Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
Sindrom nefrotik merupakan istilah yang umum dipakai untuk kondisi
patologis yang ditandai dengan triad proteinuria masif, hypoalbuminaemia, dan
hiperlipidemia. Sindrom nefrotik sering terjadi pada anak-anak. Sindrom ini cepat
membaik dengan terapi steroid (misalnya prednisolon) dan imunosupresan
(misalnya cyclosporine). Pada kasus refractory (sulit disembuhkan) sering terjadi
kekambuhan, ketergantungan steroid dan resistensi steroid sehingga memerlukan
terapi steroid untuk jangka panjang dan akan menimbulkan efek samping yang
menjadi masalah utama. Beberapa laporan dan study telah mengusulkan agen baru
yang dapat digunakan sebagai terapi pengobatan anak-anak dengan sindrom
nefrotik yaitu rituximab.

Rituximab adalah antibodi monoklonal terhadap antigen CD20 B-limfosit


dan telah menunjukkan khasiat dalam pengobatan beberapa gangguan autoimun.
Sejak tahun 2004, ada beberapa laporan yang menunjukkan bahwa pemberian
rituximab pada pasien dengan sindrom nefrotik refrakter dapat mengurangi atau
menghilangkan penggunaan obat steroid dan imunosupresan.

Rituximab dapat digunakan sebagai terapi pengobatan pada anak dengan


frequently relapsing nephrotic syndrome (FRNS) atau steroid-dependent nephrotic
syndrome (SDNS). Dalam penggunaan terapi Rituximab terdapat beberapa efek
samping yang umumnya terjadi selama terapi. Efek samping yang paling umum
terjadi adalah bronkospasme, ruam kulit, radang sendi. Bila dibandingkan dengan
terapi chorticosteroid, terapi rituximab memiliki efek samping yang lebih serius,
namun dari segi keamanan terapi rituximab memiliki kesamaan dengan terapi
chorticosteroid karena efek samping yang terjadi bersifat ringan dan sementara,
serta tidak menyebabkan kematian.

Selain itu, terapi rituximab juga mampu mengurangi kekambuhan sindrom


nefrosis. Pada terapi rituximab terjadi perubahan yang baik terhadap tingkat protein
urin, albumin serum, dan kolesterol total tetapi pada kadar kreatinin serum tidak
menunjukkan perubahan besar dari sebelum dan sesudah terapi rituximab. Pasien
yang membutuhkan obat bifosfonat, prednisolone, siklosporin, setelah diberikan
rituximab secara signifikan dosis obat tersebut menurun.

Bila dilihat dari segi efektifitas biaya, terapi rituximab dinilai lebih efektif
dibandingkan dengan terapi steroid dan immunosupresan. Administrasi biaya
medis total dengan menggunakan terapi rituximab lebih murah dibandingkan
dengan terapi steroid dan immunosupresan. Selama satu bulan setelah mendapatkan
terapi rituximab, biaya medis total mengalami penurunan rata-rata sebesar 1.643
USD. Dan selama 24 bulan dapat menghemat biaya rata-rata sebesar 39.429 USD.

Anda mungkin juga menyukai