Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank
Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi.Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan
jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka
Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas
pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan
jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan
roda perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah
uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank
sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Bank Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara?
3. Apa tujuan dan tugas Bank Indonesia?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bank Indonesia
2. Untuk mengetahui kedudukan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara
3. Untuk mengetahui tujuan dan tugas Bank Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Indonesia


Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia dan merupakan
badan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum.
Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin,

2
dibantu oleh seorang Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-
kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Gubernur
Bank Indonesia saat ini ialah Darmin Nasution, kelahiran 21 Desember 1948 di
Tapanuli. Masa jabatan Beliau sebagai Gubernur Bank Indonesia yaitu untuk
tahun 2009 – 2014 yang berdasarkan Keputusan Presiden RI No.57/P Tahun
2009, tertanggal 17 Juli 2009 dan diambil dilantik pada tanggal 27 Juli 2009.
Beliau mendapatkan gelar Doktor Ekonomi dari Universitas Paris, Sorbonne,
Perancis. Beberapa pengalaman kerja Beliau diantaranya pernah menjabat sebagai
Direktur Jendral Lembaga Keuangan pada tahun 2000-2005, setelah itu menjabat
sebagai Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan sampai dengan tahun 2006,
kemudian menjabat sebagai Direktur Jendral Pajak.
Bank Indonesia berasal dari De javasche Bank N.V yang merupakan salah
satu bank milik pemerintah belanda. De javasce bank N.V didirikan pada zaman
penjajahan belanda, tepatnya pada 10 Oktober 1827 dalam rangka membantu
pemerintah belanda, untuk mengurus keuangannya di Hindia Belanda pada waktu
itu. Kemudian De javasce bank N.V di nasionalisasi pemerintah Republik
Indonesia pada 6 Desember 1951 dengan Undang-undang nomor 24 Tahun 1951
menjadi bank milik pemerintah Republik Indonesia. (Kasmir, 2014).

2.2 Kedudukan Bank Indonesia


2.2.1 Sebagai Lembaga Negara
Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank
Indonesia sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga
tinggi negara seperti DPR, BPK, dan MA. Kedudukan Bank Indonesia juga tidak
sama dengan Kementrian karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar
pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank
Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter
secara lebih efektif dan efisien. Meskipun Bank Indonesia berkedudukan sebagai

3
lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia
mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK,
pemerintah, dan pihak lainnya.
Dalam hal hubungan keuangan dengan pemerintah, Bank Indonesia
membantu menerbitkan dan menempatkan surat-surat utang negara guna
membiayai APBN tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat utang negara
tersebut. Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir pemerintah yang menata
usahakan rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan
pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri atas nama pemerintah
Indonesia. Namun, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus
dan agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit
kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending yang selama ini dilakukan
oleh Bank Indonesia berdasarkan UU yang lama kini tidak dapat lagi dilakukan
oleh Bank Indonesia.
Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen,
tetapi tetap diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan pemerintah,
sebab tugas-tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan-kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan. Koordinasi antara
Bank Indonesia dengan pemerintah diperlukan pada sidang kabinet yang
membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut pemerintah dapat
meminta pendapat Bank Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga dapat
memberi masukan, pendapat, serta pertimbangan kepada pemerintah mengenai
rancangan APBN serta kebijakan-kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan
wewenangnya. Dan pemerintah juga dapat menghadiri rapat Dewan Gubernur
Bank Indonesia dengan hak Bank Indonesia tetapi tanpa hak suara. Oleh karena
itu, implementasi independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan
hubungan kerja yang proporsional antara Bank Indonesia dan pemerintah serta
lembaga-lembaga terkait lainnya, dengan tetap berlandaskan pembagian tugas dan
wewenang masing-masing.

4
Pada pasal 4 ayat (3) disebutkan bahwa Bank Indonesia merupakan badan
hukum, maksudnya badan hukum disini meliputi badan hukum publik dan badan
hukum perdata. Sebagai badan hukum publik, Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai dengan
tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan hukum perdata, Bank
Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam dan diluar pengadilan.
Penegasan Bank Indonesia sebagai badan hukum ini diperlukan agar terdapat
kejelasan wewenang Bank Indonesia dalam mengelola kekayaan sendiri terlepas
dari APBN.

2.3 Tujuan Dan Tugas Bank Indonesia


2.3.1 Tujuan Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang-undang RI Nomor
23 Tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan
rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang
ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah luas seperti salah
satunya adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan masyarakat luas. Oleh
karena itu, tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan
sangatlah penting. Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh
Bank Indonesia adalah :
a. kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan
atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.
b. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang Negara lain. Hal ini dapat
diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang Negara lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak
manfaat yang akan diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.3.2 Tugas Bank Indonesia

5
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah, antara lain :
a. Menetapkan Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah
kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan
memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka
pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan
dengan menetapkan suku bunga (BI Rate) (Nasir, 2014).
Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter
tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat
diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan.
Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak
1983 dengan mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika
perkembangan pasar uang di dalam negeri.

b. Mengatur Dan Menjaga Kelancaran System Pembayaran.


Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank Indonesia
merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari
peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran Bank Indonesia berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan
perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer
dana baik yang bersifat real time, sistem kliring maupun sistem pembayaran
lainnya misalnya sistem pembayaran berbasis kartu.
Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman
dan handal, Bank Indonesia secara terus menerus melakukan pengembangan
sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue Print Sistem Pembayaran
Nasional. Pengembangan tersebut direalisasikan dalam bentuk kebijakan dan

6
ketentuan yang diarahkan pada pengurangan risiko pembayaran antar bank dan
peningkatan efisiensi pelayanan jasa sistem pembayaran. Pada sistem pembayaran
non tunai, saat ini penyediaan layanan jasa pembayaran sebagian besar dilakukan
oleh perbankan baik melalui rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral
antar bank maupun melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan
pembayaran dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer
elektronik, sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem
pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran berbasis
warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai banyak berperan
terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS pada bulan November untuk
penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent.
Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem pembayaran,
Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh
jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat dan aman. Fungsi pengawasan
sistem pembayaran ini selain berwenang untuk memberikan izin operasional
terhadap pihak yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran
juga berwenang untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain di luar
Bank Indonesia.

c. Mengatur dan Mengawasi Perbankan.


Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang
menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip
kehati-hatian.

7
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan
mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Di bidang pengawasan, Bank
Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun
sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui
penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.
Peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering disebut bank to
bank dalam prmbangunan sangatlah penting. Hal ini disebabkan bahwa
pembangunan disektor apapun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh
dari sector lembaga keuangan termasuk bank. Peran lain Bank Indonesia adalah
dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal (kertas dan logam) dimana
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal.
Kemudian mengendalikan jumlah uang yang beredar dan suku bunga dengan
maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. (kasmir, 2014).

Sejak periode 1970 hingga sekarang, sistem nilai tukar yang berlaku di
Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali, yaitu:
1. Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dimana lembaga otoritas
moneter menetapkan tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang
negara lain pada tingkat tertentu, tanpa memperhatikan penawaran ataupun
permintaan terhadap valuta asing yang terjadi. Bila terjadi kekurangan atau
kelebihan penawaran atau permintaan lebih tinggi dari yang ditetapkan
pemerintah, maka dalam hal ini akan mengambil tindakan untuk membawa
tingkat nilai tukar ke arah yang telah ditetapkan. Tindakan yang diambil oleh
otoritas moneter bisa berupa pembelian ataupun penjualan valuta asing, bila

8
tindakan ini tidak mampu mengatasinya, maka akan dilakukan penjatahan valuta
asing.
Sistem nilai tukar tetap yang berlaku di Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 1964 dengan nilai tukar resmi Rp 250/US Dollar,
sementara nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lainnya dihitung berdasarkan
nilai tukar Rupiah per US Dollar di bursa valuta asing Jakarta dan di pasar
internasional. Selama periode tersebut di atas, Indonesia menganut sistem kontrol
devisa yang relatif ketat. Para eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya
kepada Bank Indonesia. Dalam rezim ini tidak ada pembatasan dalam hal
pemilikan, penjualan maupun pembelian valuta asing. Sebagai konsekuensi
kewajiban penjualan devisa tersebut, maka Bank Indonesia harus dapat memenuhi
semua kebutuhan valuta asing bank komersial dalam rangka memenuhi
permintaan valuta asing oleh importir maupun masyarakat. Berdasarkan sistem
nilai tukar tetap ini, Bank Indonesia memiliki kewenangan penuh dalam
mengawasi transaksi devisa. Sementara untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada
tingkat yang telah ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar
valuta asing. Pemerintah Indonesia telah melakukan devaluasi sebanyak tiga kali
yaitu yang pertama kali dilakukan pada tanggal 17 April 1970 dimana nilai tukar
Rupiah ditetapkan kembali menjadi Rp 378/US Dollar. Devaluasi yang kedua
dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi R/p 415/US Dollar dan yang
ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625/US
Dollar. Kebijakan devaluasi tersebut dilakukan karena nilai tukar Rupiah
mengalami overvaluated sehingga dapat mengurangi daya saing produk-produk
ekspor di pasar internasional.

2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Nilai tukar mengambang terkendali, dimana pemerintah mempengaruhi


tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valuta asing, biasanya
sistem ini diterapkan untuk menjaga stabilitas moneter dan neraca
pembayaran. Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan
bersamaan dengan kebijakan devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %.

9
Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi dan
membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila
kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread.

Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di


Indonesia, nilai tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya terus mengalami depresiasi
terhadap US Dollar. Nilai tukar Rupiah berubah-ubah antara Rp 644/US Dollar
sampai Rp 2.383/US Dollar. Dengan perkataan lain, nilai tukar Rupiah terhadap
US Dollar cenderung tidak pasti.

3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas

Nilai tukar mengambang bebas, dimana pemerintah tidak mencampuri


tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nilai tukar diserahkan pada permintaan
dan penawaran valuta asing. Penerapan sistem ini dimaksudkan untuk mencapai
penyesuaian yang lebih berkesinambungan pada posisi keseimbangan eksternal
(external equilibrium position). Tetapi kemudian timbul indikasi bahwa beberapa
persoalan akibat dari kurs yang fluktuatif akan timbul, terutama karena
karakteristik ekonomi dan struktur kelembagaan pada negara berkembang masih
sederhana. Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas ini diperlukan sistem
perekonomian yang sudah mapan.

Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada


periode 1997 hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami
tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US
Dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang melanda
Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk
mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik
melalui spot exchange rate(kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs
berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun
untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat.

10
Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus
berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk
menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti
mekanisme pasar.

2.4 Hubungan Kerja dengan Pemerintah dan Lembaga Keuangan


Internasional

2.4.1 Hubungan Dengan Pemerintah

Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah seperti yang dituangkan


dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 adalah sebagai berikut :

1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah


2. Untuk dan atas nama Pemerintah Bank Indonesia dapat menerima
pinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan
kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.
3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia atau mengundang
Bank Indonesia dalam sidang cabinet yang membahas masalah ekonomi,
perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau
kewenangan Bank Indonesia.
4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.
5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-sirat hutang Negara , Pemerintah
wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan
Pemerintah juga wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.
6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat hutang Negara
yang diterbitkan Pemerintah.
7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah.
8. Hubungan dengan kantor Menteri Sekretaris Negara untuk pemuatan PBI
dalam Lembaran Negara RI.

Hubungan yang utama adalah Bank Indonesia juga bertindak sebagai


pemegang kas pemerintah. Disamping itu, atas permintaan Pemerintah, Bank

11
Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
Pemerintah terhadap pihak luar negeri. BI dipimpin oleh Dewan Gubernur yang
terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior dan sekurang-
kurangnya 4 orang atau sebanyak-banyaknya 7 orang Deputi Gubernur. Gubernur
dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan DPR. Deputi Gubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR. Rapat Dewan Gubernur merupakan forum
pengambilan keputusan tertinggi.

2.4.2 Hubungan dengan Dunia Internasional

Dalam hal hubungan Bank Indonesia dengan Dunia Internasiaonal, maka


Bank Indonesia dapatmelakukan kerja sama dengan:

1. Bank Sentral Negara lain.


2. Organisasi dan Lembaga Internasional.

Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional atau lembaga


multilateral adalah Negara maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas
nama Negara Republik Indonesia sebagai anggota.

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia dan merupakan
badan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan
hukum. Bank Indonesia berasal dari De javasche Bank N.V yang
merupakan salah satu bank milik pemerintah belanda. Kemudian De
javasce bank N.V di nasionalisasi pemerintah Republik Indonesia pada 6
Desember 1951 dengan Undang-undang nomor 24 Tahun 1951 menjadi
bank milik pemerintah Republik Indonesia.
2. Dilihat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank
Indonesia sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan
lembaga tinggi negara seperti DPR, BPK, dan MA. Meskipun Bank

13
Indonesia berkedudukan sebagai lembaga negara independen, dalam
melaksanakan tugasnya Bank Indonesia mempunyai hubungan kerja dan
koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, pemerintah, dan pihak lainnya.
3. Tujuan dari Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan rupiah.
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah adalah : Menetapkan Dan Melaksanakan
Kebijakan Moneter, Mengatur Dan Menjaga Kelancaran System Pembayaran,
Mengatur dan Mengawasi Perbankan.

3.2 Saran
3.2.1 Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan supaya
pembaca mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah
referensi bacaan dari sumber lain.
3.2.2 Diharapkan agar pembaca mempelajari lebih luas lagi mengenai Bank
Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2013). Tentang Bank Indonesia. Dipetik 2016, dari Bank Indonesia:
www.bi.go.id

Anonim. (2014). Bank Indonesia. Dipetik 2016, Wikipedia: www.wikipedia.org

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral (diakses: 30 Maret 2019)

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia.Sejarah (diakses: 30 Maret 2019)

Kasmir, Dr. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT rajagrafindo


Persada, Jakarta.

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana


Media.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Hipotalamus Adalah Kelenjar Pengontrol Yang Terhubung ENDOKRIN MELALUI Dengan Hipofisa
    Hipotalamus Adalah Kelenjar Pengontrol Yang Terhubung ENDOKRIN MELALUI Dengan Hipofisa
    Dokumen2 halaman
    Hipotalamus Adalah Kelenjar Pengontrol Yang Terhubung ENDOKRIN MELALUI Dengan Hipofisa
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat
  • Tpbi
    Tpbi
    Dokumen8 halaman
    Tpbi
    Septi Ike Kurniawati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bank Indonesia
    Makalah Bank Indonesia
    Dokumen15 halaman
    Makalah Bank Indonesia
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    Dokumen20 halaman
    Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    Dokumen20 halaman
    Cover Makalah Zakat1-Dikonversi PDF
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ﹺ                         ﹺ ﹺ                         ﹺ
    Belum ada peringkat