Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut prinsip trias politica atau
pembagian kekuasaan, yaitu eksekutif, yudikatif, legislative. Dan setiap
lembaga memiliki wewenang dan wilayah yangberbeda, sepertihalnya
yudikatif. Yudikatif merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pengawas
daripada eksekutif dan legislative, dikatakan dengan bahasa lain yudikatif itu
bisa dikatakan lembaga peradilan.
Oleh karenaya peradilan di Indonesia perlu dilakukan pengkajian baik dari segi
structural maupun secara fungsionalnya. Makalh yang berjudul Lembaga
Peradilan akan membahas definisidari peradilan, kedudukan lembaga
peradilan di Indonesia dan juga wilayah wewenang dari lembaga peradilan di
Indonesia.

2 Rumusan Masalah
Dlam penulisan makalah ini perlu adanya rumusan permasalahan untuk
membatasi pembahasan. Rumusan masalah ini dibuat dalam bentuk point-point
pertanyaan sebagai berikut :
a. Apa saja alat penegak hukum ?
b. Apa definisi peradilan ?
c. Bagaimana kedudukan peradilandalam lembaga kenegaraan. ?
d. Bagaimanakah peranan atau tugas dan fungsi lembaga peradilan ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui Apa saja alat penegak hukum.
b. Memahami definisi peradilan.
c. Mengetahui kedudukan peradilandalam lembaga kenegaraan.
d. Mengetahui peranan atau tugas dan fungsi lembaga peradilan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alat-Alat Penegak Hukum


1. Polisi
Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga
polisi sesuai dengan perturan perundang-undangan. Sebagai alat Negara,
kepolisian secara umum memiliki fungsi dan tugas pokok antara lain: memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Di bidang penegakan hukum secara khusus kepolisian bertugas melakukan
penyidikan dan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai hukum acara
pidana dan peraturan perundang-undangan.
2. Jaks
Kejaksaan sebagai salah satu institusi penegak hukum merupakan komponen dari
salah satu elemen dari system hukum.Secara universal kejaksaan diberikan
kewenangan melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan dan tugas-
tugas lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Sebagai salah komponen dari
salah satu elemen system hukum, kejaksaan mempunyai posisi sentral dan peranan
yang strategis karena berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan
dan proses pemeriksaan di persidangan, di samping sebagai pelaksana penetapan
dan keputusan pengadilan.
3. Pengacara (Advokat)
Advokat adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi bantuan di bidang hukum
baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya, baik berupa nasehat
(konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar
pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentigan hukum klien nya.
Adapun tugas dari pengacara secara khusus adalah membuat dan mengajukan
gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera
disidangkan atau diputuskan perkaranya dan sebagainya.

2
Di samping itu, pengacara bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran
dan tidak boleh memutar balikkan peristiwa demi kepentingan klien nya agar klien
nya menang dan bebas.
4. Hakim
Hakim merupakan aparat penegak hukum yang selalu terkait dalam proses
semua perkara, bahkaan hakimlah yang memberikan putusan, yang menentukan
hukumnya, terhadap setiap perkara. Karena itulah selalu dikatakan, bahwa hakim
dan pengadilan merupakan benteng terakhir untuk menegakkan hukum dan
keadilan.
Tugas hakim pada umumnya adalah melaksanakan hukum dalam hal konkrit ada
tuntutan hak, yaitu tindakan yang bertujuan memperoleh perlindungan hukum
yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah “Eigen Rechting” atau tindakan
menghakimi sendiri. Jadi kalau ada tuntutan hak yang konkrit atau peristiwa yang
diajukan kepada hakim, barulah hakim melaksanakan hukum.

B.Pengertian Peradilan
Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di Pengadilan
yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara
dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto” (hakim
menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan
kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin
ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan
oleh hukum formal.
Istilah Peradilan dan Pengadilan adalah memiliki makna dan pengertian yang
berbeda, perbedaannya adalah :
Peradilan dalam istilah inggris disebut judiciary dan rechspraak dalam bahasa
Belanda yang maksudnya adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas
Negara dalam menegakkan hukum dan keadilan
Pengadilan dalam istilah Inggris disebut court dan rechtbank dalam bahasa
Belanda yang dimaksud adalah badan yang melakukan peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.

3
Kata Pengadilan dan Peradilan memiliki kata dasar yang sama yakni “adil” yang
memiliki pengertian:
a. Proses mengadili
b. Upaya untuk mencari keadilan
c. Penyelesaian sengketa hukum di hadapan badan peradilan.
d. Berdasar hukum yang berlaku.

Lembaga Peradilan Indonesia Badan Peradilan yang Berada di bawah Mahkamah


Agung Meliputi badan Peradilan Dalam Lingkungan Peradilan Umum.Peradilan
Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.
Reformasi hukum di bidang lembaga hukum menyeruakdalam penerapan system
peradilan satu atap di Indonesia yang melahirkan amandemen UUD 1945 yakni
pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan dilakukan
oleh sebuah Mahkamah Agung dan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi. Kemudian UU No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
Pasal 10 ayat (2) menyebutkan bahwa badan peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha Negara.
Ke-empat lembaga peradilan tersebut berpuncak di Mahkamah Agung, baik
dalam hal teknis yudisialnya maupun non teknis yudisialnya. Adapun strata ke-
empat lembaga tersebut adalah :
a. Lingkungan peradilan umum terdiri dari Pengadilan Negeri sebagai pengadilan
tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding dan
berpuncak di MA-RI.
b. Lingkungan peradilan agama terdiri dari Pengadilan Agama sebagai pengadilan
tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat
banding dan berpuncak di MA-RI. Adapun Pengadilan Agama yang ada di
provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdasar Keputusan Presiden No. 11 Tahun
2003 diubah menjadi Mahkamah Syar’iyyah, seadangkan Pengadilan Tinggi
Agama Banda Aceh

4
Darussalam diubah menjadi Mahkamah Syar’iyyah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
a. Lingkungan Peradilan militer terdiri dari Mahkamah Militer sebagai pengadilan
tingkat pertama dan Mahkamah Militer Tinggi sebagai pengadilan tingkat
banding dan berpuncak di MA-RI.
b. Lingkungan peradilan tata usaha Negara terdiri dari Pengadilan Tata Usaha
Negara sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara sebagai pengadilan tingkat banding dan berpuncak di MA-RI.

C. Kedudukan Lembaga Peradilan di Indonesia


Lembaga peradilan di Indonesila memiliki kedudukan yang independen yang
tidak memihak, di Indonesia sendiri badan peradilan memiliki beberapa bagian
yang jika dilihat dari lingkup wilayah kontekstualnya. Kedudukan badan
peradilan yang tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi.
1. Mahkamah Agung
Mahkamah agung sebagai pengadilan negara tertinggi berkedudukan
di Ibukota negara, badan peradilan yang lebih rendah yang berada di
bawah Mahkamah Agung adalah:
1. Badan Peradilan Umum
-Pengadilan Tinggi
-Pengadilan Negeri
2. Badan Peradilan Agama
-Pengadilan Tinggi Agama
-Pengadilan Agama
3. Badan Peradilan Militer
-Pengadilan Militer Utama
-Pengadilan Militer Tinggi
-Pengadilan Militer
4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
-Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

5
-Pengadilan Tata Usaha Negara

Dalam melaksanakan tugasnya Mahkamah Agung (MA)


merupakan pemegang kekuasaan kehakiman yang terlepas dari
kekuasaan pemerintah. Kewajiban Dan Wewenang MA menurut
Undang-Undang Dasar 1945 adalah:
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang
 Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
 Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan
rehabilitasi.
2. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi adalah salah satu kekuasaan kehakiman di
Indonesia. Sesuai dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga), kekuasaan
kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi.
a. Hakim Konstitusi
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-
masing 3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan
Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk
1 kali masa jabatan berikutnya.
Sejarah berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi diawali dengan
Perubahan Ketiga UUD 1945 dalam Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C,
dan Pasal 7B yang disahkan pada 9 November 2001. Setelah
disahkannya Perubahan Ketiga UUD 1945, maka dalam rangka
menunggu pembentukan Mahkamah Konstitusi, MPR menetapkan
Mahkamah Agung menjalankan fungsi MK untuk sementara
sebagaimana diatur dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945
hasil Perubahan Keempat.

6
DPR dan Pemerintah kemudian membuat Rancangan Undang-
Undang tentang Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui
pembahasan mendalam, DPR dan Pemerintah menyetujui secara
bersama Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi pada 13 Agustus 2003 dan disahkan oleh
Presiden pada hari itu. Dua hari kemudian, pada tanggal 15
Agustus 2003, Presiden mengambil sumpah jabatan para hakim
konstitusi di Istana Negara pada tanggal 16 Agustus 2003.
3. Badan Peradilan Umum
Peradilan umum adalah badan peradilan yang mengadili rakyat
indonesia pada umumnya atau rakyat sipil badan peradilan umum terbagi
kedalam du bagian yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri.
a. Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota
Provinsi sebagai Pengadilan Tingkat Banding terhadap perkara-
perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri. Pengadilan Tinggi
juga merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir mengenai
sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah
hukumnya.
Susunan Pengadilan Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang
dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Pengadilan
Tinggi terdiri atas Pimpinan (seorang Ketua PT dan seorang Wakil
Ketua PT), Hakim Anggota.
b. Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri (biasa disingkat: PN) merupakan sebuah
lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan
Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya.Daerah hukum Pengadilan
Negeri meliputi wilayah Kota atau Kabupaten, susunan Pengadilan
Negeri terdiri dari Pimpinan (Ketua PN dan Wakil Ketua PN),

7
Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita. Pengadilan
Negeri di masa kolonial Hindia Belanda disebut landraad.

2. Badan Peradilan Agama


Peradilan agama adalah peradilan agama islam. Tugas dan
wewenangnya adalah memeriksa dan memutus sengketa antara orang-
orang yang beragama islam mengenai bidang hukum perdata tertentu
yang diputus berdasar syariat Islam.
a. Pengadilan Tinggi Agama
Pengadilan Tinggi Agama merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota
Provinsi. Sebagai Pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan Tinggi
Agama memiliki tugas dan wewenang untuk mengadili perkara
yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat
banding.
Selain itu, Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang
untuk mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa
kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah
hukumnya.
Pengadilan Tinggi Agama dibentuk melalui Undang-Undang
dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Susunan
Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan (Ketua dan Wakil
Ketua), Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
b. Pengadilan Agama
Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) merupakan sebuah
lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang
berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sebagai Pengadilan
Tingkat Pertama, Pengadilan Agama memiliki tugas dan
wewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang:

8
 Perkawinan
 warisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan
hukum Islam
 wakaf dan shadaqah
 ekonomi syari’ah
Pengadilan Agama dibentuk melalui Undang-Undang dengan
daerah hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan
Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan (Ketua PA dan Wakil
Ketua PA), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita.
3. Badan Peradilan Militer
Peradilan militer adalah peradilan yang mengadili anggota-anggota
atau TNI yang meliputi angkatan darat, angkatan laut dan angkatan
udara. Lingkungan peradilan militer meliputi:
a. Peradilan militer
Peradilan Militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah
Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman mengenai
kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana militer.
Pengadilan Militer adalah peradilan tingkat pertama yang
mengadili kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh TNI
yang berpangkat Kapten ke bawah.
Nama, tempat kedudukan, dan daerah hukum Pengadilan Militer
ditetapkan melalui Keputusan Panglima. Apabila perlu, Pengadilan
Militer dapat bersidang di luar tempat kedudukannya bahkan di
luar daerah hukumnya atas izin Kepala Pengadilan Militer Utama
b. Pengadilan Militer Tinggi
Pengadilan Militer Tinggi merupakan badan pelaksana kekuasaan
peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang
bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat pertama
perkara pidana yang terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat
Mayor ke atas.
Selain itu, Pengadilan Militer Tinggi juga memeriksa dan memutus
pada tingkat banding perkara pidana yang telah diputus oleh
Pengadilan Militer dalam daerah hukumnya yang dimintakan

9
banding. Pengadilan Militer Tinggi juga dapat memutuskan pada
tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili
antara Pengadilan Militer dalam daerah hukumnya.
c. Pengadilan Militer Utama
Pengadilan Militer Utama merupakan badan pelaksana kekuasaan
peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang
bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat banding
perkara pidana dan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata yang
telah diputus pada tingkat pertama oleh Pengadilan Militer Tinggi
yang dimintakan banding.
Selain itu, Pengadilan Militer Utama juga dapat memutus pada
tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang wewenang
mengadili antar Pengadilan Militer yang berkedudukan di daerah
hukum Pengadilan Militer Tinggi yang berlainan, antar Pengadilan
Militer Tinggi, dan antara Pengadilan Militer Tinggi dengan
Pengadilan Militer.
Kedudukan
Pengadilan Militer Utama berada di ibu kota negara yang daerah
hukumnya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.
Pengadilan Militer Utama melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan Pengadilan
Militer, Pengadilan Militer Tinggi, dan Pengadilan Militer
Pertempuran di daerah hukumnya masing-masing.
Susunan Persidangan
Dalam persidangannya, Pengadilan Militer Utama dipimpin 1
orang Hakim Ketua dengan pangkat minimal Brigadir Jenderal
atau Laksamana Pertama atau Marsekal Pertama, kemudian 2
orang Hakim Anggota dengan pangkat paling rendah adalah
Kolonel yang dibantu 1 orang Panitera (minimal berpangkat Mayor
dan maksimal Kolonel).
4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
a. Pengadilan Tata Usaha Negara

10
Pengadilan tata usaha negara adalah badan peradilan yang
mengadili perkara-perkara yang berhubungan dengan administrasi
pemerintahan.
Masalah-masalah yang menjadi jangkauan PTUN :
 Bidang sosial, yaitu gugatan atau permohonan terhadap
keputusan administrasi tentang penolakan permohonan surat
izin
 Bidang ekonomi, yaitu gugatan atau permohonan yang
berkaitan dengan perpajakan, merk, agraria, dsb.
 Bidang Function Publique, yaitu gugatan atau permohonan
yang berhubungan dengan status atu kedudukan seseorang.
Contoh bidang kepegawaian, pemecatan (PHK) dll.
 Bidang Hak Asasi Manusia, yaitu gugatan atua permohonan
yang berkaitan dengan pencabutan hak milik seseorang serta
penangkapan dan penahanan yang tidak sesuai dengan
prosedur hukum
b. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN)
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) merupakan
sebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara yang berkedudukan di ibu kota Provinsi. Sebagai
Pengadilan Tingkat Banding, Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa dan
memutus sengketa Tata Usaha Negara di tingkat banding.
Selain itu, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara juga bertugas dan
berwenang untuk memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan
terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan Tata
Usaha Negara di dalam daerah hukumnya.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dibentuk melalui Undang-
Undang dengan daerah hukum meliputi wilayah Provinsi. Susunan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara terdiri dari Pimpinan (Ketua
PTTUN dan Wakil Ketua PTTUN), Hakim Anggota, Panitera, dan
Sekretaris.
c. Visum Et Repertum

11
Visum et repertum disingkat VeR adalah keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang
mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup
atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia,
berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk
kepentingan peradilan.
Jenis VeR pada umumnya adalah:
 VeR perlukaan (termasuk keracunan)
 VeR kejahatan susila
 VeR jenazah
 VeR psikiatrik
Ada lima bagian tetap dalam laporan Visum et repertum,
yaitu:
 Pro Justisia. Kata ini diletakkan di bagian atas untuk
menjelaskan bahwa visum et repertum dibuat untuk tujuan
peradilan. VeR tidak memerlukan materai untuk dapat
dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum.
 Pendahuluan. Kata pendahuluan sendiri tidak ditulis dalam
VeR, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat-kalimat
di bawah judul. Bagian ini menerangkan penyidik
pemintanya berikut nomor dan tanggal, surat permintaannya,
tempat dan waktu pemeriksaan, serta identitas korban yang
diperiksa.
 Pemberitaan. Bagian ini berjudul "Hasil Pemeriksaan", berisi
semua keterangan pemeriksaan. Temuan hasil pemeriksaan
medik bersifat rahasia dan yang tidak berhubungan dengan
perkaranya tidak dituangkan dalam bagian pemberitaan dan
dianggap tetap sebagai [[rahasia kedokteran].
 Kesimpulan. Bagian ini berjudul "kesimpulan" dan berisi
pendapat dokter terhadap hasil pemeriksaan.
 Penutup. Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat
baku "Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan

12
sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan
mengingat sumpah sesuai dengan kitab undang-undang
hukum acara pidana/KUHAP".
Dalam KUHAP pasal 186 dan 187.
Pasal 186: Keterangan ahli adalah apa yang seorang
ahli nyatakan di sidang pengadilan.
Pasal 187(c): Surat keterangan dari seorang ahli yang dimuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau
sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya.
Kedua pasal tersebut termasuk dalam alat bukti yang sah
sesuai dengan ketentuan dalam KUHAP.

2.4 Peranan Atau Tugas Dan Fungsi Lembaga Peradilan


1. Pengadilan Negeri (Pengadilan Tingkat Pertama)
a. Fungsi Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berfungsi memeriksa tentang sah tidaknya suatu
penangkapan atau penahanaan yang diajukan tersangka, keluarga
atau kuasa hukumnya kepada ketua Pengadilan dengan
menyebutkan alasan-alasannya.
b. Wewenang Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan memutuskan
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU.
2. Pengadilan Tinggi (Pengadilan Tingkat Kedua/Banding)
a. Fungsi Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut :
 Merupakan pimpinan bagi pengadilan-penjgadilan negeri
didalam wilayah hukumnya.
 Melakkan pengawasan terhadap jalannya peradilan di daerah
hukumnya dan menjaga supaya diselesaikan dengan seksama
dan sewajarnya.
 Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan
negeri di daerah hukumnya.

13
 Untuk kepentingan negara dan keadilan. Pengadilan Tinggi
dapat memberi peringatan, teguran dan petunjuk yang
dipandang perlu kepada pengadilan negeri dalam daerah
hukumnya.
b. Wewenang Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi mempunyai wewenang antara lain :.
 Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri
dalam daerah hukumny yang dimintakan bandinng.
 Memerintahkan pengiriman berjas-berkas perkara dan surat-
surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan
para hakim.

3. Pengadilan Mahkamah Agung


a. Fungsi Mahkamah Agung
Mahkamah Agung mempunyai fungsi, antara lain :
 Merupakan lembaga pengadilan tertinggi untuk semua
lingkungan peradilan dan memberi pimpinan kepada
pengadilan-pengadilan yang bersangkutan.
 Melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya
peradilan disemua lingkungan peradilan di seluruh
Indonesia dan menjaga upaya peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
 Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan
para hakim di semua lingkungan pengadilan
 Untuk kepentingan negara dan keadilan MA memberi
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang
perlu.
b. Wewenang Mahkamah Agung
Mahkamah Agung mempunyai wewenang antara lain :.
 Mengadili semua perkara yang dimintakan kasasi
 Meminta keterangan dari semua pengadilan di
lingkungan peradilan

14
4. Mahakamah Konstisusi
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan
Wewenang Mahkamah Konstitusi adalah:
 Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
 Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD 1945. Ketua Mahkamah
Konstitusi
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim
Konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun.

2.5 Perangkat Atau Alat Kelengkapan Lembaga Peradilan


Perangkat atau alat kelengkapan lembaga peradilan meliputi
a. Polisi
b. Panitera
c. Hakim
d. Penasehat Hukum
e. Jaksa
f. Saksi

15
BAB III
KESIMPULAN

1. Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di


Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan
mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum.
2. Pengadilan dalam istilah Inggris disebut court dan rechtbank dalam bahasa
Belanda yang dimaksud adalah badan yang melakukan peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
3. Lembaga Peradilan di Indonesia
Badan Peradilan yang tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agungdan
Mahkamah konsitusi, sedangkan Badan Peradilan yang lebih rendah yang
berada di bawah Mahkamah Agung adalah :
1. Badan Peradilan Umum
- Pengadilan Tinggi
- Pengadilan Negeri
2. Badan Peradilan Agama
- Pengadilan Tinggi Agama

16
- Pengadilan Agama
3. Badan Peradilan Militer
- Pengadilan Militer Utama
- Pengadilan Militer Tinggi
- Pengadilan Militer
4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
- Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
- Pengadilan Tata Usaha Negara

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawir. 1996. Al-Munawwir (Kamus Arab-Indonesia). Jakarta:


Balai Pustaka

Abdul Mujib Mabruri Thalhah Sapiah AM. 1994. Kamus Istilah Fikih, Jakarta: PT
Pustaka Firdaus.

Kamus Tim Penyusun Kamus Pusat Peminaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia. 1996. Jakarta: Balai pustaka.

S, Daryanto S. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

http://badik-rahmawati.blogspot.co.id/2014/02/lembaga-peradilan-di-indonesia.html

http://rasyidalmurtadlo.blogspot.co.id/2012/12/lembaga-peradilan.html

17

Anda mungkin juga menyukai