42
56
d) Keadaan air tanah; bila air tanah dalam jumlah besar sebaiknya perlu
dilakukan sistem penyaliran yang baik untuk kestabilan lubang bukaan.
e) Macam-macam metode penggalian lubang bukaan.
f) Tipe dan jenis peyangga yang dipakai.
Dirumuskan sebagai:
∆L = L0 - Li
Keterangan :
∆L = perpindahan dari dua titik pantau pada waktu ke-t o, mm.
L0 = jarak dua titik pantau awal (pengukuran hasil M – E), mm.
Li = jarak dua titik pantau setelah waktu ke-t 0 (pengukuran hasil M – E),
mm.
M = pembacaan pita ukur rata-rata dan dial gauge, mm
E = pembacaan rata-rata kalibrasi awal dan akhir, mm
Perhitungan perpindahan yang menghasilkan ∆L dengan cara di atas
dapat menghasilkan dua kemungkinan, yaitu:
i. Nilai ∆L bertanda positif, artinya dinding dan atap lubang bukaan yang
diukur makin mengecil.
ii. Nilai ∆L bertanda negatif, artinya dinding dan atap lubang bukaan yang
diukur makin membesar.
b. Perhitungan waktu
t = t1- to
Keterangan :
t = perubahan waktu, jam
t1 = waktu pengukuran perpindahan berikutnya, jam
to = waktu pengukuran perpindahan awal, jam
c. Laju perpindahan atau kecepatan perpindahan (rate of convergence)
Rate of Convergence (RC) = Laju Perpindahan
RC =[|diameter penggalian awal - diameter penggalian yang berikutnya|] /
waktu
Laju konvergensi atau laju perpindahan dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
ln − l n −1
v= ⋅ 24
tn − t n −1
a) Perpindahan/Konvergensi
Zhenxiang (1984) melakukan hal serupa dengan Cording dengan
mengadakan pengamatan kecepatan perpindahan pada lubang bukaan di Xiaken
dan Lingqian (Cina). Kedua terowongan tersebut mempunyai lebar sekitar 6,00 m
dengan tebal overburden 20,00 m sampai 24,00 m, dan massa batuan pembentuk
lubang bukaan dengan nilai Q yang berkisar antara 0,067 sampai 0,208, artinya
massa batuan masuk dalam kategori sangat buruk sekali sampai sangat buruk.
Penyanggaan setelah penggalian dilakukan dengan memberi lapisan shotcrete
setebal 5,00 cm pada dinding lubang bukaan, kemudian dikombinasi dengan
memasang baut batuan panjang 2,00 m setiap spasi 1,00 m. Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa dinding lubang bukaan dikategorikan stabil jika
mengalami perpindahan dengan kecepatan 0,20 mm/hari. Menurut hasil
pengujian, bila kecepatan perpindahan telah mencapai 10,00 mm/hari, maka
dinding lubang bukaan dikategorikan berbahaya. Perpindahan dinding lubang
bukaan dengan kecepatan 3,00 mm/hari dikategorikan belum cukup aman,
sehingga kecepatan perpindahan sebesar itu perlu diperkecil dengan
menambahkan sistem penyangga yang ada. Bila kecepatan perpindahan turun
hingga mencapai 1,00 mm/hari, berarti merupakan pertanda bahwa dinding
lubang bukaan sedang mencapai tahap awal untuk mencapai kondisi stabil.
60
Tabel 3.2
Kriteria Kecepatan Perpindahan
Kecepatan Perpindahan (mm/hari)
Cording, 1974 Zhenxiang, 1984
Kriteria Kelas Massa Batuan Kelas Massa Batuan
Tidak Dijelaskan Q = 0,067 - 0,208
Aman < 0,001 < 0,20
Besar 0,05 3,00
Berbahay
a > 1,00 > 10,00
Tabel 3.3
Modifikasi Kriteria Kestabilan Lubang Bukaan Berdasarkan Kecepatan Perpindahan
Cording (1974) Modifikasi dari Kriteria Cording (1974)
Kecepatan Kondisi Kecepatan Kondisi
Perpindahan Perpindahan Perpindahan Kondisi Perpindahan Lubang
mm/hari Lubang Bukaan mm/hari Bukaan
> 2,00 sangat besar
> 1,00 sangat besar tidak stabil
1,00 – 2,00 besar
0,05 cukup besar 0,10 – 0,99 sedang relatif stabil
0,01 – 0,09 kecil
< 0,001 stabil stabil
< 0,01 sangat kecil
Laju kristis atau kecepatan kritis dapat dianggap sebagai peringatan awal
ketidakmantapan suatu lubang bukaan. Apabila laju konvergensi mencapai nilai di
atas nilai laju kritis, maka lubang bukaan (atap) perlu disangga untuk mencegah
atap runtuh. Jika laju konvergensi lebih kecil daripada nilai laju kritis, maka lubang
bukaan (atap) dapat dianggap dalam kondisi stabil (aman). Jadi laju kritis adalah
batas bawah dimana ketidakmantapan mulai terjadi, sedangkan batas atasnya
adalah laju maksimum yang jika laju konvergensi telah mencapai batas ini, maka
lubang bukaan (atap) akan segera runtuh.
Kriteria lain di lihat dari klasifikasi laju perpindahan (lihat Tabel 3.4) dan
penafsiran dalam bentuk grafik berdasarkan klasifikasi kecepatan perpindahan.
Tabel 3.4
Rate of Convergence
Rate of Convergence Rate of Convergence Classification
< 1,00 mm/day Negligible
> 1,00 mm/day < 2,00 mm/day Moderate
> 2,00 mm/day < 3,00 mm/day Severe
> 3,00 mm/day < 5,00 mm/day Very severe
> 5,00 mm/day Extremely severe
Tabel 3.5
Changes in Rate of Convergence
Acceleration of Convergence Classification Acceleration of Convergence
< 0,00 mm/day2 Stable
> 0,00 mm/day2 < 0,50 mm/day2 Slightly progressive
> 0,50 mm/day2 < 1,00 mm/day2 Progressive
> 1,00 mm/day2 < 3,00 mm/day2 Advancing
> 3,00 mm/day2 Severe
Gambar 3.1
Grafik Hubungan antara Rock Mass Rating (RMR) Terhadap Span Design
Kekuatan batuan utuh (intact rock) pada analisis RMR ini didasarkan pada
hasil uji Point Load Strength Index terhadap percontoh yang diambil secara
acak untuk memperoleh nilai kuat tekan batuan utuh. Hasil uji Point Load
Strength Index terdapat pada Tabel 1.6.
b) Rock Quality Designation (RQD)
Perhitungan RQD pada analisis RMR ini menggunakan prinsip perhitungan
Priest & Hudson (1976). Rock Quality Designation (RQD) diperoleh
berdasarkan hubungan eksponensial negatif antara frekuensi
kekar/meter (λ) dan jarak kekar. Formulanya adalah sebagai berikut :
RQD = 100 e −0,1.λ (0,1λ +1) Hasil perhitungan nilai RQD memperlihatkan nilai
sedang sampai sangat baik, sehingga bobot (rating) RQDnya 13 dan 20 (lihat
Tabel 1.8).
Tabel 1.6
Nilai Kuat Tekan Batuan Utuh (Hasil Uji Point Load Strength Index)
Lokasi Pengambilan Percontoh : Cross Cut 10 S, Blok II Selatan Ciurug Level 500 Dinding Sebelah Kanan
D P D² Is Is(50) σc
Percontoh F Keterangan
(cm) (kN) (cm²) (kN/cm²) (MPa) (MPa)
A 5,10 20,20 26,01 0,78 0,99 7,70 177,04 Breksi Andesit
B 6,80 18,20 46,24 0,39 0,87 3,43 78,83 Andesit
C 3,80 6,50 14,44 0,45 1,13 5,09 117,14 Tufa
D 6,70 35,00 44,89 0,78 0,88 6,83 157,20 Breksi Andesit
E 4,20 0,30 17,64 0,02 1,08 0,18 4,23 Breksi Andesit
F 4,20 0,20 17,64 0,01 1,08 0,12 2,82 Tufa
Tabel 1.7
65
Perhitungan Rock Quality Designation (RQD) pada Cross Cut 10 S Blok II Selatan, Ciurug
Level 500 Dinding Sebelah Kanan Panjang Pengukuran 0,00 – 9,02 m
βn Φ d i-m dxw
Dari Ke Jarak α d βd αn (teta j i-m
(m) (m) (m) (˚) (˚) (˚) (m) (m)
(˚) ) (m)
0,00 2,30 2,30 263,00 57,00 83,00 33,00 48,30
2,30 2,58 0,28 213,00 88,00 33,00 2,00 80,74 0,28 0,12
2,58 2,81 0,23 228,00 76,00 48,00 14,00 67,63 0,23 0,06
2,81 2,97 0,16 226,00 55,00 46,00 35,00 46,81 0,16 0,09
2,97 5,45 2,48 292,00 88,00 112,00 2,00 81,44 2,48 1,08
5,45 7,14 1,69 119,00 64,00 299,00 26,00 69,96 1,69 0,42
7,14 8,14 1,00 255,00 72,00 75,00 18,00 63,05 1,00 0,40
8,14 9,02 0,88 232,00 46,00 52,00 44,00 37,47 0,87 0,56 0,39
0,96 dsw 0,39 meter
Frek.
1,04 Kekar 2,57 per meter
RQD = 100e-0,1λ(0,1λ + 1)
λ = frek. kekar permeter = 2,57 per meter
LN (100) = 4,61
(−0,1 x λ) = -0,26
LN (0,1 λ + 1) = 0,23
Jumlah = 4,58
RQD = 97,22 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 1.8
Nilai Rock Quality Designation (RQD)
Panjang RQD
Lokasi Deskripsi Rating
Pengukuran (%)
Cross Cut 10 S Blok II Selatan Dinding Kanan 0,00 - 9,02 m 97,22 sangat baik 20
Cross Cut 10 S Blok II Selatan Dinding Kanan 0,00 - 12,23 m 99,72 sangat baik 20
Cross Cut 10 S Blok II Selatan Dinding Kiri 0,00 – 21,44 m 93,33 sangat baik 20
Cross Cut 10 S Blok II Selatan Dinding Kiri 21,44 – 23,44 m 56,53 sedang 13
Ramp Up Blok II Selatan Dinding Sebelah Kanan 0,00 – 32,14 m 98,57 sangat baik 20
Ramp Up Blok II Selatan Dinding Sebelah Kiri 0,00 – 17,80 m 91,46 sangat baik 20
Cross Cut Access 10 S Blok II Selatan Dinding Sebelah Kanan 0,00 – 27,78 m 98,25 sangat baik 20
Cross Cut Access 10 S Blok II Selatan Dinding Sebelah Kiri 0,00 – 22,58 m 97,06 sangat baik 20
Sumber : Hasil Pengolahan Data
θ +θ
sebagai berikut : d =d cos i i+1 . Data yang diperoleh
i+i+1 i+i+1 2
• Kerapatan kekar pada massa batuan cukup rapat dengan jarak antar kekar
dalam satu garis pengukuran antara 0,60 – 2,00 meter.
• Kondisi kekar dapat dijelaskan sebagai berikut:
bidang kekar agak kasar sampai kasar.
dapat ditemukan celah dengan lebar < 0,10 mm
mempunyai bahan pengisi yang keras pada bidang kekar
batuan sedikit terlapukkan
kekar tidak menerus dengan panjang kekar antara 1,00 – 3,00 meter.
• Secara umum kandungan air pada kelas ini adalah dalam kondisi lembab atau
kering.
b. Batuan Kelas III (Fair Rock)
Berdasarkan hasil perhitungan Rock Mass Rating batu tufa breksian yang
diklasifikasikan pada kelas III terlihat di lokasi pengamatan Cross Cut 10 Selatan.
Sedangkan untuk batuan tufa dapat dikenali dengan warnanya yang terang agak
kecoklatan dengan kondisi batuan agak lapuk tetapi masih bersifat massive
(padat).
Karakteristik kelas massa batuan kelas III (fair rock) antara lain :
• Secara umum kondisi batuan tidak terlalu kompak (sedang) pelapukan batuan
sudah mulai terjadi pada sebagian massa batuan, yaitu dengan sudah
terjadinya perubahan warna yang cukup luas pada massa batuan, specimen
batuan bisa lepas dan pada rekahan terdapat bahan material sisa pelapukan.
• Pada massa batuan mempunyai kualitas batuan (RQD) menengah, ditandai
dengan intensitas serta frekuensi kekar yang sedang, mulai rapat dan mulai
tidak beraturan dengan nilai antara 50,00 % - 75,00 %.
• Kerapatan kekar pada massa batuan sedang dengan jarak antar kekar dalam
satu garis pengukuran kekar antara 0,20 – 0,60 meter.
• Kondisi kekar dapat dijelaskan sebagai berikut :
bidang kekar rata sampai agak kasar.
dapat ditemukan celah atau pemisah antar bidang kekar dengan lebar
antara 1,00 – 5,00 mm.
mempunyai bahan pengisi yang keras sampai sedang pada bidang kekar.
batuan agak lapuk.
68
kekar pada umumnya menerus dengan panjang kekar antara 3,00 – 10,00
meter.
• Secara umum kandungan air pada kelas ini adalah dalam kondisi yang basah.
Setelah diketahui kelas massa batuan di lokasi pengamatan di atas, maka
dapat diartikan bahwa seluruh lubang bukaan yang batuannya kelas III lubang
bukaan berada dalam kondisi stabil.
2 Klasifikasi Massa Batuan (Rock Mass Rating)
Klasifikasi massa batuan yang dihitung dengan menggunakan sistem
Rock Mass Rating, diperoleh hasil bahwa kelas massa batuan yang ada di lokasi
penelitian adalah kelas II (good rock) dan kelas III (fair rock).
a. Batuan Kelas II (Good Rock)
Berdasarkan hasil perhitungan Rock Mass Rating terhadap jenis batuan
breksi tufa yang diklasifikasikan pada kelas ini terlihat di lokasi pengamatan Ramp
Up Blok II Selatan, Cross Cut 10 S Blok II Selatan dan Cross Cut Access 10 S
Blok II Selatan. Sifat batuan breksi tufa dapat dilihat dari kondisi batuannya,
seperti kekerasan (kekuatan) batuan, yaitu ketika dilakukan percobaan seperti
dipukul dengan palu geologi, warna, komposisi mineral yang dikandungnya dan
lain-lain.
Karakteristik massa batuan kelas II (good rock) antara lain :
• Secara umum kondisi batuan adalah agak fresh dan agak kompak (massive),
pelapukan terdapat pada rekahan-rekahan yang terbuka, tetapi batuan yang
utuh (intack rock) hanya terlihat sedikit lapuk dengan adanya perubahan warna
batuan pada rekahan.
• Pada massa batuan mempunyai kualitas batuan (RQD) antara sedang sampai
baik dengan intensitas dan frekuensi joint yang agak renggang, sedikit tidak
beraturan dengan nilai antara 75,00 % - 90,00 %.
• Kerapatan kekar pada massa batuan cukup rapat dengan jarak antar kekar
dalam satu garis pengukuran antara 0,60 – 2,00 meter.
• Kondisi kekar dapat dijelaskan sebagai berikut:
bidang kekar agak kasar sampai kasar.
dapat ditemukan celah dengan lebar < 0,10 mm
mempunyai bahan pengisi yang keras pada bidang kekar
69
Kestabilan lubang bukaan Tambang Ciurug Level 500 Cross Cut Access
10 S dipantau dengan menggunakan program aplikasi Phase2 versi 5.0 untuk
menghitung perpindahan dan faktor keamanan (safety factor). Hasil pemodelan
pada tahap ketika lubang bukaan belum di buka (stage 1), tahap ketika lubang
bukaan pada lokasi pemantauan sudah dibuka (stage 2) dan tahap ketika lubang
bukaan yang telah dibuka diberi perkuatan rockbolt (stage 3) pada dinding dan
atap lubang bukaan ternyata di dapat nilai perpindahan yang termasuk dalam
kategori sangat kecil (verry small) dengan nilai berkisar antara 0,0000 – 0,0015 m
untuk konvergensi horizontal, untuk konvergensi vertikal antara 0,005 – 0,020 m
dan untuk konvergensi total antara 0,005 – 0,020 m, sedangkan faktor
keamanannya (safety factor) adalah FK > 1,00, yaitu berkisar antara 1,30 – 5,48.