Anda di halaman 1dari 50

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK

COMMUNITY NURSING PROGRAM V

Disusun oleh
Fatimah Nur Faizah
220110140048

Tutorial 4

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I

PEDAHULUAN

Lanjut usia (lansia) menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13


tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Lansia adalah seseorang yang memiliki
usia lebih dari 60 tahun dan pada umumnya lansia akan mengalami tanda-tanda
penurunan fungsi biologis, psilogis, sosial, dan ekonomi (Depkes RI, 2014). Menua
merupakan proses yang wajar terjadi dan akan dialami oleh setiap individu yang
memiliki umur panjang. Proses menua merupakan suatu hal wajar yang akan dialami
setiap individu yang dikaruniai umur panjang. Seiring dengan bertambahnya usia
maka akan terjadi beberapa perubahan. Menurut Heryanto Adi Nugroho (2012) lansia
dapat mengalami perubahan-perubahan diantaranya perubahan fisik, kelemahan
kognitif, kemunduran fisik, masalah psikososial, perubahan emosional, peran social,
dan perubahan paradigma pada lansia.
Stroke di Indonesia merupakan penyakit nomor dua yang mematikan setelah
penyakit jantung dan kanker. Pravelensi stroke di Indonesia berdasarkan gejala dan
diagnosis terdapat 12,1 per mil dan kasus stroke tertinggi pada usia 75 tahun ke atas
(43,1%) dengan jumlah stroke pada laki-laki lebih banyak sekitar 7,1% dibandingkan
wanita sekitar 6,8% (Kemenkes RI, 2013). Stroke pada lansia disebabkan karena
penurunan elastisitas pembuluh darah yang mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah sehingga aliran darah ke otak terganggu. Stroke dapat disebabkan karena
hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, riwayat stroke sebelumnya, dan gaya
hidup seperti, merokok, kurang aktivitas/olahraga, lemak di dalam darah tinggi, dan
kadar asam urat tinggi (Hanum, 2018).
Stroke dapat mengakibatkan kelumpuham pada satu sisi tubuh, gangguan
penglihatan, kesulitan berbicara, gangguan persepsi, kelelahan, depresi, emosi yang
tidak stabil, gangguan memori, dan perubahan kepribadian (Heart and Stroke
Foundation, 2003). Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh akibat yang paling sering
dialami oleh penderita stroke dan salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan tekanan pada otot dan meningkatkan kemadirian lansia stroke
adalah dengan ROM yang dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan
memberika stimulasi lebih pada serabut otot yang mengalami penurunan kekuatan
otot. Menua merupakan proses fisiologis yang akan mengurangi semua fungsi organ,
salah satunya adalah pada sistem muskuloskeletal yang dapat menyebabkan
keterbatasan gerak. Penurunan gerak persendian akan mengurangi aktivitas fisik.
Latihan ROM adalah salah satu alternatif latihan bagi lansia yang akan memulai
program latihan yang lebih tinggi. Penelitian akan melihat peningkatan fleksibilitas
sendi lutut setelah latihan ROM selama 6 minggu.
BAB II

ISI

1. IdentitasKlien
Nama : Ny. Marsiah Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 67 tahun Suku : Sunda
Alamat : Jalan Jurang Agama : Islam
Pendidikan : SMP Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 28 April
2018
2. Status Kesehatan Saat ini.
a. Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan serta kelemahan tubuh
bagian kanan. Kesulitan berjalan dirasakan setiap saat dan bertambah
ketika menaiki tangga, klien berjalan menggunakan tongkat.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien memliki riwayat penyakit hipertensi
dan stroke sejak dua tahun yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan keluarga : Klien tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga
3. Tinjauan Sistem
a. Keadaan umum
Penampilan : Baik
Kesadaran : Compos mentis
b. Pemeriksaan TTV
TD : 150/100
RR : 21x/menit
HR : 68/menit
Suhu : 35,60C
c. Sistem Integumen : kulit berwarna sawo matang, kulit tampak bersih,
kulit sedikit kering, tidak ada luka. Turgor kulit baik. Kuku, kulit
kepala, dan rambut juga tampak bersih. Warna rambut dominan hitam.
d. Sistem Pernapasan
- Inspeksi : anterior kanan-kiri, posterior kanan-kiri, dan posisi
scapula simetris, payudara simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat
penggunaan otot-otot bantu tambahan saat bernafas.
- Perkusi : Resonan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
- Auskultasi : suara nafas bersih, tidak ada suara tambahan.
e. Sistem Kardiovaskuler
- Inspeksi : tidak tampak pembesaran jantung, pembengkakan dada
bagian kiri (-), CRT baik (<2 detik).
- Perkusi : Pekak (Flatness)
- Auskultasi : Bunyi jantung normal, tidak ada suara jantung
tambahan.
f. Sistem Gastrointestinal
Frekuensi makan 3x /hari. Tidak ada keluhan pada pencernaannya.
Inspeksi : gigi bersih dan utuh. Mulut bersih dan tidak kering, tidak ada
lesi atau kemerahan.
Perkusi: Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di semua kuadran
Auskultasi : Bising usus 14x/menit
g. Sistem Genitourinarius :
Frekuensi BAK 5x/hari, BAB terkontrol, tidak mengalami nyeri saat
BAK.
h. Sistem Muskuloskeletal
- Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada edema, klien mengeluh
mangalami kelemahan bagian tubuh sebelah kanan dengan kekuatan
ekstremitas atas (ki/ka) 5/1 , kekuatan otot ekstremitas bawah (ki/ka)
5/3.
i. Sistem sensory
- Wajah tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada kemerahan
- Mata : pandangan kabur pada mata kiri dan terlihat seperti ada yang
menghalangi pupil (didiagnosa katarak sudah menggunakan obat
tetes rutin dari dokter).
- Mulut : mengalami kesulitan berbicara akibat stroke yang dialami
- Telinga :
 Inspeksi : telingan bersih, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran, tidak ada peradangan, tidak mengalami
gangguan pendengaran, tidak ada keluaran cairan
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Hidung :
 Inspeksi : Tidak ada lesi, Hidung bersih, tidak ada edema, tidak
ada penurunan pada fungsi penciuman, tidak ada keluhan cairan
yang keluar
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
j. Sistem Saraf Pusat
Ny. M mampu berorientasi dengan baik terhadap waktu, tempat, dan
orang. Ny. M mengalami kesulitan berbicara, dan membutuhkan alat
bantu untuk berjalan.
k. Sistem Endokrin
Tidak ada pembedaran kelenjar, tidak mengalami gangguan
l. Sistem Reproduksi
Ny. M mengalami menopause pada usia 50 tahun. Ny. M tidak
mengalami keputihan dan tidak mengalami keluahan pada sistem
reproduksi.

4. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Psikososial:
Kemampuan sosialisasi klien kepada tetangga saat ini cukup kurang,
sikap klien pada orang lain yakni pada beberapa orang kurang atau bahkan
tidak ingin bersosialisasi karena orang tersebut sering membicarakan klien,
klien merasa kurang puas dalam sosialisasi karena kondisi sakitnya.
b. Identifikasi Masalah Emosional :
Ny. M tidak mengalami kesulitan tidur, merasa gelisah, was-was
dan kuatir, banyak pikiran karena suami Ny. M mengalami kelumpuhan
dan terkadang banyak berbicara dan sering mengomel sehingga Ny. M
kurang nyaman.
c. Spiritual
Klien jarang mengikuti acara pengajian di dekat rumahnya karena
ketidakmampuan klien untuk duduk tanpa kursi. Akan tetapi untuk
shalat tetap dijalankan 5 waktu.

5. Pengkajian Fungsional Klien


a. KATZ Indeks
Ny. M mandiri dalam makan, kecuali mandi, kontinensia (BAK dan
BAB), berpakaian, pergi ke toilet.
Interpretasi : Nilai KATZ Indeks Ny. M adalah E
b. Barthel Indeks
NO. KRITERIA DENGAN MANDI RI KETERANG AN
BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi : 3x
sehari
Jumlah: 1 piring
Jenis: karbohidrat,
sayuran, protein
2. Minum 5 10 Frekuensi : 5x
sehari
Jumlah: 1 gelas (±
230 ml)
Jenis: air putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 5 – 10 15
tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir 0 5 Frekuensi : 2x
rambut, gosok gigi) sehari
5. Keluar masuk toilet (membuka 5 10
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 1x atau
2x sehari
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1x
sehari
Konsistensi:
normal (padat)
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 4-5
sehari
Warna : jernih
12. Olah raga/latihan 5 10 Frekuensi :±1x /
bulan
Jenis : senam
mulut
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu luang 5 10 Jenis : jalan-jalan
di luar rumah
Frekuensi : setiap
pagi (jam 7-9)

Interpretasi : Ny. M memiliki skor Barthel Indeks 100 sehingga dikategorikan ke dalam
kategori ketergantungan sebagian.
6. Pengkajian Status Mental Gerontik
Tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Questioner (SPMSQ).
NO. PERTANYAAN
BENAR SALAH
√ 01 Tanggal berapa hari ini ? 28 April 2018
√ 02 Hari apa sekarang ini ? Sabtu
√ 03 Apa nama tempat ini ? Rumah
√ 04 Dimana alamat Anda ? Jalan Jurang
√ 05 Berapa umur Anda ? 67 tahun
√ 06 Kapan Anda lahir ? (minimal tahun lahir)
1950
√ 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
Jokowi
√ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
SBY
√ 09 Siapa nama ibu Anda ? Kartinem
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun.
20-3 = 17
17-3 = 14
14-3 = 11
11-3 = 8
8-3 = 5
= 10 =0

Interpretasi hasil : Ny. M memiliki skor SPMSQ 10, sehingga Ny. M


memiliki fungsi intelektual utuh.
a. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam):

No ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


. KOGNITIF MAKS. KLIEN

1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :


 Tahun: benar (2018)
 Musim: benar (Hujan-Panas)
 Tanggal: benar (28)
 Hari: benar (Sabtu)
Bulan Dimana kita sekarang berada ?
 Negara Indonesia: benar
 Propinsi JawaBarat: benar
 Kota Bandung : benar
2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek
tadi. (Untuk disebutkan )
 Pensil : benar
 Kertas : benar
 Jam Tangan : benar
3. Perhatian 5 3 Minta klien untuk memulai dari
dankalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat.
 93 : benar
 86 : benar
 79 : benar
 72 : salah
 65 : salah
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No 2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek.
Pensil, kertas, jam tangan
5. Bahasa 9 5 Tunjukkan pada klien suatubenda dan
tanyakan namanya pada klien.
 Jam tangan (1)
 pensil (1)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai satu point.
 Pernyataan benar 2 buah : tak
ada, tetapi (1)

Minta klien untuk mengikutiperintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah :
“Ambil kertas di tangan Anda, lipat
dua dan taruh di lantai”.
 Ambil kertas ditangan Anda
(0)
 Lipat dua (0)
 Taruh dilantai (0)

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai perintah
nilai 1 point)
 “Tutup mataAnda” (1)

Perintahkan pada klien untuk menulis


satu kalimat dan menyalin gambar.
 Tulis satu kalimat (1)
 Menyalin gambar (0)
TOTAL NILAI 19

Interpretasi : Ny. M memiliki skor MMSE 19, sehingga Ny. M memiliki


kognitif dan fungsi mental ringan

7. Pengkajian keseimbangan
a. Tinetti, 1998
NO Perubahan posisi atau gerakan 0 1
keseimbangan
1 Bangun dari tempat tidur dengan mata terbuka √
2 Duduk ke kursi dengan mata terbuka √
3 Bangun dari tempat tidur dengan mata tertutup √
4 Duduk ke kursi dengan mata tertutup √
5 Menahan dorongan pada sternum dengan mata terbuka √
6 Menahan dorongan pada sternum dengan mata tertutup √
7 Perputaran leher √
8 Gerakan menggapai sesuatu √
9 Membungkuk √
Total 2 7

No Gaya Berjalan atau Pergerakan 0 1


1 Berjalan ketempat yang ditentukan √
2 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat √
melangkah)

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (Menggeser


atau menyeret kaki), mengangakt kaki terlalu tinggi (> 5
cm).
3 Kontinuitas langkah kaki (Setelah langkah-langkah awal √
menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh lantai)
4 Kesimetrisan langkah √
5 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (Tidak berjalan √
dalam garis lurus, bergelombang dari sisi kesisi)
6 Berbalik (Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan √
sempoyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan)
Total 1 5

Interpretasi : Total skor pengkajian keseimbangan pada Ny.


M adalah 12 (resiko jatuh tinggi).
b. Morse Fall Scale (MFS)

Pengkajian Skala Nilai


1. Riwayat jatuh; apakah lansia pernah jatuh dalam 3 bulanterakhir? Tidak 0
ya 25
2. Diagnosa sekunder; apakah lansia memiliki lebih dari satupenyakit? Tidak 0
Ya 15
3. Alat bantujalan;
- Bed rest/ dibantu perawat 0
15
- Kruk/ tongkat/ walker
30
- berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi, lemari, meja)
4. Terapi Intravena; apakah saat ini lansia terpasang infus? Tidak 0
Ya 20
5. Gaya berjalan/ caraberpindah
0
- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak sendiri) 10
20
- Lemah (tidak bertenaga)
- Gangguan/ tidak normal (pincang, diseret)
6. StatusMental
0
- Lansia menyadari kondisi dirinya sendiri 15
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat
TOTAL SKOR 80

Tingkatan risiko Nilai MFS Tindakan


Tidak berisiko 0 - 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 - 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
c. BBS (BERG BALANCE SCALE)
Tanggal Pengkajian : 28 April 2018
1. Duduk ke berdiri 2. Berdiri tanpa bantuan
Instruksi: tolong berdiri, cobalah untuk tidak menggunakan Instruksi: berdirilah selama dua menit tanpa
tangan sebagai sokongan berpegangan
Skor : Skor
( ) 4 mampu berdiri tanpa menggunakan tangan ( ) 4 mampu berdiri selama dua menit
( ) 3 mampu untuk berdiri namun menggunakan bantuan tangan (√) 3 mampu berdiri selama dua menitdengan
( ) 2 mampu berdiri menggunakan tangan setelah beberapa kali pengawasan
mencoba ( ) 2 mampu berdiri selama 30 detik tanpabantuan
(√ ) 1 membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri ( ) 1 membutuhkan beberapa kali untukmencoba
( ) 0 membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri berdiri selama 30 detik tanpa bantuan
( ) 0 tidak mampu berdiri selama 30 detik tanpa bantuan
3. Duduk tanpa sandaran punggung tetapi kaki sebagai tumpuan 4. Berdiri ke duduk Instruksi: silahkan
dilantai duduk
Instruksi: duduklah sambil melipat tangan Anda selama dua
menit
Skor Skor
(√) 4 mampu duduk dengan aman selama dua menit ( ) 4 duduk dengan aman dengan pengguanaan minimal tangan
( ) 3 mampu duduk selama dua menit dibawah pengawasan ( ) 3 duduk menggunakan bantuan tangan
( ) 2 mampu duduk selama 30detik ( ) 2 menggunakan bantuan bagian belakan kaki untuk turun
( ) 1 mampu duduk selama 10detik ( ) 1 duduk mandiri tapi tidak mampu mengontrol pada saat
( ) 0 tidak mampu duduk tanpa bantuan selama10 detik dari berdiri ke duduk
(√) 0 membutuhkan bantuan untuk duduk
5. Berpindah 6. Berdiri tanpa bantuan dengan matatertutup
Instruksi: buatlah kursi bersebelahan. Minta klien untuk berpindah Instruksi: tutup mata Anda dan berdiri selama 10 detik
ke kursi yang memiliki penyagga tangan kemudian ke arah kursi
yang tidak memiliki penyangga tangan
Skor Skor
( ) 4 mampu berpindah dengan sedikit penggunaan tangan ( ) 4 mampu berdiri selama 10 detik dengan aman
( √ ) 3 mampu berpindah dengan bantuan tangan (√ ) 3 mampu berdiri selama 10 detik dengan pengawasan
( ) 2 mampu berpindah dengan isyarat verbal atau pengawasan ( ) 2 mampu berdiri selama 3detik
( ) 1 membutuhkan seseorang untuk membantu ( ) 1 tidak mampu menahan mata agar tetap tertutup tetapi
( ) 0 membutuhkan dua orang untuk membantu atau mengawasi tetap berdiri dengan aman
( ) 0 membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
7. Berdiri tanpa bantuan dengan dua kaki rapat Instruksi: rapatkan 8. Meraih ke depan dengan mengulurkan tanganketika berdiri
kaki Anda dan berdirilahtanpa berpegangan Instruksi: letakkan tangan 90 derajat. Regangkan jari Anda
dan raihlah semampu Anda (penguji meletakkan penggaris
untuk mengukur jarak antara jari dengan tubuh)
Skor Skor
( ) 4 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit ( ) 4 mencapai 25 cm (10inchi)
(√) 3 mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit ( ) 3 mencapai 12 cm (5inchi)
dengan pengawasan ( ) 2 mencapai 5 cm (2inchi)
( ) 2 mampu merapatkan kaki tetapi tidak dapat bertahan (√ ) 1 dapat meraih tapi memerlukan pengawasan
selama 30 detik ( ) 0 kehilangan keseimbangan ketika mencoba/
( ) 1 membutuhkan bantuan untuk mencapai posisi yang memerlukan bantuan
diperintahkan tetapi mampu berdiri selama 15 detik
( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencapaiposisi dan tidak dapat
bertahan selama 15detik
9. Mengambil objek dari lantai dari posisi berdiri Instruksi: 10. Melihat ke belakang melewati bahu kanan dan kiri ketika
Ambilah sepatu/sandal di depan kaki Anda berdiri
Instruksi: tengoklah ke belakang melewati bahu kiri.
Lakukan kembali ke arah kanan
Skor Skor
( ) 4 mampu mengambil dengan mudah danaman (√ ) 4 melihat ke belakang dari keduasisi
(√) 3 mampu mengambil tetapi membutuhkan ( ) 3 melihat ke belakang hanya dari satusisi
pengawasan ( ) 2 hanya mampu melihat ke samping tetapi dapat
( ) 2 tidak mampu mengambil tetapi meraih 2-5cm dari benda dan menjaga keseimbangan
dapat menjaga keseimbangan ( ) 1 membutuhkan pengawasan ketika menengok
( ) 1 tidak mampu mengambil dan memerlukan pengawasan ( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah
ketika mencoba ketidakseimbangan atau terjatuh
( ) 0 tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk
mencegah hilangnya keseimbangan atau terjatuh
11. Berputar 360 derajat 12. Menempatkan kaki secara bergantian pada sebuah pijakan
Instruksi: berputarlah satu lingkaran penuh, kemudian ulangi lagi ketika beridiri tanpa bantuan
dengan arah yang berlawanan Instruksi: tempatkan secara bergantian setiap kaki
pada sebuah pijakan. Lanjutkan sampai setiap kaki
menyentuh pijakan selama 4 kali.
Skor Skor
( ) 4 mampu berputar 360 derajat dengan aman selama 4 detik ( ) 4 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 pijakan dalam
ataukurang 20detik
( ) 3 mampu berputar 360 derajat hanya dari satu sisi selama empat ( ) 3 mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 kali pijakan
detik ataukurang > 20detik
(√ ) 2 mampu berputar 360 derajat, tetapi dengan gerakan yang ( ) 2 mampu melakukan 4 pijakan tanpa bantuan
lambat (√ ) 1 mampu melakukan >2 pijakan denganbantuan minimal
( ) 1 membutuhkan pengawasan atau isyaratverbal ( ) 0 membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh/tidak mampu
( ) 0 membutuhkan bantuan untukberputar melakukan
13. Berdiri tanpa bantuan satu kaki di depan kaki lainnya 14. Berdiri dengan satu kaki
Instruksi: tempatkan langsung satu kaki di depan Instruksi: berdirilah dengan satu kaki semampu Anda tanpa
kaki lainnya. Jika merasa tidak bisa, cobalah melangkah berpegangan
sejauh yang Anda bisa
Skor Skor
( ) 4 mampu menempatkan kedua kaki (tandem) dan menahan ( ) 4 mampu mengangkat kaki dan menahan >10 detik ( )3
selama 30detik mampu mengangkat kaki dan menahan 5-10 detik ( ) 2 mampu
( ) 3 mampu memajukan kaki dan menahanselama 30 detik mengangkat kaki dan menahan >3detik
( ) 2 mampu membuat langkah kecil danmenahan selama 30 ( ) 1 mencoba untuk mengangkat kaki, tidak dapat bertahan
detik selama 3 detik tetapi dapat berdirimandiri
(√ ) 1 membutuhkan bantuan untuk melangkahdan mampu (√ ) 0 tidak mampu mencoba
menahan selama 15detik
( ) 0 kehilangan keseimbangan ketika melangkahatau berdiri

TOTALSKOR : 29
Interpretasi : Total skor BBS pada Ny. M adalah 29, sehingga Ny. M memerlukan alat bantu jalan seperti kruk, tongkat, dan walker.
8. Clinical Dementia Rating (CDR)
Clinical Dementia 0 0,5 1 2 3
Rating (CDR)

Gangguan
Tidak ada Diragukan Ringan Sedang Berat
0 0,5 1 2 3
Memori Tidak ada Sedikit konsisten atas Kehilangan memori Kehilangan memori Kehilangan memori
kehilangan memori kelupaan; sebagian sedang; selebihnya berat; hanya materi berat; hanya sedikit
atau sedikit tidak mengingat kejadian; ditandai dengan yang sangat utama yang diingat.
konsekuen atas “benign” kejadian terkini; yang diingat; materi
kelupaan. forgetfulness kerusakan juga baru akan sangat
mengganggu cepat lupa.
aktivitas sehari-hari.
Orientasi Orientasi secara Orientasi secara Kesulitan sedang Kesulitan berat yang Terorientasi hanya
penuh. penuh kecuali sedikit berhubungan dengan berhubungan dengan padaorang.
kesulitan yang waktu; orientasi waktu; biasanya
berhubungan dengan tempat pemeriksaan; disorientasi dengan
waktu. mungkin memiliki waktu, seringnya
disorientasi ditempat tempat
lain

Pengambilan Memecahkan setiap Sedikit gangguan Kesulitan sedang Gangguan berat Tidak dapat
keputusan dan hari masalah yang dalam dalam menangani dalam menangani membuat keputusan
pemecahan masalah ada dan menangani menyelesaikan masalah, persamaan masalah, persamaan atau memecahkan
urusan bisnis dan masalah, persamaan dan perbedaan; dan perbedaan; masalah.
keuangan dengan dan perbedaan. penilaian sosial penilaian sosial
baik; pengambilan biasanya dijaga. biasanya terganggu.
keputusan baik.
Hubungan dengan Berfungsi mandiri di Sedikit gangguan Tidak dapat Tidak ada fungsi Tidak ada fungsi
komunitas tingkat biasa seperti dalam aktivitas ini. melakukan fungsi yang dilakukan di yang dilakukan di
pekerjaan, sukarela aktivitas ini secara luar rumah luar rumah secara
dan grup sosial. mandiri meskipun Jika secara tampak tampak terlalu sakit
mungkin masih cukup baik untuk untuk melakukan
dapat ikut serta melakukan fungsi di fungsi di luarrumah.
beberapa; secara luar rumah secara
penampilan normal mandiri.
Rumah dan hobi Tinggal di rumah, Tinggal di rumah, Ringan tetapi Hanya tugas Tidak ada fungsi
hobi dan ketertarikan hobi dan gangguan nyata pada sederhana yang dapat signifikan di dalam
intelektual dirawat ketertarikan fungsi di rumah dilakukan; sangat rumah.
dengan baik. intelektual sedikit terlebih lagi membatasi
terganggu. kesulitan tugas yang ketertarikan, dijaga
ditelantarkan; hobi dengan kurang baik.
dan ketertarikan
yang rumit
ditelantarkan.
Perawatan diri Dapat sepenuhnya Dapat sepenuhnya Butuh disarankan Membutuhkan Membutuhkan
mampu melakukan mampu melakukan bantuan dalam banyak bantuan
perawatan diri perawatan diri memakai baju, dengan perawatan
sendiri sendiri personal hygiene diri; berkali-kali
inkontinensia.

Interpretasi: Skor nilai total untuk pemeriksaan CDR pada Ny. M adalah 3 (derajat demensia berat)
9. Invetaris Depresi Beck (IDB)
1. Kesedihan
1 Saya tidak merasasedih
2 Saya merasa sedih di banyak waktu
3 Saya merasa sedih sepanjang waktu
4 Saya sangat sedih dan tidak dapat menghadapinya
2. Pesimisme
1 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
saya
2 Saya merasa kecil hati mengenai masa depan saya
3 Saya tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
4 Saya merasa masa depan saya tidak ada harapan dan sesuatu tidak
dapat membaik
3. Rasa kegagalan
1 Saya tidak merasa gagal
2 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
3 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
hanya kegagalan
4 Saya merasa benar-benar gagal sebagai seorang manusia
4. Ketidakpuasan
1 Saya merasa puas pada hal yang saya menikmati melakukannya
2 Saya tidak merasa menikmati hal sebanyak yang saya lakukan
3 Saya merasa sangat sedikit kepuasan dari hal yang seharusnya
saya merasa puas
4 Saya tidak merasa puas pada apapun dari hal yang seharusnya
saya merasa puas
5. Rasa bersalah
1 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
2 Saya merasa bersalah pada banyak hal yang sudah saya
lakukan atau yang seharusnya saya lakukan
3 Saya merasa sangat bersalah kebanyakan waktu
4 Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. Rasa tersiksa/dihukum
1 Saya tidak merasa sedang dihukum
2 Saya merasa mungkin saya sedang dihukum
3 Saya mengharapkan untuk dihukum
4 Saya merasa saya sedang dihukum
7. Tidak menyukai diri sendiri
1 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
2 Saya kehilangan kepercayaan diri pada diri saya
3 Saya merasa kecewa pada dirisaya
4 Saya tidak suka diri saya
8. Mengkritsi diri sendiri
1 Saya tidak mengkritisi atau menyalahkan diri sendiri lebih
dari biasanya
2 Saya lebih mengkritisi diri saya dibandingkan biasanya
3 Saya mengkritisi diri saya untuk semua kesalahan saya
4 Saya menyalahkan diri saya untuk semua kejadian buruk yang
terjadi
9. Pikiran untuk bunuh diri atau keinginan
1 Saya tidak mempunyai pikiran untuk membunuh diri saya
sendiri
2 Saya memiliki pikiran untuk membunuh diri saya sendiri,
tetapi saya tidak akan melakukannya
3 Saya ingin membunuh diri sayasendiri
4 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya memiliki
kesempatan
10. Menangis
1 Saya tidak menangis lagi daripada biasanya
2 Saya menangis dari yang seharusnya
3 Saya menangis meskipun pada hal kecil
4 Saya merasa ingin menangis, tetapi saya tidak bisa
11. Agitasi
1 Saya tidak lagi gelisah dari biasanya
2 Saya merasa lebih gelisah dari biasanya
3 Saya merasa sangat gelisah sehingga saya harus tetap bergerak atau
melakukan sesuatu
12. Kehilangan minat
1 Saya tidak kehilangan ketertarikan pada orang lain atau aktivitas
2 Saya hanya memiliki sedikit ketertarikan pada
orang lain atau hal dari sebelumnya
3 Saya kehilangan sebagian besar ketertarikan pada orang lain atau
sesuatu
4 Sulit untuk merasa tertarik pada apapun
13. Keragu-raguan
1 Saya membuat keputusan yang baik
2 Saya menemukan kesulitan lebih untuk membuat keputusan
dari biasanya
3 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan dari
yang biasanya
4 Saya memiliki masalah dalam membuat keputusan apapun
14. Merasa tidak berharga
1 Saya tidak merasa saya tidak berharga
2 Saya tidak mempertimbangkan diri saya sebagai yang berguna
dari biasanya
3 Saya merasa lebih tidak berharga jika dibandingkan dengan orang
lain
4 Saya merasa tidak berharga sama sekali
15. Kehilangan energi
1 Saya mempunyai banyak energi
2 Saya mempunyai sedikit energi dari yang seharusnya saya
punya
3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan banyak hal
4 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun
16. Perubahan polatidur
1 Saya tidak mempunyai pengalaman perubahan pola tidur
1a Saya tidur agak lebih dari biasanya
1b Saya tidur agak sedikit dari biasanya
2a Saya tidur banyak lebih dari biasanya
2b Saya tidur sedikit lebih dari biasanya
3a Saya tidur kebanyakan hari
3b Saya bangun 1-2 jam lebih awal dan tidak dapat kembali tidur
17. Iritabilitas
1 Saya tidak lagi lekas marah dari biasanya
2 Saya lebih mudah marah dari biasanya
3 Saya sangat mudah marah dari biasanya
4 Saya lekas marah sepanjang waktu
18. Perubahan nafsu makan
0 Saya tidak memiliki pengalaman perubahan apapun pada nafsu makan
1 1a Nafsu makan saya agak kurang dari biasanya
1b Nafsu makan saya agak lebih besar dari biasanya
2a Nafsu makan saya sangat sedikit dari sebelumnya
2b Nafsu makan saya sangat lebih besar dari sebelumnya
3a Saya tidak mempunyai nafsu makan
3b Saya menginginkan makanan sepanjang waktu
19. Kesulitan konsentrasi
1 Saya dapat berkonsentrasi dengan baik
2 Saya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik seperti biasanya
3 Sulit untuk menjaga apapun pada pikiran saya untuk waktu yang lama
4 Saya tidak dapat berkonsentrasi pada apapun
20. Keletihan atau kelelahan
1 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
2 Saya merasa lelah dari yang biasanya
3 Saya terlalu lelah untuk melakukan sesuatu yang biasanya saya
lakukan
4 Saya terlalu lelah untuk melakukan kebanyakan hal yang biasanya
saya lakukan
21. Kehilangan minat dalam seks
1 Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya pada seks
2 Saya kurang tertarik pada seks dari sebelumnya
3 Minat saya pada seks jauh lebih rendah sekarang
4 Saya kehilangan minat seluruhnya pada seks.

Interpretasi: Skor nilai total IDB pada Ny. M adalah 13, sehingga dikatakan
Ny. M mengalami gangguan mood ringan.
ANALISA DATA

MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Ds :
 klien mengeluh mengalami riwayat stroke dan Hambatan mobilitas fisik
kelemahan ekstremitas hipertensi
sebelah kanan
 klien mengeluh kesulitan
berjalan sejak dua tahun yang anggota gerak kanan
lalu mengalami kelemahan
 klien mengatakan memiliki (hemiplagi kanan)
riwayat stroke dan hipertensi
sebelumnya
Do : pergerakan menjadi terbatas

 ketika berjalan terlihat kaki akibat penurunan kekuatan

sebelah kanan diseret otot ekstremitas bawah

 berjalan menggunakan alat kanan

bantu (kruk)
 kekuatan otot ekstremitas
bawah kanan : 3 kesulitan berjalan

 TD : 150/100 mmHg
 HR : 78x/menit
Hambatan mobilitas fisik
 RR : 22x/menit

Diagnosa Keperawatan :
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
ditandai dengan adanya kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Perencanaan


Tujuan Intervensi Rasional
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan 1. Perawatan sirkulasi 1. Memperlancar sirkulasi
berhubungan dengan gangguan intervensi selama 1 2. Perawatan kaki darah dapat mengurangi
neuromuskular ditandai dengan hari, tingkat 3. Ajarkan tentang tujuan dan neuro pada klien
adanya kelemahan pada anggota ketidaknyamanan pentingnya latihan 2. Perawatan pada kaki dapat
gerak sebelah kanan pada klien dapat 4. Ajarkan penggunaan alat-alat meningkatkan kemampuan
berkurang dengan bantu yang tepat fungsi otot maupun
Ds : kriteria hasil : 5. Manajemen alam perasaan mencegah terjadinya ulkus
 klien mengeluh  Klien mengalami 6. Observasi lingkungan terhadap pada kaki
mengalami kelemahan peningkatan bahaya-bahaya keamanan yang 3. Latihan dapat meningkatkan
ekstremitas sebelah aktivitas fisik dari potensial. Ubah lingkungan kemampuan fungsi otot
kanan sebelumnya untuk untuk menurunkan
4. Meningkatkan harga diri ;
 klien mengeluh kesulitan bahaya-bahaya kemanan
meningkatkan rasa kontrol,
berjalan sejak dua tahun
kemandirian klien, dan
yang lalu
membantu perawatan diri
 klien mengatakan klien
memiliki riwayat stroke
5. Manajemen perasaan dapat
dan hipertensi memperbaiki mood maupun
sebelumnya psikososial klien
Do : 6. Mencegah risiko cedera
 ketika berjalan terlihat pada lansia
kaki sebelah kanan
diseret
 berjalan menggunakan
alat bantu (kruk)
 kekuatan otot
ekstremitas bawah kanan
:3
 TD : 150/100 mmHg
 HR : 78x/menit
 RR : 22x/menit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1 Hambatan mobilitas 1. Salam dan informed 1. Klien bersedia
fisik berhubungan consent untuk diberikan
dengan gangguan 2. Mengkaji TTV edukasi
neuromuskular ditandai 3. Menjelaskan stroke 2. Tekanan darah klien
dengan adanya dan penyebabnya masih 150/100
kelemahan pada 4. Menjelaskan manfaat mmHg
anggota gerak sebelah latihan ROM 3. Setelah diberikan
kanan 5. Menjelaskan edukasi klien dapat
gerakan-gerakan menjawab stroke
ROM dan manfaat ROM
6. Meminta klien dan dapat
mempratekkan mempratekkan
gerakan ROM gerakan ROM
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan kepada Ny.M berusia
67 tahun didapatkan hasil dari pengkajian KATZ indeks klien mandiri dalam kategori
E yaitu mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain.
Kemudian hasil dari pengkajian Barthel Indeks baik, klien mengalami ketergantungan
sebagian dan klien mengalami kesulitan berjalan dan kelemahan pada anggota tubuh
sebelah kanan selama 2 tahun. Klien menyatakan memiliki riwayat hipertensi dan
stroke sebelumnya. Setelah melihat beberapa literature bahwa hipertensi dapat
menyebabkan stroke dan hal ini dapat menyebabkan klien kesulitan berjalan serta
kelemahan pada otot. Hasil dari pengkajian keseimbangan, MFS, dan BBS
menunjukkan risiko jatuh klien tinggi dan klien perlu menggunakan alat bantu
berjalan seperti kruk, atau walker. Tekanan darah klien 150/100 mmHg.

1.2 Leason Learning


Setelah melakukan praktikum pengkajian pada lansia, saya dapat
mengetahui lebih banyak mengenai lansia, kegiatan yang dilakukan lansia, dan
masalah-masalah apa yang dapat dialami oleh lansia. Selain itu saya juga banyak
belajar bagaimana cara komunikasi yang baik dengan lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action

Depkes, R. (2014). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Retrieved from


http://www.depkes.go.id/article/view/14010200005/download-pusdatin-
infodatin-infodatin-lansia.html

Ginsberg, L. (2005). NeurologI (kedelapan). Editor Bahasa Indonesia ; Erlangga.


Indonesia. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=-
8fn_73yc6cC&pg=PA89&dq=stroke+adalah&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjylP-
70KPbAhWKT30KHTUoCJgQ6AEIJDAA#v=onepage&q=stroke adalah&f=false

Hankey, Graeme J. (2002). Stroke : your questions answered. Edinburgh : Churchill


Livingstone

Hanum, P., Lubis, R., & Rasmaliah. (2018). Hubungan Karakteristik Dan
Dukungan Keluarga Lansia Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi Di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. JUMANTIK, 3(1), 72–88.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Retrieved from


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas 2013.pdf

Mawarti, H., & Farid. (2012). Pengaruh Latihan Rom (Range Of Motion) Pasif
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Dengan Hemiparase
Herin.

Nugroho, A. nugroho. (2012). Perubahan Fungsi Fisik Dan Dukungan Keluarga


Dengan Respon Psikososiat Pada Lansia Di Keturahan Kembangarum
Semarang Heryanto. Keperawatan, 1(1), 46–57. Retrieved from
http://www.depkes.go.id/article/view/14010200005/download-pusdatin-
infodatin-infodatin-lansia.html

Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar ; Alih
bahasa, Didah Rosidah, Monica Ester ; Editor bahasa Indonesia, Monica Ester –
Edisi 5. Jakarta, EGC

Pramono, Cahyo. (2016). Efektivitas Latihan Rom (Range Of Motion) Terhadap


Peningkatan Kemandirian Adl (Activity Daily Living) Pada Lansia STROKE. Journal
of Nursing Science, 7. Retrieved from
http://ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/triage/article/view/178

Rambe, A. S. (2006). Stroke : Sekilas Tentang Definisi, Penyebab, Efek, 195–198.


Retrieved from
https://pdfs.semanticscholar.org/927b/cd3194698d0603b55b23f3d1c4a4ea03a906.pdf
LAMPIRAN
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN ROM

A. Kegiatan
Penyuluhan kesehatan tentang latihan range of motion (ROM)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti dan dapat
mempraktekkan ROM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat:
a. Mengerti dan memahami pengertian penyakit stroke
b. Mengerti dan memahami etiologi stroke
c. Mengerti dan memahami manfaat latihan ROM
d. Mengerti dan memahami gerakan-gerakan latihan ROM
e. Mempraktekkan gerakan ROM

C. Sasaran
Lansia yang dikaji (Ny. M)

D. Metode
Ceramah dan tanya jawab

F. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu 5 Mei 2018
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Tempat : Bandung
G. Pelaksanaan
No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu

1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam 5 menit

 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan


memperhatikan
2 Kegiatan inti  Menjelaskan pengertian penyakit stroke  Mendengarkan dan 15 menit
 Mengerti dan memahami etiologi stroke memperhatikan

 Menjelaskan manfaat latihan ROM  Mendengarkan dan

 Menjelaskan gerakan-gerakan latihan ROM memperhatikan

 Mempraktekkan gerakan ROM  Mendengarkan dan


memperhatikan
 Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Penutup  Tanya jawab  Bertanya dan 10 menit
 Menutup dan mengucapkan salam menjawab
 Menjawab salam

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Peserta mampu fokus dan memperhatikan ketika penyampaian materi
berlangsung
b. Peserta aktif mengajukan pertanyaan saat diskusi berlangsung
2. Evaluasi Akhir
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit stroke
b. Mengerti dan memahami etiologi stroke
c. Menjelaskan kembali tentang manfaat latihan ROM
d. Menjelaskan kembali tentang gerakan-gerakan latihan ROM
e. Mempraktekkan gerakan ROM
MATERI YANG DIBAWAKAN

A. Definisi
Stroke adalah suatu keadaan dimana pasokan darah ke otak berkurang atau
terhambat, sehingga menyebabkan oksigen dalam sel-sel otak berkurang,
hilangnya fungsi sistem saraf pusat dan dapat memengaruhi fungsi tubuh
(Ginsberg, 2005). Stroke pada lansia dapat disebabkan karena elastisitas
pembuluh darah yang menurun dan dapat mengakibatkan pembuluh darah
menyempit, sehingga aliran darah ke otak terganggu (Pramono, 2016).

Faktor risiko stroke dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:


1. Genetik meliputi usia, jenis kelamin, ras, riwayat stroke dalam keluarga
dan serangan stroke sebelumnya.
2. Gaya hidup seseorang, seperti hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
hiperlipidemia dan intoksikasi alkohol (Ramber, 2006).

Adanya faktor risiko stroke ini membuktikan bahwa stroke adalah suatu
penyakit yang dapat diramalkan sebelumnya dan bukan merupakan suatu hal
yang terjadi begitu saja, sehingga istilah cerebrovascular accident telah
ditinggalkan. Penelitian epidemiologis membuktikan bahwa pengendalian
faktor risiko dapat menurunkan risiko seseorang untuk menderita stroke
(Hankey, 2002).

B. Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis utama, tergantung pada penyebabnya:
1. Stroke iskemik
Stroke iskemik disebabkan oleh trombosis serebral (gumpalan
darah yang terbentuk di dalam pembuluh otak) dan relatif umum terjadi,
lebih dari 70% kasus stroke merupakan jenis iskemik. Aterosklerosis
serebral juga menyebabkan pembentukan gumpalan darah di arteri serebral
atau bekuan darah bisa terbentuk di jantung atau arteri karotis di leher.
Penyakit jantung, termasuk aritmia (detak jantung yang tidak normal),
masalah katup jantung, dan penyakit jantung koroner, bisa menyebabkan
stroke.
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
dalam otak. Kasus stroke ini paling sering dikaitkan dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) yang berlangsung secara terus-menerus. Ada juga kasus
di mana pembuluh darah pada permukaan jaringan otak yang pecah. Kasus
stroke ini dikaitkan dengan penyakit pembuluh darah otak bawaan,
misalnya aneurisma arteri serebral atau malformasi arteriovenosa. Darah
akan keluar di bawah ruang arachnoid (ruang antara jaringan otak dan
tengkorak) dan menekan jaringan otak. Selain itu, pembuluh darah akan
menyempit setelah terjadinya pendarahan, yang ikut mengurangi laju
aliran darah.

C. Menjelaskan manfaat latihan ROM


Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Latihan ini memberikan manfaat yaitu :


1. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
2. Penurunan tingkat nyeri sendi pada lansia
3. Meningkatkan kemandirian lansia
4. Memperbaiki tonus otot
5. Meningkatkan pergerakan sendi
6. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
7. Meningkatkan massa otot
8. Mengurangi kelemahan
9. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian
Prinsip gerakan ROM
1. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8 kali dan di lakukan
sehari minimal 2 kali
2. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
3. Bagian tubuh yang dapat digerakkan meliputi persendian seperti leher,
jari, lengan , siku, tumit, kaki, dan pergelangan kaki
4. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit

D. Menjelaskan gerakan-gerakan latihan ROM


ROM atau range of motion terbagi menjadi 2 gerakan, yaitu :
1. Gerakan ROM Pasif
Gerakan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat. Gerakan ROM
pasif diindikasikan untuk pasien tidak sadar, lanjut usia dengan mobilisasi
terbatas, pasien paralisis, pasien tirah baring total, dan pasien semi koma.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi :
a. Fleksi  Gerakan menekuk persendian
b. Ekstensi  yaitu gerakan meluruskan persendian
c. Abduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
d. Adduksi  gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh
e. Rotasi  gerakan memuatar melingkari aksis tubuh
f. Pronasi  gerakan memutar ke bawah
g. Supinasi  gerakan memutar ke atas
h. Inversi  gerakan ke dalam
i. Eversi  gerakan ke luar
2. Gerakan ROM Aktif
Gerakan ROM yang dilakukan tanpa bantuan perawat dengan indikasi
pasien mampu untuk ROM sendiri dan Kooperatif.
3. Gerakan ROM Pasif dan Aktif
Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
a. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

b. Fleksi dan Ekstensi Siku

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


d. Fleksi dan Ekstensi Bahu

e. Abduksi dan Adduksi Bahu

f. Rotasi bahu

Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah


a. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari kaki
b. Inversi dan Eversi Kaki

c. Fleksi dan ekstensi Lutut

d. Rotasi Pangkal Paha

e. Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha


Latihan ROM Aktif
1. ROM aktif leher 2. Rom aktif bahu

3. ROM aktif siku 4. ROM aktif pergelangan tangan

5. ROM aktif jari-jari tangan


Lampiran EBP

Judul Efektivitas Latihan Rom (Range Of Motion) Terhadap


Peningkatan Kemandirian Adl (Activity Daily Living) Pada
Lansia Stroke
Peneliti Cahyo Pramono
Tahun 2016
Tujuan Mengetahui efektivitas latihan ROM terhadap peningkatan
kemandirian activity daily living pada lansia stroke.
Tempat Ruang Rawat Stroke RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah.
Partisipan 48 responden
Intervensi Latihan ROM ( Range of Motion) dan mengisi kuesioner activity
daily living dengan NRS (Numeric Rating Scale)
Metode Quasy experiment dengan rancangan one group pretest and
postest design dan menggunakan uji t-paired

Hasil Peningkatan kemandirian activity daily living pada lansia stroke


rata-rata dari 5,89 menjadi 11,67 dengan St.Deviasi 1.132 dan
hasil uji statistik dengan uji t-paired diperoleh hasil p = 0,000
(p<0,05). Kekuatan otot lansia mengalami peningkatan setelah
dilakukan ROM dengan hasil kekuatan otot ekstremitas kanan
atas sebelum latihan ROM antara 3,94 ±1,474 setelah diberikan
latihan ROM menjadi 4,22 ±1,166. Nilai rata-rata kekuatan otot
ekstremitas kiri atas sebelum latihan ROM dari 3,33 ±1,609
meningkat menjadi 3,89 ±1,367 setelah diberikan latihan ROM.
Nilai rata-rata kekuatan otot ekstremitas kanan bawah sebelum
latihan ROM antara 3,94 ±1,434 meningkat menjadi 4,33 ±1,085
setelah diberikan latihan ROM. Nilai rata-rata kekuatan otot
ekstremitas kiri bawah sebelum latihan ROM antara 3,44 ±1,543
meningkat menjadi 4,00 ±1,283 setelah diberikan latihan ROM.
Kesimpulan Bahwa latihan ROM efektif terhadap peningkatan activity daily
living dan latihan ROM efektif terhadap peningkatan kekuatan
otot. Hal ini sejalan dengan teori yang ada bahwa latihan ROM
dapat meningkatan kekuatan otot sehingga bepengaruh terhadap
peningkatan kemandirian pasien stroke.
Judul Pengaruh Latihan Rom (Range Of Motion) Pasif Terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Dengan
Hemiparase

Peneliti Herin Mawarti dan Farid


Tahun 2012
Tujuan Mengetahui pengaruh latihan ROM pasif terhadap peningkatan
kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparase di RSUD
Jombang.
Tempat Paviliun Flamboyan RSUD Jombang
Partisipan 17 responden
Intervensi Latihan ROM ( Range of Motion) pasif
Metode Menggunakan Pra-Eksperiment (One-Group Pra-Post Test
Design), pasien stroke diobservasi kekuatan otot sebelum
perlakuan, kemudian dilakukan latihan ROM pasif dua kali
sehari dan kekuatan ototnya diamati selama 7 hari.

Hasil Terdapat perbedaan antara kekuatan otot sebelum dan sesudah


dilakukan latihan ROM pasif 2x sehari pada pasien stroke
dengan hemiparase, dengan nilai sig.= 0.000. Hasil observasi
pada responden sebanyak 17 orang di dapatkan sebagian besar
pada ektremitas atas dan bawah setelah dilakukan latihan ROM
pasif 2x sehari mengalami peningkatan Mean kekuatan motorik
pada Hari ke 3 sampai Hari ke 7. Dimana pada ektrimitas atas
mempunyai Mean kekuatan motorik 4 yaitu : Bisa bergerak
melawan tahanan pemeriksa tetapi kurang kekuatannya dan pada
ekstrimitas bawah mempunyai Mean kekuatan motorik 4 yaitu :
Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kurang
kekuatannya. Pada ekstremitas atas dan bawah hari 1 dan Hari 2
tidak berbeda/signifikan dengan sebelum perlakuan, dan pada
Hari 3 sampai ke Hari 7 menunjukkan ada perbedaan/signifikan
dengan sebelum perlakuan. yang artinya pada Hari 3 sampai
Hari ke 7 menunjukkan nilai signifikan p ˂ 0.05, ini artinya
terdapat pengaruh latihan ROM pasif 2x sehari terhadap
peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase di paviliun flamboyan RSUD Jombang.
Setelah dilakukan latihan Rom selama 7 hari, terdapat pengaruh
Kesimpulan latihan ROM pasif 2x sehari terhadap peningkatan kekuatan otot
pada pasien stroke dengan hemiparase.

Anda mungkin juga menyukai