Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No.

4 (Desember 2015)

KRISTALISASI LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum)


MENGGUNAKAN ANTISOLVENT
Deviana Christianty*, Sola Fide Gavra, Zuhrina Masyithah
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU Medan 20155, Indonesia
*Email : devisolabrenda_93@yahoo.com

Abstrak
Kajian tentang pemanfaatan likopen ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
perbandingan umpan dengan pelarut campuran (F/S) serta penambahan metanol pada ekstraksi likopen
dari buah tomat menggunakan pelarut campuran heksana:etil asetat (1:1) dilanjutkan dengan kristalisasi
antisolvent. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah jus buah tomat lewat matang dengan volum 150
ml. Ekstrak likopen diperoleh melalui metode ekstraksi pada suhu 70 oC dan kecepatan pengadukan 7
rpm. Metode lainnya adalah kristalisasi dengan penambahan metanol sebagai antisolvent pada ekstrak
likopen dalam kondisi supersaturated. Adapun variabel berubah dari penelitian ini adalah perbandingan
umpan dan pelarut (F/S) yaitu 1:2; 1:2,5; 1:3; 1:3,5; 1:4 dan 1:4,5 dan volume metanol sebagai antisolvent
yaitu 50 ml, 100 ml, 150 ml dan 200 ml. Dari hasil penelitian pengaruh perbandingan umpan dan pelarut
terhadap rendemen likopen terekstrak, diperoleh pada kondisi optimum 1:4 dengan volume antisolvent
200 ml. Sedangkan pengaruh penambahan metanol sebagai antisolvent dan agen presipitasi maksimum
yang terbaik terjadi pada volume 200 ml. Analisa gugus fungsi dengan menggunakan spektroskopi
Fourier Transform Infrared (FT-IR) terdeteksi gugus C=C pada panjang gelombang 1519,91 cm-1, gugus
CH2 terdeteksi pada panjang gelombang 1446,61 cm-1, gugus R-CH=CH-R terdeteksi pada panjang
gelombang 979,84 cm-1. Sedangkan gugus C-C serta C-CH terdeteksi pada panjang gelombang 1138 dan
1373,32 cm-1.

Kata kunci : antisolvent, ekstraksi, kristalisasi, likopen, supersaturated, tomat

Abstract
Studies on the utilization of lycopene had been conducted to determine the effect of comparison feed and
solvent (F/S) and the addition of methanol for extraction of lycopene from tomatoes using mixture solvent
of hexane:ethyl acetate (1:1) followed by crystallization antisolvent. In this research, ripe tomatoes juice
was used with volume 150 ml. Lycopene extract was obtained through extraction method at temperature
of 70 °C and the stirring speed 7 rpm. The other method was by the addition of methanol as antisolvent
for crystallization. As for changing variable in this study were a comparison of feed and solvent (F/S)
1:2; 1:2.5; 1:3; 1:3.5; 1:4 and 1:4,5, and the volume of methanol as antisolvent were 50 ml, 100 ml, 150
ml and 200 ml. The results of this research about influence of feed and solvent to lycopene yield extracted
obtained at the optimum condition 1:4 with a volume of 200 ml antisolvent. Whereas the influence about
addition of methanol as antisolvent as an agent of precipitation and maximum condition occurs on
volume of 200 ml. Wavelength analysis of C=C linkage with Fourier Transform Infrared (FT-IR) detected
at wavenumber 1519,91 cm-1, CH2 linkage detected at wavenumber 1446,61 cm-1, R-CH=CH-R linkage
detected at wavenumber 979,84 cm-1. While, C-C and C-CH linkage detected at wavenumber 1138 and
1373,32 cm-1.

Keywords : antisolvent, extraction, crystallization, lycopene, supersaturated, tomato

Pendahuluan buah tomat hanya dijadikan sebagai sayur


Tomat (Lycopersicon esculentum) tanpa adanya pemanfaatan yang lebih
merupakan salah satu sayuran yang sudah mengingat kandungan likopen memiliki nilai
mendunia, termasuk di Indonesia. Indonesia jual yang jauh lebih baik dan bernilai
menghasilkan buah tomat sebesar 626.872 ton ekonomis. Asupan makanan dari tomat dan
dengan luas panen 52.719 ha di tahun 2004 produk tomat yang mengandung likopen juga
dan semakin meningkat sebesar 893.504 ton telah terbukti mampu mengurangi risiko
di tahun 2014 [20]. Tomat mengandung penyakit kronis seperti kanker, dan
vitamin A dan C yang cukup tinggi. Selain itu, kardiovaskular[17].Efek yang menguntungkan
tomat mengandung likopen yang dapat diolah ini telah dikaitkan dengan aktivitas
menjadi produk-produk kesehatan yang antioksidan dari tomat berbasis produk [14].
bernilai tinggi[17]. Selama proses pematangan, Berbagai metode yang berbeda telah
kandungan likopen meningkat tajam [14]. dikembangkan dalam ekstraksi likopen dari
Sedangkan di kalangan masyarakat umum, buah tomat seperti ekstraksi dengan pelarut

39
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 4 (Desember 2015)

konvensional dan ekstraksi dengan fluida L. esculentum, terhitung sekitar 85% dari total
superkritik (SFE). Ekstraksi likopen ini karotenoid hadir. Konsentrasi likopen di L.
dilakukan pemurnian dengan penambahan esculentum bervariasi dari 30 sampai 200 mg /
antisolvent melalui proses kristalisasi yang kg pada buah segar dan dari 430 sampai 2.950
mengindikasikana adanya tingkat pemulihan mg / kg pada basis kering [13].
likopen yang cukup tinggi [13]. Di mana,
hasil akhir suatu reaksi kemungkinan
mengandung pelarut, reagen yang berlebihan
maupun produk yang diinginkan bercampur
dengan hasil reaksi yang tidak diinginkan.
Sehingga, dibutuhkan pemurnian terhadap
produk yang diinginkan yang disebut sebagai Gambar 1. Struktur Kimia dari Likopen
kristalisasi [17]. Proses ekstraksi dipengaruhi [5]
oleh suhu, waktu reaksi, perbandingan umpan
dengan pelarut, dan ukuran partikel (mesh) [1]. Likopen merupakan suatu senyawa non
Untuk itu, pada penelitian ini, perbandingan polar yang mudah larut dalam kloroform,
umpan dan pelarut (F/S) dipilih sebagai heksana, benzena, etil asetat, aseton,
variabel pengamatan. Di samping itu, petroleum eter dan sebagainya [9]. Pada
berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian ini, campuran pelarut heksana dan
pemurnian hasil ekstraksi menggunakan etil asetat dapat mengabsorbsi likopen dengan
metode kristalisasi yakni penambahan mudah dari jaringan tumbuhan yang dapat
sejumlah antisolvent masih jarang digunakan. dilihat dari segi selektivitas dan distribusiya.
Oleh karena itu, melalui penelitian ini, akan Pemilihan heksana dan etil asetat digunakan
dilakukan ekstraksi buah tomat (Lycopersicon mengingat ketersediaannya di dunia industri
esculentum) yang telah matang dan hampir melimpah. Metode yang digunakan dalam
membusuk sekaligus menerapkan metode penelitian ini adalah ekstraksi cair-cair.
antisolvent untuk memperoleh kondisi Ekstraksi cair-cair merupakan pemisahan yang
optimum akan kandungan ekstrak likopen dilakukan jika campuran yang akan
mengingat peranan likopen yang cukup tinggi dipisahkan berupa larutan homogen (cair - cair)
di dunia industri sekarang ini. dimana titik didih komponen yang satu
dengan komponen yang lain yang terdapat
Teori dalam campuran hampir sama atau berdekatan.
Likopen tersedia pada berbagai macam Ekstraksi cair- cair ini sudah biasa digunakan
sayur - sayuran dan buah - buahan, seperti sebagai utilitas dalam industri petroleum sejak
pada tomat yang diproses menjadi suatu tahun 1930. Selain itu, ekstraksi cair- cair ini
sumber yang kaya. Likopen dapat mencegah juga digunakan pada hydrometallurgical,
penyakit kronis seperti kanker dan hati industri farmasi dan industri nuklir. Pada
koroner. Likopen juga telah ditemukan efektif tahap ekstraksi ini, digunakan suhu ekstraksi
dalam pengobatan penyakit mata, infertilitas sebesar 70 oC selama 3 jam. Di mana, pada
laki-laki, peradangan, dan osteoporosis [18]. suhu ini merupakan suatu kondisi optimum
Perlindungan efektif ini telah terdistribusi dimana kadar likopen terabsorbsi sangat baik
ke dalam suatu karetenoid dimana merupakan [7]. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
salah satu kandungan terbanyak dalam buah proses ekstraksi ini yang berkaitan erat
tomat. Karotenoid adalah famili senyawa yang terhadap laju perpindahan massa adalah
mengandung lebih dari 600 pigmen tumbuhan penyiapan bahan sebelum ekstraksi, ukuran
yang larut dalam lemak di mana menyediakan partikel, pelarut, jumlah pelarut, perlakuan
banyak warna yang kita lihat di alam [3]. hidrodinamik (pengadukan) dan waktu operasi
Likopen tersebut dapat terakumulasi pada [11]. Yang menjadi variabel penelitian ini
beberapa jaringan yang relative sedikit dan adalah perbandingan jumlah pelarut terhadap
paling mudah diamati seperti pada buah tomat umpan (F/S) di mana semakin banyak jumlah
matang, paprika merah, semangka, dan buah pelarut maka semakin banyak jumlah produk
anggur dimana mereka memberikan yang diperoleh akibat distribusi partikel dalam
karakteristik pigmentasi merah yang berbeda. pelarut semakin menyebar dan perbedaan
Buah tomat (Lycopersicon esculentum) konsentrasi solut antara pelarut dan padatan
dianggap sebagai salah satu sumber daya semakin besar. Namun hal tersebut juga
terbaik akan produksi likopen. Likopen, yang dipengaruhi oleh kandungan impuritis yang
memiliki warna merah intens, adalah terkandung di dalam ekstrak tersebut [11].
karotenoid yang paling melimpah di

40
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 4 (Desember 2015)

Pada tahap kristalisasi antisolvent menggunakan Fourier Transform Infrared


dilakukan dengan penambahan metanol Spectroscopy (FTIR).
sebagai antisolventnya. Kristalisasi antisolvent
merupakan metode pemisahan dan pemurnian Hasil dan Pembahasan
yang efektif. Pembentukan fasa padat pada
proses kristalisasi terjadi pada 2 langkah. Pengaruh Perbandingan Umpan dan
Pertama, penampilan struktur transisi antara Pelarut Campuran Heksana dan Etil Asetat
fasa padatan dan fluida atau nukleasi. (1:1) (v/v) terhadap Rendemen Kristal
Nukleat terjadi pada dua tahap yaitu primer Likopen (g/110 gr)
dan sekunder. Yang kedua, pertumbuhan
strukturnya menjadi partikel padat yaitu kristal. Gambar 2 menunjukkan bahwa pelarut
Metode ini menghasilkan kristal dari larutan campuran heksana dan etil asetat (1:1)
dan mengendalikan sifat-sifat kristal seperti meningkatkan kelarutan karotenoid non polar
ukuran partikel dan bentuk morfologinya. berupa likopen dalam meningkatkan yield dan
Penggunaan antisolvent dalam proses rendemen likopen [8].
kristalisasi ini mengurangi kelarutan suatu zat
terlarut dalam larutan dan membentuk kristal
secara cepat. Parameter eksperimen Volume
kristalisasi sangat mempengaruhi mekanisme antisolvent
3000 = 50 ml
pembentukan partikel dan mengatur bentuk

Likopen (g/110 gr)


ukuran kristal dan distribusinya. Umumnya, 2500 Volume
antisolvent meliputi pengstabil hidrofilik 2000 antisolvent
seperti surfaktan yang diabsorbsi pada = 100ml
1500
permukaan kristal untuk menghambat Volume
pertumbuhan kristal [2]. Adapun keuntungan 1000 antisolvent
kristalisasi antisolvent ini adalah proses dapat 500 = 150 ml
dilakukan pada temperatur mendekati suhu 0 Volume
ruangan. Hal ini sangat nyaman untuk zat 1:2 1:2,5 1:3 1:3,5 1:4 1:4,5 antisolvent
= 200 ml
yang sensitif pada panas. Selain itu, proses ini Perbandingan (F/S)
membutuhkan energi yang rendah
dibandingkan proses penguapan pelarut [12].
Gambar 2. Grafik Perbandingan Umpan
Metodologi Penelitian dan Pelarut (v/v) Terhadap Rendemen
Bahan-bahan yang digunakan pada Kristal Likopen
penelitian ini adalah jus buah tomat matang,
heksana (C6H14), etil asetat (C4H8O2), metanol Pengaruh perbandingan umpan dan
(CH3OH) dan aquadest. pelarut (v/ v) terhadap rendemen kristal likopen
Umpan (jus tomat) sebanyak 150 ml pada perbandingan (F/S) 1:2; 1:2,5; 1:3 dan
dimasukkan ke dalam labu leher tiga, 1:3,5 terjadi peningkatan rendemen likopen
kemudian ditambahkan pelarut campuran yang terekstrak. Terlihat bahwa semakin
heksana dan etil asetat (1:1) dengan variasi banyak jumlah pelarut, maka kontak zat
perbandingan 1:2, 1:2,5, 1:3, 1:3,5; 1:4, dan terlarut dengan pelarut akan semakin besar
1:4,5 (v/ v). Kemudian diekstraksi pada suhu dan rendemen ekstrak yang diperoleh akan
70 oC selama 3 jam. Ekstrak kemudian semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh
dipisahkan dari rafinatnya. Ekstrak yang terjadinya gradien perpindahan massa
diperoleh ditambahkan aquadest untuk (driving force) zat terlarut dari suatu padatan
menghilangkan impuritis yang terikut bersama ke badan cairan (pelarut) dengan baik [16].
esktrak lalu dipisahkan menggunakan corong Pada proses ekstraksi dengan perbandingan
pemisah. Ekstrak hasil pencucian kemudian 1:2 dan 1:2,5 jumlah pelarut relatif sedikit
dipanaskan lalu didinginkan. Setelah itu, lebih besar dibandingkan jumlah umpan
ditambahkan metanol sebagai antisolvent (bahan baku) menyebabkan solvent cepat
dengan berbagai variasi yaitu 50 ml, 100 ml, jenuh terhadap solute (likopen) sehingga
150 ml dan 200 ml sehingga menghasilkan proses ekstraksi belum berjalan maksimal.
kristal likopen. Kristal likopen yang diperoleh Sementara pada variabel perbandingan 1:3
pada kondisi optimum kemudian dianalisa dan 1:3,5 dengan pelarut cenderung lebih
banyak dibandingkan umpan, likopen (solute)
terpenetrasi dengan baik ke dalam pelarut

41
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 4 (Desember 2015)

akibat luasnya permukaan kontak yang terjadi variasi metanol sebagai antisolvent yaitu 50
antara likopen yang terkandung di dalam jus ml, 100 ml, 150 ml dan 200 ml.
tomat terhadap pelarut. Pada variabel
perbandingan 1:4 diperoleh sebagai kadar Pengaruh Hubungan Volume Antisolvent
likopen optimum selama proses ekstraksi. Terhadap Rendemen Kristal Likopen
Menurut USDA National Nutrient Data Base
[15], bahwa kadar likopen yang terdapat pada Gambar 3 menunjukkan hasil hubungan
buah tomat adalah 3041 g/100 gram. volume antisolvent pada berbagai
Sedangkan pada penelitian ini, massa 150 ml perbandingan umpan dan pelarut (F/S)
jus tomat adalah 110 gram. Sehingga terhadap rendemen kristal likopen (g/110 gr)
kandungan likopen per 110 gram tomat adalah
3345,1 g/gram. Adapun rendemen likopen
terekstrak yang diperoleh pada kondisi 3000

Likopen (g/110 gr)


optimum ini sebesar 1930; 1970; 2090 dan 1:2
2500
2550 g/110 gram. Hasil ini menggambarkan 1:2,5
bahwa jumlah bahan (jus tomat) telah sesuai 2000
1:3
dan sebanding dengan jumlah pelarutnya 1500
1:3,5
sehingga kontak yang terjadi antara pelarut 1000
(solvent) dengan likopen terjadi dengan sangat 1:4
baik. Dengan penambahan jumlah pelarut 500 1:4,5
yang sebanding ini, maka akan menyebabkan 0
renggangnya molekul padatan sehingga 50 100 150 200
likopen yang diinginkan terpenetrasi dengan Volume antisolvent (ml)
baik ke dalam badan cairan [4]. Sedangkan
pada variabel perbandingan 1:4,5, likopen Gambar 3. Grafik Hubungan Volume Anti-
yang terekstrak mengalami penurunan yang Solvent Terhadap Rendemen Kristal
tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat Likopen
diakibatkan karena jumlah pelarut yang
terlalu banyak dan tidak efisien menyebabkan Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa
impuritis yang ikut terlarut serta menyebabkan dengan semakin bertambahnya volume
perubahan komponen dari bahan yang metanol sebagai antisolvent maka
diekstrak. Dimana, impuritis merupakan salah meningkatkan rendemen kristal likopen.
satu faktor penghambat proses kristalisasi Pada perbandingan 1:2 dengan variasi
dengan penambahan antisolvent [12]. Adapun penambahan antisolvent 50 ml, 100 ml, 150
sejumlah impuritis yang berpengaruh terhadap ml dan 200 ml diperoleh peningkatan
kemurnian likopen ini adalah residu pelarut rendemen likopen yang terekstrak yaitu 930;
yang terikut bersama likopen serta sejumlah 980; 1050 dan 1180 g/110 gr. Rendemen
logam dan arsenik yang menurunkan nilai yang diperoleh lebih rendah dibanding
rendemen ekstrak likopen tersebut. perbandingan lainnya, di mana zat terlarut
Kemurnian likopen yang diperoleh dari yang diinginkan belum maksimal akibat
ekstrak dilakukan dengan kristalisasi melalui pelarut yang cepat jenuh terhadap solute
penambahan metanol sebagai antisolvent. (likopen), sehingga ekstrak yang diperoleh
Dalam penelitian ini, metanol bertindak sedikit dengan adanya penambahan metanol
sebagai agen presipitasi yang memiliki sebagai antisolvent. Sedangkan pada
koefisien dielektrik serta koefisien partisi yang perbandingan 1:2,5; 1:3; 1:3,5 dengan variasi
cukup besar dalam melarutkan beta karoten penambahan antisolvent 50 ml, 100 ml, 150
dan trigliserida sehingga likopen tidak terlarut ml dan 200 ml diperoleh peningkatan
dalam metanol dan terpisah dari larutannya. rendemen kristal likopen. Hasil ini juga telah
Menurut Wang, et al (2013) [19], dengan sesuai dengan proses ekstraksi sebelumnya
semakin meningkatnya penambahan rantai dimana perbandingan pelarut dan umpan (F/S)
panjang alkil alkohol ke dalam larutan, maka lebih besar dari perbandingan 1:2 yang
akan mengurangi kelarutan likopen dalam menyebabkan kontak antara zat telarut dengan
larutan membentuk kristal padatan murni. pelarut terpenetrasi sangat baik. Sedangkan
Pada penelitian ini perbandingan umpan pada perbandingan 1:4 dengan volume
terhadap pelarut (F/S) (v/ v) yang menghasilkan metanol sebagai antisolvent sebesar 50 ml,
kondisi optimum, didapat dari rasio umpan 100 ml, 150 ml dan 200 ml diperoleh
dan pelarut (F/S) (v/v) 1:4 dengan berbagai rendemen likopen yang paling tinggi sebesar

42
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 4 (Desember 2015)

1930; 1970; 2090 dan 2550 g/110 gr sampel ikatan hidrogen. Hal tersebut akan
melalui penambahan metanol sebagai mempercepat laju nukleasi dan pembentukan
antisolvent. Menurut USDA National Nutrient kristal dengan konsentrasi zat terlarut yang
Data Base [15], bahwa kadar likopen yang akan semakin rendah. Dengan semakin
terdapat pada buah tomat adalah 3041 g/110 bertambahnya rantai panjang alkil alkohol,
gram. maka akan membentuk kristal yang lebih
Hal ini menggambarkan bahwa, banyak pada waktu tertentu. Yang menjadi
rendemen likopen terekstrak sesuai dengan suatu gaya paksa (driving force) pada proses
kandungan likopen pada teori. Namun, pada kristalisasi ini yakni potensial kimia antara
perbandingan 1:4,5 dengan berbagai variasi larutan dan fasa padatan yang dilakukan pada
antisolvent terjadi penurunan rendemen keadaan supersaturated yaitu pendinginan,
likopen yang tidak terlalu signifikan yaitu penguapan, dan penambahan antisolvent.
1870; 1900; 2050 dan 2300 g/110 gram. Dalam penelitian ini, kondisi supersaturated
Parameter terpenting pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemanasan,
adalah rasio pelarut terhadap volume pendinginan dan penambahan antisolvent
antisolvent dalam pembentukan kristal. yang mempengaruhi laju pembentukan kristal
Dengan penambahan antisolvent yang dan ukuran kristal yang diperoleh. Selain itu,
dilakukan dengan berbagai variasi volum dengan adanya penambahan alkohol yang
terhadap ekstrak likopen yang diperoleh maka memiliki kepolaran yang lebih baik dalam
akan diperoleh kemurnian yang lebih tinggi karoten akan mengurangi kelarutan likopen
melalui proses kristalisasi menjadi kristal dalam larutan sehingga membentuk kristal
dalam bentuk partikel mikro maupun nano. padatan murni. Berdasarkan penjelasan di atas,
Menurut Zhang et al (2009) [21] dimana dapat disimpulkan bahwa adanya penambahan
dengan penambahan antisolvent yang cukup antisolvent akan semakin meningkatkan
besar maka akan meningkatkan rasio rendemen likopen yang terekstrak. Dan hal
pengendapan zat terlarut yang terekstrak tersebut terjadi pada jumlah volume
dengan baik akibat efek dilusi dan antisolvent yang maksimal sebesar 200 ml
peningkatan ikatan molekul pelarut melalui dengan rendemen likopen terekstrak sebesar
2550 g/gram.

Hasil Analisis FTIR Likopen pada Perbandingan (F/S) 1:4 dengan Volume Antisolvent : 200 ml

Adapun hasil karakteristik FTIR likopen pada kondisi optimum dengan perbandingan umpan
dan pelarut (F/S) 1:4 dengan volume antisolvent 200 ml dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4. Karakteristik FTIR (Fourier Transform Infra Red) Likopen pada Perbandingan
Umpan dan Pelarut (F/S) 1:4 dengan Volume Antisolvent: 200 ml

43
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 4 (Desember 2015)

Tabel 1. Hasil Analisis Karakteristik (Fourier Transform Infra Red) Likopen pada
Perbandingan Umpan dan Pelarut (F/S) 1:4 dengan Volume Antisolvent: 200 ml Berdasarkan
Gugus Fungsinya

Panjang Gelombang (cm-1)


Gugus Fungsi Kamil et al Bunghez et Likopen Hasil Analisis
(2011) [10] al (2011) [6]
Regang cincin aromatis (C=C) 1510 1519,91
Symmetrical of CH2 lycopene 1444 1446,61
Strecthing OH 3450 3421,72
CH2 assymetrical 2856 2831,5-2877,79
R-CH=CH-R likopen 960 979,84
C-H bending 1477-1400 1446,1
C-C dan C-C-H Stretching 1400-1100 1138, 1373,32
C-O stretching 1170 -1115 1138
V(C-O-C) 900-1200 910,4; 979,84;1076,28

Tabel 1 menunjukkan hasil analisis gugus (feed) dan pelarut (solvent) campuran
fungsi pada kristal likopen dari ekstrak tomat heksana : etil asetat (1:1) (F/S) yaitu
melalui performa spektroskopi FTIR yang (1:4) merupakan kondisi optimum yang
menunjukkan bahwa likopen memiliki ikatan diperoleh terhadap rendeme likopen yang
rangkap C=C pada panjang gelombang terkestrak. Nilai rendemen likopen yang
1519,91 cm-1. Terdapat gugus fungsi terekstrak dengan penambahan volume
simetrikal CH2 likopen pada panjang antisolvent 50 ml, 100 ml, 150 ml dan
gelombang 1446,61 cm-1. Pada gugus rentang 200 ml berturut-turut adalah 1930, 1970,
OH terjadi pada panjang gelombang 3421,72 2090 dan 2550 g/110 gr sampel.
cm-1 yang memungkinkan uap air terikut 2. Semakin meningkatnya volume metanol
kepada likopen. Gugus R-CH-CH-R pada sebagai antisolvent yang ditambahkan ke
likopen memiliki serapan panjang gelombang dalam suatu larutan akan mengurangi
sebesar 979,84 cm-1. Sedangkan gugus kelarutan likopen dalam larutan tersebut
bengkok C-H pada likopen terletak pada yang mempercepat pertumbuhan dan
panjang gelombang 1446,1. Pada gugus ukuran kristal serta meningkatkan jumlah
regangan C-C dan C-C-H masing-masing rendemen likopen yang terekstrak. Dalam
terjadi pada panjang gelombang 1138 dan hal ini, kondisi terbaik terhadap
1373,32 cm-1. Untuk gugus regangan C-O pembentukan kristal tersebut diperoleh
memiliki panjang gelombang 1138 cm-1 dan dengan penambahan metanol sebagai
untuk getaran regang C-O-C memiliki wilayah antisolvent sebanyak 200 ml.
dengan panjang gelombang 910,4 - 1076,28
cm-1 yang mengindikasikan bahwa terdapat Daftar Pustaka
residu pelarut maupun senyawa lain yang [1] A.Prima Kristijarti dan Ariestya Arlene,
terikut bersama likopen. Ikatan absorpsi yang Isolasi Zat Warna Ungu pada Ipomoea
kuat dan luas terhadap air ditunjukkan pada batatas poir dengan Pelarut Air,
panjang gelombang 3776,62- 3699,47 cm-1. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Berdasarkan perbandingan demikian kepada Masyarakat, Universitas
dapat disimpulkan bahwa likopen yang telah Katolik Prahayangan, Bandung, 2012.
dianalisis sesuai dengan standar berdasarkan [2] Abhijit Lonare A dan Sanjaykumar R
penelitian terdahulu. Patel, Antisolvent Crystalization of
Poorly Water Soluble Drugs,
Kesimpulan International Journal of Chemical
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari Engineering and Application, 4(5), 337-
penelitian ini adalah : 341, 2013.
1. Semakin banyak perbandingan pelarut [3] Aghel N, Ramezani Z dan Amir
yang digunakan untuk mengekstrak, maka Fakhrian S, Isolation and Quantification
semakin banyak pula zat terlarut yang of Lycopene From Tomato Cultivater in
diinginkan. Pada perbandingan umpan Dezfoul, Iran, Jundishapur Journal of
Natural Pharmaceutical Products,
Department of Medical Chemistry

44
Jurnal Teknik Kimia

Jundshispura, University of Medical [13] Myong Roh, Kyun, Min Hee Jeon, Jin
Sciences Albaz, Iran, 6(1), 2011. Nam Moon, Woi Sook Moon, Sun Mee
[4] Angela Caunii, George Pribac, Ioana Park dan Jae Suk Choi, A Simple
Grozea dan Ionel Samfira, Design of Method For The Isolation of Lycopene
optimal solvent for extraction of bio- from Lycopersicon Esculentum,
active ingredients from six varieties of Botanical Sciences, 91 (2), 187-192,
Medicago Sativa, Chemistry Central 2013
Journal, 6(1), 123, 2012. [14] Sanjiv Agarwal Akkinappally,
[5] Antonio Zuorro, Marcello Fidaleo, dan Venketeshwer Rao, Tomato Lycopene
Roberto Lavecchia, Enzyme-assisted and Its Role in Human Health and
Extraction of Lycopene From Tomato Chronic Diseases, Faculty of Medicine,
Processing Waste, Enzyme and University of Toronto, 2000.
Microbial Technology 49, 567-573, 2013. [15] USDA National Nutrient Data Base, Full
[6] Bunghez I.R, M. Raduly, S. Doncea, I. Report (All Nutrients) 1153 Tomatoes,
Aksahin dan R.M Ion, Lycopene Red, Ripe, Cooked, 2, 2015.
Determination in Tomatoes By Different [16] Usman M.R , S.N. Hussain, H.M Asghar,
Spectral Techniques (Uv Vis, FTIR and H. Sattar dan A. Ijaz, Liquid-liquid
HPLC), Digest Journal of Extraction of Acetic Acid From An
Nanomaterials and Biostructure, 6(3), Aqueous Solution Using A laboratory
1349-1356, 2011. Scale Sonicator, Journal of Quality and
[7] Dewi Maulida dan Naufal Zulkarnaen, Technology Management, 7(2), 115-121,
Ekstraksi Antioksidan (likopen) dari 2011.
Buah Tomat dengan Menggunakan [17] Utami Fadilah Nurul, Isolasi dan
Solven Campuran n-heksana, Aseton, Purifikasi Likopen dari Buah Tomat dan
dan Etanol, Fakultas Teknik. Jurusan Semangka, Fakultas Matematika dan
Teknik Kimia,Universitas Diponegoro, Ilmu Pengetahuan Alam, Program
Semarang, 2013. Ekstensi Farmasi Universitas Indonesia,
[8] Irini Strati.F dan Vassiliki Oreopoulou, Depok, 2012.
Process Optimisation for Recovery of [18] V.Selvan Kalai, Vijayakumar, K.Suresh
Carotenoids from Tomato Waste, Kumar, Gyanedra dan Nath Singh,
Laboratory of Food Chemistry and Lycopene’s Effects on Health and
Technology, School of Chemical Diseases, A Comprehensive Review Of
Engineering, National Technical Literature, 3 (3), 2011.
University of Athens, 747-752, 2011 [19] Wang In-Chun, Min-Jeong Lee, Sang-
[9] John Shi dan Marc Le Maquer, Lycopene Jun Sim, Woo-Sik Kim, Nan-hee Chun
in Tomatoes : Chemical and Physical dan Guang J.Choi, Antisolvent co
Properties Affected By Food Processing, crystallization of carbamazepine and
Critical Reviews in Food Science and saccharin”, International Journal of
Nutrition, Southern Crop Protection and Pharmaceutics, 450 (2), 311-322, 2013.
Food Research Center Agriculture and [20] Wulan Prasasti Dwi, Strategi
Agri-Food, Canada, 2000. Pengendalian Penyakit Nematoda Puru
[10] Kamil Mohle. M, Gamal F, Mohamed Akar (Meloidogyne spp.) pada Tanaman
dan Mohamed S Shaheen, Fourier Tomat (Solanum Lycopersicum L.),
Transformer Infrared Spectroscopy for Makalah Seminar Umum, Program Studi
Quality Assurance of Tomato Products, Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya
Journal of American Science, 7(6), 559- Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
572, 2011. Gadjah Mada, Yogyakarta, 2014.
[11] Lawrence K. Wang, Yung-Tse Hung [21] Zhang Ying, Shili Zheng, Hao Du,
dan Nazih K Shammal, Advanced Hongbin Xu, Shaona Wang dan Yi
Physichoshemical Treatment Process, Zhang, Improved Precipitation of
Handbook of Enviromental Engineering, Gibbsite from Sodium Aluminate by
Volume 4, Human Press Inc, New Jersey, Adding Methanol, Hidrometallurgy,
2006. 98(1), 38-44, 2009.
[12] Marco Giulietti dan Andre Bernardo,
Crystallization by Antisolvent Addition
and Cooling, Chemical Engineering
Departement, Federal University of Sao
Carlos UFS Car, Brazil, 2010.

45

Anda mungkin juga menyukai