Lembaga pesantren ini dibagun di atas tiga pilar, yaitu pilar guru atau kiai, pilar murid
atau santri, dan pilar masjid atau pondok sebagai pusat kegiatannya. Ketiganya
membentuk satu kesatuan yang biasa disebut pesantren.
Apabila disebut istilah pesantren, yang terbayang kemudian adalah sebuah
lembaga pendidikan. Dan memang pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua
khas Jawa. Lembaga ini warisan para wali penyebar Islam di Indonesia. Berbeda dengan
lembaga pendidikan lainnya, pesantren memiliki beberapa kekhasan. Antara lain, santri
atau alumni pesantren, umumnya adalah orang yang bisa mengaji dan ngalim atau
memiliki etika Islam-kebangsaan yang kental.
Kata kunci yang membedakan lembaga pendidikan ini dengan yang lain antara
lain terletak pada peran dan fungsinya yang bukan sekadar lembaga transfer
pengetahuan. Lebih dari itu, pesantren mengajarkan moral dan etika kehidupan serta
keteladanan dalam pergaulan di tengah masyarakat.
Luasnya pembicaraan kita di atas, tulisan ini hanya akan membicarakan salah
satu pilar pesantren, yaitu santri dengan berbagai karakter yang membentuknya. Tentu
terlalu singkat dan tidak begitu komprehensif, akan tetapi insya Allah dapat memberi
sedikit gambaran bagaimana mestinya berkarakter sebagai santri.
Tulisan singkat ini disampaikan Gus Hilmy pada “Pekan Ta’aruf 2010 PP. Al-Munawwir
Komplek L Krapyak Yogyakarta”, 24 Oktober 2010 M./23 Dzul-Qa'dah 1431 H. dengan
tema: Peran Strategis Pesantren Dalam Membentuk Karakter Bangsa.