Anda di halaman 1dari 27

PENENTUAN UMUR SIMPAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN

Fajar Abhirama A. I. (240210160076)

ABSTRACT

Shelf life is the time span between when the product begins to be packaged
with the quality of the product that still meets the requirements for consumption.
There are three factors that affect shelf life, namely packaging materials, food
ingredients, and the environment. The method of determining the shelf life used in
this lab is the Arrhenius model and the Labuza model. From this practice, the
results showed that the lower the storage temperature, the longer the shelf life of
pasteurized milk products, and the best use for storing biscuits is Metalized
plastic.

Keywords : Arrhenius method, Labuza method, packaging, quality, shelf life

ABSTRAK

Umur simpan merupakan rentang waktu antara saat produk mulai dikemas
dengan mutu produk yang masih memenuhi syarat dikonsumsi. Terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi umur simpan, yaitu bahan kemas, bahan pangan
tersebut, dan lingkungan. Metode penentuan umur simpan yang digunakan pada
praktikum ini adalah model Arrhenius dan model Labuza. Dari praktikum kali ini
didapatkan hasil bahwa semakin rendah suhu penyimpanan maka semakin lama
umur simpan produk susu pasteurisasi, dan emasan yang paling baik digunakan
pada penyimpanan biskuit adalah plastik Metalized.

Kata kunci : kualitas, kemasan, metode Arrhenius, metode Labuza, umur simpan

PENDAHULUAN produk pangan dan untuk


Umur simpan merupakan memberikan jaminan mutu pada saat
rentang waktu antara saat produk produk sampai ke tangan konsumen.
mulai dikemas dengan mutu produk Informasi umur simpan produk
yang masih memenuhi syarat sangat penting bagi banyak pihak,
dikonsumsi. Mutu sangat baik produsen, konsumen, penjual,
berpengaruh pada suatu produk, dan distributor. Konsumen tidak
semakin baik mutu suatu produk hanya dapat mengetahui tingkat
maka semakin memuaskan keamanan dan kelayakan produk
konsumen. Pencantuman informasi untuk dikonsumsi, tetapi juga dapat
umur simpan menjadi sangat penting memberikan petunjuk terjadinya
karena terkait dengan keamanan perubahan citarasa, penampakan dan
kandungan gizi produk tersebut. relatif singkat dan ketepatan serta
Perubahan-perubahan tersebut secara akurasinya yang tinggi.
langsung akan mempengaruhi mutu Metode penentuan umur
dari suatu produk. Untuk itu, perlu simpan yang digunakan pada
diketahui umur simpan dari setiap praktikum ini adalah model
produk. Arrhenius dan model Labuza. Model
Terdapat tiga faktor yang Arrhenius diterapkan untuk produk-
mempengaruhi umur simpan, yaitu produk pangan yang mudah rusak
bahan kemas, bahan pangan tersebut, oleh akibat reaksi kimia, seperti
dan lingkungan. Setiap pengemas oksidasi lemak, reaksi Maillard,
memiliki karakteristik yang berbeda- denaturasi protein, dan lain-lain.
beda, dimana hal ini memberikan Susu dianggap memiliki kerentanan
pengaruh yang berbeda-beda pada kerusakan yang disebabkan
terhadap produk pangan yang oleh oksidasi lemak, denaturasi
dikemas. Bahan pangan dapat protein, dan kontaminasi dari
mengalami reaksi enzimatis dan mikroorganisme. Oleh karena itu,
proses fisik yang dapat digunakan metode Arrhenius untuk
mengakibatkan kerusakan pada mencari umur simpan pada susu
bahan pangan. Faktor lingkungan pasteurisasi. Biskuit merupakan
mencakup suhu, cahaya, panas, produk pangan yang memiliki kadar
kelembaban, dan tekanan fisik. air yang rendah (2-5%). Kerusakan
Umur simpan dapat bahan pangan dengan kadar air
ditentukan dengan menggunakan rendah seringkali terkait dengan
metode konvensional/Extended perubahan tekstur ataupun stabilitas
Storage Studies (ESS) dan metode proses oksidasi (Eskin dan Robinson,
akselerasi kondisi penyimpanan 2001). Oleh karena itu, pendugaan
(ASS atau ASLT). ESS merupakan umur simpan biskuit dilakukan
metode penentuan kadaluwarsa dengan pendekatan kadar air kritis
dengan cara melakukan metode ASLT.
penyimpanan produk pada kondisi Kurva isoterm sorpsi air
normal sampai mencapai mutu dapat menunjukkan ketergantungan
kadaluwarsa dimana setiap harinya aktivitas air produk pangan (Aw)
dilakukan pengamatan terhadap kadar air kesetimbangan pada suhu
penurunan mutu yang terjadi. dan tekanan tertentu (Chirife et al.,
Metode Accelerated Shelf-Life 1983). Beberapa faktor yang dapat
Testing (ASLT) menggunakan mempengaruhi kurva sorpsi isoterm
parameter kondisi lingkungan yang adalah komposisi bahan pangan,
dapat mempercepat terjadinya struktur fisik (amorphous, struktur
penurunan mutu suatu produk kristal) maupun temperatur (Wang
pangan. Keuntungan dari metode ini dan Brennan, 1991). Selain
adalah waktu pengujiannya yang mengindikasikan nilai aw dalam
komposisinya, kurva ini juga
memiliki hubungan yang erat dengan mengetahui dan memahami metode
kestabilan bahan pangan pada yang digunakan dalam penentuan
berbagai kondisi penyimpanan dan umur simpan suatu produk pangan.
kebutuhan proses pengemasan
produk pangan untuk menjaga METODOLOGI
kestabilan umur simpan (Labuza dan
Contreras-Medellin, 1981). Informasi Alat
penting yang diperlukan dalam Alat yang digunakan dalam
persamaan tersebut adalah pola penentuan umur simpan dengan
penyerapan uap (water vapor model Arrrhenius adalah pH meter,
sorption isotherm/isotermis sorpsi gelas ukur, dan vial. Alat yang
lembab/ISL). Isotermis sorpsi air digunakan dalam penentuan umur
adalah pola/kurva yang simpan dengan model Labuza adalah
mengkorelasikan data kadar air cawan, desikator, plastik PP dan
dengan aktivitas air suatu bahan pada plastik metalized.
suhu yang sama (Adwiyah & Bahan
Soekarto, 2010). Bahan yang digunakan dalam
Menurut Vazquez, Chenlo penentuan umur simpan dengan
dan Moreira (2003) terdapat model Arrhenius adalah larutan
beberapa model untuk buffer pH 4, larutan buffer pH 7 dan
menggambarkan ISL, antara lain sampel susu pasteurisasi. Bahan yang
Oswin, Halsey, Henderson, Chen & digunakan dalam penentuan umur
Clayton, Caurie, Guggenheim, simpan dengan model Labuza adalah
Anderson & De Boer (GAB). Untuk sampel biskuit, NaCl 43%, NaOH
mengetahui model mana yang paling 7%, BaCl2, MgCl2 32%, K2CO3
tepat digunakan untuk produk 84%, KCl 75% dan aquades.
Prosedur
biskuit, maka persamaan-persamaan
Model Arrhenius
tersebut diuji ketepatannya dengan
Langkah pertama yang harus
menghitung nilai MRD (Mean
dilakukan dalam penentuan umur
Relative Determination). Jika nilai
simpan dengan model Arrhenius
MRD < 5, maka model sorpsi
adalah susu pasteurisasi dimasukkan
istermis dapat menggambarkan
ke dalam 10 vial untuk pengamatan
keadaan yang sebenarnya atau sangat
sebanyak 10 kali masing-masing 30
tepat. Jika model sorpsi isotermis
ml dan diberi label. Sampel susu
dengan 5 < MRD < 10 menunjukkan
kemudian diamati pH dan
bahwa model tersebut agak tepat
organoleptiknya. Setelah itu, sampel
menggambarkan keadaan
disimpan di inkubator pada suhu
sebenarnya, dan jika MRD > 10
13ºC (suhu refrigerator), 28ºC (suhu
maka model tersebut tidak tepat
ruang), dan 40ºC (suhu inkubasi).
menggambarkan kondisi sebenarnya.
Lalu sampel diamati kembali setiap
Tujuan dilakukannya
hari selama seminggu.
praktikum kali ini adalah untuk
Model Labuza kedua sampel dimasukkan kedalam
Langkah pertama yang harus desikator berisi NaCl jenuh, dan
dilakukan dalam penentuan umur diamati RH dan massa plastik setiap
simpan dengan model Labuza adalah hari selama seminggu.
sampel dimasukkan kedalam cawan
konstan lalu ditimbang sebesar 10 HASIL DAN PEMBAHASAN
gram. Lalu larutan-larutan garam
jenuh (NaCl, NaOH, BaCl2, MgCl, Model Arrhenius
K2CO3, dan H2O) dimasukkan Praktikum perhitungan umur
kedalam desikator. Setelah itu, RH simpan dengan menggunakan
dan massa diamati setiap hari selama metode Arrhenius kali ini digunakan
seminggu. sampel susu yang diukur pH-nya
Penyimpanan sampel dalam dengan perlakuan yang berbeda-
plastik dilakukan dengan cara plastik beda, yaitu penyimpanan pada suhu
ditimbang beratnya. Lalu plastik 9oC, 28oC, dan 40oC. Pengukuran pH
tersebut diisi dengan silika gel dan dilakukan sehari sekali selama
ditimbang kembali. Kemudian, seminggu. Pengukuran pH dilakukan
disimpan dalam desikator air. Dicatat dengan pH meter. pH meter
berat dan RH setiap hari selama merupakan suatu alat yang berfungsi
seminggu. untuk menentukan kadar keasaman
Kalibrasi pH meter atau dapat juga disebut sebagai alat
Pertama-tama, pH meter untuk menentukan konsentrasi ion
dilepaskan dari botol buffer lalu hidrogen dalam larutan (Shmaefsky,
dibilas aquades. Tekan CaL untuk 2006). Pada bagian ujung pH meter
mengkalibrasi pH meter terdapat suatu elektroda yang
menggunakan buffer dengan pH 7, berfungsi untuk menangkap aliran
jika tanda pada pH meter sudah listrik didalam larutan yang
berkedip maka pH meter sudah kemudian menginterpretasikannya
terkalibrasi. Selanjutnya, pH meter kedalam nilai pH pada penunjuk
dibilas lagi menggunakan aquades, angka. Jika pH meter sedang tidak
lalu tombol CaL ditekan lagi untuk digunakan maka elektroda harus
mengkalibrasi dengan buffer pH 4. dalam keadaan terendam dalam
Jika tanda pada pH meter sudah larutan ber-pH 4 (McQuarrie dan
berkedip, maka kalibrasi sudah John, 1997). Setelah dilakukan
selesai. Nodul pH meter dibilas perhitungan pH menggunakan pH
kembali dengan aquades dan pH meter, didapatkan hasil pada
meter sudah siap untuk mengukur pH lampiran 1.
dari sampel. Data tersebut diolah kembali
WVTR dan dihitung tabel ordo 1 dan tabel
Plastik PP dan Metalized ordo 0. Selanjutnya dibuat grafik
dibuat duplo dan masing-masing lamanya waktu penyimpanan
sampel ditimbang. Selanjutnya, terhadap pH setiap suhu pada
lampiran 1. Grafik yang dibuat akan yang terbesar. Tabel ordo 0 dan tabel
menunjukan persamaan regresi setiap ordo 1 terdapat pada lampiran 1.
perlakuan suhu dan juga nilai R2 nya. Berikut ini merupakan Tabel 1 yang
Nilai R2 antara ordo 1 dan ordo 0 menunjukan nilai R2 tertinggi dan
dibandingkan dan dilihat nilainya nilai K, 1/T serta lnK.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Model Arrhenius


Perlak
Nilai Mutu
uan
Hari pH
War Aro Teks
Suhu
na ma tur
Ruang H0 4,09 4,95 4,55 4,5
28oC H1 4,05 4,75 4,2 4,2
H2 4,1 4,15 3,55 4,05
H3 4,08 3,7 3,25 3,55
H4 4,09 3,55 3,3 3,3
H5 4,17 3,35 2,95 3,1
H6 4,11 3 2,55 2,9
H7 4,1 2,65 2,25 2,4
Kulkas H0 4,09 4,95 4,55 4,5
13oC H1 4,11 4,9 4,55 4,55
H2 4,15 4,55 4,25 4,45
H3 4,12 4,15 3,9 3,95
H4 4,1 4,05 3,8 3,9
H5 4,21 3,85 3,65 3,85
H6 4,16 3,6 3,2 3,45
H7 4,14 3,25 2,95 3,1
Inkuba
H0 4,09 4,95 4,55 4,5
tor
40oC H1 4,05 4,6 4,15 4,25
H2 4,03 4,1 3,6 3,8
H3 4,03 3,45 2,9 3,35
H4 4,07 3,35 2,85 3,1
H5 4,04 3,2 2,4 2,75
H7 4,08 2,65 2,1 2,55
H8 4,08 2,15 2 2,15
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Dapat dilihat pada lampiran konversi satuan celcius ke kelvin.
1, nilai R2 yang paling tinggi terdapat Selanjutnya, nilai lnK didapatkan
pada ordo 0 maka perhitungan yang dari hasil ln slope. Kemudian dibuat
digunakan mengacu pada ordo 0. grafik dengan 1/T sebagai nilai x dan
Nilai K pada tabel 3 adalah slope lnK sebagai nilai y. Berikut ini
dari masing-masing suhu adalah grafiknya pada parameter
penyimpanan ordo 0. Nilai 1/T tekstur. Grafik parameter yang
adalah nilai 1⁄(𝑠𝑢ℎ𝑢 + 273), lainnya dapat dilihat pada lampiran
penambahan 273 merupakan 1.

ln K terhadap 1/T
0
0.00315
-0.2 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.4
-0.6
y = -1686.3x + 4.3234
-0.8 R² = 0.9832
-1
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8

Grafik 1. 1/T terhadap lnK


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Berdasarkan grafik 1/T Dengan nilai pH kritis (At) adalah
terhadap lnK, didapatkan persamaan 6,3 sesuai dengan SNI 3141.1:2011
regresi yaitu: y = -1686,3x + 4,3234. dan nilai pH awal (Ao) adalah
Dengan nilai slope -1686,3 dan 6,628333 yang merupakan hasil rata-
intersep 4,3234. Berdasarkan data ini rata pH jam ke-0 tiap suhu
maka dapat dilakukan perhitungan penyimpanan. Perhitungan umur
umur simpan susu dengan perlakuan simpan susu pasteurisasi terdapat
suhu penyimpanan yang berbeda- pada lampiran 1.
beda, yaitu dengan memasukkan
nilai 1/T ke dalam persamaan regresi.
Lalu dilakukan perhitungan umur
(𝐴𝑜−𝐴𝑡)
simpan dengan rumus t = .
−𝑘

Tabel 2. Hasil Pengamatan


Parame
t (hari)
ter
Warna 11,855
Aroma 16,813
Parame
t (hari)
ter
Tekstur 13,134
pH 4,290
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Berdasarkan hasil perlakuan pasteurisasi termasuk
perhitungan yang ada pada lampiran pemberian perlakuan untuk
1, dapat diketahui bahwa semakin menambah umur simpan.
rendah suhu penyimpanan maka
semakin lama umur simpan produk Model Labuza
susu pasteurisasi. Hal ini sesuai Kadar air awal (Mo) dan Kadar
dengan pernyataan Harding (1999) air kritis (Mc)
yang menyatakan bahwa lama Biskuit merupakan salah satu
penyimpanan susu pasteurisasi produk pangan olahan yang berbahan
dipengaruhi oleh suhu selama dasar tepung terigu. Biskuit adalah
penyimpanan. Susu pasteurisasi yang produk yang diperoleh dengan
disimpan pada suhu rendah akan memanggang adonan dari tepung
mempunyai masa simpan lebih lama terigu dengan penambahan bahan
karena bakteri umumnya tidak dapat makanan lain dan dengan atau tanpa
tumbuh optimal pada suhu tersebut. penambahan bahan tambahan pangan
Sedangkan selama penyimpanan, yang diizinkan. Syarat mutu biskuit
terjadi peningkatan viskositas pada adalah air maksimum 5%; protein
susu. Hal ini disebabkan karena minimum 9%; lemak minimum
clumping (gumpalan) dari globula- 9,5%; karbohidrat minimum 70%;
globula lemak. abu maksimum 1,5%; logam
Upaya memperpanjang umur berbahaya negatif; serat kasar
simpan susu pasteurisasi dapat maksimum 0,5%; kalori minimum
dilakukan dengan menggunakan 400 kal/ 100 gram; jenis tepung
kemasan yang tepat, seperti kemasan adalah terigu; bau dan rasa normal,
tetrapack, kaleng, botol kaca maupun tidak tengik; dan warnanya normal
plastik yang memiliki permeabilitas (SNI 01-2973-1992). Kandungan
rendah dan kemasan harus tertutup glukosa biskuit diet diabetes
rapat agar tidak terdapat maksimal 1% dan protein minimal
kontaminasi. Cara lain adalah dengan 4% (SNI, 1995). Penyerapan uap air
meningkatkan mutu awal atau oleh biskuit menyebabkan kadar air
dengan memberikan perlakuan biskuit naik yang diikuti dengan
selama proses penyimpanan. Proses penurunan kualitas biskuit.
pengolahan produk pangan tidak Pada praktikum ini, kadar air
hanya bertujuan untuk awal dan kadar air kritis tidak diuji
memperpanjang umur simpan, secara lab sehingga kadar air awal
melainkan juga untuk dan kadar air kritis biskuit diambil
mempertahankan mutu dari produk dari literatur yang terpercaya.
pangan tersebut, dalam sampel susu, Berdasarkan hasil pengamatan uji
pendugaan umur simpan metode pengurangan bobot sampel
labuza, didapatkan kadar air awal menunjukkan fenomena karakteristik
biskuit sebesar 0,0194 g H2O/g dan hidratasi.
kadar air kritis sebesar 0,0775 g Menurut Syarief dan Halid
H2O/g. (1993), karakteristik hidratasi bahan
pangan dapat diartikan sebagai
Kadar Air Kesetimbangan (Me) karakteristik fisik yang meliputi
dan Kurva Isoterm Sorpsi Air interaksi antara bahan pangan dengan
Kurva isoterm sorpsi air, molekul air di udara sekitarnya.
kemiringan kurva (b), dan kadar air Interaksi molekul air dengan sampel
kesetimbangan (Me) sampel biskuit ini terjadi sebagai akibat dari
ditentukan dengan cara perbedaan RH sampel dengan
mengkondisikan sampel dalam lingkungan. Transfer uap air dari
beberapa larutan garam jenuh yang lingkungan ke sampel atau
memberikan nilai RH yang berbeda. sebaliknya akan terjadi selama
Garam yang digunakan terdiri penyimpanan tertentu sampai
dari 5 jenis garam yaitu NaCl, tercapai kondisi kesetimbangan.
NaOH, BaCl2, MgCl2, K2CO3, KCl Terjadinya kondisi kesetimbangan
dan digunakan pembanding H20. ini ditandai dengan hasil dari
Selama penyimpanan sampel dalam penimbangan yang konstan. Hasil
larutan-larutan garam jenuh, sampel perhitungan kadar air kesetimbangan
yang disimpan pada RH rendah akan (Me) biskuit setelah dilakukan
mengalami penurunan bobot, penyimpanan pada beberapa larutan
sedangkan pada RH tinggi akan garam jenuh dengan suhu
o
mengalami penambahan bobot. penyimpanan 25 C dapat dilihat pada
Adanya penambahan dan tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kadar Air Kesetimbangan

Larutan RH (%) Me

MgCl2 40 0.049

K2CO3 45 0.0774

NaCl 75 0.1239

KCl 85 0.2089

Air 89 0.2791

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Menurut Labuza et al (1985) rendah umumnya memiliki


pangan yang memiliki kadar air kecenderungan kurva isoterm sorpsi
air yang sigmoid. Akan tetapi bahan pangan, suhu, kecepatan
kemiringan kurva isoterm sorpsi air adsorpsi dan desorpsi yang terjadi
yang sigmoid ini dapat berbeda-beda selama penyimpanan (Fennema,
karena dipengaruhi oleh sifat alami 1985.)

Model isoterm sorpsi air menggambarkan fenomena isoterm


Kadar air kesetimbangan sorpsi air yang makin baik pula.
biskuit dihitung menggunakan Kadar air kesetimbangan
persamaan-persamaan dan model- yang diperoleh dari percobaan
model kurva isoterm sorpsi air. masing-masing jenis biskuit
Kurva isoterm sorpsi air percobaan diplotkan dengan nilai aw atau RH
yang makin berhimpit dengan kurva lingkungannya, sehingga diperoleh
isoterm sorpsi air dari model-model kurva isoterm sorpsi air sebagai
persamaan yang digunakan berikut.

Kurva Sorpsi Isotermis


0.3
kadar air (g H2O / g

0.2
padatan)

0.1

0
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000
aktivitas air

Grafik 1. Kurva Sorpsi Isotermis


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
perhitungan nilai Mean Relative
Ketepatan Model Determination (MRD) yang
Perbandingan kurva isoterm merupakan ukuran ketepatan antara
sorpsi air hasil percobaan dengan kadar air kesetimbangan hasil
model-model isoterm sorpsi air yang perhitungan dengan kadar air
dipilih memperlihatkan bahwa kesetimbangan percobaan. Hasil
beberapa model isoterm sorpsi air perhitungan perbandingan MRD dari
hasil percobaan dengan tepat, agak kelima model isothermis sorpsi air
tepat, dan kurang tepat. Lebih lanjut terlampir pada lampiran 2.
hal ini diperkuat dengan hasil
Variabel lain dalam
penentuan umur simpan selain yang
telah dilakukan diatas adalah
Perhitungan WVTR permeabilitas kemasan terhadap uap
air, luas kemasan dalam satuan
meter2, berat padatan per kemasan nilai WVTR dan tebal kemasan
dan tekanan uap jenuh penyimpanan dengan tekanan uap jenuh pada suhu
pada suhu 25oC. Permeabilitas pengujian 25oC yakni sebesar 23,76
kemasan diperoleh dengam membagi mmHg.

Tabel 4. Perhitungan WVTR


Jenis WVTR Jenis WVTR
PP1 4.9090 HDPE1 9.1721
PP2 28.0489 HDPE2 5.8416
PE1 22.7419 Met 1 18.4154
PE2 33.3025 Met 2 1.5440
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Menurut literatur, nilai dan 0,017 gram/𝑚2 .hari. mmHg
permeabilitas plastik PP dan (Fitria, 2007).
Metalized berturut-turut adalah 0,073

Penentuan Umur Simpan tersebut adalah kadar air awal (Mo),


Umur simpan ditetapkan kadar air kesetimbangan (Me), kadar
berdasarkan waktu pada saat kadar air kritis (Mc), konstanta
air produk sama dengan kadar air permeabilitas uap air kemasan (k/x),
kritis. Berdasarkan persamaan yang luas kemasan produk (A), bobot
diturunkan Labuza tentang umur kering produk kemasan (Ws),
simpan, terdapat beberapa faktor tekanan uap air jenuh (Po) dan
yang dibutuhkan untuk menentukan kemiringan kurva isoterm sorpsi air
umur simpan dengan pendekatan (b). Dengan persamaan sebagai
kadar air kritis produk. Faktor-faktor berikut.

ln (𝑀𝑒 − 𝑀𝑜)⁄(𝑀𝑒 − 𝑀𝑐)


𝜃=
𝐾 𝐴 𝑃𝑜
𝑥 𝑊𝑠 𝑏

Dari hasil perhitungan umur


simpan sampel biskuit yang dapat
dilihat pada lampiran 2, kemasan
yang cocok digunakan untuk sampel
biskuit adalah plastik Metalized,
karena menghasilkan umur simpan
yang lebih lama dibandingkan
dengan jenis kemasan yang lainnya.
Kesimpulan yang dapat
KESIMPULAN diambil dari praktikum kali ini
adalah semakin rendah suhu baik digunakan pada penyimpanan
penyimpanan maka semakin lama biskuit adalah plastik Metalized.
umur simpan produk susu
pasteurisasi. Kemasan yang paling

DAFTAR PUSTAKA Protection Requirements for


Badan Standarisasi Nasional. 2011. Foods. Cereal Foods World.
Susu Segar SNI 3141.1:2011. 26:335-339.
Jakarta: Badan Standarisasi Labuza TP, Kaanane A. 1985. Effect
Nasional. of temperature on the moisture
Brown EW. 1992. Plastic in Food sorption isotherms and water
Packaging, Properties, Desgin activity shift of teo dehydrated
and Fabrication. Marcell foods. J Food Sci 50:385-391.
Dekker Inc. New York. McQuarrie, D.A. & John D.S. 1997.
Chirife J, et al., 1982. A New Model Physical Chemistry: A
for Describing the Water Molecular Approach. USA:
Sorption Isotherm of Foods. J University Science Books.
Food Sci 48:1382-1383 Muliawati, Tania. 2011. Penentuan
Eskin NAM and Robinson DS. 2001. Masa Simpan Biskuit dalam
Shelf Life Stability Chemical, Kemasan Plastik Laminasi.
Biochemical and Shmaefsky, B.R. 2006.
Microbiologucal Changes. Biotechnology 101. USA:
CRC Press LLC. Florida, USA Greenwood Publishing Group.
Fennema OR. Food Chemistri 2nd Syarief R, Santausa dan Isyana S.
ed. Marcell Decker, Inc. New 1989. Teknologi Pengemasan
york, USA. Pangan. Bogor : Pusat Antar
Fitria M. 2007. Pendugaan Umur Universitas, Institut Pertanian
Simpan Produk Biskuit dengan Bogor.
Metode Akselerasi berdasarkan Syarief R, Halid H. 1993. Teknologi
pendekatan kadar air kritis Penyimpanan Pangan. PAU
(skripsi). Bogor: Fakultas Rekayasa Proses Pangan, IPB
Teknologi Pertanian, Institut Bogor.
Pertanian Bogor. Wang N, Brennan JG. 1991.
Harding, F. 1999. Milk Quality. Moisture Sorption Isotherm
Maryland: Aspen Publisher, Characteristics of Potatoes at
Inc. four Temperature. J Food Eng,
Labuza TP, Contreras-Medellin R. 14, 269-287.
1981. Prediction of Moisture

LAMPIRAN 1 (MODEL ARRHENIUS)


Tabel 1. Nilai Koefisien Korelasi (R2) dari Tiap Parameter
Suhu R2 Penurunan R2 Penurunan R2 Penurunan R2 Perubahan
(0C) Skor Warna Skor Aroma Skor Tekstur pH
Orde 0 Orde Orde Orde Orde Orde 1 Orde 0 Orde 1
1 0 1 0
13 0.977 0.984 0.970 0.956 0.924 0.909 0.324 0.326
28 0.982 0.977 0.961 0.967 0.985 0.972 0.256 0.257
40 0.975 0.962 0.960 0.982 0.992 0.991 0.033 0.033
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Warna Orde 0 Suhu


6 28
Skor Mutu Hedonik Warna

5 y = -0.2452x + 5.0208
4 R² = 0.9814
Suhu
3 13
y = -0.3827x + 4.8958
2 R² = 0.9755
1 y = -0.3262x + 4.9042
R² = 0.9771 Suhu
0 40
0 2 4 6 8
Hari

Penentuan Plot Arrhenius Skor Warna


K Ln K 1/T
0.3261905 -1.120273785 0.0033223
0.2452381 -1.405525723 0.0034965
0.3827381 -0.960404348 0.0031949

Grafik Arhenius Skor Warna


0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.2
-0.4
-0.6
y = -1485.4x + 3.7959
Ln K

-0.8 R² = 0.9949
-1
-1.2
-1.4
-1.6
1/T
2 Aroma Orde 1
Suhu 28
Ln Mutu Hedonik 1.5
y = -0.0628x + 1.5589
R² = 0.9564 Suhu 13
Aroma
1
y = -0.0948x + 1.5092 Suhu 40
0.5 R² = 0.9671 y = -0.1237x + 1.5133
R² = 0.9824 Linear
0 (Suhu 28)
Linear
0 2 4 6 8 (Suhu 13)
Hari

Plot Arrhenius Aroma


K Ln K 1/T
0.0948154 -2.355823288 0.0033223
0.0628058 -2.767707799 0.0034965
0.1237322 -2.089635959 0.0031949

Grafik Arrhenius (Skor Aroma)


0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.5

-1
Ln K

-1.5

-2 y = -2255x + 5.1226
R² = 0.9988
-2.5

-3
1/T

5
Tesktur Ordo 0
Skor Hedonik Tekstur

y = -0.2042x + 4.6833 Suhu


4 R² = 0.924 28
3
y = -0.3375x + 4.4875 Suhu
2 R² = 0.9921 y = -0.2893x + 4.5125 13
R² = 0.9859
1 Suhu
40
0
0 2 4 6 8
Hari

K Ln K T
0.2892857 -1.240340448 0.0033223
0.2041667 -1.588818625 0.0034965
0.3375 -1.086189769 0.0031949
Grafik Arrhenius (Tekstur)
0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.5 y = -1686.3x + 4.3234
R² = 0.9832
Ln K

-1

-1.5

-2
1/T

Tabel 5. Persamaan Arrhenius dari tiap Parameter


Parameter Persaman R2
Arrhenius
Tekstur Ln K = 4.234 – 0.9832
1686.3 (1/T)
Aroma Ln K = 5.1226 – 0.9988
2255 (1/T)
Warna Ln K = 3.7959 + 0.9949
1485.4 (1/T)

Umur Simpan Warna


Nilai K pada suhu 4oC
Ln K = -1485.4 x (1/ (4+273)) + 3.7959
= -1.566
K = exp (-1.566)
K = 0.2087

Qo (Skor Hedonik Awal) = 4.95


Qt (Skor Hedonik Kritis ) = 2

t =( Qo – Qt )/k
= (4.95-2) / 0.2087 = 14.12 hari

Umur Simpan Aroma


Penurunan Skor Mutu Hedonik mengikuti orde 1
Qo (Skor Aroma Awal) : 4.55
Qs (Skor Aroma Kritis ) : 2
Ln Qs = Ln Qo – kt
t = (Ln QS-Ln Qo)/k
= (Ln 4.55 – Ln 2)/0.0488
= 16.81 hari

Umur Simpan Tekstur


Nilai K pada suhu 4oC

Ln K = -1686.3 (1/4+273) + 4.324


= -1.764
K = exp (-1.764)
K = 0.1713
Qo (Skor Hedonik Awal) = 4.5
Qt (Skor Hedonik Kritis) = 2

t = (Qt-Qo)/k = (4.5-2)/0.1713 = 14.59 hari

Perubahan pH

Perlakuan
Hari pH
Suhu
Ruang 0 4.09
28oC 1 4.05
2 4.1
3 4.08
4 4.09
5 4.17
6 4.11
7 4.1
Kulkas 0 4.09
13oC 1 4.11
2 4.15
3 4.12
4 4.1
5 4.21
6 4.16
7 4.14

Inkubator 0 4.09

40oC 1 4.05
2 4.03
3 4.03
4 4.07
5 4.04
6 4.08
7 4.08

4.25
Ordo 0
Suhu 28
4.2

4.15R² = 0.3243 Suhu 13


pH

R² = 0.2562
4.1

4.05 R² = 0.0328 Suhu 40

4
0 2 4 6 8
Hari
Orde 1
1.44 Suhu
28
1.43
R² = 0.3261
1.42 Suhu
Ln pH

R² = 0.2577 13
1.41
Suhu
1.4 R² = 0.033 40
1.39
0 2 4
Hari 6 8

Suhu Nilai R2
Orde 0 Orde 1
13 0.324349 0.326139
28 0.256201 0.257704
40 0.032765 0.032969
Berdasarkan data pengamatan, nilai R2 dari persamaan perubahan pH
selama penyimpanan berkisar antara 0.032-0,32. Nilai R2 terlalu kecil
Warna

Perlakuan
Hari
Suhu
Ruang 0 4.95
28oC 1 4.75
2 4.15
3 3.7
4 3.55
5 3.35
6 3
7 2.65
Kulkas 0 4.95
13oC 1 4.9
2 4.55
3 4.15
4 4.05
5 3.85
6 3.6
7 3.25

Inkubator 0 4.95

40oC 1 4.6
2 4.1
3 3.45
4 3.35
5 3.2
6 2.65
7 2.15

Warna Orde 0 Suhu


6 28
Skor Mutu Hedonik Warna

5 y = -0.2452x + 5.0208
4 R² = 0.9814
Suhu
3 13
y = -0.3827x + 4.8958
2 R² = 0.9755
1 y = -0.3262x + 4.9042
R² = 0.9771 Suhu
0 40
0 2 4 6 8
Hari

Warna Orde 1
2
Ln Skor Mutu Hedonik

1.5 Suhu 28
R² = 0.9773
1 R² = 0.9627 R² = 0.9843
0.5 Suhu 13
Warna

0
0 5 10 Suhu 40
Hari

Suhu Nilai R2 Perubahan Warna


Orde 0 Orde 1
13 0.977056 0.984291
28 0.981429 0.97734
40 0.975477 0.9627
Nilai R2 penurunan skor hedonik warna dengan orde 0 lebih tinggi
dibanding penurunan skor hedonik warna dengan orde 1. Oleh karena itu,
digunakan orde 0 dalam plot arrhenius. Nilai slope yang sudah dinilai mutlakkan
dari tiap persamaan penurunan mutu pada 3 suhu berbeda merupakan nilai K.
Nilai T yang dimasukkan dalam persamaan Arrhenius diubah terlebih dahulu
dalam satuan Kelvin.
Penentuan Plot Arrhenius Skor Warna
K Ln K 1/T
0.3261905 -1.120273785 0.0033223
0.2452381 -1.405525723 0.0034965
0.3827381 -0.960404348 0.0031949

Grafik Arhenius Skor Warna


0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.2
-0.4
-0.6
y = -1485.4x + 3.7959
Ln K

-0.8 R² = 0.9949
-1
-1.2
-1.4
-1.6
1/T

Nilai K pada suhu 4oC


Ln K = -1485.4 x (1/ (4+273)) + 3.7959
= -1.566
K = exp (-1.566)
K = 0.2087

Qo (Skor Hedonik Awal) = 4.95


Qt (Skor Hedonik Kritis ) = 2

t =( Qo – Qt )/k
= (4.95-2) / 0.2087 = 14.12 hari
AROMA

Aroma Orde 0
5
Mutu Hedonik Aroma

4
suhu 28
3
Suhu 13
2
Suhu 40
1 Linear (Suhu 13)
0 Linear (Suhu 40)
0 2 4 6 8
Hari

Aroma Orde 1
2
Ln Mutu Hedonik Aroma

y = -0.0628x + 1.5589
1.5 R² = 0.9564 Suhu 28

y = -0.0948x + 1.5092 Suhu 13


1
R² = 0.9671 Suhu 40
0.5 y = -0.1237x + 1.5133 Linear (Suhu 28)
R² = 0.9824
Linear (Suhu 13)
0
0 2 4 6 8 Linear (Suhu 40)
Hari

Plot Arrhenius Aroma


Suhu Nilai R2 Perubahan Aroma
Orde 0 Orde 1
13 0.97029 0.956429
28 0.960858 0.967104
40 0.960108 0.982423

Nilai persamaan yang digunakan yaitu orde 1, karena nilai R2 pada dua suhu lebih
besar
Plot Arrhenius Aroma
K Ln K 1/T
0.0948154 -2.355823288 0.0033223
0.0628058 -2.767707799 0.0034965
0.1237322 -2.089635959 0.0031949
Grafik Arrhenius (Skor Aroma)
0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.5

-1
Ln K

-1.5

-2 y = -2255x + 5.1226
R² = 0.9988
-2.5

-3
1/T

Ln K = 5.1226 – (2215 x (1/ (273+4 K)) = -3.018


K = exp (-3.018) = 0.0488

Penurunan Skor Mutu Hedonik mengikuti orde 1


Qo (Skor Aroma Awal) : 4.55
Qs (Skor Aroma Kritis ) : 2
Ln Qs = Ln Qo – kt
t = (Ln QS-Ln Qo)/k
= (Ln 4.55 – Ln 2)/0.0488
= 16.81 hari
Tekstur

Perlakuan
Hari Tekstur
Suhu
Ruang 0 4.5
28oC 1 4.2
2 4.05
3 3.55
4 3.3
5 3.1
6 2.9
7 2.4
Kulkas 0 4.5
13oC 1 4.55
2 4.45
3 3.95
4 3.9
5 3.85
6 3.45
7 3.1

Inkubator 0 4.5

40oC 1 4.25
2 3.8
3 3.35
4 3.1
5 2.75
6 2.55
7 2.15

Tesktur Ordo 0
5
y = -0.2042x + 4.6833
Skor Hedonik Tekstur

4 R² = 0.924 Suhu 28
3 Suhu 13
y = -0.3375x + 4.4875
2 R² = 0.9921 Suhu 40
y = -0.2893x + 4.5125
1 R² = 0.9859 Linear (Suhu 28)

0 Linear (Suhu 13)


0 2 4 6 8 Linear (Suhu 40)
Hari
Tekstur Ordo 1
2
Ln Skor Hedonik Tekstur
R² = 0.9097 Suhu 28
1.5
Suhu 13
1
R² = 0.9724 Suhu 40
R² = 0.9916
0.5 Linear (Suhu 28)
Linear (Suhu 13)
0
0 2 4 6 8 Linear (Suhu 40)
Hari

Suhu Nilai R2 Perubahan Tesktur


(0C) Orde 0 Orde 1
13 0.92402 0.909721
28 0.985925 0.972421
40 0.992094 0.991597
Nilai R2 penurunan mutu tekstur orde 0 lebih tinggi, oleh karena itu
digunakan orde 0 dalam plot Arrhenius.
K Ln K T
0.2892857 -1.240340448 0.0033223
0.2041667 -1.588818625 0.0034965
0.3375 -1.086189769 0.0031949

Grafik Arrhenius (Tekstur)


0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034 0.00345 0.0035 0.00355
-0.5 y = -1686.3x + 4.3234
R² = 0.9832
Ln K

-1

-1.5

-2
1/T

Nilai K pada suhu 4oC


Ln K = -1686.3 (1/4+273) + 4.324
= -1.764
K = exp (-1.764)
K = 0.1713
Qo (Skor Hedonik Awal) = 4.5
Qt (Skor Hedonik Kritis) = 2

t = (Qt-Qo)/k = (4.5-2)/0.1713 = 14.59 hari

Nilai R2 dari Setiap Parameter


Perlakuan Hari pH Nilai Mutu
Suhu Warna Aroma Tekstur
Ruang H0 4.09 4.95 4.55 4.5
28oC H1 4.05 4.75 4.2 4.2
H2 4.1 4.15 3.55 4.05
H3 4.08 3.7 3.25 3.55
H4 4.09 3.55 3.3 3.3
H5 4.17 3.35 2.95 3.1
H6 4.11 3 2.55 2.9
H7 4.1 2.65 2.25 2.4
Kulkas H0 4.09 4.95 4.55 4.5
13oC H1 4.11 4.9 4.55 4.55
H2 4.15 4.55 4.25 4.45
H3 4.12 4.15 3.9 3.95
H4 4.1 4.05 3.8 3.9
H5 4.21 3.85 3.65 3.85
H6 4.16 3.6 3.2 3.45
H7 4.14 3.25 2.95 3.1
Inkubator H0 4.09 4.95 4.55 4.5

40oC H1 4.05 4.6 4.15 4.25


H2 4.03 4.1 3.6 3.8
H3 4.03 3.45 2.9 3.35
H4 4.07 3.35 2.85 3.1
H5 4.04 3.2 2.4 2.75
H7 4.08 2.65 2.1 2.55
H8 4.08 2.15 2 2.15
LAMPIRAN 2 (MODEL LABUZA)
Hasil MRD Pemodelan
Model MRD (%)
Hasley 7,7529
Chan-Clayton 16,0601
Handerson 10,4918
Cauri 11,9317
Oswin 8,8318
GAB 2907,02
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)
Kadar air kesetimbangan yang diperoleh dari percobaan masing-masing jenis
biskuit diplotkan dengan nilai aw atau RH lingkungannya, sehingga diperoleh
kurva isoterm sorpsi air sebagai berikut.

Kurva Sorpsi Isotermis


0.3
kadar air (g H2O / g

0.2
padatan)

0.1
0
0.0000 0.5000 1.0000
aktivitas air

Kadar air kesetimbangan


Dari hasil perhitungan serta pemodelan didapatkan kadar air kesetimbangan
berdasarkan masing-masing perlakuan sebagai berikut :

Larutan RH (%) Me

MgCl2 40 0.049

K2CO3 45 0.0774

NaCl 75 0.1239

KCl 85 0.2089

Air 89 0.2791

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)


Permeabilitas Kemasan
Jenis WVTR Jenis WVTR
PP1 4.9090 HDPE1 9.1721
PP2 28.0489 HDPE2 5.8416
PE1 22.7419 Met 1 18.4154
PE2 33.3025 Met 2 1.5440
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
Umur Simpan
Plastik PP
Parameter RH 40% RH 45% RH 75% RH 85% RH 89%
Kadar Air
Awal 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233
Kadar Air
Kritis 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435
Umur 403.678627 163.719056 139.418332 113.321730
Simpan 2 8 9 2
Plastik PE
Parameter RH 40% RH 45% RH 75% RH 85% RH 89%
Kadar Air
Awal 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233
Kadar Air
Kritis 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435
Umur 207.428680 84.1263956 71.6395639 58.2299268
Simpan 4 4 1 7
Plastik HDPE
Parameter RH 40% RH 45% RH 75% RH 85% RH 89%
Kadar Air
Awal 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233
Kadar Air
Kritis 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435
Umur 922.862418 374.283290 318.728640 259.068375
Simpan 8 2 2 1

Plastik Metalized
Parameter RH 40% RH 45% RH 75% RH 85% RH 89%
Kadar Air
Awal 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233 0.019233
Kadar Air
Kritis 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435 0.0807435
Umur 2733.85454 1108.76340 767.454867
Simpan 7 2 944.190298 1

Anda mungkin juga menyukai