Anda di halaman 1dari 4

Majalah

EKONOMI DAN KEBIJAKAN


KESEJAHTERAAN PUBLIK
SOSIAL Vol. IX, No. 16/II/Puslit/Agustus/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

PRO-KONTRA IMUNISASI CAMPAK-RUBELA


Rahmi Yuningsih*)

Abstrak
Salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia adalah penyakit campak
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan masyarakat untuk mencegah
penyebaran penyakit campak yang efektif dan tepat sasaran. Bulan Agustus hingga
September 2017, pemerintah melakukan imunisasi MR (measles-rubella atau campak-
rubela) secara massal di Pulau Jawa. Penyelenggaraan imunisasi ini menimbulkan
pro-kontra dalam masyarakat. Oleh karena itu, DPR perlu mendorong pemerintah
agar menerapkan UU Jaminan Produk Halal pada semua rantai pasokan industri
vaksin. DPR perlu mengawasi penyelenggaraan imunisasi untuk antisipasi agar tidak
terjadi kasus vaksin palsu. DPR juga perlu segera membahas RUU tentang Pengawasan
Obat dan Makanan serta Pemanfaatan Obat Asli Indonesia yang berisi penguatan
pengawasan obat dan makanan.

Pendahuluan
Bulan Agustus hingga September 2017, campak merupakan salah satu penyebab utama
pemerintah melakukan imunisasi campak- kematian balita di Indonesia.
rubela dengan sasaran 35 juta anak di Pulau Pada 2010-2015 diprediksi ada 23.164
Jawa. Sedangkan untuk 32 juta anak di luar kasus campak dan 30.643 kasus rubela. Tahun
Pulau Jawa, imunisasi akan dilakukan pada 2015 dilaporkan ada sebanyak 8.185 kasus
bulan Agustus hingga September 2018. campak dan satu kasus meninggal di Jambi.
Untuk menyelenggarakan imunisasi massal, Provinsi dengan incidence rate (per 100.000
pemerintah mengalokasikan anggaran Penduduk) tertinggi adalah Sulawesi Tengah
Rp800 miliar. Kampanye ini bertujuan untuk (15,64), Jambi (14,43), dan Papua (13,27).
melaksanakan program eliminasi penyakit Sedangkan provinsi dengan incidence rate
campak dan rubela pada tahun 2020 sesuai terendah adalah NTB (0,06), Aceh (0,28), dan
kesepakatan negara-negara WHO melalui Riau (0,28). Adapun incidence rate nasional
World Health Assembly 2012. Kampanye sebesar 3,2 per 100.000 Penduduk. Pada
juga dilakukan sebagai salah satu upaya tahun 2015, campak menjadi wabah di Papua,
menurunkan angka kematian balita. Karena Kalimantan Barat dan Sumatera Barat. Dengan

*) Peneliti Muda Kesehatan Masyarakat pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: rahmi.yuningsih@yahoo.com

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-
demikian, imunisasi menjadi bentuk intervensi pertusis, tetanus, pneumonia dan meningitis
kesehatan masyarakat yang paling efektif dan serta campak. Imunisasi lanjutan untuk
tepat sasaran dalam mencegah penyebaran mempertahankan tingkat kekebalan dan
penyakit tersebut. memperpanjang masa perlindungan anak yang
Pelaksanaannya masih terdapat pihak- sudah mendapat imunisasi dasar. Imunisasi
pihak yang menyatakan kontra terhadap lanjutan diberikan pada anak usia bawah
imunisasi. Beberapa sekolah dan pesantren dua tahun (difteri, pertusis, tetanus, hep B,
di Yogyakarta, Bantul dan Sleman menolak pneumonia dan meningitis serta campak),
imunisasi karena mempermasalahkan kehalalan anak usia SD (campak, tetanus dan difteri),
dan menganggap imunisasi mendahului dan wanita usia subur (tetanus dan difteri).
ketetapan Tuhan. Kontroversi juga diwarnai Imunisasi tambahan merupakan jenis imunisasi
dengan adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca tertentu yang diberikan pada kelompok umur
Imunisasi (KIPI). Hal tersebut mengacu pada tertentu yang paling berisiko terkena penyakit.
penelitian yang dilakukan di Inggris pada Imunisasi khusus diberikan pada calon jamaah
tahun 1998, imunisasi MMR (Mumps, Measles, haji/umroh, persiapan perjalanan menuju
and Rubella atau gondong, campak, dan atau dari negara endemis penyakit tertentu
campak jerman) menjadi kontroversi terkait dan kondisi kejadian luar biasa atau wabah
hasil penelitian adanya 12 anak menderita penyakit tertentu. Imunisasi pilihan dapat
autis setelah diimunisasi MMR. Sedangkan berupa imunisasi pada penyakit pneumonia dan
di Indonesia, terdapat anak di Kabupaten meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus,
Demak, Jawa Tengah yang diduga mengalami diare yang disebabkan rotavirus, influenza,
kelumpuhan setelah diberikan imunisasi cacar air (varisela), gondongan, campak jerman
campak-rubela. Di Kabupaten Bogor, Jawa (rubela), demam tifoid, hepatits A, kanker
Barat dan Kabupaten Blitar Jawa Timur leher rahim yang disebabkan oleh Human
terdapat anak yang diduga meninggal beberapa Papillomavirus, japanese enchephalitis, herpes
hari setelah diimunisasi campak-rubela. zoster, hepatits B pada dewasa dan demam
Berdasarkan uraian tersebut, tulisan berdarah.
ini mengulas pentingnya imunisasi campak- Campak merupakan penyakit akut yang
rubela dan juga mengulas kontroversi dalam mudah menular. Bersama dengan penyakit
penyelenggaraan imunisasi campak-rubela yang pneumonia, diare, malaria, dan malnutrisi,
terjadi di tengah masyarakat. campak termasuk lima besar penyebab utama
kematian balita di Indonesia. Sedangkan rubela
Pentingnya Imunisasi Campak-Rubela sangat berbahaya jika menginfeksi ibu hamil
Setiap anak berhak untuk hidup sehat. karena 90% menimbulkan penyakit bawaan pada
Imunisasi merupakan salah satu upaya bayi yang dilahirkan atau Congenital Rubella
kesehatan masyarakat yang efektif dan tepat Syndrome (CRS). Di Kabupaten Sleman terdapat
sasaran dalam mencegah penyebaran penyakit ibu yang semasa hamil terinfeksi virus rubela
menular tertentu. Dengan demikian adalah hak dan melahirkan anak dengan gangguan CRS
anak untuk mendapatkan imunisasi. Pemerintah seperti menderita penyakit jantung bawaan,
berkewajiban menjamin ketersediaan bahan pengapuran di otak, gangguan pendengaran,
imunisasi yang aman, bermutu, efektif, dan keterlambatan perkembangan seperti
terjangkau dan merata bagi masyarakat untuk jalan dan berbicara (risiko autisme). Kemenkes
upaya pengendalian penyakit menular melalui memperkirakan angka kejadian (incidence rate)
imunisasi. Hal ini sesuai dengan Pasal 130 dan CRS sebesar 0,2 per kelahiran per tahun. Pada
153 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. tahun 2015 terdapat 979 kasus CRS dari 4,89
Permenkes No. 12 Tahun 2017 tentang juta kelahiran. Kerugian ekonomi akibat CRS
Penyelenggaraan Imunisasi menyatakan bahwa diperkirakan mencapai Rp1,09 triliun. Imunisasi
imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi rubela harus diberikan jauh sebelum masa
program dan pilihan. Imunisasi program kehamilan. Salah satu cara yang praktis adalah
terdiri atas imunisasi rutin, tambahan dan pada anak usia sekolah, yaitu ketika anak masih
khusus. Imunisasi rutin terdiri dari imunisasi berusia di bawah 15 tahun.
dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar diberikan Imunisasi campak sebenarnya sudah lama
pada bayi usia 0 hingga 12 bulan. Imunisasi menjadi program rutin pemerintah sedangkan
dasar terdiri atas imunisasi terhadap penyakit imunisasi rubela merupakan imunisasi pilihan
hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, yang didapat di fasilitas pelayanan kesehatan

- 10 -
(fasyankes) swasta. Tahun 2017 dan 2018, kausal yang tidak dapat ditentukan. Di Inggris
pemerintah melakukan imunisasi campak- pada tahun 1998, imunisasi MMR menjadi
rubela secara massal pada anak mulai usia kontroversi terkait adanya KIPI pada 12 anak
9 bulan sampai 15 tahun sebagai pengganti yang menderita autis setelah divaksin MMR.
vaksin MMR yang sudah lama tidak tersedia. Namun pada tahun 2010 dilakukan penelitian
Dengan demikian, diharapkan penularan yang menyimpulkan bahwa KIPI tersebut
kedua penyakit ini dapat diturunkan secara tidak memiliki hubungan dengan pemberian
nyata. Imunisasi diberikan kepada semua anak imunisasi MMR.
tanpa memperhatikan apakah anak itu sudah Di Indonesia, terdapat seorang anak di
pernah mendapat imunisasi serupa sebelumnya Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang diduga
(MMR). lumpuh setelah diberikan imunisasi campak-
rubela. Kemenkes telah mengklarifikasi bahwa
Kontroversi Imunisasi Campak-Rubela KIPI tersebut tidak ada kaitannya dengan
Penyelenggaraan imunisasi campak- imunisasi campak-rubela. Sedangkan di
rubela juga menimbulkan penolakan dari Kabupaten Bogor terdapat anak yang mengalami
berbagai pihak. Delapan sekolah swasta kelumpuhan dan meninggal beberapa hari
berbasis keagamaan setingkat SD dan SMP di setelah diimunisasi. Tim Pokja KIPI setempat
Kota Yogyakarta, Bantul dan Sleman menolak telah mengeluarkan hasil audit KIPI bahwa tidak
dilakukannya kegiatan imunisasi di sekolah ada kaitan antara vaksinasi dengan kematian
tersebut. Alasannya vaksin campak-rubela tersebut. Audit dilakukan dengan pemeriksaan
belum memiliki sertifikat halal. Selain itu, ada laboratorium, rontgen, MRI, dan pemeriksaan
anggapan bahwa imunisasi merupakan bisnis cairan otak yang menunjukkan adanya infeksi
perusahaan obat dan imunisasi mendahului otak.
ketetapan Tuhan. Saat ini, kehalalan vaksin Di Kabupaten Blitar, JawaTimur,
campak-rubela hanya berdasarkan Fatwa MUI dilaporkan terdapat 133 laporan KIPI dari
No. 04 Tahun 2016 tentang Imunisasi. Fatwa sekitar 86 ribu anak yang menjadi sasaran
tersebut menetapkan imunisasi pada dasarnya imunisasi. Dari 133 laporan tersebut, terdapat
mubah (dibolehkan) pada saat kondisi darurat, satu anak meninggal karena demam tinggi dan
belum ditemukannya bahan vaksin yang halal delapan anak dirawat di puskesmas karena
dan suci, serta adanya keterangan tenaga medis mengalami penurunan kondisi tubuh. Untuk
yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada menghindari KIPI, anak yang akan diimunisasi
vaksin yang halal. harus dalam keadaan sehat. Pernyataan
Semestinya, penyelenggaraan imunisasi kesediaan diimunisasi juga harus disetujui dan
harus memperhatikan UU No. 33 Tahun ditandatangani oleh orang tua atau keluarga
2014 tentang Jaminan Produk Halal. Vaksin (individual informed consent), bukan oleh guru
merupakan salah satu produk biologi yang di sekolah tersebut. Sayangnya, pemerintah
digunakan sebagai obat dalam mencegah tidak mewajibkan surat persetujuan ini sebagai
penyakit. Dinyatakan halal tidak hanya dengan syarat sebelum dilakukan imunisasi campak-
menilai tidak adanya kandungan babi atau rubela pada anak. Hal ini sebagaimana yang
alkohol saja melainkan setiap rangkaian tertera dalam petunjuk teknis (juknis) kampanye
manajemen rantai pasokan yang terdiri imunisasi campak-rubela. Padahal surat
dari proses penyediaan bahan, pengolahan, persetujuan tersebut memberikan perlindungan
penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, hukum kepada pasien dan tenaga kesehatan
penjualan dan penyajian tidak bersinggungan terhadap suatu kegagalan tindakan medis.
dengan bahan baku yang haram. Jika masih Selain masalah kehalalan vaksin dan
bersinggungan dengan enzim babi, maka adanya KIPI, vaksin rusak dan vaksin palsu
perlu dilakukan kegiatan penelitian untuk merupakan isu yang dikhawatirkan akan
menemukan vaksin baru yang halal. menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Selain itu, kontroversi makin menyebar Sebagai produk biologi yang mudah rusak,
dalam masyarakat karena adanya KIPI. KIPI vaksin harus disimpan pada suhu antara
merupakan kejadian medis yang diduga 2 hingga 8oc. Dari mulai produksi hingga
berhubungan dengan pemberian imunisasi konsumsi harus memperhatikan manajemen
seperti reaksi tubuh anak terhadap vaksin, rantai dingin. Menjadi tanggung jawab
kesalahan prosedur penyuntikan vaksin, pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin
koinsiden, reaksi kecemasan dan hubungan kelengkapan logistik seperti peralatan cold

- 11 -
chain, safety box, alat suntik dan lainnya. KIPI, pemerintah semestinya mewajibkan
Ketersediaan rantai dingin menjadi kendala di surat persetujuan dari orang tua atau keluarga
daerah karena belum semua fasilitas pelayanan sebagai syarat sebelum dilakukan imunisasi
kesehatan (fasyankes) memiliki sarana rantai campak-rubela pada anak. Surat persetujuan
dingin. Selain mengantisipasi vaksin rusak, tersebut memberikan perlindungan hukum
juga perlu diantisipasi munculnya kasus kepada pasien dan tenaga kesehatan terhadap
vaksin palsu. Saat ini, BUMN yang ditunjuk suatu kegagalan tindakan medis.
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Untuk mengantisipasi adanya kasus
imunisasi campak-rubela adalah PT Biofarma. vaksin palsu, DPR perlu segera membahas
Perusahaan tersebut mengimpor 47,7 juta RUU tentang Pengawasan Obat dan Makanan
dosis dari India. Tingginya permintaan vaksin serta Pemanfaatan Obat Asli Indonesia melalui
MR dapat menjadi peluang bagi pihak tertentu penguatan pengawasan obat dan makanan.
untuk memproduksi dan menjual vaksin Misalnya untuk mengotimalkan pengawasan
palsu. Terlebih vaksin serupa (MMR) pernah post-market dibutuhkan penguatan pengawasan
mengalami kekosongan stok. terhadap lebih dari 200.000 sarana produksi,
Imunisasi campak-rubela saat ini distribusi, dan fasilitas kefarmasian.
diprioritaskan dilakukan di puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, sekolah Referensi
pendidikan anak usia dini hingga SMA. Tidak “1 Meninggal dan 8 Dirawat Setelah Imunisasi MR
menutup kemungkinan akan diberikan di di Blitar”, https://netz.id/news/2017/08/24
fasyankes lainnya termasuk milik swasta. /00416/1012240817/di-blitar-1-meninggal-
Pengadaan vaksin di fasyankes swasta harus 8-dirawat-setelah-imunisasi-mr, diakses 28
melibatkan distributor resmi yang sudah Agustus 2017.
terdaftar di BPOM dan memenuhi standar Cara “Balita Empat Tahun Meninggal Usai Imunisasi
Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selama ini MR”, http://www.jatimtimes.com/
sulit dilakukan pengawasan pengadaan vaksin baca/157371/20170823/200308/balita-
yang dilakukan oleh fasyankes swasta. Rumah empat-tahun-meninggal-usai-imunisasi-mr/,
sakit swasta tidak diwajibkan melaporkan diakses 28 Agustus 2017.
pengelolaan vaksin hingga pemusnahan vaksin. “Catatan Iptek: Imunisasi”, Kompas, 23 Agustus
Pelaporan tersebut hanya diwajibkan pada 2017, hlm. 14.
obat jenis narkotika dan psikotropika. Produksi “Fobia Rubela”, Kompas, 27 Juli 2017, hlm. 7.
vaksin palsu dipicu oleh pengelolaan limbah “Imunisasi Campak Rubella: Mencegah Tetap
kemasan yang tidak sesuai standar. Kemasan Lebih Baik”, Kompas, 12 Agustus 2017, hlm.
bekas vaksin yang dibuang dapat dipakai untuk 14.
mengemas vaksin palsu. Hal ini terkait kendala “Imunisasi Campak-Rubella: Sosialisasi Perlu
pembuatan insenarator di rumah sakit sehingga Ditingkatkan”, Kompas, 1 Agustus 2017,
dikelola oleh pihak ketiga. hlm. 14.
Kementerian Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan
Penutup Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian
Campak menjadi salah satu penyebab Kesehatan.
utama kematian balita di Indonesia. Sejalan “Putri Semata Wayang Meninggal Usai Disuntik
dengan itu, WHO mencanangkan eliminasi Rubella, Orang Tua Masih Syok”, http://
campak dan rubela pada tahun 2020. bogor.tribunnews.com/2017/08/23/putri-
Pemerintah saat ini tengah melakukan imunisasi semata-wayang-meninggal-usai-disuntik-
campak-rubela secara massal yang dilakukan rubella-orangtua-masih-syok, diakses 28
secara bertahap yaitu tahun 2017 di Pulau Jawa Agustus 2017.
dan 2018 di luar Pulau Jawa. Adapun pemilihan
lokasi semestinya diprioritaskan untuk daerah
dengan incidence rate campak dan rubela yang
tinggi dan juga berdasarkan adanya wabah.
Merespons penolakan masyarakat
terhadap pelaksanaan imunisasi tersebut,
DPR perlu mendorong pemerintah agar pelaku
usaha di bidang vaksin melakukan sertifikasi
halal. Selain itu, menyikapi adanya laporan

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai