Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Nugraha Adi RK 4006180009
Angga Bahtera D 4006180037
Annisa Saraswati 4006180038
Dewi Juli W 4006180048
Ivon Guite 4006180039
Novi Astuti 4006180040
Sri Noviyanti 4006180016
Yovie Antia 4006180026

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

I. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persespi: Perilaku Kekerasan
A. Sesi 1: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat
II. TUJUAN
A. Sesi 1: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat
1. Tujuan Umum
Klien dapat Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.
b. Klien dapat menyebutukan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.
c. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
3. Tujuan yang ingin dicapai
Klien dapat menyebutkan:
a. Keuntungan patuh minum obat.
b. Akibat/kerugian tidak patuh minum obat.
c. Lima benar cara minum obat.
III. LANDASAN TEORI
A. Latar Belakang
Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai hubungan
satu sama lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama
(Stuart, 2013). Umumnya, anggota kelompok merupakan individu yang
mempunyai latar belakang berbeda. Walaupun begitu, hal ini akan membuat
antar individu dalam kelompok dapat belajar satu sama lain melalui cerita
atau pengalaman yang diutarakan. Pada pasien dengan gangguan jiwa,
kelompok dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi yang dinamakan
terapi aktivitas kelompok. Terapi ini merupakan tanggung jawab penuh
seorang perawat (Keliat, B & Akemat, 2009). Manfaat dari terapi aktivitas
kelompok secara umum adalah untuk mengembangkan motivasi klien,
melakukan sosialisasi, dan meningkatkan kemampuan realitas melalui
komunikasi dan umpan balik terhadap orang lain (Susana & Sri, 2011).
Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang. Sebelum
melakukan terapi aktivitas kelompok, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain lingkungan yang kondusif, rasa aman dan nyaman
klien dengan menjaga privasinya, serta dilakukan pada waktu yang tepat
(Direja, 2011). Selanjutnya, terdapat 4 macam terapi aktivitas kelompok
yaitu TAK stimulasi kognitif atau persepsi, TAK stimulasi sensori, TAK
orientasi realita, dan TAK sosialisasi. Pada proposal ini akan membahas
mengenai TAK stimulasi kognitif atau persepsi.
TAK stimulasi kognitif atau persepsi merupakan terapi yang terfokus
kepada pengalaman klien. Tujuan dari TAK stimulasi kognitif atau persepsi
adalah agar pasien mampu untuk menyelesaikan masalah akibat stimulus
yang diberikan kepadanya (Keliat, 2005). Stimulus tersebut dapat berupa
marah, benci, atau pandangan negatif kepada orang lain. Menurut Keliat &
Akemat (2009), stimulasi kognitif diterapkan pada klien dengan kondisi:
(1) Klien dengan Harga Diri Rendah (HDR) menerapkan TAK stimulasi
persepi dengan 2 sesi yaitu mengidentifikasi hal positif pada diri dan
melatih hal positif pada diri. (2) Klien dengan halusinasi terdapat 5 sesi
TAK yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik,
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, mencegah halusinasi
melalui berbincang dengan orang lain, dan mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat. (3) Klien dengan defisit perawatan diri mempunyai 5
sesi yaitu mengetahui manfaat perawatan diri, menjaga kebersihan diri, tata
cara makan dan minum, tata cara eliminasi, dan tata cara berhias, dan (4)
pada klien dengan risiko perilaku kekerasan terdapat 5 sesi TAK yaitu
mengenal perilaku kekerasan yang dilakukan, mencegah perilaku kekerasan
fisik, mencegah perilaku kekerasan fisik, mencegah perilaku kekrasan
sosial, mencegah perilaku kekerasan spiritual, dan mencegah perilaku
kekerasan dengan patuh mengonsumi obat.
Tujuan dari Terapi Aktivitas pada klien yang mengalami perilaku
kekerasan yaitu: klien diharapkan dapat menyebutkan stimulasi penyebab
kemarahannya, dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah), dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
(perilaku kekerasan), dan klien dapat menyebutkan akibat perilaku
kekerasan.

IV. KRITERIA KLIEN


A. Klien pernah mengalami perilaku kekerasan
B. Klien yang sudah stabil (tenang)
C. Klien bersedia mengikuti kegiatan TAK

V. PROSES SELEKSI
A. Mengobservasi klien yang masuk criteria
B. Mengidentifikasi klien yang masuk criteria
C. Mengumpulkan klien yang masuk criteria
D. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKS. Meliputi :
menjelaskan tujuan TAKS pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
VI. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
A. Tempat
Ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
B. Hari/tanggal
Jumat, 5 April 2019
C. Waktu
45 Menit
D. Pengorganisasian
1. Jumlah dan nama klien
Jumlah pasien: 4 orang (Tn. Dedi, Tn. Cecep, Tn. Chaerul, Tn. Dadang)
Jumlah pasien cadangan: 1 (Tn. Ahdan)
2. Leader dan uraian tugas
Leader: Ivon Guite
a. Memimpin TAK: merencanakan, mengontrol dan mengendalikan
jalannya TAK.
b. Membuka acara TAK
c. Memimpin perkenalan
d. Menjelaskan tujuan TAK
e. Menjelaskan proses kegiatan
f. Menutup kegiatan TAK
3. Co Leader dan uraian tugas
Co Leader: Sri Novianti
a. Membacakan tata tertib dan program antisipasi
b. Mengambil alih tugas Leader apabila jalannya TAK pasif, dan
menyerahkan kembali kepada Leader apabila jalnnya TAK sudah
normal kembali
c. Menuliskan apa yang diucapkan klien, dipapan tulis
4. Fasilitator dan uraian tugas
Fasilitator: Nugraha Adi Ramdani Kusumah, Annisa Saraswati, Yovie
Antia, Dewi Juli, Novi Astuti
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
5. Observer dan uraian tugas
Observer: Angga Bahtera Dewa
a. Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir
b. Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis
c. Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir
d. Mencatat modifikasi strategi kelompok yang akan dating
e. Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya

E. Langkah-langkah
1. Persiapan:
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala
marah, serta perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan
kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk
mencegah perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang diminum klien: nama dan warna
(upayakan tiap klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat,
benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat (catat di
whiteboard).
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat.
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah minum obat.
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah perilaku kekerasan/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian perilaku kekerasan/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
l. Memberi pujian setiap kali klien dapat menyebutkan secara benar.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang
telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk
mencegah perilaku kekerasan.
2) Memasukan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan
disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

F. Perilaku yang diharapkan


1. Persiapan (terapis dan klien)
a. Terapis atau perawat
1) Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan
2) Menentukan tujuan
3) Menentukan waktu dan tempat
4) Mempersiapkan setting tempat, alat dan sebagainya
b. Klien
1) Siap mengikuti TAK
2) Mengetahui dan mentaati tata tertib TAK
3) Hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
2. Proses
a. Klien atau anggota kelompok
1) Mampu mengikuti TAK sampai selesai
2) Mampu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok
3) Mampu memberikan tanggapan dalam diskusi dan berespon
terhadap stimulus yang diberikan oleh anggota kelompok lain atau
terapis
b. Terapis atau perawat
1) Perawat melaksanakan TAK sesuai perencanaan
2) Perawat dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi saat TAK
3) Perawat mampu memotivasi klien utuk berpartisipasi aktif
3. Hasil
a. Perawat dapat melaksanakan tugas dengan baik
b. Klien mampu memahami tujuan dari terapi dan mencapai tujuan yang
ditetapkan pada pertemuan

VII. ATURAN MAIN


A. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
B. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai
C. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
D. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK
berlangsung
E. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
F. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari acara
G. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai
H. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksananakan TAK telah habis,
sedangkan acara belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan
anggota untuk memeperpanjang waktu TAK kepada anggota.

VIII. PROGRAM ANTISIPASI


A. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain

B. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin


1. Panggil nama klien
2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
C. Bila klien lain ingin ikut
1. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
2. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin diikuti oleh
klien tersebut.

IX. ALAT BANTU


A. Bola tenis
B. Laptop
C. Speaker
D. Whiteboard
E. Spidol
F. Penghapus

X. SETTING TEMPAT

Keterangan:
Leader
Co Leader
Klien
Fasilitator
Observer

XI. PENUTUP
Demikian proposal terapi aktivitas kelompok sesi 1 ini kami susun sebagai
media penuntun dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok yang akan
dilaksanakan di ruang merak rumah sakit jiwa pada praktik keperawatan jiwa
semester 2 Program Profesi Ners Sarjana Keperawatan. Besar harapan kami
agar terapi aktivitas ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak terkait, terutama klien perilaku kekerasan/risiko perilaku
kekerasan. Atas kerja sama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan
terimakasih.
LAMPIRAN
Sesi 5: TAK
Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
No. Nama klien Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
lima benar minum keuntungan akibat tidak
obat minum obat patuh minum
obat

Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Beri tanda ( √ ) jika klien mampu dan tanda ( X ) jika klien
tidka mampu.

Anda mungkin juga menyukai