindari terjadinya
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian
diantaranya:
ekonomi meningkat.
60
61
Data. BPS Kabupaten Demak. Demak Dalam Angka, beberapa terbitan. BPS
Provinsi
Jakarta
Mankiw, Gregory N.1999. Teori Makro Ekonomi, edisi keempat. Erlangga : Jakarta.
Neni, Pancawati. 2000. Pengaruh Rasio Kapital- Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan,
GDP Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 2, 179- 185
Jakarta.
62
63
Erlangga.
UII, Yogyakarta.
.
Lampiran
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (juta rupiah)
Kabupaten /
2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata
Kota
Kabupaten
Cilacap 5.920.054 6.181.619 6.454.372 6.743.837 7.067.398 6.473.456
Banyumas 2.350.297 2.435.837 2,527.456 2.682.356 2.914.069 2.582.003
Purbalingga 2.206.705 2.288.042 2.414.087 2.524.867 2.651.488 2.417.038
Banjarnegara 2.548.258 2.640.296 2.753.624 2.866.393 2.987.138 2.759.142
Kebumen 1.956.228 2.020.859 2.096.036 2.196.438 2.269.712 2.107.855
Purworejo 3.244.703 3.405.602 3.602.376 3.789.441 3.962.525 3.510.531
Wonosobo 2.037.774 2.009.787 2.164.192 2.229.811 2.297.336 2.147.780
Magelang 2.775.166 2.887.185 3.021.263 3.145.576 3.266.477 3.019.133
Boyolali 3.675.934 3.822.175 3.963.925 4.113.171 4.313.871 3.977.815
Klaten 3.238.691 3.290.470 3.392.004 3.516.704 3.655.531 3.418.680
Sukoharjo 4.818.034 5.000.457 5.222.682 5.440.423 5.663.606 5.229.040
Wonogiri 2.170.894 2.250.979 2.307.122 2.311.917 2.368.010 2.281.784
Karanganyar 5.012.698 5.230.684 5.688.489 5.953.118 5.816.255 5.540.249
Sragen 2.710.894 2.836.602 2.982.978 3.146.079 3.306.501 2.996.611
Grobogan 1.891.154 1.951.803 2.024.502 2.119.980 2.212.710 2.040.030
Blora 1.996.970 2.066.973 2.143.565 2.255.307 2.362.367 2.165.036
Rembang 3.099.997 3.238.868 3.349.670 3.477.175 3.585.066 3.350.155
Pati 2.972.742 3.047.379 3.182.123 3.324.498 3.459.368 3.197.222
Kudus 14.503.318 14.764.840 15.097.490 15.543.244 16.030.016 15.187.782
Jepara 3.181.597 3.359.013 3.467.371 3.566.052 3.678.308 3.450.468
Demak 2.384.185 2.464.338 2.562.473 2.597.944 2.684.238 2.538.636
Semarang 5.013.978 5.182.888 5.410.191 5.573.831 5.790.621 5.394.302
Temanggung 2.893.926 2.946.488 3.030.590 3.113.188 3.214.417 3.039.722
Kendal 4.737.587 4.886.278 5.072.827 5.092.332 5.254.589 5.008.723
Batang 2.873.355 2.921.290 3.001.953 3.094.222 3.188.276 3.015.819
Pekalongan 3.046.776 3.046.868 3.152.304 3.075.497 3.181.135 3.100.516
Pemalang 2.090.137 2.166.802 2.189.239 2.278.049 2.366.820 2.218.209
Tegal 1.909.758 2.001.591 2.094.059 2.198.928 2.315.180 2.103.903
Brebes 2.521.554 2.629.439 2.742.705 2.864.120 2.999.444 2.723.286
Kota
Magelang 7.488.622 7.612.207 7.828.477 8.000.642 8.338.057 7.853.601
Surakarta 7.220.682 7.930.485 8.351.806 8.699.633 9.121.278 8.264.777
Salatiga 4.103.405 4.392.214 4.716.483 4.924.547 4.771.289 4.581.588
Semarang 11.503.021 12.053.338 12.651.241 12.990.524 13.396.289 12.518.883
Pekalongan 6.371.499 6.536.290 6.712.280 6.914.429 7.144.807 6.735.861
Tegal 4.087.745 4.291.327 4.502.553 4.705.899 4.882.189 4.493.943
64
65
Data Observasi
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
Ln_Jumlah
Pertumbuhan Pertumbuhan Dependency pendudukan
Ekonomi Penduduk ratio yang bekerja
Pearson Correlation Pertumbuhan Ekonomi 1,000 -,463 -,129 ,534
Pertumbuhan Penduduk -,463 1,000 ,059 -,232
Dependency ratio -,129 ,059 1,000 -,171
Ln_Jumlah pendudukan
,534 -,232 -,171 1,000
yang bekerja
Sig. (1-tailed) Pertumbuhan Ekonomi . ,005 ,249 ,001
Pertumbuhan Penduduk ,005 . ,379 ,109
Dependency ratio ,249 ,379 . ,183
Ln_Jumlah pendudukan
,001 ,109 ,183 .
yang bekerja
N Pertumbuhan Ekonomi 30 30 30 30
Pertumbuhan Penduduk 30 30 30 30
Dependency ratio 30 30 30 30
Ln_Jumlah pendudukan
30 30 30 30
yang bekerja
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Ln_Jumlah pendudukan yang
bekerja, Dependency ratio,
a . Enter
Pertumbuhan Penduduk
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
67
b
Model Summary
Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson
1 ,638a ,408 ,339 ,91788 ,408 5,963 3 26 ,003 1,451
a. Predictors: (Constant), Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja, Dependency ratio, Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15,071 3 5,024 5,963 ,003a
Residual 21,905 26 ,843
Total 36,977 29
a. Predictors: (Constant), Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja, Dependency ratio,
Pertumbuhan Penduduk
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -40,696 17,802 -2,286 ,031
Pertumbuhan Penduduk -,714 ,309 -,358 -2,308 ,029 -,412 -,348 ,946 1,057
Dependency ratio -,016 ,078 -,032 -,206 ,838 -,040 -,031 ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan
yang bekerja 3,590 1,268 ,445 2,831 ,009 ,485 ,427 ,921 1,085
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Ln_Jumlah
Condition Pertumbuhan Dependency pendudukan
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Penduduk ratio yang bekerja
1 1 3,881 1,000 ,00 ,01 ,00 ,00
2 ,118 5,735 ,00 ,94 ,00 ,00
3 ,001 59,318 ,01 ,00 ,91 ,02
4 ,000 283,635 ,99 ,05 ,09 ,98
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
68
Residuals Statisticsa
Charts
Histogram
5
Frequency
Mean = 1.2E-14
Std. Dev. = 0.947
0 N = 30
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual
69
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
70
Scatterplot
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-6 -4 -2 0 2
Regression Standardized Predicted Value
71
Jumlah
Pertumbuhan Dependency Penduduk Pertumbuhan
Penduduk ratio Yang Bekerja Ekonomi
N 30 30 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 1,3127 55,1147 447611,1667 4,1837
Std. Deviation ,56633 2,21106 34588,39832 1,12918
Most Extreme Absolute ,149 ,190 ,247 ,176
Differences Positive ,144 ,182 ,247 ,091
Negative -,149 -,190 -,143 -,176
Kolmogorov-Smirnov Z ,818 1,041 1,354 ,962
Asymp. Sig. (2-tailed) ,514 ,228 ,051 ,312
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji mUltikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Pertumbuhan Penduduk ,946 1,057
Dependency ratio ,970 1,031
Ln_Jumlah pendudukan yang bekerja ,921 1,085
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi
3. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
4. Uji Heteroskedastisitas