Anda di halaman 1dari 6

FATIMAH NUR FAIZAH

220110140048

Jawaban:
1. Trauma muskuloskeletal dan shock hipovolemik
- Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya volume
plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat
(hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke
ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka
bakar dan diare berat.
FATIMAH NUR FAIZAH
220110140048
2. Initial Assessment • Hentikan perdarahan eksternal • Segera pasang dua jalur infus dengan jarum
ABCDE DALAM TRAUMA besar (14 - 16 G) • Berikan infus cairan
Pengelolaan trauma ganda yang berat memerlukan kejelasan dalam
menetapkan prioritas. Tujuannya adalah segera mengenali cedera yang Disability
mengancam jiwa dengan Survey Primer, seperti : Menilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons terhadap
• Obstruksi jalan nafas • Cedera dada dengan kesukaran bernafas • Perdarahan nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur Glasgow
berat eksternal dan internal • Cedera abdomen Coma Scale
AWAKE = A RESPONS BICARA (verbal) = V RESPONS NYERI = P
Jika ditemukan lebih dari satu orang korban maka pengelolaan dilakukan TAK ADA RESPONS = U
berdasar prioritas (triage) Hal ini tergantung pada pengalaman penolong dan Cara ini cukup jelas dan cepat.
fasilitas yang ada.
Survei ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) ini Eksposure
disebut survei primer yang harus selesai dilakukan dalam 2 - 5 menit. Terapi Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cedera yang
dikerjakan serentak jika korban mengalami ancaman jiwa akibat banyak mungkin ada. Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
sistim yang cedera : imobilisasi in-line harus dikerjakan.

Airway PENGELOLAAN JALAN NAFAS


Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas dengan Prioritas pertama adalah membebaskan jalan nafas dan mempertahankannya
bebas ? Jika ada obstruksi maka lakukan : agar tetap bebas.

• Chin lift / jaw thrust (lidah itu bertaut pada rahang bawah) • Suction / hisap 1. Bicara kepada pasien
(jika alat tersedia) • Guedel airway / nasopharyngeal airway • Intubasi trakhea Pasien yang dapat menjawab dengan jelas adalah tanda bahwa jalan nafasnya
dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral bebas. Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan jalan nafas buatan dan
bantuan pernafasan. Penyebab obstruksi pada pasien tidak sadar umumnya
Breathing adalah jatuhnya pangkal lidah ke belakang. Jika ada cedera kepala, leher atau
Menilai pernafasan cukup. Sementara itu nilai ulang apakah jalan nafas bebas. dada maka pada waktu intubasi trakhea tulang leher (cervical spine) harus
Jika pernafasan tidak memadai maka lakukan : dilindungi dengan imobilisasi in-line.
• Dekompresi rongga pleura (pneumotoraks) • Tutuplah jika ada luka robek
pada dinding dada • Pernafasan buatan 2. Berikan oksigen dengan sungkup muka (masker) atau kantung nafas (
Berikan oksigen jika ada selfinvlating)

Sirkulasi 3. Menilai jalan nafas


Menilai sirkulasi / peredaran darah. Sementara itu nilai ulang apakah jalan Tanda obstruksi jalan nafas antara lain : • Suara berkumur • Suara nafas
nafas bebas dan pernafasan cukup. Jika sirkulasi tidak memadai maka abnormal (stridor, dsb) • Pasien gelisah karena hipoksia • Bernafas
lakukan : menggunakan otot nafas tambahan / gerak dada paradoks • Sianosis
FATIMAH NUR FAIZAH
220110140048
Waspada adanya benda asing di jalan nafas. Cara membebaskan jalan nafas
diuraikan pada Appendix 1 Jangan memberikan obat sedativa pada pasien PENGELOLAAN SIRKULASI
seperti ini. Prioritas ketiga adalah perbaikan sirkulasi agar memadai.

4. Menjaga stabilitas tulang leher ‘Syok’ adalah keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Pada pasien trauma keadaan ini paling sering disebabkan oleh hipovolemia.
5. Pertimbangkan untuk memasang jalan nafas buatan
Indikasi tindakan ini adalah : • Obstruksi jalan nafas yang sukar diatasi • Luka Diagnosa syok didasarkan tanda-tanda klinis : Hipotensi, takhikardia,
tembus leher dengan hematoma yang membesar • Apnea • Hipoksia • Trauma takhipnea, hipothermi, pucat, ekstremitas dingin, melambatnya pengisian
kepala berat • Trauma dada • Trauma wajah / maxillo-facial kapiler (capillary refill) dan penurunan produksi urine. (lihat Appendix-3)

PENGELOLAAN NAFAS (VENTILASI ) Jenis-jenis syok :


Prioritas kedua adalah memberikan ventilasi yang adekuat.
Syok hemoragik (hipovolemik): disebabkan kehilangan akut dari darah atau
• Inspeksi / lihat frekwensi nafas (LOOK) Adakah hal-hal berikut : . Sianosis cairan tubuh. Jumlah darah yang hilang akibat trauma sulit diukur dengan
. Luka tembus dada . Flail chest . Sucking wounds . Gerakan otot nafas tepat bahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Ingat
tambahan bahwa :

• Palpasi / raba (FEEL) . Pergeseran letak trakhea . Patah tulang iga . • Sejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura. •
Emfisema kulit . Dengan perkusi mencari hemotoraks dan atau pneumotoraks Perdarahan patah tulang paha (femur shaft) dapat mencapai 2 (dua) liter. •
Perdarahan patah tulang panggul (pelvis) dapat melebihi 2 liter
• Auskultasi / dengar (LISTEN) . Suara nafas, detak jantung, bising usus .
Suara nafas menurun pada pneumotoraks . Suara nafas tambahan / abnormal Syok kardiogenik : disebabkan berkurangnya fungsi jantung, antara lain
akibat :
• Tindakan Resusitasi Diuraikan lebih rinci pada Appendix 5 Jika ada distres
nafas maka rongga pleura harus dikosongkan dari udara dan darah dengan • Kontusioo miokard • Tamponade jantung • Pneumotoraks tension • Luka
memasang drainage toraks segera tanpa menunggu pemeriksaan sinar X. Jika tembus jantung • Infark miokard
diperlukan intubasi trakhea tetapi sulit, maka kerjakan krikotiroidotomi.
Penilaian tekanan vena jugularis sangat penting dan sebaiknya ECG dapat
Catatan Khusus • Jika dimungkinkan, berikan oksigen hingga pasien menjadi direkam.
stabil • Jika diduga ada tension pneumotoraks, dekompresi harus segera
dilakukan dengan jarum besar yang ditusukkan menembus rongga pleura sisi Syok neurogenik : ditimbulkan oleh hilangnya tonus simpatis akibat cedera
yang cedera. Lakukan pada ruang sela iga kedua (ICS 2) di garis yang melalui sumsum tulang belakang (spinal cord). Gambaran klasik adalah hipotensi
tengah klavikula. Pertahankan posisi jarum hingga pemasangan drain toraks tanpa diserta takhikardiaa atau vasokonstriksi.
selesai. • Jika intubasi trakhea dicoba satu atau dua kali gagal, maka kerjakan
krikotiroidotomi. Tentu hal ini juga tergantung pada kemampuan tenaga Syok septik : Jarang ditemukan pada fase awal dari trauma, tetapi sering
medis yang ada dan kelengkapan alat. menjadi penyebab kematian beberapa minggu sesudah trauma (melalui gagal
FATIMAH NUR FAIZAH
220110140048
organ ganda). Paling sering dijumpai pada korban luka tembus abdomen dan disebelah proksimal ditambah bebat kompresif (tekan merata) diseluruh
luka bakar. bagian anggota gerak tersebut.

3. Resusitasi cairan • Cedera dada Sumber perdarahan dari dinding dada umumnya adalah arteri.
Langkah-langkah resusitasi sirkulasi Pemasangan chest tube / pipa drain harus sedini mungkin. Hal ini jika di
Tujuan akhirnya adalah menormalkan kembali oksigenasi jaringan. Karena tambah dengan penghisapan berkala, ditambah analgesia yang efisien,
penyebab gangguan ini adalah kehilangan darah maka resusitasi cairan memungkinkan paru berkembang kembali sekaligus menyumbat sumber
merupakan prioritas perdarahan. Untuk analgesia digunakan ketamin I.V.

1.Jalur intravena yang baik dan lancar harus segera dipasang. Gunakan • Cedera abdomen Damage control laparatomy harus segera dilakukan sedini
kanula besar (14 - 16 G). Dalam keadaan khusus mungkin perlu vena mungkin bila resusitasi cairan tidak dapat mempertahankan tekanan sistolik
sectie antara 80-90 mmHg. Pada waktu DC laparatomy, dilakukan pemasangan kasa
2.Cairan infus (NaCL 0,9%) harus dihangatkan sampai suhu tubuh karena besar untuk menekan dan menyumbat sumber perdarahan dari organ perut
hipotermia dapat menyababkan gangguan pembekuan darah. (abdominal packing). Insisi pada garis tengah hendaknya sudah ditutup
3. Hindari cairan yang mengandung glukose. kembali dalam waktu 30 menit dengan menggunakan penjepit (towel clamps).
4. Ambil sampel darah secukupnya untuk pemeriksaan dan uji silang Tindakan resusitasi ini hendaknya dikerjakan dengan anestesia ketamin oleh
golongan darah. dokter yang terlatih (atau mungkin oleh perawat untuk rumah sakit yang lebih
kecil). Jelas bahwa teknik ini harus dipelajari lebih dahulu namun jika
Urine Produksi urine menggambarkan normal atau tidaknya fungsi sirkulasi dikerjakan cukup baik pasti akan menyelamatkan nyawa.
jumlah seharusnya adalah > 0.5 ml/kg/jam. Jika pasien tidak sadar dengan
syok lama sebaiknya dipasang kateter urine. Prioritas kedua: Penggantian cairan, penghangatan, analgesia dengan
ketamin.
Transfusi darah Penyediaan darah donor mungkin sukar, disamping besarnya • Infus cairan pengganti harus dihangatkan karena proses pembekuan darah
risiko ketidak sesuaian golongan darah, hepatitis B dan C, HIV / AIDS. berlangsung paling baik pada suuh 38,5 C. Hemostasis sukar berlangsung
Risiko penularan penyakit juga ada meski donornya adalah keluarga sendiri. baik pada suhu dibawah 35 C. Hipotermia pada pasien trauma sering
Transfusi harus dipertimbangkan jika sirkulasi pasien tidak stabil meskipun terjadi jika evakuasi pra rumah sakit berlangsung terlalu lama (bahkan juga
telah mendapat cukup koloid / kristaloid. Jika golongan darah donor yang di cuaca tropis). Pasien mudah menjadi dingin tetapi sukar untuk
sesuai tidak tersedia, dapat digunakan darah golongan O (sebaiknya pack red dihangatkan kembali, karena itu pencegahan hipotermia sangat penting.
cel dan Rhesus negatif. Transfusi harus diberikan jika Hb dibawah 7g / dl jika Cairan oral maupun intravena harus dipanaskan 40-42 C. Cairan pada suku
pasien masih terus berdarah. ruangan sama dengan pendinginan.
• Resusitasi cairan hipotensif : Pada kasus-kasus dimana penghentian
Prioritas pertama : hentikan perdarahan perdarahan tidak definitive atau tidak meyakinkan volume diberikan
• Cedera pada anggota gerak : Torniket tidak berguna. Disamping itu torniket dengan menjaga tekanan sistolik antara 80 - 90 mmHg selama evakuasi.
menyebabkan sindroma reperfusi dan menambah berat kerusakan primer. • Cairan koloid keluar, cairan elektrolit masuk.
Alternatif yang disebut “bebat tekan” itu sering disalah mengerti. Perdarahan Hasil penelitian terbaru dengan kelompok kontrol menemukan sedikit efek
hebat karena luka tusuk dan luka amputasi dapat dihentikan dengan negatif dari penggunaan koloid dibandingkan elektrolit untuk resusitasi
pemasangan kasa padat subfascial ditambah tekanan manual pada arteri cairan.
FATIMAH NUR FAIZAH
220110140048
• Resusitasi cairan lewat mulut (per-oral) cukup aman dan efisien jika pasien
masih memiliki gag reflex dan tidak ada cedera perut. Cairan yang Terdapat 2 teori FES 1. Lemak dari tulang masuk ke pembuluh darah dan
diminum harus rendah gula dan garam. Cairan yang pekat akan menjadi emboli paru 2. Trauma Katekolamin gangguan stabilitas lemak
menyebabkan penarikan osmotik dari mukosa usus sehingga timbullah efek fat globul pembuluh darah Hipoksia gangguan meliputi : gangguan
negatif. Diluted cereal porridges yang menggunakan bahan dasar mental status, personality changes,irritability, restlessness, or agitation are
lokal/setempat sangat dianjurkan. frequently Terapi : oksigen high
• Analgesia untuk pasien trauma dapat menggunakan ketamin dosis berulang
0,2 mg/kg. Obat ini mempunyai efek inotropik positif dan tidak Pulmonary Embolism
mengurangi gag reflex, sehingga sesuai untuk evakuasi pasien trauma Dapat menyebabkan kematian Disebabkan oleh emboli Biasanya tanpa gejala
berat. : pasien tiba- tiba sesak berat, sianosis, substernal chest pain, tachycardia,
syok dan menimbulkan kematian mendadak Diagnosis menggunakan x-ray,
4. Masalah keperawatan ventilasi perfusi scan dan ABG(a Terapi : posisi semi fowler, oksigen,
1. Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipovolemik monitor TTV, berikan antikoagulan Tindakan pencegahan yg paling baik :
Intervensi : pembersihan luka menggunakan cairan Nacl, debridement, bagaimana meningkatkan venous return dan vena stasis Antiembolus
reposisi dan stabilisasi tulang, penutupan luka, pemberian antibiotic, stockings, latihan angkel , hidrasi
pencegahan tetanus, pembedahan.
A. Crush syndrome
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan Trauma Crush Trauma crush adalah trauma kompresi pada ekstremitas
3. Resiko Gang pertukaran gas b.d fat emboli dalam waktu lama sehingga dapat mengakibatkan jaringan lunak yang
4. Defisit volume cairan b.d perdarahan terkena mengalami iskhemi dan hilangnya integritas sel sehingga
Intervensi : resusitasi cairan+transfusi darah potasium dan mioglobin yang ada di datam sel itu keluar. Sodium,
5. Kerusakan jaringan kulit b.d fraktur terbuka chloride, kalsium, dan air masuk ke dalam sel itu. Masuknya kalsium ke
6. Gangguan mobilitas fisik b.d cedera dalam sel akan mengakibatkan kerusakan seluler yang bersifat
7. Nyeri Akut b.d agen cedera fisik irreversibel. Pergeseran cairan akan menimbulkan sok hipovolemik.
Kerusakan vaskular akan menimbulkan edema / swelling dan gangguan
5. Komplikasi dari Fraktur keluamya ion-ion dan cairan. Pengeluaran komponen-komponen di otot
Deteksi dini dapat live saving dan prevent permanent disability Fase segera: tersebut akan mengakibatkan hiperkalemia, mioglobinemia,
syok hipovolemik, infeksi, Fat embolism syndrom dan compartment hipokalsemia, hiperuresemia, hiperfostamia dan asidosis metabolik. Periu
syndrome Anda ketahui bahwa fungsi ginjai itu dipengaruhi oleh potasium, fosfat
dan mioglobin dalam jumlah kecil, bila dalam konsentrasi tinggi,
1. SYOK HIPOVOLEMIK Terjadi pada perdarahan internal dan eksternal mioglobin Trauma crush dapat juga mengganggu fungsi saraf seperti
(pasien akan kehilangan cairan krn fraktur Fraktur thorax, pelvis, spine atau paralisis tipe flaksid (flaccid paralysis ) dan hilangnya sensasi seperti
ektremitas spesial femur T/ hipovolemik : infus cepat, kontrol nyeri dan trauma pada tulang belakang. Perbedaannya pada pemeriksaan colok
minimalkan pergerakan fraktur dubur didapatkan tonus otot sphincter an dan fungsi kandung kemih
dalam batas normal demikian juga adanya defisit asimetri. Pengerasan
2. FES Terjadipada femur, tibia, pelvis, or multiple fractures berkembang 24 daerah lesi dan edema yang disertai rasa nyeri hebat perlu dipikirkan
– 48 jam pertama sindrom kompartemen. Terabanya pulsus di daerah perifer bukan
FATIMAH NUR FAIZAH
220110140048
jaminan untuk mengatakan sindrom kompartemen tidak terjadi ( lihat F. Delayed union dan non union
pada fraktur). Pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan creatine Lambat sembuh atau tdk sembuh Delay union : Disebabkan oleh infeksi ,
kinase, potasium dan mioglobin. Urin berwama kemerahan akibat tidak adekuat stabilisasi atau tdk adekuat aliran darah ke tulang Non
mioglobinuria dan dapat dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik uninon : fraktur tidak ada tanda – tanda penyembuhan (fragmen tulang
bahwa tidak adanya sel darah merah. Pemeriksaan jantung ( cardiac masih terpisah) Penyebab : infeksi, tdk adekuat stabilisasi, reduksi fraktur
monitor) diperiukan karena trauma crush akan menimbulkan masalah , adanya jaringan atau otot antara ujung tulang, kurang nutrisi Terapi :
fungsi organ tersebut. Bone Graft bisa allograf dari orang lain atau autograft dari pasien sendiri
Pasien tidak boleh weigh bering activity
B. Fat embolisme
Komplikasi awal yang pertu Anda perhatikan adanya sindrom emboli
lemak (fat embolism syndrome) dengan karakteristik adanya penurunan
respirasi, panas, perubahan mental dan trombositopenia. Hal ini
disebabkan butiran-butiran lemak masuk ke dalam sirkulasi darah.
Adapun komplikasi fraktur itu sendiri meliputi non-union, pemendekan,
dan artritis pasca traumatik Pemeriksaan X-ray hanya bersifat konfirmasi
dan perencanaan tindakan atau prognostik terhadap fraktur itu maupun
untuk medikolegal nantinya.

C. Compartment syndrome
Komplikasi pada ektremitas atas dan bawah Penyebab trauma jaringan
atau penggunaan aplikasi eksternal spt: gips, bidai, balutan
Pembengkakan jaringan meningkatkan tekanan pd kompartemen
menekan pembuluh darah dan saraf iskemia nekrosis kerusakan
(atropi, kontraktur , kehilangan fungsi Kejadian cepat 4 – 12 jam stlh
iskemia Fraktur yg paling sering adalah proksimal tibia dan distal
humerus. Tanda : nyeri yang hebat dan tidak hilang dg analgetik tanda
lain, tdk ada nadi pd ekstremitas distal, dingin pucat, Tindakan perawatan
: cari tahu penyebabnya dan atasi dengan melepas , tidak meninggikan ,
fasciotomy

D. Osteomielitis
E. Infeksi
Komplikasi paling sering pada fraktur diakibatkan dari operasi atau
internal atau eksternal fiksasi Pencegahan sangat baik agar tdk terjadi
osteomielitis Infeksi dapat menyebabkan delay union, mal union
Pemberian antibiotic. Infeksi dapat terjadi dari tetanus.

Anda mungkin juga menyukai