ANATOMI FISIOLOGI
“DEFIBRILLATOR”
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Alat –
alat Kesehatan”.
Secara khusus, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Widyawati, S.Kep, Ns, M.
Kes. selaku dosen Mata Kuliah Anatomi Fisiologi di Stikes Binalita Sudama yang telah membimbing
kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih banyak kesalahan, dan jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan penulisan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………2
BAB . I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………..5
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………….. ...5
1.3 Tujuan masalah…….. ………………………………………………………..6
BAB. II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Defibrillator………………………………………………………7
2.2 Jenis- jenis Defibrillator………………………………………………………8
2.3 Prosedur Penggunaan Defibrillator……………………………………………9
2.4 Prinsip Dasar Defibrillator………………………………………………….. .. 9
2.5 Bentuk Energi yang diberikan ……………………………………………….10
2.6 Metode Defibrillator………………………………………………………... ..11
2.7 Petunjuk Operasional………………………………………………………. ..12
2.8 Petunjuk Keamanan………………………………………………………… ..13
2.9 Siklus Pemeliharaan…………………………………………………………..13
I.Maintenance…………………………………………………………………13
II.Cleaning…………………………………………………………………….13
BAB. III
BAB IV
Penutup
Kesimpulan…..….…………………...……………………………………………23
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..24
4
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu fisika dan ilmu biologi pada awalnya terlihat sangat bertolak belakang dan sulit
untuk disatukan. Tapi lain halnya ketika berada dalam ruang lingkup bidang medis.
Ternyata kedua ilmu tersebut dapat disatukan, terutama dalam penggunaan aplikasinya
berupa alat-alat medis yang memegang peranan penting dalam bidang meedis.
Alat-alat medis dibutuhkan dalam menangani pasien penderita suatu penyakit, seperti
aritmia jantung, fibrilasi ventricular dan takikardia ventrikal yang tidak mempunyai nadi.
Ketiga contoh penyakit tersebut pada umumnya memiliki kesamaan yaitu berakibat
besar pada jantung dimana denyut jantung yang seharusnya beritme normal menjadi
denyut yang ritmenya tidak stabil. Untuk itu diperlukan adanya proses defibrilasi yang
secara umum proses tersebut dilakukan untuk membuat ritme denyut jantung yang acak
menjadi denyut jantung yang stabil.
Dalam melakukan proses defibrilasi sangat diperlukan alat medis yang disebut
defibrillator untuk melakukan proses defibrilasi. Defibrillator dapat eksternal,
transvenous, atau implan, tergantung pada jenis perangkat yang digunakan atau
dibutuhkan.beberapa unit eksternal yang dikenal dengan defibrillator eksternal otomatis
(AED), alat ini bisa digunakan oleh orang bahkan tidak ada pelatihan sama sekali.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi dan Fungsi Defibrillator
2. 1 Pengertian Defibrillator
Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut
listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit
jantung.
Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti.
Energi Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan
maximum 1/10 External .
Posisi elektroda (paddles) : anterior - anterior (apex - sternum) atau anterior posterior.
Diameter elektroda antara 8 - 10 cm untuk dewasa. Pengaturan energi, dan pemeberian
energi di kontrol oleh mikrokontroler. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV².
7
Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel
elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c
defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai
diameter 8 - 10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50- 400 Joules.
Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi
elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau
posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna
alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV²
Paduan d.c defibrillator terdiri dari trafo berkekuatan besar dan pada sekundernya
terdapat penyearah dan capastor.Penyearah ini akan megisi energi listrik pada kapasitor,
besarnya energi listrik akan dikontrol oleh mikrokontrol. Pada saat discharge (pemberian)
energi pada pasien dengan menekan switch yang berada pada ujung elektroda. Bila memilih
jenis sinkron, dapat dilakukan dengan menekan keyboard (sinkron).
2. 2 Jenis-jenis defibrillator
A.DC Defibrillator
DCdefibrillator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule sebagai ukuran
dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor.
b. Advisory Defibrillator
Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan menyalurkan kejutan yang handal.
c. Implan Defibrillator
Bisa digunakan oleh pasien yang beresiko tinggi mengalami ventricular fibrillation.
8
2. 3 Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi Dalam
Tiga Tahap
1. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian
2. Pengisian energi (charge) pada kapasitor
3. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge).
1. Besarnya energi dilakukan dengan memutar selector pemilihan energi R3, set Level yang akan mengatur
besarnya tegangan yang akan timbul pada pengisian kapasitor C1.
2. Bila tombol charge ditekan maka akan terjadi pengisian kapasitor C1, dan tegangan pada kapasitor C1,
dideteksi oleh detector A1 melalui pembagi tegangan R1 dan R2yang bersesuaian dengan tegangan pada
C1.
3. Bila tegangan pada pembagi tegangan telah lebih besar dari tegangan R3, maka A1 keluarannya akan
menyebabkan High-voltage DC supply tidak lagi mensupply tegangan ke kapasitror C1.4.
4. Bila ditekan tombol discharge tegangan pada kapasitor C1 akan berpindah sehingga tubuh atau jantung
akan mendapatkan energi listrik dari kapasitor C1. Bentuk tegangan yang diberikan pada pasien
dipengaruhi oleh adanya induktor.
9
2. 5 Bentuk Energi Yang Diberikan Ke Pasien
1. Satu phase (Monophasic)
Untuk besarnya energi listrik Biphasic yang diberikannya berkisar 2 sampai dengan 200 joule
Mempunyai 2 buah elektroda yang telah terpasang pada dada pasien (pads electrode)
a. Strenum
b. Apeks
2. 6 Metode defibrillator
1. Asinkron
Pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi lagi, secara manual setelah pulsa R.
2. Sinkron
Pemberian shock listrik harus disinkornkan dengan signal ECG dalam keadaan berfibrasi, jadi bila
tombol discharge ditekan kapanpun maka akan membuang setelah pulsa R secara otomatis.
10
DEFIBRILATOR “DEFIGARD 5000 SCHILLER”
Paddle
2. 7 Petunjuk Operasional
11
1. Ambil paddles dari sisi samping alat
2. Yakinkan dalam keadaan kering
3. Beri krim pada permukaan paddle
4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum
5. Tekan tombol energy
6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu proses pengisian dapat dilihat di
monitor
7. Jangan menyentuh pasien
8. Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara “beep”, pada display muncul tulisan
“Defibrillator Ready” dan pada tombol paddle akan menyala
9. Tekan paddle agak menekan ke tengkorak
10.Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara Bersamaan
11. Lihat pada monitor
12.Setelah selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan angka “0”
13.Tekan tombol power
12
2.9 Siklus Pemeliharaan
I.Maintenance ( pemeliharaan )
Pengecekan secara fisik
1. Apakah chasing dalam keadaan baik
2. Kabel elektroda rusak
3. Pengepakan elektroda yang sudah kadaluarsa
Pengetesan Defiblirator
Pengecekan pada paddle
1. Hubungkan kabel paddle dan gabungkan
2. Set ke energy level 90 joule
3. Tahan paddle dan lakukkan trigger
4. Lalu lihat pada monitor apakah tertulis “OK”
II.Cleaning (pembersihan )
Pastikan alat dalam keadaan mati dantidak terhubung dengan listrik, Pembersihan dapat dilakukan
dengan cara : Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan disinfektan (alcohol 70
13
%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam alat. Musnahkan aksesoris sekali pakai sesegera mungkin
untuk mencegah penggunaan kembali. Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan
disinfektan atau air sabun, pastikan sampai kering. Spoon electrode dapat dibersihkan dengan cara penguapan,
radiasi, dan memakai ethylene oxide. Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga,
tapi pastikan celah terlepas dari alatnya.
BAB III
ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar
kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom)
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis
kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V
dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus
kordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
14
i. Lapisan Jantung
a. Endokardium : merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lender yang meapisi permukaan rongga jantung.
b. Miokardium : merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini
membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis yang membentuk
serambi atau aurikula kordis.
Bundalan otot ventrikel yang membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventrikuler
sampai apeks jantung.
c. Pericardium : lapisan jantung sebelah luar yang merupakanselaput pembungkus terdiri dari 2 lapisan
yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan
antara pericardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung.Jantung bekerja selama kita
masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah.Pembuluh darah yang
terpenting dam memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri korornaria.
15
Periode istirahat, yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira 1/10
detik. Pada waktu kita beristirahatjantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap
kontrksi jantung akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc
Kalau kita bekerja maka jantung akan lebih cepat berkonstriksi sehingga darah lebih banyak dialirkan ke
seluruh tubuh. Kerja jaunting dapat diketahui dengan jalan memeriksa perjalanan darah dalam arteri. Oleh
karena dinding arteri akan mengembang jika ke dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini
menimbulkan denyutan pada arteri.Sesuai dengan kuncupnya jantuk disebut denyut nadi.Baik buruknya dan
teratur tidaknya denyut nadi bergantung dari kembang-kempisnya jantung.
i.Ruang Jantung
16
Terbagi atas 4 ruang:
a. Atrium kanan dan Atrium kiri yang dipisahkan oleh septum Intratrial
b. Ventrikel kanan dan Ventricel kiri yang dipisahkan oleh septum Intervertikular.
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh
bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan
impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang
terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel
kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke
ventrikel kanan.
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke
arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,
mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka.
Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup
paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi
dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah
melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,
mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka.
Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta
memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
17
a. Katup Trikuspid
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka,
maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi
mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi
ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
b. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus
pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup
pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan
menuju arteri pulmonalis.
c. Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel
kiri..Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.Katup bikuspid
terdiri dari dua daun katup.
d. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka
pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya
katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali
kedalam ventrikel kiri.
18
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-
oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava inferior, yang
bermuara di atrium kanan jantung.
Vena Pulmonalis
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini lebih tepat
untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke jantung.
Aorta
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira diameter ibu jari
Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh.\
Arteri Pulmonalis
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru.
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah yang kaya oksigen. Hal ini
lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung.
3. Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung
sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan
volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup
jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
4. Bunyi Jantung
S1 (lub) terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada dinding ventrikel & arteri; dimulai
pada awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
S2 (dup) terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol ventrikel
akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
S3 disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel secara tiba-tiba pada
saat pembukaan AV, pada akhir pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan
dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
S4 terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang
terjadi pada individu normal.
Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis)
yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan
aliran balik darah.
5. Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit, dengan rata-rata
denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8
detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit.
Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit
Pengaturan Frekuensi Jantung
Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom.Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla oblongata.Efek impuls
neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis dalam
saraf jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan
20
meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla
oblongata.Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.Impuls ini menjalar
melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-
A.Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan
inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung
berasal dari reseptor, yang terletak di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.Presoreseptor dalam arteri
karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akan
mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat frekuensi jantung.
Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi frekuensi jantung
yang menjalar melalui pusat medular. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan
darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk
mempertahankan tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi jantung dipengaruhi oleh
stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh
input emosional dari sistem saraf pusat. Fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit
seperti kalsium, kalium, dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau
berkurang.
6. Curah Jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.Curah jantung
terkadang disebut volume jantung per menit.Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki
berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.
Perhitungan curah jantung
(Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup)
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
1. Aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang berlatih mencapai
35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
2. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan
berikut :
a. Peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic.
b. Peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c. Semakin banyak serabut otot jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam batasan
fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum
Frank-Starling tentang jantung.
22
BAB IV
1. KESIMPULAN
Penerapan defibrillator dalam dunia kesehatan utamanya adalah dalam membatu pasien
yang terkena serangan fibrillasi kardiak. Desain defibrillator yang lebih mutakhir lebih
disesuaikan dengan jenis elektroda yang digunakan, pengembangan sistem kontrol yang
lebih andal dan penggunaan energi listrik yang lebih hemat, serta keamanan dan
kenyamanan pasien yang tinggi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya menyerupai otot
polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom)
Lapisan jantung terdiri dari : Endokardium, Miokardium, Pericardium Ruang Jantung
terbagi atas empat ruang: Atrium kanan dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum
intratrial,Ventrikel kanan dan ventrikel kiri yang dipisahkan oleh septum.
Katup jantung terdiri dari : Katup Trikuspidalis, Katup pulmonal ,Katup Bikuspid, Katup
Aorta.
Pembuluh darah dalam jantung : Arteri Koroner, Vena Kava Superior, Vena kava
Inferior, Vena Pulmonalis, Aorta, Arteri Pulmonalis.
Fisiologi jantung terbagi dalam beberapa bagian diantaranya Sistem pengaturan jantung
terdapat serabut parkinje yang merupakan serabut otot jantung khusus,nodus sinoatrial,nodus
atrioventrikular,dan berkas A-V. Aktivitas kelistrikan jantung ,siklus jantung,bunyi
jantung,frekuensi jantung,curah jantung,cara kerja jantung.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5696249/MAKALAH_DEFIBRILATOR
http://moccablogge.blogspot.com/2012/12/makalah-anatomi-dan-fisiologi-jantung.html
24