Teori Efektivitas Hukum
Teori Efektivitas Hukum
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1
Koentjaraningrat dalam H. Halim HS, Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum pada
Penelitian Tesis dan Disertasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hal. 305
5
6
3
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hal. 8.
7
5) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
4
Romli Atmasasmita, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia &Penegakan Hukum, (Bandung :
6
Ibid., hal. 82.
7 Loc. Cit.
9
fungsinya.
8
Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
11
1) Hukum berarti aturan perilaku sipil, yaitu perintah apa yang benar dan
melarang apa yang salah.
1) Pidana adalah reaksi atas delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang
dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik itu.11
2) Pidana ialah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
10
Joseph T. Bockrah. Contracts and The Legal Enviroument for Engineers and Architects, The
McGraw-Hill Companies. Inc, United States of America, 2000, hal. 5
11
Saleh, Roeslan, Stelsel Pidana Indonesia, (Jakarta : Aksara Baru, 1978), hal. 10.
12 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, (Bandung : Alumni, 1981), hal. 5.
13
13
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung : Alumni, 1984), hal. 5.
14 Ibid., hal. 7.
15 Ibid., hal. 9.
14
16
Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, (Bandung : PT. Alumni, 2005), hal. 111.
15
2) Suatu manusia semu yang diciptakan oleh hukum yang terdiri dari
baik 1 (satu) orang (corporatiaon sole) maupun yang terdiri dari
sekumpulan atau beberapa orang anggota, yakni yang disebut
dengan perusahaan banyak orang (corporation aggregate).
a) Perusahaan Tertutup
b) Perusahaan Terbuka
c) Perusahaan Publik
19
Ahmad Yani, dkk. Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas. (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada), hal. 7
17
20
Ibid.
18
a) Perusahaan Swasta
a) Perusahaan de jure
b) Perusahaan de facto
Ada 3 (tiga) syarat utama yang harus dipenuhi oleh pendiri perseroan,
ketiga persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :21
21
Abdul Kadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 1995), hal. 77.
21
(1) Pihak yang berjanji adalah mereka yang cakap dalam hukum
dengan pengertian bahwa pihak tersebut dianggap mampu
untuk melakukan tindakan atau perbuatan hukum;
22
CST. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, (Jakarta : Pradnya Paramita,
2001), hal. 116.
23
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2003), hal. 11.
24
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, (Jakarta : Kesaint Blanc, 2000), hal. 153.
22
25
Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas Yang Baru, (Jakarta : Djambatan, 1996), hal. 6.
26
Abdul Kadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 1995), hal. 79.
27
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op.Cit., hal. 12.
28 C.S.T. Kansil, Op. Cit., hal. 118.
23
Namun dalam suatu akta pendirian tidak boleh memuat hal-hal yang
berkaitan dengan :29
29
Loc. Cit.
24
c) Pendaftaran Perseroan
30
Supramono Gatot, Hukum Perseroan Terbatas Yang Baru, (Jakarta : Djambatan, 1996), hal. 7.
31
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hal. 11.
32
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Jakarta : Kesaint Blanc, 2003), hal. 23.
25
33
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, (Jakarta : Kesaint Blanc, 2000), hal. 159.
34 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal. 20.
26
37
Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2003), hal.
135.
28
38
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, (Jakarta : :
Ghalia Indonesia, 2002), hal. 58.
39
Loc. Cit.
40 Loc. Cit.
29
41
Loc. Cit.
42 Ibid., hal. 61.
30
43
Loc. Cit.
31
44
Ibid., hal. 62.
45 Loc. Cit.
32
49 Loc. Cit.
33
(4) Bila ada surat saham atau talon yang rusak hingga tidak
dapat dipakai lagi, maka direksi berwenang mengeluarkan
duplikatnya atas permintaan yang berkepentingan setelah
aslinya dimusnahkan oleh direksi di hadapan yang
berkepentingan tersebut.
(5) Demikian pula apabila surat saham atau talon yang asli tadi
hilang, maka dengan bukti yang cukup serta jaminan jaminan
yang dianggap perlu direksi mempunyai wewenang
50
Ibid., hal. 65.
35
51
Ibid., hal. 71.
52 Loc. Cit.
56
Loc. Cit.
57 Loc. Cit.
40
58
Rudy Prasetio, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakt, Bandung, 2010, hal 15.
59
Yetty Komalasari, Paradigma Baru Perseroan Terbatas, Badan Penerbit FH-III, Jakarta, 2011, hal 5.
41
61
Erman Rajagukguk, Butir-butir Hukum Ekonomi, Lembaga Studi Hukum dari Ekonomi,FH-III,
Jakarta, 2011, hal 191.
42
terbatas dalam CV. Mereka tidak akan memikul kerugian yang melebihi
modal yang disetorkan. Persero di belakang layar tersebut disebut
anggota pasif atau komanditaris yang disebut sleeping partners (still
vennot), sedangkan para anggota yang memimpin perseroan dan
bertindak keluar adalah anggota-anggota aktif yang disebut persero
pengurus atau persero pemimpin atau juga disebut komplementaris.63
Persero pengurus apabila lebih dari satu pesero, maka berhadapan dengan
perseroan rangkap, yaitu suatu perseroan Firma antara persero-persero
pengurus, dan perseroan komanditer antara peserta pengurus dan para
komanditaris.
64
Said Natzir, HukumPerusahaan di Indonesia, Alumni, Bandung, 1987, hal 193.
44
66
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal 9.
46
67
Ahmad Jalis, Bentuk-Bentuk Usaha di Indonesia, Pustaka Ilmu, Jakarta, 2009, hal 4
47
68
Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni Bandung, 1997, hal. 24
48
3) Akta Pendirian PT
intelektual)
yang mutlak. Hal ini sangat penting bagi pihak-pihak yang membutuhkan
alat pembuktian untuk suatu keperluan, baik untuk
72
H. Salim HS dan H. Abdullah. Perancangan Kontrak dan MOU, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 101-
102
73
A.A. Andi Prajitno, Apa dan Siapa Notaris di Indonesia. Cetakan Pertama, Putra Media
Nusantara, Surabaya, 2010, hal. 51
74
Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata. PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Hal. 100
75
Teguh Samudra, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata. Edisi Pertama. PT. Alumni,
Bandung, 2004, hal. 49.
76
Yahya Harapap, Hukum Perseroan Terbatas, Edisi I, cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta,
2009, hal. 340.
51
78
Wawan Setiawan, 1995. Kedudukan Akta Notaris sebagai Alat Bukti Tertulis dan Otentik Menurut
Hukum Positif di Indonesia. Ikatan Notaris Indonesia, Jurnal Hukum, Media Notariat, Jakarta.
52
3) Apabila suatu akta tidak dibuat secara formil, maka akta itu menjadi
tidak otentik melainkan sama dengan akta di bawah tangan, artinya
apabila akta tersebut disangkal oleh penggugat, maka harus dibuktikan
dulu kebenaran tanda tangan yang terdapat dalam suatu akta.
moral.81
81
GHS. Lumbang Tobing, Peraturan Jabatan Notaris. Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 301.
82
Abdul Ghofur Anshori, 2013. Lembaga Kenotariatan Indonesia: Perspektif Hukum dan Etika. UII
Press, Yogyakarta, hal.34
57
1) Menjunjung tinggi martabat profesi. Dari hal tersebut kode etik juga
mendapat nama “kode kehormatan”,
83
Supriadi, 2010. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta,
hal.51-52.
84
Iganatius Ridwan Widyadharma, Hukum Profesi Tentang Profesi Hukum, (Semarang : Mimbar,
2000), hal. 117.
85
Ibid., hal. 118.
60
“Kode etik adalah dan untuk selanjutnya akan disebut Kode Etik
adalah kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia yang selanjutnya akan disebut “Perkumpulan” berdasarkan
keputusan Konggres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua
anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas
jabatan sebagai Notaris, termasuk didalamnya para Pejabat Sementara
Notaris, Notaris Pengganti pada saat menjalankan jabatan”.
a) Iklan
b) Ucapan selamat
d) Ucapan terimakasih
e) Kegiatan pemasaran
f) Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, keagamaan maupun
olah raga.
perkumpulan.
5) Teguran,
6) Peringatan,
10) Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan
waktu pembuatan akta tiap bulan (Pasal 16 ayat (1) huruf h)
(1) huruf k)
17) Wajib memberikan jasa hukum kepada orang tidak mampu (Pasal 37).
Larangan yang harus dipatuhi oleh Notaris menurut Pasal 17
a) meninggal dunia;
b) telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun;
86
Ahmad Priyo Susetyo, Fungsi Notaris Dalam Pembuatan Akta, (Semarang : Tesis Magister
Kenotariatan Universitas Diponegoro, 2005), hal. 31.
67
khususnya dalam bidang hukum perdata, hal ini sangat erat kaitannya
yang lazim disebut dalam bahasa latin acta publica probant sese ipsa,
apabila suatu akta dikatakan sebagai akta otentik, artinya menandakan
dirinya dari luar, dari kata-katanya sebagai yang berasal dari seorang
pejabat umum, maka akta itu terhadap setiap orang dianggap sebagai akta
otentik, sampai dapat dibuktikan sebaliknya (tidak otentik).88
2) Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-
undang,
87
Loc. Cit.
88 Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta : Erlangga, 1983), hal. 55.
68
Notaris, yakni :
dilakukan).
Dalam perubahan Pasal 25, ada 2 hal penting yang harus diketahui,
yakni :
3 Fotokopi neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku bersangkutan
bagi Perseroan yang wajib diaudit. (Pasal 25 ayat 4 huruf g, diubah)
perundang-undangan.
4) Fotokopi neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku bersangkutan
bagi Perseroan yang wajin diaudit (Pasal 28 ayat 4 huruf h).
3)
E. Saefullah Wiradipraja, Perspektif Hukum Internasional Tentang Cyberlaw, (Jakarta : ELIPS,
2002), hal. 88.
78
17
Loc. Cit.
18
Agus Raharjo, Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi Tinggi,
(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti 2002), hal. 59.
19
Loc. Cit.
80
2)
Loc. Cit.
3) Loc. Cit.
4) Loc. Cit.
d)
Asril Sitompul Op.,Cit., hal. 89.
e) Loc. Cit.
84
B. Kerangka Berpikir
Notaris
Proses
SABH
-NG
Pendirian PT
2 Perbaikan
(renvooi) akta
3 Permohonan
perbaikan SABH
4 Input data ulang
Kesalahan :
SK dan BNRI-TBNRI
1. Eva Purnawati