Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KONSENTRASI TiO2 DAN KONSENTRASI LIMBAH

PADA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNA SINTETIK


PROCION RED DENGAN METODE UV/FENTON/TiO2

Tuty Emilia Agustina*, Ahmad Bustomi, dan Jantan Manalaoon

*)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang Prabumulih Km 32 Ogan Ilir Sumatera Selatan

Abstrak

Saat ini industri tekstil di Indonesia semakin berkembang, termasuk di provinsi Sumatera Selatan yang
kaya dengan berbagai jenis kain tradisional. Procion Red adalah salah satu pewarna sintetik yang paling
sering digunakan pada home industry kain tradisional khas Palembang. Namun, air limbah yang
dihasilkan dari industri ini mengandung zat pewarna sintetik yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk itu,
perlu dilakukan pengolahan yang efektif untuk menanggulanginya. Salah satu cara untuk mengolah air
limbah tersebut adalah melalui proses yang dikenal dengan Advanced Oxidation Processes (AOPs),
diantaranya dengan metode UV-Fenton-Katalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi
optimum proses pengolahan air limbah Procion Red dengan metode UV-Fenton-Katalitik, maka
dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi Procion Red dan konsentrasi katalis. Katalis yang
digunakan adalah TiO2. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi air limbah Procion Red 150 -300 ppm,
konsentrasi katalis TiO2 0,05-0,4% (w/v), pH 3, kecepatan pengadukan 500 rpm dan proses pengolahan
selama 5 menit. Dari hasil penelitian, pada penggunaan katalis TiO2 dengan konsentrasi 0,4% didapatkan
penurunan warna dan COD sebesar 100% dan 91,4%, berturut-turut. Sedangkan penggunaan konsentrasi
limbah Procion Red sebesar 150-300 ppm tidak berpengaruh signifikan pada penurunan warna dan COD.

Kata kunci : AOPs, UV/Fenton/TiO2, air limbah industri tekstil, procion red

Abstract
Nowadays the textile industry in Indonesia is growing, including in South Sumatra province which is rich
in various kinds of traditional fabrics. Procion Red is one of the most synthetic dyes which often used
inPalembang traditional cloth home industry. However, the wastewater generated from these industries
contain synthetic dyes that are harmful to the environment. Hence, it is necessary to find an effective
treatment to overcome the problem. One way to treat wastewater is by commonly known as Advanced
Oxidation Processes (AOPs), such as by UV-Fenton-Catalytic method. In order to determine the optimum
condition of the process, the research on the effect of Procion Red concentration and catalyst
concentration was studied. TiO2 was used as the catalyst. In this experiment, the concentrations of
Procion Red were varied between 150 -300 ppm, the concentrations of TiO2 catalyst were varied from
0.05 to 0.4% (w/v), pH 3, and the stirring speed of 500 rpm, for the reaction time of 5 minutes. From the
results, by using TiO2 catalyst concentration of 0.4%, the color and COD degradation of 100% and 91.4%
were obtained, respectively. While by using Procion Red concentration of 150-300 ppm, no significant
effect on the degradation of color and COD reduction were found.

Keywords : AOPs, UV/Fenton/TiO2, textile industry wastewater, Procion Red

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 65


1. PENDAHULUAN menggunakan foto-fenton (UV dan Fenton).
Salah satu bidang ekonomi non migas Pada penelitian tersebut digunakan pewarna
yang sedang berkembang di Indonesia adalah sintetis Procion Red pada konsentrasi 150-300
Industri tekstil. Hal ini dibuktikan dengan nilai mg/L, kecepatan pengadukan 500 rpm, rasio
ekspor tekstil dari tahun ke tahun yang molar Fenton 1:20-1:80, pH 3, dan waktu reaksi
menunjukkan peningkatan. Dari catatan selama 0 sampai 20 menit. Untuk semua rasio
Kementerian Perindustrian RI dan Enciety molar yang digunakan, penurunan warna
Business and Consult tahun 2014 saja, total nilai sebesar 100% dicapai dalam waktu 10 menit.
ekspor tekstil Indonesia pada 2012 mencapai Dalam waktu yang sama, penurunan COD
USD 12,4 miliar. Semakin meningkatnya maksimum sebesar 95,29% diperoleh dengan
jumlah ekspor tekstil maka barang-barang penggunaan konsentrasi limbama pewarna
pembantu dalam produksi tekstil juga sintesis 150 ppm dan rasio molar 1: 80.
mengalami peningkatan seperti zat warna. Pada penelitian ini akan diteliti
Kebanyakan industri tekstil tersebut pengolahan limbah zat warna sintesis Procion
menggunakan pewarna sintetis seperti procion, red dengan proses foto-katalitik yang
erionyl dan auramin dengan beberapa alasan, merupakan pengembangan dari penelitian yang
seperti lebih murah dan lebih tahan lama jika telah dilakukan oleh Mermaliandi dan Yourdan
dibandingkan pewarna alami, lebih mudah (2015). Sehingga diharapkan akan didapat
diperoleh dalam berbagai variasi warna, dan kondisi yang optimum dalam pengolahan
mudah dalam penggunaannya. Akan tetapi limbah pewarna Procion red dengan
limbah yang dihasilkan memberikan warna menggunakan metode Foto-Fenton-Katalitk.
yang nyata dan sulit terdegradasi di lingkungan
(non-biodegradable). Jika kadarnya berlebih
Zat Warna
akan mengganggu ekosistem lingkungan. Air
Warna merupakan spektrum tertentu
limbah yang berasal dari industri tekstil jika
yang terdapat didalam suatu cahaya
langsung dibuang ke badan perairan akan
sempurna berwarna putih. Identitas suatu warna
mengurangi jumlah oksigen terlarut yang
ditentukan oleh panjang gelombang cahaya
diperlukan oleh mahluk hidup di perairan
tersebut. Sebagai contoh warna biru yang
karena oksigen terlarut tersebut justru
memiliki panjang gelombang 460 nm.
digunakan untuk mengoksidasi berbagai
Radiasi yang tersebar secara merata akan
polutan termasuk senyawa organik seperti zat
tampak sebagai cahaya putih dan yang akan
pewarna sintetik.
terurai dalam warna-warna spectrum bias
Beberapa penelitian tentang pengolahan
dengan adanya penyaringan oleh prisma yang
limbah industri tekstil telah banyak dilakukan,
dipersepsikan sebagai sinar foton (Koko,
misalnya dengan cara kimia dengan metode
2011).
kagulasi, dengan cara fisika misalnya melalui
Molekul zat warna merupakan gabungan
sedimentasi, metode adsorpsi dan lain
dari zat organik tidak jenuh dengan kromofor
sebagainya (Manurung, 2004). Namun
sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai
pengolahan limbah dengan menggunakan
pengikat warna dengan serat. Zat organik tak
metode adsorbsi masih menghasilkan limbah
jenuh umumnya berasal dari senyawa aromatik
berupa adsorben dan metode ini hanya
dan derivatifnya (benzen, toluen, xilen,
memindahkan limbah saja bukan mendegradasi
naftalena, antrasena.), Fenol dan derivatifnya
limbah menjadi senyawa yang tidak berbahaya.
(fenol, orto/meta/para kresol), senyawa
Teknologi Advanced Oxidation Processes
mengandung nitrogen seperti piridin, kinolin,
(AOPs) merupakan teknologi alternatif
korbazolum. Gugus kromofor adalah gugus
pengolahan limbah yang cukup ekonomis
yang menyebabkan molekul menjadi berwarna.
karena mampu menghemat tempat dan energi,
Pada tabel 2.1. dapat dilihat beberapa nama
biaya investasi murah, aman, sederhana, proses
gugus kromofor dan memberi daya ikat
pengolahan cepat dan efektif. Kelebihan metode
terhadap serat yang diwarnainya. Gugus
ini dapat mendegradasi atau menguraikan
auksokrom terdiri dari dua golongan, yaitu:
senyawa-senyawa berbahaya yang bersifat non-
Golongan kation : -NH2, NHR, -NR2 seperti -
biodegradable dalam limbah melalui oksidasi
NR2CI.
(Dwiasi, 2014).
Golongan anion : -S03H, -OH, -COOH seperti -
Penelitian tentang sistem AOPs dengan
0, -S03 dan lain-lain
berbagai kombinasi telah banyak dilakukan
Zat warna dapat digolongkan menurut
seperti Penelitian yang dilakukan oleh
sumber diperolehnya yaitu zat warna alam dan
Mermaliandi danYourdan (2015), mengenai
zat warna sintetik. Van Croft menggolongkan
pengolahan air limbah pewarna sintetis dengan

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 66


zat warna berdasarkan pemakaiannya, misalnya strukturnya relatif sederhana, dan warnanya
zat warna yang langsung dapat mewarnai serat lebih terang (Hunger, 2003).
disebutnya sebagai zat warna substantif dan zat
warna yang memerlukan zat-zat pembantu Tabel 1. Nama dan Struktur Kimia Kromofor
supaya dapat mewarnai serat disebut zat reaktif. Nama Gugus Struktur Kimia
Kemudian Henneck membagi zat warna
menjadi dua bagian menurut warna yang Nitroso NO
ditimbulkannya, yakni zat warna monogenetik
Nitro NO2
apabila memberikan hanya satu warna dan zat
warna poligenatik apabila dapat memberikan Grup Azo -N=N-
beberapa warna.
Zat warna reaktif pertama kali Grup Etilen -C=C-
diproduksi tahun 1956. Zat warna jenis ini pada
aplikasinya akan sulit dihilangkan karena Grup Karbonil -C=O
adanya ikatan kovalen yang kuat antara atom Grup Karbon – Nitrogen -C=NH ; CH=N-
karbon dari zat warna dengan atom O, N, atau
S dari gugus hidroksi, amino atau thiol dari Grup Karbon Sulfur -C=S ; -C-S-S-C-
polimer. Keuntungan zat warna reaktif adalah
spektra absorpsinya runcing dan jelas, Sumber : Manurung, 2004
reaksi beruntun sampai senyawa tersebut terurai
secara sempurna.
Fenton
Hidrogen peroksida merupakan
senyawa yang aman, efisien dan mudah
digunakan untuk menangani reaktan yang
banyak digunakan pada pencengahan
kontaminasi. Namun, karena hidrogen peroksida
itu sendiri bukanlah oksidan yang sangat baik
untuk banyak polutan organik, maka harus
dikombinasikan dengan bahan lain, seperti besi
Gambar 1. Procion red MX-5B sulfat, ozon atau cahaya tampak, contohnya
sinar UV untuk menghasilkan radikal hidroksil.
Zat Pewarna Sintetis Procion Red Proses Fenton didasarkan pada
Zat warna reaktif yang sering digunakan pada pembentukan radikal hidroksil oleh
industri tekstil antara lain Procion, Cibracon, dekomposisi hidrogen peroksida saat bereaksi
Drimaren, dan Lavafix, yang dapat dengan ion besi (Fe2+ atau Fe3+) yang bertindak
mengadakan reaksi substitusi dengan serat dan sebagai katalis homogen pada pH asam (2-4)
membentuk ikatan ester, dan zat warna dan kondisi sekitar, sesuai dengan reaksi umum
Remazol, Remalan, dan Primazin, yang dibawah ini (2.1). Proses Fenton telah
dapat mengadakan yang dapat mengadakan digunakan lebih dari satu abad dan digunakan
reaksi adisi dengan serat dan membentuk ikatan untuk mendegradasi polutan organik yang ada
eter. Zat warna monoazo procion red MX-5B dalam air limbah, dalam keadaan gelap dan
atau zat warna reaktif red 2 waktu reaksi yang relatif singkat. Target utama
(C19H10Cl2N6Na2O7S2) dengan berat molekul polutan organik dari proses Fenton adalah
615,3 gr mol-1. kelarutan air, nukleofilik dan zat aromatik.

Advanced Oxidation Processes (AOPs) H2O2 + Fe2+ → •OH + OH - + Fe3+ (2.1)


Advanced Oxidation Processes secara
khas adalah proses pembentukan dan Pembentukan ion Fe3+ dapat dikurangi
penggunaan radikal bebas hidroksil (•OH ) dengan cara penambahan H2O2 secara berlebih
sebagai oksidator kuat untuk mengurai untuk membentuk lagi ion besi dan radikal
senyawa-senyawa yang tidak dapat dioksidasi lainnya sesuai dengan persamaan reaksi (2.1)-
oleh oksidator konvensional seperti oksigen, (2.7). Proses kedua ini disebut like-Fenton, itu
ozon dan klorin. Kekuatan oksidasi relatif dari lebih lambat dari reaksi Fenton dan
radikal hidroksil dengan mengecualikan flourin, memungkinkan regenerasi ion Fe2+ secara
radikal hidroksil merupakan pengoksidator yang efektif dalam mekanisme siklik. Walaupun
paling reaktif. Radikal hidroksil bereaksi besi ditambahkan dalam jumlah kecil, ia
dengan senyawa yang terlarut, menginisiasi

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 67


bertindak sebagai katalis sementara hidrogen sebuah foton dengan energi hv yang sama
peroksida terus membentuk radikal hidroksil. atau lebih besar dari energi celah pitanya, Eg,
maka elektron pada pita valensi akan
Fe3+ + H2O2 → Fe2+ + HO2• + H+ (2.2) memiliki energi yang cukup besar untuk dapat
H2O2 + HO• → HO2•+ H2O (2.3) berpindah atau tereksitasi ke pita konduksi
HO• + Fe2+ → Fe3+ + OH- (2.4) dan meninggalkan lubang positif (hv+) pada
Fe3+ + HO2• → Fe2+ + O2H+ (2.5) pita valensi.
Fe2+ + HO2• + H+ → Fe3+ + H2O2 (2.6)
2HO2• → H2O2 + O2 (2.7) TiO2+ hv → e -cb + hv+vb (2.8)

Baik Fe2+/H2O2 dan Fe3+/H2O2 Lubang pada pita valensi jika beraksi dengan
merupakan reagen yang dapat mengdegradasi H2O akan menghasilkan radikal hidroksil.
polutan organik. Bahan awal sebagian
ditransformasikan ke beberapa produk hv+vb + H2O → •OH + H+ (2.9)
intermedit, yang umumnya muncul untuk
melawan reaksi oksidasi lebih lanjut Reaksi ini merupakan salah satu jenis
(Safarzadeh-Amirietal et al, 1996). teknik oksidasi lanjutan dan merupakan awal
Dibandingkan dengan AOPs lain, dari reaksi fotokatalitik selanjutnya. (Deng
proses Fenton menyajikan beberapa and Zhao, 2015). Sedangkan pada pita konduksi
keuntungan. Tidak ada energi masukan yang akan mengalami reaksi (2.10)
diperlukan untuk mengaktifkan hidrogen
peroksida karena reaksi berlangsung pada e -cb + O2 → O2- (2.10)
tekanan atmosfer dan suhu kamar.
Titanium Dioksida merupakan salah satu
Foto-katalisis katalis yang sering digunakan pada proses
Fotokatalis merupakan suatu proses fotokatalisis karena TiO2 bersifat ramah
reaksi kimia yang dibantu oleh Radiasi sinar lingkungan, harga TiO2 tidak terlalu mahal dan
UV (λ < 400nm) dan katalis semikonduktor mudah untuk didapatkan ,selain itu TiO2 juga
seperti TiO2 (C.M. So et al, 2002). Katalis bisa digunakan kembali (reuse).
merupakan suatu substansi yang dapat
mempercepat laju reaksi untuk mencapai
2. METODOLOGI
keadaan kesetimbangan jika ditambahkan dalam
Pada penelitian ini digunakan konsentrasi
sistem reaksi kimia.
Procion red 150-300 ppm, konsentrasi katalis
Katalis yang digunakan dalam suatu
TiO2 0,05-0,4% (w/v) dan reagen fenton dengan
sistem reaksi fotokimia disebut fotokatalis
perbandingan molar FeSO4.7H2O dan H2O2
yang mana memiliki kemampuan untuk
1:80, menggunakan konsentrasi FeSO4.7H2O
mengadsorbsi foton. Adanya proses adsorbsi
sebesar 4 mM..
energi foton ini akan mengaktifkan proses
Larutan Procion red dibuat dengan
katalisis sehingga substansi radikal hidroksil
konsentrasi 150 ppm kemudian diukur COD dan
cepat terbentuk dan akan mendegradasi
nilai absorbansinya. Tambahkan katalis TiO2
polutan organik menjadi produk akhir yang
dengan konsentrasi 0,05 (%w/v). Masukkan
lebih ramah lingkungan (Hoffmann et al,
larutan yang telah dibuat ke dalam reactor UV.
1995). Reaksi oksidasi fotokatalisis pada Zat
Atur kecepatan alat pengaduk 500 rpm.
warna akan menghasilkan gas CO2 dan ion
Masukkan reagen Fenton dengan rasio molar
mineral (Tan et al, 1999). Fotokatalisis bisa
1:80. Hidupkan Lampu UV. Ambil sampel
digunakan dan diterapkan dengaan efektif untuk
setiap 5 menit untuk diukur nilai COD dan
mengolah polutan dalam air ataupun air limbah
absorbansinya. Ulangi prosedur dengan variasi
seperti limbah tekstil.
konsentrasi TiO2 0,1; 0,2; dan 0,4 (%w/v) dan
Titanium Dioksida (TiO2) dengan variasi konsentrasi Procion red 200,
Titanium Dioksida (TiO2) sering 250 dan 300 ppm.
digunakan pada proses fotokatalisis karena
katalis TiO2 bersifat semikonduktor yang baik. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada reaksi fotokatalitik, semikonduktor dapat Gambar 1 menampilkan pengaruh
berperan sebagai pengaktivasi dan katalis. penambahan katalis TiO2 terhadap degradasi
Reaksi redoks cahaya dikarenakan pita warna pada pengolahan limbah Procion red
valensi yang penuh berisi elektron dan pita dengan metode UV-Fenton-TiO2. Pada grafik
konduksi yang kosong, dengan energi celah terlihat bahwa semakin besar konsentrasi TiO2
diantara kedua pita tidak terlalu besar. Ketika semakin tinggi degradasi warna. Hal ini dapat

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 68


dilihat pada konsentrasi TiO2 0,4% degradasi Gambar 4 menunjukan pengaruh
warna mencapai 100% pada konsentrasi limbah konsentrasi limbah Procion red terhadap
300 ppm. degradasi warna pada pengolahan limbah
Degradasi warna yang tinggi terjadi karena Procion red dengan metode UV-Fenton-TiO2.
molekul procion red telah teroksidasi. Pada Dapat dilihat degradasi warna pada konsentrasi
metode UV-Fenton-TiO2, ketika sinar UV limbah Procion red 150 ppm mencapai 98%,
mengenai TiO2 akan terbentuk radikal hidroksil konsentrasi limbah Procion red 200 ppm dan
(OH•). Semakin banyak TiO2 yang terkena sinar 250 ppm mencapai 99% dan kondisi optimum
UV maka semakin banyak radikal OH• yang degradasi warna terjadi pada konsentrasi limbah
terbentuk yang akan mengoksidasi molekul Procion red 300 ppm mencapai 100%, tapi
Procion red menjadi senyawa yang lebih secara keseluruhan degradasi warna terjadi pada
sederhana sehingga tidak dapat memberikan seluruh konsentrasi limbah Procion red
warna. sehingga menghasilkan warna yang jernih. Oleh
Pada Gambar 3 dapat dilihat persen sebab itu dalam penelitian ini perbedaan
penurunan COD dimana semakin besar konsentrasi limbah Procion red dari 150 ppm
konsentrasi katalis TiO2 maka semakin besar sampai 300 ppm tidak terlalu berpengaruh
persen penurunan COD. Dapat dilihat pada terhadap degradasi warna.
grafik nilai maksimum persen penurunan COD Gambar 5 menunjukan pengaruh konsentrasi
yaitu 91,4% terjadi pada konsentrasi katalis limbah Procion red terhadap persen penurunan
TiO2 0,4% dan konsentrasi limbah Procion red COD pada semua konsentrasi Katalis TiO2. Dari
250 ppm. Pada konsentrasi TiO2 0,4% daerah grafik terlihat bahwa persen penurunan COD
permukaan katalis yang menyerap sinar UV tertinggi pada konsentrasi limbah Procion red
lebih besar dibandingkan konsentrasi TiO2 150 ppm mencapai 89,5%, pada konsentrasi
0,05%, 0,1% dan 0,2% maka radikal hiroksil limbah Procion red 200 ppm mencapai 89%,
OH• yang terbentuk lebih banyak. pada konsentrasi limbah Procion red 250 ppm
Banyaknya radikal OH• yang terbentuk mencapai sebesar 91.4% dan pada konsentrasi
akan mengoksidasi molekul Procion red lebih limbah Procion red 300 ppm mencapai 89,8%.
banyak dan menjadi senyawa yang lebih Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada
sederhana dan kemudian menjadi CO2 dan H2O range konsentrasi limbah Procion red 150 ppm
(Yourdan dan Febri, 2014). Semakin banyak sampai 300 ppm tidak terdapat perbedaaan yang
molekul Procion red yang teroksidasi akan signifikan pada penurunan COD.
menurunakan nilai COD.

100
90
80
70
Degradasi Warna (%)

60
150 ppm
50
200 ppm
40
250 ppm
30
300 ppm
20
10
0
0,05 0,1 0,2 0,4
Konsentrasi TiO2 (% w/v)

Gambar 2 . Pengaruh Konsentrasi Katalis TiO2 terhadap Degradasi Warna pada berbagai Limbah
Procion Red

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 69


100

90

80

70
(%) Penurunan COD

60
150 ppm
50
200 ppm
40
250 ppm
30 300 ppm
20

10

0
0,05 0,1 0,2 0,4
Konsentrasi TiO2 (%w/v)

Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi Katalis TiO2 terhadap Penurunan COD pada berbagai Konsentrasi
Limbah Procion Red

100

90

80

70
Degradasi Warna (%)

60
0,05% TiO2
50
0,1% TiO2
40
0,2% TiO2
30 0,4% TiO2
20

10

0
150 ppm 200 ppm 250 ppm 300 ppm
Konsentrasi Limbah (ppm)

Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Limbah Procion Red terhadap Degradasi Warna pada Semua
Konsentrasi Katalis TiO2

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 70


100

90

80

70
Penurunan COD (%)

60
0,05 % TiO2
50
0,1% TiO2
40 0,2% TiO2
30 0,4% TiO2

20

10

0
150 200 250 300
Konsentrasi Limbah (ppm)

Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Limbah Procion Red terhadap Penurunan COD Pada Semua
Konsentrasi Katalis TiO2

5. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Deng, Y and Zhao R. 2015. Advanced
Kesimpulan
Oxydation Processes (AOPs) in Waste
1. Semakin besar konsentrasi Katalis TiO2
Water: Springer Internasional
pada pengolahan limbah procion red
Publishing, USA.
dengan metode UV-Fenton-TiO2 maka
Dwiasi, D.W., et al. 2014. Aplikasi Metode
semakin tinggi degradasi warna dan
Advanced Oxidation Processes Untuk
penurunan COD yaitu pada konsentrasi
Menurunkan Kadar Metil Orange.
TiO2 0,4% degradasi warna mencapai
Seminar Nasional Kimia dan
100% dan penurunan COD sebesar 91,4%
Pendidikan Kimia VI 512, Surakarta.
.
Hoffmann, M. Choi, and Bahnemann. 1995,
2. Konsentrasi limbah procion red dengan
Environmental Applications of
konsentrasi 150–300 ppm tidak terlalu
Semiconductor Photocatalyst,
berpengaruh pada degradasi warna dan
California Institute of Technology.
penurunan COD pada pengolahan limbah
California.
procion red dengan metode UV-Fenton-
Hunger, K. 2003. Industrial Dyes: Chemistry
TiO2.
Properties Applications. Wiley-vch
Saran Verlan GmbH & Co. KgaA Weinheim.
1. Pengambilan sampel dilakukan pada range German.
waktu dibawah 5 menit. Untuk itu Koko, 2011. Warna Batik, http://kokobaht iar.
diperlukan modifikasi reaktor agar lebih Blogspot.com. Diunduh pada Mei
mudah untuk pengambilan sampel. 2015.
2. Untuk mempelajari pengaruh konsentrasi Manurung, R dkk. 2004. Perombakan Zat
limbah Procion Red disarankan Warna Azo Reaktif Secara Anaerob-
menggunakan konsentrasi diatas 300 ppm. Aerob. Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Kimia USU. Sumatera Utara.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 71


Mermaliandi dan Yourdan. 2015. Pengaruh So, C. M et al. 2002. Degradation of azo dye
Konsentrasi, Waktu Reaksi dan Rasio Procion Red MX-5B by photocatalytic
Molar Pada Pengolahan Pewarna oxidation. . Chemosphere 46 (2002)
Sintetis Procion red Menggunakan 905–912. Hongkong.
Foto-Fenton. Laporan Penelitian Tan, N.C.G., Opsteeg, J.L., Lettinga, G., Field,
Teknik Kimia: Universitas Sriwijaya. J.A. 1999. Mineralization of azo dyes under
Palembang. integrated anaerobic/aerobic conditions. In:
Safarzadeh-Amiri A., Bolton J.R dan Cater S.R. Fass, R., Flashner, Y., Reuveny, S.(Eds.), Novel
1996. The Use of Iron in Anvanced Approaches for Bioremediation of Organic
Oxidation Processes. Journal of Pollution. Plenum, New York, USA, pp. 83–93.
Advanced Oxidation Technologies, 1,
18-26, 1996.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 22, Januari 2016 Page | 72

Anda mungkin juga menyukai