Anda di halaman 1dari 12

Nusantara: Misteri Tanah Para Nabi Awal

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Sampurasun saya ucapkan kepada semua.

Tulisan ini mencoba menelaah misteri bangsa-bangsa awal dunia, para Nabi awal serta kaitannya dengan
tanah Nusantara (Sundaland) yang bertuah ini, maka saya persembahkan satu artikel berbentuk teori
untuk kita sama-sama memikirkan kebenaran disebaliknya. Dalam tulisan ini saya akan ajak anda
mengembara di zaman yang paling jauh, dimana kita tak pernah hidup di jaman itu. Saya akan bawa
anda ke zaman dimana manusia pertama bertapak dibumi. Ya, zaman Nabi Allah Adam alayhisalam
bersama istrinya Hawa serta anak-anak mereka setelah beliau dikeluarkan dari Taman Jannah (sorga).

Maaf kalau saya sedikit ngawur, sebenarnya para pembaca sekalian, persoalan ini telah membelengu
pemikiran saya sejak beberapa tahun yang lalu. Namun baru sekarang saya mampu untuk menuliskannya
setelah membaca dan mengkaji dari berbagai sudut termasuk dari sudut Agama. Apakah persoalan
tersebut? Ini adalah tentang Banyak teori mengatakan bahwa Nabi Adam itu diturunkan oleh Allah di
Tanah Nusantara. Saya percaya banyak diantara pembaca mungkin sudah tahu, apakah melalui
pembacaan atau mendengarnya dari sumber kedua tentang hal itu. Namun bagi saya jika saya tidak
mempelajarinya sendiri niscaya saya tidak akan puas dengan jawaban yang saya terima. Sebab itulah
saya mencoba membuat sedikit penelaahan sendiri, tentang teori tersebut. Oleh itu mari kita hayati
kisah manusia pertama ini dahulu, NABI ADAM.

Pada era penciptaan Adam, Azazil dan pengikutnya, membelot dan membantah tentang penciptaan
ADAM apalagi ketika disuruh Allah SWT untuk tunduk dan sujud. Akhirnya Azazil dan pengikutnya
diburukan wajah mereka dan diusir dari langit oleh Allah SWT, Sebelum dilaknat oleh Allah, Azâzîl
memiliki wajah rupawan cemerlang, mempunyai empat sayap, banyak ilmu, terbanyak dalam hal ibadah
serta menjadi kebanggan para malaikat dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyyuun, memiliki
tempat dibeberapa langit, mendengarkan berita-berita rahasia Tuhan dan masih banyak lagi. Azazil inilah
di namakan sebagai ‘The Fallen Angle’ oleh masyarakat barat. Mereka inilah yang pertama sekali
menempati bumi baru. Di dalam surga pula, Adam dan Hawa bersuka cita. Tapi, disudut dalam hati
manusia, sebenarnya ada bisikan/unsur ‘Azazil‘ yang ego tadi lalu meresap kedalam diri. Unsur itulah
yang mengoda ADAM dan HAWA sehingga memakan buah khuldi yang dilarang. Peristiwa itu
menyebabkan mereka berdua dikeluarkan dari surga oleh Allah SWT.

Pada kenyataannya, peristiwa itu hanyalah sebagai sebab musabab untuk ADAM dan HAWA keluar dari
‘Surga menuju Dunia‘. Sejak awal penciptaan ADAM lagi, sudah ditentukan tujuannya untuk mengelola
bumi dan menjadi pemimpin pada orang yang ingkar yakni golongan The Fallen Angle tadi serta anak
cucu mereka. Oleh karena itulah, turunnya ADAM dan HAWA. Mereka turun sebagai pemimpin pada
campuran ‘The Fallen Angle‘ dan spesies lain yang diciptakan di bumi baru sebelum penurunan ADAM.
Sejauh itulah yang saya tahu dan jika ingin lebih, Anda harus mencari dan mempelajarinya sendiri .

Nabi Adam alahisalam tidak turun dengan tangan hampa. Beliau telah dipenuhkan dirinya oleh Allah
SWT akan "ILMU SEGALA NAMA". Beliau kemudian mewariskan ilmu ‘Segala Nama‘ kepada anak
cucunya. Anak cucu inilah yang menjadi Dewa-Dewi yang dikenal pada catatan-catatan peradaban kuno.
Tapi, dikabarkan juga, ada kaum yang mendapatkan ilmu ini untuk diaplikasikan sesuai pemikiran. Lantas
terbinalah kecanggihan fisik yang berlandaskan materialistis seperti bangunan yang tinggi-tinggi dan
teknologi pembuatan senjata yang destruktif (merusak/menghancurkan/mematikan).

Jadi, pada era itu, ada dua golongan Dewangga atau wali. Satu, dewa yang mengurus dunia dengan
petunjuknya dan satu lagi, dewa atau orang keramat yang ingin membangun dunia sebagai surga hawa
nafsu yang sudah pasti diperparah oleh bisikan Azazil si Iblis. Maka, terjadilah ‘pertengkaran‘ sampai
sekarang. Inilah dinamakan sebagai ‘Light and Dark‘ hitam atau putih, Ying dan Yang, antara yang baik
dengan yang jahat. Pertempuran/pertentangan ini selalu terjadi sampai sekarang. Jadi para pembaca
semua sejauh ini sudah tentu, anda mengerti apa yang saya sampaikan. Dari tulisan diatas kita semua
tahu bahwa Nabi Adam alayhisalam telah diturunkan Allah dari surga ke suatu tempat di atas bumi
dengan dilengkapi dengan ILMU SEGALA NAMA. Pertanyaannya disini, dimanakah tempatnya Nabi Adam
mendarat dari surga tersebut? saya akan bahas disini.

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim, yang diterimanya dari Abdullah bin Umar, menyatakan bahwa
Adam turun ke dunia di Bukit Shafa, sedangkan Hawa turun di Bukit Marwah. Akan tetapi, riwayat dari
Ibnu Abi Hatim ini ada versi lain, yang menyatakan bahwa tempat turunnya Nabi Adam di Bumi, berada
di antara negeri Makkah dengan Thaif. Di sisi lain, menurut riwayat Ibnu Asakir yang diperoleh dari Ibnu
Abbas, menyatakan bahwa Nabi Adam turun di Hindustan dan Hawa turun di Jeddah. Dimana makna
Jeddah berasal dari kata Jiddah, yang berarti nenek perempuan. Syaikh Yusuf Tajul Khalwati
berpendapat, Nabi Adam turun di Pulau Serendib. Dia ketika itu menduga, Pulau Serendib adalah Pulau
Ceylon/Sri Langka. (Sumber : Tafsir Al Azhar, Juzu ‘ I, tulisan Buya HAMKA). Tetapi berdasarkan penelitian,
kata Serendib adalah bahasa Sansekerta yang ditulis dalam bahasa Arab, yang aslinya berasal dari kata
Suvarna Dwipa pulau emas yakni Sumatera, yang merupakan bagian dari area Nusantara (Sundaland
sebelumnya bersatu sebelum terendam air laut, yang kita kenal seakarang ini dengan nama pulau jawa,
pulau sumatera, pulau kalimantan).
Maka melalui pendapat yang dikemukankan oleh Syeikh Yusuf Tajul Khalwati, saya mencoba menemukan
kebenaran yang mengatakan Nabi Adam turun di Nusantara. Memang persoalan ini sangat
membingungkan karena tiadanya setiap catatan sejarah maupun nash-nash dari Al Quran yang
menyatakan tempat dimana Nabi Adam turun di bumi. Namun sejak dari zaman Rasulullah lagi telah
banyak upaya dilakukan oleh ahli-ahli tafsir untuk memecahkan kebuntuan tersebut.

Selain dari interpretasi-interpretasi yang dibuat oleh Syeikh Yusuf Khalwati ada beberapa lagi interpretasi
dari sumber-sumber yang dapat dipercaya kebenarannya. Cuma apa yang diperlukan adalah perubahan
paradigma dan pandangan yang sedikit berbeda saja. Antara riwayat yang saya maksudkan adalah :

~ Dari Qatadah ra, ia berkata bahwa Allah swt menempatkan Baitullah (di bumi) bersama Nabi Adam
alayhisalam. Allah SWT telah menurunkan Nabi Adam alayhisalam di bumi dan tempat diturunkannya
adalah di tanah AL HIND. Dan dalam kondisi kepalanya di langit dan kedua kakinya di bumi, lalu para
malaikat sangat memuliakan Nabi Adam alayhisalam, kemudian Nabi Adam as pelan-pelan berkuranglah
tinggi beliau. (H.R. Musonif Abdur Razaq).

~ Dari Ibnu Abbas r.huma . telah berkata : ”Sesungguhnya tempat pertama dimana Allah turunkan Nabi
Adam alayhisalam di bumi adalah di AL HIND”. (H.R. Hakim).

~ Dari Ali ra, telah berkata : ”Bumi yang paling wangi adalah tanah AL HIND, di sanalah Nabi Adam
alayhisalam. Diturunkan dan pohonnya tercipta dari wangi surga”. (Kanzul Ummal).

~ Dari Ibnu Abbas r.anhum, telah meriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra, telah berkata : ”Di bumi tanah yang
paling wangi adalah tanah AL HIND (karena) Nabi Adam alayhisalam, telah diturunkan di AL HIND, maka
pohon-pohon dari AL HIND telah melekat wewangian dari surga”. (HR. Hakim)

~ Dari Ibnu Abbas r.anhum telah mengatakan bahwa Jarak antara Nuh as dengan hancurnya kaumnya
adalah 300 tahun. Dari tungku api (tannur) di AL HIND telah keluar air dan kapalnya Nuh alayhisalam.
berminggu-minggu mengelilingi Ka’bah. (HR. Hakim).

Riwayat ini penting karena kita telah tahu bahwa Nuh kemungkinan besar berasal dari Sundaland. Jadi AL
HIND disini adalah Nusantara dan bukan India. Namun ini hanya teori yang masih banyak harus
diperbaiki, jadi sebaiknya jangan kita ambil tegas kesimpulan ini.
~ Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. mengatakan : "Bahwa seorang raja dari AL HIND telah mengirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebuah tembikar yang berisi jahe. Lalu Nabi SAW, memberi makan kepada
sahabat-sahabatnya sepotong demi sepotong dan Nabi SAW pun memberikan saya sepotong makanan
dari dalam tembikar itu". (HR. Hakim)

~ Dari Abu Hurairah ra, berkata : "Bahwa Nabi SAW, telah menjanjikan kepada kami tentang perang yang
akan terjadi di AL HIND. Jika saya menemukan peperangan itu maka saya akan korbankan diri dan harta
saya. Ketika saya terbunuh, maka saya akan menjadi salah satu syuhada yang paling baik dan jika saya
kembali (dengan aman), maka saya (Abu Hurairah ra) adalah orang yang terbebas (dari neraka). (HR. An
Nasai)

~ Dari Ali Ra, mengatakan "Bahwa dua lembah yang paling baik dikalangan manusia adalah lembah yang
ada di MEKKAH dan lembah yang ada di AL HIND, dimana Nabi Adam alayhisalam diturunkan. Di dalam
lembah itu ada satu bau yang wangi, yang darinya bisa membuat kamu jadi wangi".

~ Dari Ibnu Abbas ra, meriyawatkan dari Nabi saw telah bersabda : "Bahwa Sesungguhnya Nabi Adam
alayhisalam, telah pergi haji dari AL HIND ke Baitullah sebanyak seribu kali dengan berjalan kaki tanpa
pernah naik kendaraan walau sekalipun". (HR. Thabrani)

~ Dari Ubay bin Ka’ab ra, mengatakan : ”Saya berkeinginan untuk keluar di jalan Allah ke AL HIND”. Ubay
bin Ka’ab ra, bertanya kepada Hasan ra : ”Berilah saya nasihat!”. Hasan ra berkata : ”Muliakanlah
perintah Allah dimanapun kamu berada maka Allah akan memuliakan kamu”. (HR. Baihaqi fii Syu’bul
iman)

~ Dari Sauban ra dari Rasulullah saw, beliau bersabda : ”Dua golongan dari ummatku yang diselamatkan
Allah dari Neraka, yaitu golongan yang berperang di AL HIND dan golongan yang berkumpul bersama Isa
alayhisalam” (Riwayat Nasai dan Ahmad).

Pada era satu bangsa yakni pada era kepemimpinan anak cucu Adam yang berhasil menyatukan segala
makhluk, kehidupan mereka cukup hebat. Baik dari segi spiritual dan fisik. Emas itu ibarat mainan saja.
Ada juga kota-kota besar. Kota di bawah laut dan di atas gunung. Tapi benua yang canggih itu terpecah
dua dan manusianya gemar mencetuskan pertelingkahan dan di akhiri dengan peristiwa perang besar.
Pada era itu juga, mungkin bukan hanya ‘Atlantis‘ atau ‘Lemuria‘ saja yang ada tapi masih ada lagi
wilayah-wilayah lain yang hebat seperti peradaban ‘Ramayana‘ yang di sebut dalam Kitab Hindu. Tapi,
janganlah kita pusing untuk memikirkan lokasi-lokasinya dengan berlandaskan peta sekarang. Ternyata
ketika zaman dahulu, peta lain. Apapun, kita tinggalkan tentang itu. Kemudiannya, peristiwa banjir besar
terjadi lantas menenggelamkan segala yang ada. BAHTERA NUH yang besar, mendarat di daratan yang
kini dikenal sebagai Asia Barat.

Dari situ, mulailah kehidupan yang baru di mana, manusia-manusia hybrid seperti Neanderthal dan
Homo Sapien awal dihapuskan, sebab yang kita jumpai sekarang ini hanya tengkoraknya saja. Yang
tinggal hanyalah manusia dari keturunan Adam dan hewan-hewan yang diselamatkan. Bertebaranlah
mereka membangun kehidupan yang baru. Di suatu tempat yang lain pula, benua yang baru saja
tenggelam itu membiarkan tanah paling tinggi mereka tidak di tenggelami air. Jadi, wujudlah apa yang
kita saksikan sekarang ini sebagai tanah ‘NUSA ANTARA‘. Tanah-tanah tinggi ini sebelumnya pernah di
diami oleh Para-Hyang atau Dewa-Dewi pada era ADAM dan sesudahnya.

Tapi, sejak peninggalan NUH dan banjir besar, tanah ini kosong dan menunggu kepulangan penduduk
aslinya. Tapi kapan mereka akan pulang kepangkuan tanah ‘Hyang‘ ini? (peringatan kepada semua
pembaca, bila saya sebut hyang/dewa bukan berarti saya menyekutukan Allah tetapi ini mengacu pada
apa yang dipahami oleh manusia zaman purba yakni manusia-manusia terpilih selain Nabi yang ada
karomah atau ilmu yang tinggi, sehingga disemba-hyang-i sebagai hyang/dewa secara sengaja atau tidak
sengaja). Untuk lebih memahami perihal ini kita akan lihat era-era berikut satu persatu dimulai dengan
era Adam.

ERA ADAM

”Manusia dulunya SATU UMAT, kemudan bercerai-berai”. (Al Quran 19 : 10).

Umat yang satu, itulah di mana era ADAM dan warisnya menjadi khalifah. ADAM yang berusia hampir
1000 tahun itu sudah tentu dapat mendirikan peradaban yang hebat demi menyatukan semua makhluk
di bawah kekhalifahannya. Dengan ILMU SEGALA NAMA di berikan padanya itu, ternyata dia bisa
mengurus SATU UMAT dengan baik. Namun umatnya tidak hanya terdiri dari keturunannya malahan
termasuk golongan The Fallen Angel atau jin-jin, raksasa dan raksasa seperti yang diceritakan dalam Al
Quran, serta makhluk aneh-aneh mungkin termasuk NAGA yang pada saat itu bertebaran di muka bumi.
Namun, dia tidak sendirian. Bersamanya, anak cucunya yang di beri HAQ untuk mengurus dunia secara
bersama seperti Nabi Syith dan anak cucunya yang lain. Jika Anda seorang ahli sufi atau seorang yang
suka mencari kerahasiaan dalam agama, anda tentu pernah mendengar ungkapan ini : ‘ADAM
mewariskan amanahnya kepada keturunannya‘.

Ada dua pergertian untuk ini, salah satunya adalah tentang pewarisan ILMU SEGALA NAMA ini yang
sesekali tidak akan hilang. Keduanya adalah, tentang sifat, perilaku dan nama-namanya yang di serap
kedalam ADAM lantas diwariskan kepada anak cucunya yang HAQ. Pewaris ILMU SEGALA NAMA ini
diberi HAQ untuk mengurus bumi. Mereka ini bisa kita gelarkan sebagai Para Hyang atau Dewa-Dewi dan
jika Anda merasa kurang senang menggunakan konotasi tersebut dapat juga digunakan para wali.
Biarpun apa frasanya, yang penting, mereka ini mengurus dunia dengan izin DIA yang Maha Besar.

Kemudian, ada perselisihan terjadi dan itu menyebabkan Umat yang satu terpecah-pecah, ini sudah
tentu sebab itu para Malaikat sebelum Allah menciptakan Adam sudah dapat menebak bahwa anak
cucunya akan membawa kerusakan. Sengketa ini mungkin dari mereka yang ingin menjadi ‘Dewa-Dewi‘
tapi tidak HAQ misalnya dalam kasus Habil dan Qabil. Ada yang mencuri sedikit dari ILMU itu dan
membangun peradaban mereka sendiri yang menjadi dasar perbedaan ras sekarang. Pada saat yang
sama juga, ada Dewa-dewi yang hanya bermatlamatkan DUNIA seperti Qabil dan anak cucunya yang
mendendami adik-adiknya yang lain. Jadi, dunia pada saat itu, dibagi menjadi dua, namun ini semua di
atas kehendakNYA.

Bukankah ALLAH itu Maha Perencana! Pertentangan ini berlanjut sampai terjadi perang yang pertama di
bumi yaitu peperangan diantara ketururunan Qabil dan keturunan anak-anak Adam yang salih yang
dipimpin oleh Nabi Syits, adik Qabil. Qabil setelah membunuh Habil dikatakan telah melarikan diri ke
Mesir atau Babil dan menetap dengan anak cucunya di sana. Keturunannya dinamakan Bani Qabil yang
memulai peradaban di lembah Nil dan seterusnya menjadi umat Nabi Idris. Diriwayatkan bahwa Allah
memanggil Nabi Syits alayhisalam memerangi Qabil dan keturunannya. Akhirnya Qabil berhasil ditangkap
dan dihukum mati. Setelah dia mati anak-anak serta cucu Qabil menuntut mayat Qabil dan kemudian
mencoba untuk menguburkannya .

Namun sebelum mereka sempat menguburkan mayat Qabil, Syaitan yang menyamar sebagai seorang
manusia telah menasihati mereka supaya menanam Qabil didalam batu kristal yang dipahat sebagai
keranda. Setan atau Iblis juga menasihati mereka supaya mayat itu dipakaikan dengan pakaian yang
cantik-cantik serta diawetkan dengan garam dan menyediakan barang-barang perhiasan dan makanan.
Kemudian Iblis mengarahkan agar peti mati batu itu ditaruh didalam sebuah bangunan dan dipuja setiap
setahun sekali dengan membawa makanan dan wewangian. Maka dimulailah upacara menghormati
almarhum seperti mumi Mesir kuno. (Sumber Israeliat).

”Tiap-tiap umat memiliki batas waktu” (QS. Al-A’raaf 34:7).

”Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka
melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri,
sedang mereka tidak menyadarinya” (QS. Al An’am ayat 123).

”Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu
atas sebagian beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu.” (QS. Al
an’am : 165).

ERA KETURUNAN BANI ADAM

”Maka jika kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang
kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang
ragu-ragu.” (QS. Yunus : 94) .

Pada era ADAM dan anak cucunya yang mengurus bumi, mereka digelarkan DEWA-DEWI. Bila saya
katakan begitu, sudah pasti ada dari Anda mengatakan ”apakah ALLAH itu lemah sehingga perlu
pengurus/khalifah di bumi?” Jika ada yang berkata begitu, pertama yang akan saya katakan padanya
adalah ”SIAPA YANG MELEMAHKAN SIAPA? ALLAH ITU MAHA berkehendak dan apakah kehendakNYA itu
tidak akan melemahkan DIA, tentu saja tidak. Itulah tanda kekuasaanya”. Allah bisa menghendaki apa
saja untuk berlaku, apakah ia menampakkan kelemahan maupun kekuatan karena Allah itu Maha
Bijaksana dan Maha Mengetahui dari kita. Saya tahu, memang banyak yang belum ‘open mind‘ dalam hal
seperti ini, saya tegaskan tentang sikap kita sekarang yang mana sangat suka melemahkan kekuasaan
ALLAH. Jika terjadi penelitian aneh-aneh, dengan cepat mereka akan katakan ‘Jangan Cabar Tuhan?”.
Apakah Tuhan itu hilang kekuatannya? Tentu saja tidak, karena setiap kejadian itu adalah menunjukkan
MAHA BESARNYA DIA dalam memberi izin.
Kembali tentang perihal ILMU NAMA, pada era ADAM dan seterusnya, datanglah ‘hari pembersihan‘ itu.
Dewa-Dewi ini ada juga yang mengangkat dari kalangan mereka sebagai raja. Raja -raja ini akan tinggal di
istana yang penuh hiasan yang cantik dan terbuat dari emas. Ini semua berdasarkan memori atau cerita-
cerita dari nenek moyang mereka ADAM yang ada pada manusia itu tentang ‘surga‘ di mana tempat
asalnya ADAM dan HAWA.

Dewa-dewi ini tetaplah juga manusia sebab mereka adalah anak cucu Adam juga, tetapi mereka ini
golongan yang mendapat keilmuan yang tinggi karena tanggung jawab yang telah diberikan kepada
mereka. Namun akhirnya manusia dari era berikutnya terkesan dengan karomah-karomah yang ada pada
mereka ini sehingga patung-patung mereka dibuat dan disembah seperti Dewa. Lama kelamaan
perbuatan menyembah berhala ini menjadi suatu agama yang universal dan menyebar ke seluruh dunia.
Maka muncullah Dewa-Dewi yang berbagai nama antaranya, Enki dan Enlil, Diana, Baal, Zeus, Hera,
Venus, Wisnu, Rama, Brahma, dan banyak lagi yang merupakan nama-nama para manusia yang memiliki
ilmu segala nama yang diwarisi dari kakek atau nenek moyang mereka ADAM.

ERA NUH

”Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum
mereka, padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum
pernah Kami berikan kepadamu” (QS. Al An’am : 6).

Setelah serangkaian perang dan kekejaman yang amat hebat, bumi saat itu harus dibersihkan demi
kesejahteraan manusia khalifah. Pada saat itu, banjir besar mulai berlimpah. Ada bukti ilmiah
mengatakan bahwa pada jutaan tahun lalu, bumi memiliki dua bulan dan satu diantaranya telah keluar
dari orbitnya lalu, lingkaran bulan yang terdiri dari es itu jatuh ke bumi dan menyebakan banjir besar.
Namun ini masih dalam konteks kontroversi, sebab tidak ada informasi dari sumber pengakuan yang
dapat mengesahkannya. Dalam buku "EDEN IN THE EAST" pula, Stephen Oppenheimer mengatakan
sebelum terjadinya banjir besar terhebat ini, sudah terjadi 2 banjir sebelumnya tapi itu tidak
menyebabkan kerusakan parah. Pada banjir yang ketiga itulah, suhu mulai menurun dan menyebabkan
banyak tanah-tanah membeku. Dan bila saatnya suhu meningkat pula, lalu benua es itu mencair dan
menyebakan banjir yang membinasakan di seluruh dunia. Akibatnya, dunia dalam era banjir besar .
Bahtera NUH yang dapat memuat ribuan umat manusia dan ribuan spesies hewan ini amat
mengherankan ilmuwan pada zaman ini. Jika sesuai apa yang diberitakan di dalam BIBLE dan AL QURAN,
bahtera ini cukup besar karena dapat membuat sekalian mahkluk demi penghidupan selanjutnya . Di
atas bahtera itu, NUH lah raja dan diibaratkan BAHTERA itulah satu-satunya tanah yang berpenghuni.
NUH lah yang memiliki ILMU SEGALA NAMA itu. Jika tidak, mana bisa ia dapat membangun bahtera yang
cukup besar dan mengarah sekalian makhluk naik bahteranya itu, baik hewan, manusia atau jin sekali
pun. Maka memang benarlah NUH adalah ‘raja lautan‘ dan ahli waris NUH lah yang mewarisi ILMU
SEGALA NAMA itu. Setelah lamanya pelayaran itu (akibat menunggu air banjir surut), akhirnya bahtera
mereka terdampar di suatu tempat di sekitar Asia barat, dimana, disinilah bermulanya era peradaban
baru muncul.

Dari transformasi dan asimilasi di dalam kapal, ada manusia yang berupa sekarang yang mana merekalah
yang akan meneruskan penceritaan bumi baru ini sampai ke hari kiamat. Adakah perbedaan manusia
sekarang dan manusia dulu? Dari pengetahuan saya, perbedaannya adalah pada limitasi manusia itu
sendiri di mana, manusia sekarang tidak lagi mampu untuk membuat perilaku di luar kebiasaan (magic)
dan tidak mampu untuk berubah bentuk seperti manusia zaman era ADAM. Akhirnya, pengungsi dari
tanah tenggelam itu mendarat dan membangun peradaban mereka sendiri. Berlarianlah mereka ke
seluruh dunia sampai saatnya, wasiat NUH harus ditunaikan. APAKAH WASIAT NUH itu? Jadi, apakah
bangsa yang pertama sekali ada di muka bumi itu? Bangsa itu adalah bangsa yang berdarah di raja dan
berisi ILMU SEGALA NAMA yang mengetahui wasiat NUH. Bangsa itu adalah bangsa MIM?

Pendaratan Bahtera itu kemudian disusuli dengan pergerakkan anak-anak Nuh alayhisalam (Yafidt, Sam
dan Ham) lalu membentuk bangsa-bangsa berdasarkan warna kulit. Ada yang mengatakan Yafidt
melahirkan ras berkulit putih dan bergerak menuju ke barat dan utara. Sam melahirkan bangsa berkulit
kuning dan Ham melahirkan ras berkulit hitam (dikatakan sebagai kutukan karena bersetubuh ketika
bencana). Ketiga Keturunan Nuh alayhisalam ini bergerak dan melahirkan peradaban dunia yang sudah
kita ketahui seperti Sumeria, Akkadian, Mesir dan lain-lain.

Bukanlah mereka yang membuka peradaban ini akan tetapi anak cucu kepada mereka-mereka inilah
yang membukanya. Jadi, dimanakah pula bangsa MIM ini. Golongan yang menjadi raja, bangsawan dan
para pendeta inilah bangsa MIM disetiap peradaban itu tadi. Rakyat-rakyat itu pula adalah keturunan
dari kaum beriman yang menaiki bahtera NUH alayhisalam itu tadi.

Bagaimana ini bisa terjadi? Di dalam bahtera NUH itu anak-anak NUH alayhisalam melahirkan keturunan
mereka masing-masing. Usia mereka pada saat itu juga sangat panjang. Anak-anak Nuh alayhisalam itu
bukanlah turun pada satu tempat akan tetapi berpisah di setiap daratan karena itulah wasiat Nuh
alayhisalam. Apakah itu wasiat Nuh alayhisalam? Wasiat Nuh adalah kata-kata kepada warisnya supaya
kembali ke Tanah Asal Mereka yakni Sundaland yang tenggelam itu. Jadi, demi memenuhi wasiat itu, di
setiap pergerakkan waris anak-anak Nuh alayhisalam ini, akan berdirinya peradaban yang hebat .

Salah satu bukti yang jelas mengatakan di sini, yakni Nusantara adalah Sundaland tempat dimulainya
pelayaran Nuh adalah, dengan pengakuan hutan Jawa sebagai hutan tertua di dunia dan ada sebuah
daerah di Sumatera dinamakan LEMUR dan di Sunda ada kata LEMbUR. Selain itu, bukti lain adalah,
penelitian dari Stephen Oppenheimer dan Prof Arysio Santos, serta Thomas suarez yang membukukan
penelitiannya tentang peta kuno dalam buku berjudul ”Early Mapping of Southeast Asia : The Epic
Story”. Dalam buku Eden in the East oleh Stephen Oppenheimer ini, Stephen Oppenheimer menjelaskan
secara ilmiah tentang terjadinya banjir besar ketiga yang mana telah menghilangkan sebagian besar
pemukaan bumi dan cerita tentang pelayaran NUH dalam berbagai versi peradaban dunia. PROF ARYSIO
SANTOS pula menerangkan tentang benarkah ATLANTIS berada di NUSANTARA dan dia benar-benar
menunjuk demikian. Tapi, malang buatnya, setelah beberapa bulan bukunya diterbitkan, ia telah
ditemukan mati. Ada yang mengatakan ini semua perbuatan sabotase yang mana tidak ingin kebangkitan
di NUSANTARA terjadi. Apakah ini Agenda kerja Hidden Hand?

Apakah Anda dapat melihat pola gerakan penelitian dari peneliti barat ini? Baiklah, saya mencoba
membukakan pikiran Anda. Pada zaman dulu, yakni di era penjajahan, explorasi dunia dilakukan oleh
pihak barat yang mana mereka ingin mencari The Lost World. Akhirnya, Christpher Colombus
menemukan Amerika dan mengelarkannya itu sebagai The Lost World. Tapi, kenyataannya apa yang
dicari oleh Colombus itu adalah salah. Explorasi ini berlanjut sampai mereka bertemu dengan piramida
Giza dan mulai mempelajari tentang kebudayaan itu. Akhirnya, mereka mencoba menggali tentang asal
keturunan para FIRAUN ini.

Di era millenium ini, secara tiba-tiba, para peneliti barat mencoba mengalihkan perhatian mereka kepada
NUSANTARA. Tapi, kebanyakan dari mereka ini adalah peneliti yang bebas dan tidak terikat dengan
organisasi. Mereka dapat mengungkap misteri seperti contoh, di mana The Lost World, Solomon Mine,
asal keturunan FIRAUN dan sebagainya. Segalanya berasal dari sini. Tapi, persoalannya, di sini itu
bagaimana? Jika di kaji, di permukaan Tanah Nusantara kini, tidak ada sisa -sisa peradaban yang hebat-
hebat seperti Sumeria, Mesir dan sebagainya. Jadi, bagaimana mereka bisa dikatakan semuanya berada
di sini? Sejauh ini, kita hanya dapat membuktikan segala pernyataan itu dengan menyelaraskan data-data
dari manuskrip, situs dan naskah-naskah Sunda Wiwitan (Agama Jati Sunda) dan Kitab-kitab Jawa Kuno
(Kitab Pustaka Raja Purwa, Serat Paramayoga, Serat Kandha, Serat Jitapsara dsb) atau teknik rujuk silang.
(Baca disini).

”Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala
umat”. (QS. Ali Imran : 33).
Waris-waris Nuh ini bergerak menuju ke Pentas Sunda setelah mendarat di daratan yang cukup jauh dari
kampung halaman mereka. Ayat Quran di atas adalah konteks yang harus kita ambil demi mengungkap
siapakah sebenarnya ‘anggota rumah‘ atau ‘ahlul bait‘ ini. Ahlul bait disini bukanlah syarif atau syarifah
dari keturunan dari Arab.

Kita harus membongkar agar kesenimbungan waris ini dapat dijalinkan. Darah keturunan Nuhlah yang
menjadi raja dan bangsawan sehingga menerbitkan raja-raja agung di peradaban yang hebat. Akan
tetapi, semakin lama semakin mereka lupa akan wasiat itu. Cuma segolongan yang ingat saja akan
melanjutkan perjalanan mereka menuju ‘THE PROMISE LAND‘.

Hal ini diperburuk pula dengan penyembahan berhala akibat dari pemujaan Dewa-Dewi serta raja- raja
dan wali agung pada zaman dulu kala seperti kisah Raja Namrud yang merupakan Cicit Nabi Nuh sendiri
yang lupa akan kekuasaan Allah dan mengatakan dia anak Allah. Dia juga mewarisi Ilmu-ilmu para Nabi
seperti Matematika, Astronomi dan Sains malahan dia orang pertama di dunia yang menciptakan konsep
jam, menit dan detik serta membagi 24 jam untuk satu hari. Dia juga ahli pembangunan gedung tinggi,
jembatan dan saluran irigasi. Semua ilmu ini telah diwarisi dari nenek moyangnya yang merupakan orang
saleh dan Nabi-Nabi seperti Nabi Idris dan Nuh. Namun akibat kesombongannya dia lengah dan lupa
akan Allah dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan.

Jelas disini bahwa wasiat ilmu ADAM yang diturunkan kepada anak cucu beliau lantas menjadikan
mereka itu sebagai Dewa. Tugas mereka adalah untuk mengurus, bukan untuk disembah. Tapi, akibat
kebodohan manusia yang tidak mau menurut, kaum ini menyembah-nyembah manusia ‘Dewa‘ ini dan
jadikan mereka ini Tuhan. Akibatnya, kaum ini dimusnahkan atau dihapuskan dari permukaan bumi.
Kenapa harus mereka menyembah Tuhan manusia sedangkan ALLAH itu selayaknya di sembah karena,
DIAlah dzat Maha Segala.

Maka dapat saya simpulkan disini bahwa pencarian kita akan Tanah asal Nabi-Nabi awal seperti Adam,
Idris dan Nuh sudah semakin dekat. Meskipun saya tahu bahwa ada pihak yang kurang senang saya
mengaitkan hal agama dalam penulisan saya namun hal ini tidak dapat dihindari karena kebanyakan
sumber adalah dari situ. Dari itu kita dapat memberikan rumusan bahwa Nabi Adam alayhisalam,
kemungkinan besar diturunkan di Nusantara. Hal ini adalah karena merujuk perkataan AL HIND yang
digunakan oleh orang Arab untuk menyebut benua India bukan khusus untuknya saja, sebaliknya AL
HIND adalah konotasi untuk melambangkan daerah Pengaruh Hindu Termasuk Asia Tenggara. Karenanya
ketika Khalifah Muawwiyah menulis surat balasan kepada Kaisar Srivijaya dia memanggil Kaisar tersebut
sebagai PENGUASA AL HIND. Bahkan surat dari Srivijaya kepada Khalifah Umar Abdul Aziz juga tercatat
sebagai surat dari seorang Kaisar Al Hind. Namun seperti yang kita ketahui Srivijaya bukan terletak di
India bukan?

Tambahan lagi saya menemukan buku sejarah tulisan peneliti luar berbahasa Inggris yang mengiyakan
tanggapan saya bahwa Nusantara adalah Al Hind. Apalagi jika kita lihat pada panggilan orang-orang barat
pada zaman penjelajahan terhadap Nusantara adalah THE EAST INDIES atau HINDIA. Perhatikan kata
HINDIA itu. Semua panggilan ini diperoleh dari catatan awal pengembara Arab ke Nusantara seperti Ibnu
Battutah dan Al Idrisi. Satu lagi hal yang sangat menarik bagi saya adalah tentang Hadits dan riwayat
yang telah saya paparkan di awal artikel ini tadi. Salah satu dari Hadits tersebut adalah tentang perang
yang bakal terjadi di Al Hind. Nabi Muhammad mengatakan bahwa siapapun yang ikut dalam perang
tersebut akan masuk surga.

Selama ratusan tahun orang Aceh berperang dengan orang-orang Kafir Harbi bersama sekutunya mereka
di sekitar selat Melaka, dimulai dengan Portugis dan berakhir dengan Belanda dan Indonesia. Tentu saja
perang yang sangat lama inilah yang diriwayatkan oleh Rasulullah Sallalahhualaihi wassalam .

Seperti yang kita ketahui memang banyak peperangan yang melibatkan orang Kafir Harbi dengan orang
Islam sepanjang zaman di Nusantara ini. Peperangan terbesar di Nusantara dan diawal tentulah antara
Portugis dengan Melaka, kemudian disusul Portugis dengan Aceh yang menewaskan lebih dari 60 ribu
orang Aceh serta banyak lagi peperangan diantara portugis dengan Aceh dan negeri-negeri Melayu yang
lain. Malahan perang ini masih berlanjut sampai sekarang yaitu diantara Pattani dengan Thai dan Moro
dengan Kristen Filipina.

Saya yakin peperangan yang disebut Nabi Saw adalah perang-perang tersebut. Bukankah semua riwayat
ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa Nabi Allah Adam itu diturunkan Allah di Nusantara dan
membangun peradabannya disini bersama anak cucunya Nabi Syiths dan Nuh. Tidak perlulah rasanya
saya terangkan lagi apa signifikan hadits yang mengatakan tentang keberadaan kayu wangi-wangian di Al
Hind karena Nusantara memang terkenal dengan kayu-kayuan tersebut seperti Gaharu, Cendana, Depu,
Kayu Manis, Kemenyan dan lain-lain.

Sekian, wallahu alam bissawab.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai