PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bank Indonesia
2. Untuk mengetahui kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara
3. Untuk mengetahui tujuan dan tugas Bank Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2
dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-
kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Gubernur
Bank Indonesia saat ini ialah Darmin Nasution, kelahiran 21 Desember 1948 di
Tapanuli. Masa jabatan Beliau sebagai Gubernur Bank Indonesia yaitu untuk
tahun 2009 – 2014 yang berdasarkan Keputusan Presiden RI No.57/P Tahun
2009, tertanggal 17 Juli 2009 dan diambil dilantik pada tanggal 27 Juli 2009.
Beliau mendapatkan gelar Doktor Ekonomi dari Universitas Paris, Sorbonne,
Perancis. Beberapa pengalaman kerja Beliau diantaranya pernah menjabat sebagai
Direktur Jendral Lembaga Keuangan pada tahun 2000-2005, setelah itu menjabat
sebagai Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan sampai dengan tahun 2006,
kemudian menjabat sebagai Direktur Jendral Pajak.
Bank Indonesia berasal dari De javasche Bank N.V yang merupakan salah
satu bank milik pemerintah belanda. De javasce bank N.V didirikan pada zaman
penjajahan belanda, tepatnya pada 10 Oktober 1827 dalam rangka membantu
pemerintah belanda, untuk mengurus keuangannya di Hindia Belanda pada waktu
itu. Kemudian De javasce bank N.V di nasionalisasi pemerintah Republik
Indonesia pada 6 Desember 1951 dengan Undang-undang nomor 24 Tahun 1951
menjadi bank milik pemerintah Republik Indonesia. (Kasmir, 2014).
3
lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia
mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK,
pemerintah, dan pihak lainnya.
Dalam hal hubungan keuangan dengan pemerintah, Bank Indonesia
membantu menerbitkan dan menempatkan surat-surat utang negara guna
membiayai APBN tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat utang negara
tersebut. Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir pemerintah yang menata
usahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan
pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri atas nama pemerintah
Indonesia. Namun, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus
dan agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit
kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending yang selama ini dilakukan
oleh Bank Indonesia berdasarkan UU yang lama kini tidak dapat lagi dilakukan
oleh Bank Indonesia.
Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen,
tetapi tetap diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan pemerintah,
sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan. Koordinasi antara
Bank Indonesia dengan pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang
membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut pemerintah dapat
meminta pendapat Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga dapat
memberi masukan, pendapat, serta pertimbangan kepada pemerintah mengenai
rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan
wewenangnya. Dan pemerintah juga dapat menghadiri rapat Dewan Gubernur
Bank Indonesia dengan hak Bank Indonesia tetapi tanpa hak suara. Oleh karena
itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan
hubungan kerja yang proporsional antara Bank Indonesia dan pemerintah serta
lembaga-lembaga terkait lainnya, dengan tetap berlandaskan pembagian tugas dan
wewenang masing-masing.
4
Pada pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan badan
hukum, maksudnya badan hukum disini meliputi badan hukum publik dan badan
hukum perdata. Sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan
tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan hukum perdata, Bank
Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam dan diluar pengadilan.
Penegasan Bank Indonesia sebagai badan hukum ini diperlukan agar terdapat
kejelasan wewenang Bank Indonesia dalam mengelola kekayaan sendiri terlepas
dari APBN.
5
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah, antara lain :
a. Menetapkan Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah
kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan
memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan
dengan menetapkan suku bunga (BI Rate) (Nasir, 2014).
Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter
tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat
diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan.
Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak
1983 dengan mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika
perkembangan pasar uang di dalam negeri.
6
ketentuan yang diarahkan pada pengurangan risiko pembayaran antar bank dan
peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran. Pada sistem pembayaran
non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan
oleh perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral
antar bank maupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan
pembayaran dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer
elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem
pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran berbasis
warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai banyak berperan
terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS pada bulan November untuk
penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent.
Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran,
Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh
jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan
sistem pembayaran ini selain berwenang untuk memberikan izin operasional
terhadap pihak yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran
juga berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain di luar
Bank Indonesia.
7
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan
mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Di bidang pengawasan, Bank
Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun
sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui
penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.
Peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering disebut bank to
bank dalam prmbangunan sangatlah penting. Hal ini disebabkan bahwa
pembangunan disektor apapun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh
dari sector lembaga keuangan termasuk bank. Peran lain Bank Indonesia adalah
dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal (kertas dan logam) dimana
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal.
Kemudian mengendalikan jumlah uang yang beredar dan suku bunga dengan
maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. (kasmir, 2014).
Sejak periode 1970 hingga sekarang, sistem nilai tukar yang berlaku di
Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali, yaitu:
1. Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dimana lembaga otoritas
moneter menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang
negara lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun
permintaan terhadap valuta asing yang terjadi. Bila terjadi kekurangan atau
kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang ditetapkan
pemerintah, maka dalam hal ini akan mengambil tindakan untuk membawa
tingkat nilai tukar ke arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh
otoritas moneter bisa berupa pembelian ataupun penjualan valuta asing, bila
8
tindakan ini tidak mampu mengatasinya, maka akan dilakukan penjatahan valuta
asing.
Sistem nilai tukar tetap yang berlaku di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 1964 dengan nilai tukar resmi Rp 250/US Dollar,
sementara nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lainnya dihitung berdasarkan
nilai tukar Rupiah per US Dollar di bursa valuta asing Jakarta dan di pasar
internasional. Selama periode tersebut di atas, Indonesia menganut sistem kontrol
devisa yang relatif ketat. Para eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya
kepada Bank Indonesia. Dalam rezim ini tidak ada pembatasan dalam hal
pemilikan, penjualan maupun pembelian valuta asing. Sebagai konsekuensi
kewajiban penjualan devisa tersebut, maka Bank Indonesia harus dapat memenuhi
semua kebutuhan valuta asing bank komersial dalam rangka memenuhi
permintaan valuta asing oleh importir maupun masyarakat. Berdasarkan sistem
nilai tukar tetap ini, Bank Indonesia memiliki kewenangan penuh dalam
mengawasi transaksi devisa. Sementara untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada
tingkat yang telah ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar
valuta asing. Pemerintah Indonesia telah melakukan devaluasi sebanyak tiga kali
yaitu yang pertama kali dilakukan pada tanggal 17 April 1970 dimana nilai tukar
Rupiah ditetapkan kembali menjadi Rp 378/US Dollar. Devaluasi yang kedua
dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi R/p 415/US Dollar dan yang
ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625/US
Dollar. Kebijakan devaluasi tersebut dilakukan karena nilai tukar Rupiah
mengalami overvaluated sehingga dapat mengurangi daya saing produk-produk
ekspor di pasar internasional.
9
Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan
membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila
kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread.
10
Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus
berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk
menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti
mekanisme pasar.
11
Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
Pemerintah terhadap pihak luar negeri. BI dipimpin oleh Dewan Gubernur yang
terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior dan sekurang-
kurangnya 4 orang atau sebanyak-banyaknya 7 orang Deputi Gubernur. Gubernur
dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan DPR. Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR. Rapat Dewan Gubernur merupakan forum
pengambilan keputusan tertinggi.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia dan merupakan
badan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan
hukum. Bank Indonesia berasal dari De javasche Bank N.V yang
merupakan salah satu bank milik pemerintah belanda. Kemudian De
javasce bank N.V di nasionalisasi pemerintah Republik Indonesia pada 6
Desember 1951 dengan Undang-undang nomor 24 Tahun 1951 menjadi
bank milik pemerintah Republik Indonesia.
2. Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank
Indonesia sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan
lembaga tinggi negara seperti DPR, BPK, dan MA. Meskipun Bank
13
Indonesia berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam
melaksanakan tugasnya Bank Indonesia mempunyai hubungan kerja dan
koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah, dan pihak lainnya.
3. Tujuan dari Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan rupiah.
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah adalah : Menetapkan Dan Melaksanakan
Kebijakan Moneter, Mengatur Dan Menjaga Kelancaran System Pembayaran,
Mengatur dan Mengawasi Perbankan.
3.2 Saran
3.2.1 Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan supaya
pembaca mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah
referensi bacaan dari sumber lain.
3.2.2 Diharapkan agar pembaca mempelajari lebih luas lagi mengenai Bank
Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Tentang Bank Indonesia. Dipetik 2016, dari Bank Indonesia:
www.bi.go.id
15