Hak Seorang Yang Sedang Mengalami Sakaratul Maut

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Hak Seorang Yang Sedang Mengalami Sakaratul Maut

A. Sakaratul Maut(terminal)

Fase sakaratul maut (terminal) adalah suatu kondisi status kesehatan terakhir atau
menjelang ajal seorang pasien. Semua kebutuhan harus dibantu dan kondisi pasien pasrah
dengan keadaan tubuhnya yang tak berdaya.

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang
yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya
air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada
penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman
dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”[2].

Di antara dalil yang menegaskan terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi
perpisahan jasad dengan ruhnya, firman Allah SWT:

ِ ‫ت ِب ْال َح‬
‫ق ذَلِكَ َما ُكنتَ ِم ْنهُ ت َِحي ُد‬ ِ ‫س ْك َرة ُ ْال َم ْو‬ ْ ‫َو َجآ َء‬
َ ‫ت‬

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
darinya”. [Qaaf: 19]

Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman juga dalam Q.S Al Qiyamah: 26-30 :

(30) ‫} ِإلَى َر ِبكَ َي ْو َم ِئ ٍذ‬29{ ‫ق‬ ِ َّ‫} َو ْالتَف‬28{ ‫اق‬


ُ ‫ت الس‬
ِ ‫َّاق ِبالسَّا‬ ُ ‫ظ َّن أَنَّهُ ْال ِف َر‬
َ ‫} َو‬27{ ‫ق‬
ٍ ‫} َو ِقي َل َم ْن َرا‬26{ ‫ي‬ ِ َ‫كَآل ِإذَا َبلَغ‬
َ ‫ت الت َّ َرا ِق‬
ُ ‫س‬
‫اق‬ َ ‫ْال َم‬

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan
dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa
sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan
kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. [Al Qiyamah: 26-30]

Walaupun demikian, sebagai perawat masih memiliki kewajiban untuk


memerhatikan hak-hak pasien terminal seperti ini. Adapun hak-hak pasien yang sedang
sakaratul maut, sebagai berikut:

1. Diperlakukan sebagaimana manusia yang hidup sampai ajal tiba

2. Mempertahankan harapannya, tidak peduli apa pun perubahan yang terjadi

3. Mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannya, apapun yang


terjadi

4. Mengekspresikan perasaan emosinya sehubungan dengan kematian yang sedang


dihadapinya
5. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatan

6. Memeroleh perhatian dalam pengobatan & perawatan secara berkesinambungan,


walaupun tujuan penyembuhannya harus di ubah menjadi tujuan memberikan rasa
nyaman

7. Tidak meninggal dalam kesendirian

8. Bebas dari rasa sakit

9. Memeroleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur

10. Memeroleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang di tinggalkan
agar dapat menerima kematiannya

11. Meninggal dalam damai dan bermartabat

12. Tetap dalam kepercaya atau agamanya dan tidak diambil keputusan yang
bertentangan dengan kepercayaan yang dianut

13. Memperdalam dan meningkatkan kepercayaanya, apapun artinya bagi orang lain

14. Mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan di hormati setelah yang
bersangkutan meninggal

15. Mendapatkan perawatan dari orang yang profesional, yang dapat mengerti
kebutuhan dan kepuasan dalam menghadapi kematian
SUMBER :
Read more https://almanhaj.or.id/2570-sakaratul-maut-detik-detik-yang-menegangkan-
dan-menyakitkan.html

Etika dan hokum keperawatan: Teori dan praktis di praktik klinik / Anwar Kurniadi. Depok :
Rajawali Pers,2018

Anda mungkin juga menyukai